BAB 12 kematian

pak Tohir terus saja memegangi dadanya yang terasa semakin sakit, tanpa terasa ia sudah terkulai lemas di dekat Zahra

Zahra baru sadar bahwa bapaknya seperti menahan sakit sampai dia tidak sadarkan diri

"pak..." bapak kenapa"? tanya Zahra panik sambil bersimpuh di dekat bapaknya, Zahra semakin histeris melihat pak Tohir sudah tak sadarkan diri, dia terus menggoyang-goyangkan tubuk pak Tohir

"pak.." sadar pak,! jangan tinggalkan Zahra pak,! ucap Zahra sambil terisak , beberapa tetangga datang tergopoh-gopoh karna mendengar Zahra yang menangis histeris

"Ra...,ada apa"Ra,? tanya warga sambil mengetuk pintu rumah Zahra, Zahra yang mendengar warga mengetuk pintu segera ia keluar sambil menangis untuk membuka pintu

"tolong pak...! ucap Zahra setelah membuka pintu

"apa yang terjadi Ra"? tanya warga panik

"bapak pingsan, jawab Zahra sambil berlari ke arah kamarnya, tetangga yang mendengar pak Tohir pingsan, mereka semua berlari mengikuti Zahra kedalam kamar

"astaghfiruallah hal adzim, apa yang terjadi sama bapak kamu Ra" tanya salah satu dari mereka.

lalu mereka mengangkat tubuh pak Tohir membaringkannya di atas tempat tidur salah satu dari mereka memeriksa denyut nadi pak Tohir

"innalillahiwainnailaihirojiun,

ucap salah satu tetangga, membuat Zahra semaki histeris ahirnya Zahra terkulai lemas tak sadarkan diri di dekat tubuh pak Tohir yang terbujur kaku, Zahra di ankat oleh beberapa warga dan di bawa keluar dari kamar

suasana semakin memprihatinkan saat Zahra mulai tersadar

dia kembali histeris saat mengingat bapaknya sudah tiada

pak Tohir memang mempunyai riwayat penyakit jantung,tapi penyakitnya tak pernah kambuh karna Zahra selalu menjanga kesehatan bapaknya dengan menjaga perasaat dan pikiran bapaknya

Zahra begitu terpukul dengan kata talak yang Adam ucapkan sehingga dia lupa akan kesehatan bapaknya

Zahra semakin tergugu di samping pak Tohir hatinya begitu hancur ketika melihat bapaknya terbujur kaku

"Zahra mau ikut pak....' tangis Zahra pilu," Zahra sudah tidak punya siapa-siapa lagi pak....! ucap Zahra, membuat warga yang mendengar ikut menitikan air mata

"kamu yang sabar Ra" kasihan bapakmu kalau dia melihatmu seperti ini dia tidak akan tenang di alam sana, ucap salah satu dari mereka mencoba menenangkan Zahra

para tetangga bergotong royong untuk memandikan dan mengubur pak Tohir

"maaf kan Zahra pak" karna Zahra belum sempat membahagiakan bapak, ucap Zahra sambil mengusap nisan pak Tohir

"Zahra sendirian pak, pada siapa lagi Zahra akan bercerita pak" hanya bapak yang Zahra miliki, ucap Zahra di sela tangis pilunya

semua tetangga iba melihat Zahra menangis sambil memeluk nisan bapaknya

"kamu yang sabar ya Ra, ucap salah satu tetangga sambil mengusap pundak Zahra, tangisan Zahra begitu memilukan membuat para tetangga yang mendengar juga menitikan air mata

"ayo nak kita pulang, ucap paman Zahra yaitu pak Lukman adik kandung pak Tohir yang tak lain adalah bapaknya Anton beberapa tetangga ikut membujuk Zahra ahirnya Zahra mau pulang bersama pamannya.

begitu cepat waktu berlalu kini sudah hari ke tujuh tahlilan yang di gelar di rumah Zahra

saat Zahra duduk di teras rumah, tiba-tiba ada sebuah mobil masuk ke pekarangan rumahnya, ia tidak tau siapa yang datang

tiga orang keluar dari dalam mobil, hati Zahra mulai bergemuruh saat tau siapa yang datang

" assalamualaikum, ucap salah satu dari mereka, yang tak lain adalah Adam suami Zahra, lebih tepatnya mantan suami.

