Chapter 6

Hijau, hijau, hijau, semua makanan yang ada di atas meja hampir semuanya berwarna hijau. Brokoli rebus, wortel rebus, salad ikan tuna dan juga salad buah berada di atas meja. Abi tampak tidak berselera, dia bahkan enggan menyentuh makanan yang disiapkan oleh ibunya.

Jika terus seperti ini, dia bisa berhalusinasi dan melihat burger juga ayam goreng terbang di depan matanya. Jangan sampai dia bermimpi dikelilingi makanan, jika tidak dia akan benar-benar frustasi.

"Makan!" ucap sang ibu seraya meletakkan semangkuk sayuran di atas meja.

"Mom, aku mau ayam goreng!" pinta Abigail dengan manja.

"Tidak ada!" jawab sang ibu ketus.

"Aku tidak mau makan sayur, aku tidak mau!" Abigail merengek bagaikan anak kecil.

"Tidak mau ya sudah!" ucap sang ibu dengan santai. Jika sudah lapar, pasti akan di makan. Dia tahu putrinya tipe yang akan makan apa saja jika sudah lapar, semua sayur itu cukup untuk mengisi lambungnya yang melar bagaikan karet. Hari ini Abigail pasti akan kesulitan menyesuaikan diri tapi seiring berjalannya waktu, dia yakin Abi akan mencintai sayuran.

"Mommy akan mencarikan tempat fitnes bagus untukmu!" ucap sang ibu.

"Aku tidak mau!" Abigail kembali menolak.

"Abi, yang dilakukan oleh Mommy untuk kebaikan jadi jangan membantah," sela sang ayah yang saat itu menghampiri mereka.

"Tapi aku tidak mau fitnes, Dad. Aku juga tidak suka makan sayuran, semua ini terlihat mengerikan!" Abi mendorong mangkuk sayurnya dengan kasar.

"Abi!" sang ibu sudah terlihat ingin marah tapi sang ayah memberi isyarat. Bagaimanapun mereka harus membujuk putri mereka dengan cara yang halus. Tidak ada satu orang pun yang bisa merubah kebiasaan dalam satu hari jadi putri mereka perlu dukungan yang kuat agar mau berubah. Walau sulit bagi Abigail, sebagai orangtua harus selalu memberinya semangat.

Abigail sudah terbiasa makan apa saja yang dia mau apalagi dia selalu seperti itu jika pergi dengan Sarah. Abigail makan apa saja, sedangkan Sarah selalu membelikan banyak makanan untuk Abigail. Sebab itu mereka harus memberi nasehat dengan pelan-pelan, mungkin dengan sedikit intrik, Abigail mau merubah kebiasaan yang dia lakukan.

Ibunya mendengus dan beranjak, sudah dicampakkan masih saja tidak mau berubah. Putrinya memang terlalu polos dan apa adanya, entah kenapa dia jadi geram apalagi perbuatan Harold tidak saja mempermalukan putrinya tapi juga mempermalukan mereka.

"Abi, apa kau tidak suka dengan semua sayuran ini?" tanya sang ayah.

"Tidak! Sayur tidak enak!" jawab Abi tanpa ragu.

"Tapi sayur makanan sehat, jika kau mengkonsumsinya setiap hari maka berat badanmu akan berkurang."

"Tidak mungkin, Dad!" sangkal Abigail.

"Percayalah, sayuran bisa menurunkan berat badanmu."

"Tidak percaya! Jika makan sayur bisa menurunkan berat badan kenapa badan sapi begitu besar?"

"What?" sang ayah menatap putrinya dengan ekspresi tidak percaya. Apa maksud putrinya?

"Sapi makan rumput, Dad. Jika sayur bisa menurunkan berat badan, kenapa sapi begitu gemuk padahal mereka cuma makan rumput dan minum air putih? Lemak mereka bahkan begitu banyak!"

"Astaga!" ayahnya kehabisan akata-kata. Apa putrinya mau disamakan dengan sapi? Memangnya dia anak empat tahun.

"Abi, sayur itu sehat. Percayalah."

"Pokoknya aku tidak mau!" jawab Abigail seraya menusuk sayurannya dengan tidak niat.

Sang ayah menggeleng, pria itu beranjak dan berdiri di belakang putrinya. Sepertinya harus diberi motivasi lain agar putrinya mau menguruskan berat badannya.

"Coba Abi pejamkan kedua mata Abi," pinta sang ayah.

"Mau apa?" tanya Abigail heran.

"Lakukan saja!" perintah sang ayah.

Abigail memejamkan mata, sedangkan ayahnya berbisik di belakang telinga putrinya.

