Capek.. Itu yang Parto rasakan saat tiba di rumah. Rombongan emak-emak tadi siang benar-benar membuat Parto sering istighfar dengan segala kelakuan absurd mereka. Sebelum pulang dari acara kondangan, para emak itu meminta Parto berhenti di pasar yang letaknya tak jauh dari tempat pernikahan tersebut. Mereka ingin membeli oleh-oleh buat keluarga mereka di rumah katanya.
"To.. Ayo kamu ikut masuk pasar, ngapain nunggu di situ?" Teguran Mbak Sri membuat Parto beranjak dari kursi kemudinya. Dia berfikir bakal ada semangkok bakso dan segelas es teh yang akan masuk ke kerongkongannya. Karena jujur saja, dia belum makan apapun sedari pagi.
Tapi sungguh kenyataan tak sesuai ekspektasi, Parto diajak ikut berkeliling pasar hanya untuk membantu bawakan barang belanjaan mereka.
Parto merengut (cemberut) sepanjang perjalanan pulang. Sudah capek, lemes, lapar juga.
"Assalamualaikum.."
"Waalaikumsalam, Mas udah pulang? Tadi gimana jalan-jalannya, seru ya Mas? Enak ya jadi supir bisa sering pergi jalan-jalan"
Indah semangat sekali mengintrogasi kakaknya. Dia tidak peduli dengan muka kucel dan dekil yang Parto tunjukkan.
"Ndah masih ada nasi enggak? Aku laper banget"
"Yaah abis Mas, udah tak goreng tadi kok. Lha Mas Parto kan abis jalan-jalan masa kelaparan?"
"Huuft ya udah Ndah, beliin aku mi rebus aja ya. Aku cape banget, mau mandi dulu. Sesi tanya jawabnya nanti saja"
"Iya Mas, mana duitnya?"
"Pake uang kamu dulu Ndah, jasa nyupiri orang kondangan tadi belum dibayar sama yang punya travel"
"Hah? Masa di utang Mas?"
"Wes to Ndah kamu kok cerewet banget kek Mbak Sri, buruan sana ke warung"
"Siap, berangkat!"
Setelah Indah keluar rumah, Parto bergegas mandi. Ia benar-benar lelah, upahnya menjadi supir hari ini pun belum di berikan oleh pemilik travel. Si pemilik travel belum membayar upahnya karena memang belum bertemu dengan Parto. Saat mengembalikan mobil itu ke rumah Pak Agus, pemilik beberapa mobil travel yang sering di sewakan untuk keperluan warga di desanya, ternyata beliau tidak ada di rumah.
Parto sudah mandi, masuk ke kamarnya dan berkaca melihat betapa aach nya dia. Aach yang di maksud adalah aach ko aku biasa aja ya, mandi enggak mandi masih aja kek gini. Kurang bersyukur, mungkin itu kata-kata yang pas untuk menggambarkan sosok seorang Parto.
Masih mending meski belum memiliki pasangan namun, dia memiliki keluarga yang selalu support dia. Mempunyai teman-teman yang ada di dekatnya tanpa memandang dia siapa dan punya apa. Karena memang dia bukan siapa-siapa dan enggak punya apa-apa.
Bukan merendahkan seorang Parto, di balik semua hal nyeleneh yang dia tunjukan, dia adalah seseorang pemuda yang baik. Yang penting baik aja dulu, lainnya nyusul.
Indah pulang dengan membawa mi instan pesanan kakaknya, tanpa di suruh Indah langsung ke dapur dan membuatkan makanan untuk Parto. Setelah matang Indah segera memanggil Parto.
"Mas.. ini mi nya udah jadi ni"
Parto keluar dari kamarnya, memakai baju senada dengan warna kulitnya,hitam. Berjalan menuju dimana arah suara Indah tadi memanggilnya.
"Makasih ya Ndah"
Indah lantas ikut duduk di samping Parto yang asyik menikmati mi rebus hasil karyanya. Tanpa bersuara kedua kakak adik itu menyibukkan diri mereka masing-masing. Parto dengan semangkuk mi rebusnya, dan Indah dengan hapenya.
Tiba-tiba terdengar bunyi motor datang dari kejauhan. Parto sudah bisa menebak siapa pemilik motor dengan knalpot memekakkan telinga itu, Seno siapa lagi.
"Assalamualaikum" Belum sempat ada yang menjawab salam, Seno sudah langsung nyelonong masuk rumah Parto.
"Waalaikumsalam, Eh ada Mas Seno. Tumben Mas main kesini, ada apa?" Indah segera menggeser duduknya dan memilih berdiri saja.
"Ndah enggak tau kenapa waktu namaku kamu sebut dengan panggilan Mas serasa paru-paruku kehilangan semua stok oksigennya. Merinding aku Ndah"
"Hahaha Mas Seno lucu banget sih, pinter ngegombal"
"Sen, kamu boleh ngadalin cewe di luar sana tapi bisa enggak jangan adikku. Di depan mataku kamu ngerayu Indah, cari mati kamu hmm?"