Zahra tak mampu menjawab salam dari Adam, dia hanya tertengung di tempatnya bahkan matanya mulai berkaca-kaca

" waalaikumsalam, ucap Zahra setelah begitu lama terdiam di tempatnya.

"bagaimana kabar kamu Ra,? tanya Adam lembut

"aku baik mas, bahkan lebih baik, ucap Zahra begitu tenang

bahkan Zahra tidak mempersilahkan mereka masuk ataupun duduk, pak lukman yang melihat ada tamu segera ia keluar dan menyapa Adam dan keluarganya

"wah..! ternyata ada tamu, ucap pak lukman ramah, mari silahkan masuk pak, ucap pak lukman mempersilahkan.

"maaf pak, saya turut berduka atas meninggalnya bapak Tohir, ucap ayah Adam hati-hati.

"kakak saya meninggal karna mendengar nak Adam telah menalak Zahra, jantungya tiba-tiba kumat dan dia telah tida, ucap pak lukman begitu tenang.

"tapi masih ada yang mengganjal dalam hati saya, kenapa tiba-tiba nak Adam menalak Zahra,? tanya pak lukman sambil menatap Adam penuh kekecewaan

Zahra hanya menundukkan kepalanya, ia tak sanggup bertanya apapun pada Adam

"maafkan saya pak, jawab Adam sambil menunduk

"saya melakukan ini karna terpaksa, saya telah melakukan kesalahan yang sangat besar dan saya harus bertanggung jawab atas kesalahan itu.

Zahra semakin menunduk, air mata yang sejak tadi dia tahan kini tumpah sudah membasahi hijab yang ia kenakan tubuhnya bergetar menahan agar tidak terisak di hadapan Adam, dia tidak ingin terlihat lemah di hadapan Adam dan keluarganya

"dan saya menerima perceraian ini, ucap Zahra menyela pembicaraan Adam dan pamannya.

Adam yang sejak tadi menunduk langsung mendongakkan kepalanya terkejut dengan perkataan Zahra, dia tidak menyangka Zahra akan setegar itu

"aku menerima perceraian ini karna aku bukanlah wanita yang sempurna, aku menikah denganmu untuk melengkapi hidup mencari ridho dari sang ilahi.

"tapi bukan disi bukan pula bersamamu, cinta ini sudah mati mas, ucap Zahra di sela tangisnya

sungguh hati Adam bagai di remas mendengar perkataan Zahra yang sudah tidak mencintainya lagi

"maksud kedatangan kami ke sini hanya untuk mengantarkan surat cerai ini supaya di tanda tangani oleh Zahra, ucap ayah Adam tanpa merasa bersalah

segera dia menyodorkan surat itu pada Zahra, Zahra segera mengambil dan menandatangani tanpa berpikir lagi, bagi Zahra cintanya sudah mati terkubur bersama kepergian bapaknya yang sangat ia cintai

dari tadi pak lukman hanya diam mendengarkan setiap keputusan Zahra

"jika nak Adam dan keluarga sudah tidak ada lagi yang mau di bicarakan, bisakah tinggalkan rumah ini karna kami mau istirahat, ucap pak lukman mengusir secara tidak langsung

Adam dan keluarga mulai beranjak dari duduknya dengan perasaan bersalah tapi Adam tak bisa beruat apa-apa,

betapa Adam merindukan istri yang selama ini ia tinggalkan. kini dia menghampiri Zahra untuk berpamitan

"aku pulang Ra, ucap Adam sambil menyodorkan tangannya pada Zahra, tapi Zahra tidak menerima uluran tangan Adam dia lebih memilih melipat kedua tangannya di depan dada, tanda perpisahan dengan mantan suaminya

"maaf mas kita bukan muhrim, ucap Zahra yang mampu membuat hati Adam bagai di tusuk sebuah belati.

