Seno, di antara mereka bertiga, hanya Seno di sini yang sifatnya lumayan alim. Ingat, lumayan ya bukan alim banget! Sehari-hari Seno bekerja sebagai buruh pabrik. Sebuah prestasi di desanya, karena meski hanya seorang buruh, tidak semua orang bisa di terima di pabrik besar tempat Seno bekerja itu. Meski demikian Seno tidak mau menyombongkan diri. Buruh tetap saja buruh, tidak ada yang istimewa menurutnya.
Sore itu setelah pulang bekerja, Seno menyempatkan diri untuk mampir ke rumah Parto. Lho, kenapa enggak langsung pulang? Dia ingin bertemu Indah. Dengan membawa sebungkus martabak dan segudang cinta katanya. Dia berharap usahanya akan membuahkan hasil. Seno sudah lama menaruh hati pada Indah, itulah sebabnya dia betah berlama-lama menyandang status jomblo. Padahal di tempat dia bekerja, Seno termasuk salah satu target incaran jomblowati. Wajahnya bisa di kategorikan ganteng. Sikapnya juga sangat friendly.
Seno bukan sok jual mahal, tapi dia hanya ingin Indah lah yang menjadi pacar pertama dan terakhirnya. Itupun kalau mereka berjodoh. Kan sudah di bilang dari awal, yang penting yakin dan usaha saja dulu. Urusan jodoh atau tidaknya serahkan kepada Sang Pencipta.
Seno merupakan orang yang mudah akrab, dan ramah kepada siapapun. Hal itu menjadikan banyak gadis menyalah artikan sikapnya. Di kira Seno tukang PHP dan baperin orang, padahal emang iya eh maaf.. enggak. Seno bukan orang yang setega itu obral rayuan ke tiap gadis.
Terus kenapa enggak nembak Indah saja? Ungkapkan rasa yang dia pendam, kenapa memilih mencintai dalam diam, mengagumi bayangan semu, mendamba sesuatu yang sebenarnya bisa di raih?
Sebenarnya Seno sudah pernah mengungkapkan perasaannya kepada Indah tapi, Indah menganggap pernyataan cinta Seno hanyalah guyonan (candaan).
Seno mengutarakan perasaannya waktu menjenguk Parto yang sakit tepatnya tiga bulan lalu. Di samping kandang kambing saat Seno melihat Indah memberi makan ternak milik Bapaknya itu, Seno memberanikan diri mengungkapkan rasanya.
Salah tempat? Iya, mungkin. Saat orang lain berlomba menunjukkan keromantisannya sewaktu akan mengungkapkan perasaan kepada orang yang di suka, Seno malah memilih kandang kambing. Benar-benar langka orang seperti Seno ini.
Flash back tiga bulan yang lalu, saat Seno mengungkapkan rasa ke Indah.
"Ndah.. Lagi ngapain?" Ucap Seno memulai pembicaraan dari hati ke lambung itu.
"Eh Mas Seno, ini lagi ngasih pakan kambingnya Bapak. Kesian dari tadi ko ngembek mulu. Mas Parto kan lagi sakit enggak bisa ngurus kambing dulu" Jawab Indah tanpa rasa sungkan saat Seno menghampirinya. Karena biasanya cewek akan gengsi atau sungkan bila berurusan dengan kambing.
"Sini aku aja Ndah yang ngasih pakan kambingnya, kok aku enggak rela lihat tangan kamu di jilatin kambing jantan itu"
"Hahaha ko Mas Seno tau itu kambing jantan, emang itu kambing bawa tomprang (papan pengumuman) ada tulisannya 'saya kambing jantan' gitu?" Sambil tertawa Indah tetap melanjutkan pekerjaannya tadi.
"Kambingnya ganjen kok Ndah. Tau aja tangan cewek bening, langsung di ciumi"
Indah hanya tersenyum menanggapi perkataan Seno. Setelah acara memberi makan kambing selesai, Indah melangkahkan kakinya menuju rumah. Tapi, Seno menahan Indah dengan memegang tangan Indah.
"Iya.. kenapa Mas Seno?" Tanya Indah karena tidak tahu maksud Seno menghentikan niatnya masuk ke dalam rumah.
"Ndah.. kamu tahu enggak.. aku udah lama suka.."
Embeeeeek
Suara kambing menghilangkan fokus Seno yang ingin mengungkapkan isi hatinya. Dan Indah yang tadinya ikut fokus karena dia pikir Seno ingin bicara serius malah ikutan tertawa saat kalimat Seno di teruskan kambing.
Njiir wedos ra duwe toto kromo (Njiir kambing enggak tahu sopan santun).
"Sik Ndah (Sebentar Ndah), kok mendadak ambyar ya.." Seno bingung mau memulai dari mana.
