Setelah seseorang menyerahkan satu amplop mendominasi berwarna putih pada Sherkan, orang itu keluar secara perlahan dari ruangan kerja khusus milik Sherkan, Sejenak laki-laki itu menarik pelan nafasnya, dia menatap kertas yang dituliskan dengan indah dari tangan seorang perempuan yang telah dia lukai perasaan nya berbulan-bulan yang lalu.
Rasa bersalah yang besar jelas menggelayut di dalam hatinya, bahkan dia tidak berani untuk menolak persyaratan yang di ajukan perempuan itu untuk dirinya.
-Tidak menyentuh nya dalam seumur hidup pernikahan mereka
-Memberikan kebebasan untuk perempuan itu dalam segala hal.
-Membuatkan sebuah ruangan khusus untuk perempuan itu di dalam tempat tinggal mereka.
-Tidak memaksa Perempuan itu untuk menyiapkan segala macam kebutuhan nya.
-Melepaskan perempuan itu di saat ada laki-laki lain yang tepat untuk dirinya.
Syarat terakhir jelas begitu berat, baginya pernikahan ini jelas bukan pernikahan main-main, dia tidak menganggap ini sebagai rasa tanggung jawab atas segala dosa yang dia perbuat, tapi dia benar-benar ingin menikahi perempuan itu atas dasar dia memang menginginkan nya.
Sherkan meletakkan surat tersebut kedalam laci meja, dia memijat-mijat kepalanya untuk beberapa waktu, kemudian Sherkan memutar kursi dimana dia duduk Secara perlahan lantas dia mencoba memejamkan perlahan bola matanya sejenak.
Tanpa dia sadari seseorang masuk kedalam ruangan nya, berjalan mendekati dirinya kemudian menyentuh pelan pundak nya.
"Apa kakak baik-baik saja?"
Suara lembut seseorang mengejutkan Dirinya.
Dia hapal betul suara itu, suara yang begitu dia rindukan belakangan ini.
Alih-alih menoleh atau menjawab, Sherkan secara perlahan menggenggam erat tangan seseorang yang menyentuh pundak nya tersebut.
Sosok ini adalah Satu-satunya orang yang bisa membuat dia kehilangan kendali nya, yang bisa membuat dia menggila bahkan merindu untuk waktu yang begitu lama.
Sherkan masih memejamkan bola matanya, membiarkan sosok itu menyentuh lembut kening nya.
"Kenapa tidak bertindak hati-hati kak?"
Suara lembut itu bertanya pelan, Bisa dia rasakan tangan itu mulai mengobati sisa luka di dahi nya secara perlahan.
Sherkan tidak menjawab pertanyaan dari bibir indah itu sama sekali, dia membuka perlahan bola matanya, menatap sosok seorang perempuan yang begitu dia rindukan.
"Bagaimana dengan keadaan mu hmmm?"
Senyuman manis mengembang indah di Balik wajah perempuan yang berdiri tepat dihadapan nya itu.
"Aku baik-baik saja"
Jawab perempuan itu pelan.
"Kakak belum menjawab pertanyaan ku"
Lanjut perempuan itu lagi.
"Tidak pernah sebaik hari ini"
Jawab Sherkan sambil menelusuri wajah cantik perempuan dihadapan nya itu.
Perempuan itu mencoba meraih sebuah kursi yang terletak tidak jauh dari mereka, memilih duduk di hadapan Sherkan secara perlahan.
"Kenapa melakukan hal seperti itu pada malam itu?"
Tanya perempuan cantik itu tiba-tiba.
"Kakak tahu? aku menjadi merasa bersalah pada Merr bahkan merasa begitu berdosa pada Elvitania"
Sherkan menatap wajah perempuan dihadapan nya itu dengan lekat, dia menyentuh lembut wajah dihadapan nya itu secara perlahan.
"Ini bukan kesalahan kamu, malam itu aku khilaf, aku bertindak diluar kesadaran ku, aku pernah memperingati Britania berkali-kali, tapi aku tidak pernah tahu yang aku hadapi ternyata saudara kembar nya yang menghilang sejak 5 tahun yang lalu, penampilan yang sama cukup menipu ku"
"Tapi kemarahan tidak harus berakhir seperti itu bukan? meskipun malam itu yang ada disana Britania, kakak tidak seharusnya melakukan hal seperti itu"
Perempuan itu bicara dengan bola mata berkaca-kaca, dia protes dengan tindakan gegabah Sherkan.
"Maafkan aku"
Sherkan bicara Dengan jutaan penyesalan nya.
"Merlin benar-benar terluka"
"Tapi sejak awal aku memang tidak pernah mencintai dia, hubungan rumit itu terjalin begitu lama, Violet"
"Kak?!"
Yang dipanggil violet tampak diam.
"Kamu paling tahu siapa yang paling aku cintai bukan?"
Tanya Sherkan tiba-tiba.
Violet menelan Saliva nya, menelisik wajah tampan dihadapan nya untuk beberapa waktu.
"Kamu! tapi itu kemarin,dimasa kini aku pastikan telah melupakan masa lalu, setiap orang punya cinta pertama, dan setiap orang juga punya cinta terakhir bukan?"
Sherkan bertanya sambil melepaskan tangan nya dari wajah Violet.
"Seperti kamu memilih Ghanem, seperti itu aku memilih Elvitania untuk batas titik akhir Ku, aku tidak menyesal melepas Merlin, sejak awal hubungan kami tidak akan berhasil, aku tidak bisa menempatkan hati ku dengan baik di hati nya"
Mendengar ucapan Sherkan, seketika Violet mengerutkan keningnya, seolah-olah perempuan itu menyadari sesuatu soal ucapan laki-laki yang sudah seperti kakak nya sendiri itu.
Kata-kata yang di ucapkan Sherkan tadi *t**api aku tidak pernah tahu yang aku hadapi ternyata saudara kembar nya yang menghilang sejak 5 tahun yang lalu, penampilan yang sama cukup menipu ku* seketika menyadarkan dia soal sesuatu.
"Jangan katakan pada ku jika kakak mengenal Elvitania sebelumnya?"
Tanya Perempuan itu tiba-tiba.
"Penampilan yang sama? bukan kah kata-kata itu terdengar ambigu? kakak pernah bertemu dengan nya di masa lalu?"
Tanya violet lagi.
Sherkan tampak diam sejenak.
"Ya aku mengenalnya, tapi aku tidak pernah menyangka malam itu yang aku hadapi dirinya bukan Britania"
Jawaban laki-laki itu jelas membuat Violet terkejut.
"Ya?"
Perempuan itu membulat kan bola matanya.
"Kakak bilang apa?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 227 Episodes
Comments
Cek Iana
hemmmm,gara2 cinta lh tu JD bodoh si serkhan ini
2024-07-03
0
Qaisaa Nazarudin
Astaga 10 tahun bukan lah waktu yg singkat, dgn mudahnya dia bilang gak pernah mencintai tunangannya.. Kalo emang gak cinta kenapa juga harus memaksa diri dan menahan Merr selama itu??🤦🏻♀️🤦🏻♀️🤦🏻♀️🤦🏻♀️ Pantesan kamu dapat KARMA kek gini, Kamu benar2 GILA..
2023-08-23
0
Qaisaa Nazarudin
Sekarang Violet hidup aman dan bahagia dgn suaminya, Tapi kamu, Hidup dgn penyesalan seumur hidup,Dgn menghadirkan banyak air mata dr orang2 yg tlah kamu sakiti dan kecewakan..
2023-08-23
0