Adam hanya mampu memandang wajah Zahra sebelum dia keluar , ada rasa rindu yang begitu dalam yang Adam rasakan tapi dia tak mampu untuk mengutarakannya.

Terpopuler

Comments

Elly Rasmanawati

Elly Rasmanawati

adam kau suami yg munafik,sama aldi kamu bisa ceramahin tapi diri kamu srndiri begonya kelewatan,bodoh makah diatas bodoh dan bego..

2025-01-09

0

Suyati

Suyati

emang enak dam

2024-12-17

0

Sandisalbiah

Sandisalbiah

rindu... hah...

2024-11-23

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 pernikahan
2 BAB 2 jalan buntu
3 Bab 3 perpisahan
4 BAB 4 Tanda lahir
5 BAB 5 Teman
6 BAB 6 Awal hancurnya pernikahan
7 BAB 7 kesalahan fatal
8 BAB 8 penyesalan
9 Bab 9 Hamil
10 BAB 10 pernikaha 2
11 BAB 11 TALAK
12 BAB 12 kematian
13 BAB 13 Rahasia
14 BAB 14 Jakarta
15 Bab 15 Rumah keluarga Bagaskara
16 BAB 16 pertemuan
17 BAB 17 Bayangan
18 BAB 18 Jatuh cinta
19 BAB 19 Pekerjaan
20 BAB 20 pertemuan tak terduga
21 BAB 21 Sekretaris
22 BAB 22 nasi goreng
23 BABA 23 menjaga jarak
24 BAB 24 Sholat berjemaah
25 BAB 25 Satu mobil
26 BAB 26 semakin menjauh
27 BAB 27 pertemuan keluarga
28 BAB 28 makan malam
29 BAB 29 Rasa yang aneh
30 BAB 30 Kantin kantor
31 BAB 31 Teman baru
32 BAB 32 menunggu jawaban
33 BAB 33 kabar baik
34 BAB 34 kecelakaan
35 BAB 35 Kritis
36 BAB 36 orang tua / visual
37 BAB 37 Rencana pertunangan
38 BAB 38 Pulang ke rumah
39 BAB 39 Cemburu
40 BAB 40 Hari pertunangan
41 BAB 41 Sama2 sakit
42 BAB 42 Kecelakaan
43 BAB 43 Bertemu Adit
44 BAB 44 Cinta yang terluka
45 BAB 45 Minta maaf
46 BAB 46 Al sakit
47 BAB 47 Adam pergi
48 BAB 48 Rencana pernikahan
49 BAB 49 Persiapan pernikahan
50 BAB 50 Hari pernikahan
51 BAB 51 Resepsi
52 BAB 52 Malam pertama
53 BAB 53 Mengetahui segalanya
54 BAB 54 Hampir saja
55 BAB 55 Terpaksa meninggalkan Zahra
56 BAB 56 Menyusul Al ke singapura
57 BAB 57 Malam yang indah
58 BAB 58 Kesal
59 BAB 59 Pulang ke rumah
60 BAB 60 Semakin mesra
61 BAB 61 Rumah baru
62 BAB 62 Hilangnya kepercayaan
63 BAB 63 Zahra pergi
64 BAB 64 Kehilangan Zahra
65 BAB 65 Kenangan tentang Zahra
66 BAB 66 Zahra hamil
67 BAB 67 6 Tahun kemudian
68 BAB 68 Kebohongan Adit
69 BAB 69 Kebohongan Adit 2
70 BAB 70 Ikatan batin
71 BAB 71 Darah daging ku
72 BAB 72 Pertemuan dengan Al
73 BAB 73 Nikah ulang
74 BAB 74 Melepas rindu
75 BAB 75 BUKA PUASA
76 BAB 76 Mengulang kemesraan
77 BAB 77 Mengunjumgi orang tua
78 BAB 78 Kangen kamu
79 BAB 79 Kedatangan Intan
80 BAB 80 Tamparan untuk Adit
81 BAB 81 Zahra hamil
82 BAB 82 Ngidam
83 Pengumuman novel baru
84 BAB 83 Adik yang lucu
Episodes

