"Mbak ini aku Sandra," Aku memberanikan diri menelpon mbak Ratih.
"Ya dek, ada apa? " jawab mbak Ratih diseberang telpon Sana.
"Aku mau cerita sesuatu mbak, tapi gak bisa lewat telpon, apa mbak ada waktu untuk ketemu aku mbak? " tanyaku lagi.
Mbak Ratih terdiam cukup Lama, baru setelah itu dia menjawab ragu, "bisa aja dek, tapi kamu yang ke kota ya, karena mbak banyak janji Sama klien, jadi nggak ada waktu banyak untuk pulang kampung," jawab mbak Ratih sopan.
"Iya mbak nggak papa, biar aku saja yang ke kota" jawabku.
"Kita ketemu di butik Alexa saja ya Sandra" kata mbak Ratih.
"ok mbak." aku langsung menyetujui nya, karena memang Alexa lah target utama ku.
Akhirnya aku bertemu dengan Alexa, dia terlihat sangat cantik, wajahnya yang setengah bule, tinggi, kulit sao matang dan mempunyai tubuh yang ideal, membuat dia terlihat enak dipandang mata. Kami memasuki butik nya, butiknya tidak terlalu besar tapi rapi berkelas dan sepertinya selalu ramai dikunjungi orang baru.
"Duduk bi" ucap Alexa.
"Makasih ya sayang", aku balas dengan perasaan bahagia, karena meskipun Alexa terkenal dingin, dia sangat menghargai yang lebih tua darinya.
"Bibi janjian ya sama Mommy di butik aku?" tanya Alexa Gamblang, karena dia memang tidak dapat kabar sama sekali sebelumnya.
"Iya nak, bibi pikir Mommy kamu sudah cerita, makanya bibi langsung kesini." jawabku sambil tersenyum.
"Ntar ya bi, aku telpon Mommy dulu." Alexa kemudian melakukan panggilan telpon ke ponsel Mommy nya, tapi sepertinya tidak ada respon dari panggilan telpon Alexa, dan Alexa hanya menghembuskan nafas panjang pertanda dia tidak mau lagi mengulang panggilan telpon ke Mommy nya.
"Gimana sayang? Mommy kamu gak angkat telpon nya?" tanyaku memastikan.
"Ngak bi, seperti biasa Mommy pasti lagi sibuk banget", wajah Alexa sepertinya biasa saja, seakan sudah terbiasa dengan hal ini. Sedikit rasa kasihan, tapi ini kesempatan ku untuk masuk, gumam ku dalam hati.
"Sayang, apa Mommy kamu selalu sibuk seperti ini ya?" tanyaku dengan raut wajah menghiba.
"Iya bi" jawab Alexa datar. Aku lalu mendekat dan duduk tepat disamping Alexa, aku lalu menggenggam tangan mulus itu dan mulai mengusap rambutnya.
"Kamu kesepian ya sayang? " tanyaku dengan keibuan, Alexa hanya tersenyum tipis lalu menggelengkan kepalanya pelan.
"nggak bi," Alexa kembali tersenyum tipis dan berusaha menyembunyikan kesedihan nya. Ini benar-benar kesempatan baik untukku, pikirku.
"Gak papa sayang, biar bibi tunggu Mommy kamu aja, mungkin Mommy kamu lagi sibuk, ntar biar bibi yang telpon Mommy kamu lagi" ucapku menghibur.
"Kamu lanjutkan kerja kamu saja dulu sayang," aku bersikap semanis mungkin.
"Baik bi, bibi mau tunggu Mommy dimana? di rumahkah atau disini saja?" tanya nya padaku.
"Bibi rasa dirumah saja, karena bibi takut mengganggu mu nak" jawabku manis.
Aku yakin dia akan semakin luluh dengan sikap dan perhatian ku.
"Nggak kok bi, bibi nggak ngeganggu bi, Alexa bekerja diruang sebelah, bibi bisa istirahat disini sambil nunggu in mommy." Lalu Alexa keluar dari ruangan dan meninggalkan ku sendirian diruang tamu untuk beristirahat. Karena lelah akupun istirahat sambil memikirkan strategi berikutnya.
"Bi, udah siang nih, kita makan siang dulu yuk," tiba-tiba Alexa masuk dan mengajak aku untuk makan siang.
"Pekerjaan kamu sudah selesai nak? kita makan dimana? tanyaku sambil berdiri dan mendekati Alexa.
"Kita makan siang di restoran seberang aja bi, pekerjaan aku sampai kapanpun belum akan selesai-selesai bi" ucapnya tersenyum manis.