Parto enggak suka Indah dipepet Seno. Seno cuek saja dengan sikap enggak suka yang di tunjukkan Parto. Toh jodoh enggak ada yang tau kan? Yang penting usaha dulu, right?
"Calon kakak ipar makan apa ya? Kok diem-diem aja enggak nawarin aku sebagai tamu merangkap calon adik ipar ini"
"Makan ati"
Indah dan Seno tertawa mendengar jawaban Parto.
"Mas aku ke kamar ya, Mas Seno aku pamit ke kamar ya"
"Iya sayang, tunggu Mas Seno di sana ya. Bentar tak kelarin urusan sama kakak abal-abalmu ini" Jawab Seno sambil mengedipkan sebelah matanya ke arah Indah.
Parto melotot melihat kelakuan Seno. Sedangkan Indah hanya senyum tanpa berucap apapun.
"Opo? Kamu kok hobi banget melototin aku, emang enggak boleh deketin Indah? Mau kamu kekepin sendiri gitu?"
"Kaya Indah mau aja ma kamu, ada apa?"
"Ini orangtuamu kemana To? ko sepi banget"
Seno mencoba mengalihkan obrolan tentang Indah tadi. Seno enggak mau Parto cosplay jadi beruang kutub kalau dirinya terus-menerus membicarakan Indah.
"Enggak tau, aku pulang udah sepi gini. Belum tanya Indah juga"
"To kamu tau enggak.."
"Enggak"
"Bang_ke diem dulu napa, Kamu tau enggak Beni sekarang jomblo" Parto kembali melotot saking enggak percaya akan berita yang di sampaikan Seno.
Dia sedikit menyunggingkan senyum di bibirnya. Iya, dia senang. Senang karena kelakuan Beni minggu pagi tempo hari langsung mendapat kurma instan.
"Ko kamu tau Sen, Mela bosen sama Beni,atau Beni ketauan selingkuh?"
"Beni yang cerita sendiri semalem To. Kesian aku sama dia tapi, ya mau gimana lagi. Mela itu maunya buru-buru ka_win. Dan Beni enggak bisa kalau di desak, dia nunggu Mbak Lulu"
"Bahasamu.. Nikah Sen bukan ka_win. Kamu kira Mela kambing apa?" Keduanya tertawa setelah panjang lebar mengghibah Beni.
Cinta, penderitaannya tiada akhir.
"To, kamu makan mi ko enggak pake ndog (telur)" Seno melihat sisa mi di mangkok yang habis Parto makan tanpa basa-basi menawari Seno.
"Iya, enggak tau orang Indah yang buatin tadi. Habis kali telurnya"
"Oowh kalau Indah yang bikin pantes aja enggak pake telur, dia kan enggak punya"
"Hah?"
"Iya, kalau yang buat tadi kamu.. di rumah ke abisan telur kan bisa pake ndogmu (telurmu)
hahaha mayan To kasih telur dua biar spesial"
"Njiir Sen.. otakmu mikirnya kemana? kebanyakan nonton pilem biru kamu ya, makanya jadi gila kamu"
"Alhamdulillah masalah pilem biru aku udah khatam To, enggak perlu nonton. Bisa langsung praktek hahahaha lagian tipi di rumahku layarnya masih hitam putih enggak ada warna birunya kok"
"Hahahaha kamu idup di jaman batu ya? Orang lain udah pake tipi yang tipis-tipis kamu masih nonton tipi model monoponik"
"Aku cuma melestarikan budaya kita yang hampir punah To"
"Harusnya orang kaya kamu di taruh di museum atau di suaka marga satwa Sen. Biar di jaga kelestariannya"
Dan keduanya asyik dalam obrolan ngalor-ngidul (kanan-kiri) muter-muter enggak tau arah kemana ujungnya. Selalu ada saja hal yang membuat mereka tertawa. Bukankah memang seperti itu harusnya hubungan pertemanan, saling mendukung dan ada satu sama lain.
Terimakasih yang selalu dukung Dfe,
Pokoe aku sayang kelian😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 184 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟηєтα Rєηαтα 📴
seneng bener liat penderita an orang... yg namanya sri bsa demo tuch klo baca cerita ini
2022-09-07
2
🍭ͪ ͩ🍀⃟ᏽꮲ𐑈•ꪀׁꪱ꯱ׁׅ֒꯱ɑׁ🐅⃫⃟⃤
awas mbakk wong pelit kuburane sempittt🏃🏃🏃
2022-08-11
2
🎯™вєуzα😎 ♡⃝ 𝕬𝖋🦄❁︎⃞⃟ʂ
Astogeh emak² nya cerewet banget dah, kasian si Parto😪
2022-08-11
1