"Coba bayangkan tubuhmu yang sudah kurus dan seksi," ucap sang ayah.

"Tidak terbayang, Dad!"

"Bayangkan saja!" ayahnya sudah terlihat kesal.

Abigail berusaha membayangkan tubuhnya yang kurus dan seksi, walau sulit pada akhirnya bisa juga walau dalam bayangannya kepalanya besar dan bulat. Jujur dia tidak pernah membayangkan bagaimana bentuk wajah dan tubuhnya jika dia kurus.

"Bayangkan Abigail yang sudah kurus dan cantik, lalu Harold datang mencarimu dan ingin memperbaiki hubungan kalian. Apa yang akan kau lakukan?" tanya sang ayah.

"Memukulnya," jawab Abigail seraya membayangkan dia sudah kurus dan memukul Harold sampai pingsan.

"Yes, pukul dia tapi kau harus memukulnya dengan penuh gaya. Sebab itu Abi perlu menguruskan berat badan, beri dia pukulan yang setimpal dan buat dia menyesal karena telah meninggalkanmu. Buat mata Harold terbuka lebar dan tunjukkan padanya jika kau bisa berubah dan bisa mendapatkan pria yang jauh lebih baik dari pada dirinya. Itu adalah balasan paling bagus agar dia menyesali keputusan yang dia lakukan!"

"Tapi aku tidak suka balas dendam!" ucap Abigail.

"Baiklah, lakukan untuk dirimu atau lakukan untuk idolamu. Kau pasti punya idola bukan?" tanya sang ayah.

"Tentu saja!"

"Bagus, jadikan idolamu sebagai motivasimu untuk kurus!"

"Baiklah, yang Daddy ucapkan sangat benar. Jangan sampai Spiderman tidak bisa berayun saat menggendong tubuhku!" ucap Abi karena dia ingin jadi seperti kekasih Spiderman yang diajak berayun daru satu gedung ke gedung lain. Bisa dibayangkan bagaimana sulitnya saat Spiderman menggendong dirinya? Jangan-jangan jaring laba-labanya langsung putus.

"Bagus!" tawa sang ayah hampir meledak saat membayangkan Spiderman berayun sambil menggendong putrinya.

"Tapi menguruskan berat badan tidak mudah, Dad!"

"Daddy tahu, tapi tanpa usaha maka tidak akan berhasil."

"Aku tidak suka sayur!"

"Daddy tahu, tapi kau harus berusaha mencintai sayur mulai sekarang. Jika Abi bisa menghabiskan semua sayuran ini, maka Daddy akan memberikan sepuluh dolar untuk Abi, bagaimana?"

"Benarkah?" Abigail terlihat bersemangat.

"Ya, habiskan sayurnya, sepuluh dolar jadi milik Abi tapi jika tidak habis, Abi harus memberi Daddy lima puluh dolar! Deal?"

"Deal!" jawab Abigail. Sepuluh dolar setiap kali dia makan sayur, satu hari makan tiga kali berarti dia bisa dapat tiga puluh dolar dalam satu hari. Lumayan untuk menambah uang jajan. Nanti uangnya bisa dia gunakan untuk makan junkfood sampai puas.

"Jika begitu habiskan semua sayur itu!' perintah sang ayah.

Abigail mengangguk, dia mulai menikmati makanannya walau dengan ekspresi aneh karena baginya sayur benar-benar tidak enak. Tapi dia lakukan demi sepuluh dolar.

Ibunya sangat heran saat melihat putrinya memakan sayur dengan susah payah, entah kenapa dia jadi ingin tahu, dengan cara apa suaminya membujuk putri mereka sehingga dia mau makan semua sayur itu? Walaupun Abigail memakannya sambil mengeluh, tapi tetap dia habiskan.

Sang ayah memberikan jempol pada istrinya, setelah ini istrinya juga harus mengeluarkan uang lima belas dolar. Bagaimanapun uang sogokan harus dibagi dua, masing-maisng keluar setengah. Sepertinya ketika Abigail kurus, mereka juga bangkrut.

Seperti yang aku bilang, kisah ini ringan aja. wkwkwkwkw...moga tetap terhibur 😂

Terpopuler

Comments

Bu ning Bengkel

Bu ning Bengkel

/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/ diberi 10 dolar mau saja oke.....lanjut......

.

2024-04-24

0

pengayom

pengayom

Ho ho hoooo

2024-03-16

0

Jeng Anna

Jeng Anna

Bukan hanya ga kuat ngayun tp talinya ikutan putus ntar 😅

2022-12-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!