Chapter 12

Benward terlihat tidak sabar, tentu dia tidak sabar karena dia ingin melihat wanita mana yang telah membuat Justin membeli tempat itu dalam sekejap mata. Hal itu tidak pernah dilakukan oleh Justin, dia bahkan termasuk tipe pria pelit dan penuh perhitungan. Justin tidak akan pernah mau mengeluarkan uangnya secara cuma-cuma tapi hari ini, dia membeli tempat Gym itu tanpa pikir panjang. Gadis seperti apa yang telah membuatnya seperti itu?

Karena tempat itu sudah berpindah tangan jadi untuk sementara tempat itu ditutup. Tidak ada yang melakukan kegiatan fitnes, mereka juga harus memperkenalkan diri pada setiap karyawan yang ada di sana tapi sebelum itu, Justin ingin menyambut kedatangan Abi terlebih dahulu.

Tidak saja Ben yang sudah tidak sabar, Justin juga terlihat tidak sabar. Dia bahkan berjalan mondar mandir sambil melihat jam, rasanya ingin menjemput Abi, bagaimanapun menunggu bukanlah kegiatan yang menyenangkan.

Di luar sana, Sarah terlihat bersemangat dibandingkan Abigail. Dia bahkan sudah membayangkan Justin yang tampan membawa mobil sport-nya lalu mengantarnya pulang. Pasti akan sangat keren dan menyenangkan. Mereka sudah berdiri di depan pintu saat itu, Abi tampak ragu karena di depan pintu bertuliskan 'CLOSE' tapi tidak dengan Sarah.

Pintu di dorong hingga terbuka, Sarah mengajak Abi masuk ke dalam tanpa ragu. Mata Abi melihat sana sini, sedangkan Sarah mencari keberadaan Justin.

"Oh my God, Mama Zilla!" ucap Ben spontan saat melihat Abi dan Sarah.

"Ben, sepertinya kau benar-benar sudah bosan tinggal di sini!"

'I'm sorry, eh tunggu dulu! Jangan-jangan mereka yang kau tunggu?" tanya Ben dengan ekspresi tidak percaya.

"Yes, ingat peranmu, Awas jika membuat kesalahan!" ancam Justin, dia beranjak sedangkan Ben seperti orang linglung. Yang Justin tunggu gadis yang kurus itu, bukan? Entah kenapa dia jadi penasaran.

"Justin," Sarah sangat senang melihatnya. Dia bahkan melepaskan tangan Abi dan melangkah dengan cepat menghampiri Justin.

"Justin, kenapa semalam kau tidak kembali ke...," ucapan Sarah terhenti karena Justin mengabaikannya dan melewatinya begitu saja.

Justin menghampiri Abi yang sedang melihat-lihat. Sarah tampak kesal, sedangkan Ben menyeka keringat di dahi yang sebenarnya tidak ada. Oke, dia baru tahu Justin punya selera aneh.

"Hy," sapa Justin basa basi.

"Hy, jadi kau bekerja di sini?" tanya Abi sambil tersenyum manis.

"Yes, kau pasti akan betah berolahraga di sini. Aku jamin."

"Bagaimana jika tidak?"

"Uang kembali seratus persen!" jawab Justin.

Sarah mengepalkan tangannya dengan kuat dan berjalan mendekati Justin dan Abi. Kenapa Justin mengabaikan dirinya?

Ben melihat itu dan menggeleng, sepertinya akan terjadi persaingan sengit.

"Justin, aku juga akan fitnes di sini," ucap Sarah. Dia tersenyum semanis mungkin untuk mencari perhatian.

"Oh ya? Bagus! Kau bisa memberi Abi semangat," jawab Justin enggan.

"Tentu saja, sebagai teman baik aku pasti akan memberikan Abi semangat," ucap Sarah.

"Bagus, aku akan membawa kalian melihat-lihat. Ayo ikuti aku," ajak Justin.

Sarah terlihat senang, dia bahkan memberi kode pada Abi untuk berjalan di belakang. Dia harus mendekati Justin dan menjadikan Justin instruktur fitnes-nya.

"Justin, bagaimana jika kau menjadi instruktur fitnes pribadiku," pinta Sarah.

"Tidak bisa, aku sudah berjanji akan menjadi instruktur fitnes Abi," Justin menghentikan langkah, menoleh ke belakang dan melihat Abi yang berjalan dengan pelan. Abi jadi tidak enak hati, sepertinya tidak seharusnya dia berada di sana.

"Abi bilang dia lebih nyaman dengan instruktur wanita. Benarkan, Abi?" Sarah mendekati Abi dan memegangi tangannya.

"Cepat katakan jika kau butuh instruktur wanita," bisik Sarah dengan pelan.

"Sarah, tidak boleh seperti ini. Semua ini bukan ditentukan olehku," ucap Abi.

"Please, kita sahabat baik bukan?" Sarah memasang wajah memelas. Ini jurus paling ampuh agar Abi tidak bisa menolak.