"Kamu bener-bener cantik ya sayang " pujiku. Lalu kami berdua menikmati makan siang direstoran seberang butik nya Alexa.
Restoran nya sangat mewah, pasti hanya orang kaya yang menikmati makanan disini. Aku memang bukan orang kaya, begitu juga dengan mbak Ratih, keluarga besar kami hanya orang sederhana, hanya saja kalau dikampung lumayan terpandang. Aku dan mommy Alexa hanya sepupuan, tapi mbak Ratih anak tunggal, dan usia kami juga hanya beda beberapa tahun. tapi mbak Ratih lebih beruntung dariku, setelah menikah dia merantau kekota besar dengan suaminya dan akhirnya sukses . Jadi harta yang mereka peroleh murni karena kerja keras mereka. Dan ditambah lagi mereka memiliki putri yang sangat cantik. Sedangkan aku tidak diijinkan orang tua ku untuk merantau bahkan suami ku hanya guru ngaji di kampung. Sekarang nasib kami bagaikan bumi dan langit.
"Bibi kenapa?" pertanyaan Alexa membuyarkan lamunanku, aku sudah bosan hidup dalam kesederhanaan karena itu aku berniat mendekati Alexa untuk menikah dengan putra semata wayangku.
"Tidak sayang, tidak kenapa-napa, bibi hanya teringat anak bibi, harusnya bibi bawa dia tadi, biar bibi ada teman, kebetulan dia kuliah disini juga. Dia lelaki yang baik dan penyayang" ucapku untuk mengambil perhatian Alexa.
Sekarang justru Alexa yang terdiam, "kamu kenapa sayang?" sengaja aku bertanya itu sebagai pembuka pembahasan ku untuk tujuanku.
"Gak papa bi, hanya senang saja dengar bibi baru setengah hari di kota tapi sudah ingat anak bibi, sedangkan aku." Ucap Alexa terputus dia meletakan sendok dan garpunya lalu menundukan kepalanya.
Akhirnya sebuah air mata lolos dari sudut mata gadis cantik itu. " kamu kenapa sayang? " aku bertanya seakan tidak tahu apa yang gadis itu alami, sebenarnya aku sangat tau dengan jelas perkembangan hidup nya dan bagaimana dia menjalani hari-hari nya.
Aku sudah lama menunggu hari ini, hari dimana dia sudah dewasa dan siap untuk berumah tangga, meski umurnya belum seberapa. Tapi, dia sudah sukses di usia muda, belum lagi wajah yang cantik dan anak tunggal yang akan mewarisi banyak harta kedua orang tua nya.
Yahh... inilah saatnya aku maju untuk mendapatkan apa yang aku mau, lagipula tak ada ruginya jika anakku menikahi seorang gadis cantik, kaya dan seorang anak tunggal, jadi tidak akan ada perebutan harta. Aku yakin Alexa juga akan mau menerima penawaran pernikahan ini, karena putra ku juga sangat tampan. Dia pemuda paling tampan di kampung kami, hanya saja putraku dua tahun lebih muda dari Alexa.
"Bi... , apakah semua orang tua diluar sana bersikap seperti bibi? atau seperti mommy? karena aku tidak tau apakah Mommy pernah merindukanku? Mommy dan Dad sangat sibuk, kami terkadang hanya berjumpa satu kali seminggu, aku sebenarnya sudah terbiasa, hanya saja mendengar bibi bicara barusan aku jadi teringat Mommy" gadis cantik itu berbicara tidak seperti sebelumnya.
Kali ini dia terdengar sangat sedih, aku lalu memegang tangannya kembali dan berkata seperti seorang ibu yang sangat baik.
"Semua ibu hanya ingin yang terbaik untuk anaknya, mungkin caranya berbeda" perkataanku hanya untuk mengambil hati Alexa agar dia menganggap aku seorang ibu yang baik dan mempunyai putra yang baik juga. Ya... aku sudah berhasil membangun citra yang baik didepannya. Permulaan yang bagus Sandra, kamu memang jago dalam berperan. Batinku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Dwi Winarni Wina
bibinya ada niat jahat sm alexa mau menjodohkan anknya alexa,,,,biar hartanya setelah menikah bisa dikuasai bibinya,,,,, lanjutkan thor......
2023-03-24
0
Thata Chan
bibi nya jahat kah? kok datang2 nawarin jodoh? 🤔
2022-06-19
0
Ami batam
datang datang sudah nawarin jodoh
2022-06-12
0