Updated 84 Episodes

1
BAB 1 pernikahan
2
BAB 2 jalan buntu
3
Bab 3 perpisahan
4
BAB 4 Tanda lahir
5
BAB 5 Teman
6
BAB 6 Awal hancurnya pernikahan
7
BAB 7 kesalahan fatal
8
BAB 8 penyesalan
9
Bab 9 Hamil
10
BAB 10 pernikaha 2
11
BAB 11 TALAK
12
BAB 12 kematian
13
BAB 13 Rahasia
14
BAB 14 Jakarta
15
Bab 15 Rumah keluarga Bagaskara
16
BAB 16 pertemuan
17
BAB 17 Bayangan
18
BAB 18 Jatuh cinta
19
BAB 19 Pekerjaan
20
BAB 20 pertemuan tak terduga
21
BAB 21 Sekretaris
22
BAB 22 nasi goreng
23
BABA 23 menjaga jarak
24
BAB 24 Sholat berjemaah
25
BAB 25 Satu mobil
26
BAB 26 semakin menjauh
27
BAB 27 pertemuan keluarga
28
BAB 28 makan malam
29
BAB 29 Rasa yang aneh
30
BAB 30 Kantin kantor
31
BAB 31 Teman baru
32
BAB 32 menunggu jawaban
33
BAB 33 kabar baik
34
BAB 34 kecelakaan
35
BAB 35 Kritis
36
BAB 36 orang tua / visual
37
BAB 37 Rencana pertunangan
38
BAB 38 Pulang ke rumah
39
BAB 39 Cemburu
40
BAB 40 Hari pertunangan
41
BAB 41 Sama2 sakit
42
BAB 42 Kecelakaan
43
BAB 43 Bertemu Adit
44
BAB 44 Cinta yang terluka
45
BAB 45 Minta maaf
46
BAB 46 Al sakit
47
BAB 47 Adam pergi
48
BAB 48 Rencana pernikahan
49
BAB 49 Persiapan pernikahan
50
BAB 50 Hari pernikahan
51
BAB 51 Resepsi
52
BAB 52 Malam pertama
53
BAB 53 Mengetahui segalanya
54
BAB 54 Hampir saja
55
BAB 55 Terpaksa meninggalkan Zahra
56
BAB 56 Menyusul Al ke singapura
57
BAB 57 Malam yang indah
58
BAB 58 Kesal
59
BAB 59 Pulang ke rumah
60
BAB 60 Semakin mesra
61
BAB 61 Rumah baru
62
BAB 62 Hilangnya kepercayaan
63
BAB 63 Zahra pergi
64
BAB 64 Kehilangan Zahra
65
BAB 65 Kenangan tentang Zahra
66
BAB 66 Zahra hamil
67
BAB 67 6 Tahun kemudian
68
BAB 68 Kebohongan Adit
69
BAB 69 Kebohongan Adit 2
70
BAB 70 Ikatan batin
71
BAB 71 Darah daging ku
72
BAB 72 Pertemuan dengan Al
73
BAB 73 Nikah ulang
74
BAB 74 Melepas rindu
75
BAB 75 BUKA PUASA
76
BAB 76 Mengulang kemesraan
77
BAB 77 Mengunjumgi orang tua
78
BAB 78 Kangen kamu
79
BAB 79 Kedatangan Intan
80
BAB 80 Tamparan untuk Adit
81
BAB 81 Zahra hamil
82
BAB 82 Ngidam
83
Pengumuman novel baru
84
BAB 83 Adik yang lucu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!