Justin menggeleng, dia jadi kesal melihatnya. Entah kenapa dia merasa Sarah hanya memanfaatkan Abi saja.

"Sarah, di tempat ini ada peraturan. Tugasku menangani Abi jadi jika kau ingin aku menjadi instrukturmu, besarkan badanmu terlebih dahulu!" ucap Justin.

"What?" Sarah terkejut, "Are you kidding?" tanya Sarah dengan ekspresi wajah tidak percaya.

"Kau bisa protes pada pemilik tempat ini jika kau tidak percaya," ucap Justin seraya melirik ke arah Ben.

Ben menelan ludah mendapat tatapan tajam dari Justin, sial. Dia lupa peran dan lupa dialog. Entah kenapa dia merasa tugas ini lebih berat dari pekerjaannya yang lain. Jangan sampai gaji dipotong dan jangan sampai dia dikirim ke Afrika.

"Hm,. Nona. Pelatih kami banyak di sini, Justin memang bertugas menangani yang berat-berat," ucap Ben tanpa maksud apa-apa tapi dia kembali mendapat tatapan tajam.

Sarah memandangi Ben dari atas sampai ke bawah, apa benar Justin hanya seorang instruktur fitnes? Bagaimana dengan kabar yang dia dengar dari teman-teman saat di acara reuni?

"Aku akan bayar penuh asal Justin jadi instruktur pribadiku," ucap Sarah. Dia tidak boleh menyerah.

"Harus tetap ikuti aturan, Nona. Kau bisa cari tempat lain jika kau tidak puas dengan tempat ini," ucap Ben lagi sambil menyeka keringat yang tidak ada, semoga istrinya tahu jika dia sedang berjuang keras untuknya saat ini. Mereka yang berdebat, dia yang stres.

"Ck, baiklah!" ucap Sarah dengan nada kesal.

Abi diam saja, kenapa Sarah bersikeras? Apa dia menyukai Justin? Entah kenapa dia merasa seperti itu. Padahal Sarah tidak perlu diet tapi ketika mendengar Justin seorang instruktur, Sarah lebih bersemangat dibanding dirinya.

Dengan perasaan kesal. Sarah mengikuti langkah Justin dan juga Abi. Mereka melihat-lihat tempat itu dan tentunya Justin memberikan penjelasan, agar aktingnya nyata dia sudah belajar sedikit mengenai alat-alat berat yang ada di sana.

"Bagaimana Abi, kau bisa langsung mendaftar jadi anggota jika kau tertarik," tanya Justin.

"Tentu saja aku mau, itulah tujuanku datang. Jangan sampai ibuku marah."

"Baiklah, aku tambahkan diskon sepuluh persen lagi."

"Benarkah?" Abi terlihat senang.

"Yes," jawab Justin sambil mengangguk.

"Oke, sepuluh persennya milikku, jadi jangan katakan pada ibuku!"

Justin terkekeh, sebenarnya tidak bayar juga tidak apa-apa. Tapi supaya Abi tidak curiga, terutama Sarah, dia harus memainkan perannya sampai akhir.

Abigail mendaftar menjadi anggota tanpa ragu, tentu dia akan memulai fitnesnya besok. Sarah juga tidak mau ketinggalan, dia juga mendaftar menjadi anggota. Dia benar-benar curiga Justin sedang menipunya, dia harus tahu lebih jauh akan hal itu.

"Ini kartu anggota kalian, Nona-Nona," ucap Ben seraya memberikan kartu anggota pada Sarah dan Abi.

Abi terlihat senang itu karena dia mendapat diskon sepuluh persen lagi, sedangkan Sarah terlihat cemberut karena apa yang dia inginkan tidak tercapai. Walau begitu, dia akan tetap fitnes di tempat itu.

"Sebagai perayaan kalian sudah menjadi anggota baru di tempatku bekerja, bagaimana jika aku traktir makan?" tanya Justin.

"Tidak perlu, kami juga akan pergi makan setelah ini," tolak Abi.

"Ayolah, tidak boleh menolak!" Justin meraih tangan Abi dan membawanya pergi.

"Tunggu, aku ikut!" teriak Sarah seraya mengejar mereka.

Ben menggeleng, sepertinya akan ada tontonan seru di antara mereka nanti. Tapi biarlah, yang penting tugasnya hari ini selesai. Semoga besok dia ditempatkan di tempat lain, tidak di tempat itu lagi.

Terpopuler

Comments

Bu ning Bengkel

Bu ning Bengkel

sarah sarah mengejar justin tapi di acuhkannya tidak dipandan oleh justin......lanjut.....

2024-04-25

0

pengayom

pengayom

ternyata sarah bunglon

2024-03-16

0

Maia Mayong

Maia Mayong

hahhahha slah lgi y ben . asisten pribdi memg tmpt ny slah. bos sllu bener ben. hahhaha

2022-12-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!