"Mas Seno mau bilang apa? Ini aku mesti ke dalam lho Mas, cuci tangan. Mas Seno tau sendiri tadi tanganku di jilati kambing kan?"
Seno menarik nafas dan menghembuskan perlahan untuk menghilangkan ketegangan dan perasaan enggak karuan lainnya.
"Ndah.. Aku pengen bilang kalau.. kalau aku udah lama sayang sama kam.."
"Kambingnya udah di kasih makan Ndah?" Terdengar suara Bapak Indah dari dalam rumah.
Wes gagal Sen gagal. Gantung wae nek wit tomat kowe Sen, nembak cewek wae ora pecus. (Wes gagal Sen gagal. Gantung aja di pohon tomat kamu Sen, nembak cewek aja enggak bisa.)
"Sampun Pak (Sudah Pak). Mas Seno maaf, aku tak ke dalam dulu ya" Indah berjalan menuju rumahnya. Seno masih mematung di samping kandang kambing. Dia kesal karena ada saja gangguan yang menggagalkan niatnya untuk mengungkapkan rasa ke Indah.
Dia gagal bilang cinta kan salahnya sendiri. Kalaupun dulu Seno berhasil menyelesaikan kalimatnya, yang ada Indah yang akan menolaknya. Bagi Indah, Seno dan Beni sudah di anggap kakaknya sendiri, sama seperti Parto.
Seno sampai di rumah Indah, dia lebih suka bilang rumah Indah daripada rumah Parto.
"Assalamualaikum"
Seno mengucapkan salam dan menunggu di depan rumah.
"Waalaikumsalam" Jawab Indah membukakan pintu.
Wah ini yang namanya jodoh, pengen ketemu Indah pas banget yang bukain pintu dia.
"Mamas pulang kerja Ndah, salim dulu sini. Nanti abis itu aku cium kening kamu" Ucap Seno tanpa malu. Parto, Seno, dan Beni mereka bertiga memang seperti kekurangan rasa malu di dalam diri mereka.
"Hahaha Mas Seno ada-ada aja, cari Mas Parto ya Mas? Oiya ayo masuk Mas, aku kok lupa ngajak masuk"
"Kamu mau ngajak aku masuk kemana Ndah? Jangan bikin aku travel" Sambil berjalan mengikuti Indah Seno terus-terusan ngoceh enggak jelas.
"Travel? Mas Seno mau ngajak aku jalan-jalan?" Tanya Indah saat mereka sudah duduk di ruang tamu.
Parto keluar dari kamarnya, dengan memakai sarung dia langsung ikut gabung bersama adik dan temannya itu di sana.
"Sen kalau ngomong sama adikku mbok ya pake filter, dia enggak ngerti bahasa sesepuhmu"
"Sesepuh? Siapa To? Sesepuhku kan kamu hahaha"
"Gundulmu, jangan asal mangap kamu. Sesepuhmu kan Mbah Sugi!"
Seno yang mengerti maksud Parto hanya tertawa saja. Sedang Indah yang masih bingung dengan obrolan dua orang jones itu hanya diam, sesekali dia tersenyum karena menganggap obrolan kakaknya dan Seno itu lucu.
"Ndah.. Ini aku beliin martabak buat kamu" Sambil menyerahkan sebungkus martabak telur kepada Indah, Seno tersenyum semanis mungkin yang dia bisa. Indah mengambil bungkusan tersebut dan mengucapkan terimakasih, dia lantas membawa martabak itu ke dapur untuk di pindah ke piring dan di sugatkan (berikan) lagi ke ruang tamu.
"Terus buat aku mana Sen?"
"Buat kamu bungkusnya saja To, ini kresek itemnya tadi belum di bawa Indah ke dalam kan?"
"Balio kowe! (pulang sana!), Siapa yang nyuruh kamu dateng kesini hah?" Emosi Parto mulai di up karena jawaban nyeleneh Seno.
"Hahaha kamu ini jadi orang kok emosian banget to To. Di senggol dikit aja ngambek, lagi pms ya?"
Parto hanya diam, enggak menanggapi perkataan Seno. Sesaat kemudian Indah keluar dari dapur membawa nampan berisi dua gelas kopi dan sepiring martabak dari Seno tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 184 Episodes
Comments
☠ηєтα Rєηαтα 📴
baek2 sama calon kakak ipar sen... biar d restuin
2022-09-07
2
ᵐˢⁱʰ𝐌𝐄n𝐘andang𝐋ab𝐄ʟ𝐍o𝐍a
dasar dudul kau Sen..
mbok yaa cari tempat dan suasana yg mendukung gitu lho.. bknnya malah pilih tempat dket kandang kambing.. mana pas lagi ngasih pakan lagi.. layak dii hiiiiiiihhhh km tuh 🤣🤣🤤
2022-08-27
1
.
enak banget tuh ngopi sambil ngemil martabak
2022-08-11
1