Chapter 7

Acara reuni yang enggan dihadiri oleh Abigail akhirnya tiba. Malam ini dia dan Sarah akan  berangkat bersama-sama. Sarah bahkan sudah berada di rumahnya saat ini, membantu Abi mencari gaun terbaik untuk menghadiri reuni di mana teman-teman lama mereka sudah menunggu.

Abigail sedang mencoba gaun yang satu dan mencoba lagi gaun yang lain. Entah kenapa tiba-tiba dia jadi minder dengan berat badannya. Seandainya Sarah tidak memaksa, dia lebih memilih tidak pergi ke acara reuni karena dia tahu jika dia akan jadi bahan cibiran teman-teman mereka.

"Bagaimana dengan yang ini, Sarah?" tanya Abi setelah dia menggunakan gaun ke sepuluh yang mereka pilih.

"Kurang bagus, coba yang ini!" Sarah mengangkat sebuah gaun berwarna merah seksi. Gaun itu akan memperlihatkan kedua lengan Abi yang berlemak.

"Tidak mau, kedua lenganku yang berlemak akan terlihat jelas!" tolak Abi.

"Hei, kau harus percaya diri!" ucap Sarah seraya menghampiri Abigail dengan gaun yang dia pilih.

"Tapi, Sarah?" Abigail mengambil gaun itu dengan ragu.

"Cepat gunakan, nanti kita akan terlambat!" Sarah tersenyum dengan manis saat mengatakan hal itu.

Abigail mengangguk, gaun yang diberikan oleh Sarah pun diambil. Sarah terlihat senang, dia tidak akan salah memilihkan gaun untuk Abi. Abi menggunakan gaun yang dipilihkan oleh Sarah, dia terlihat ragu karena gumpalan lemak di perutnya terlihat jelas. Lemak di kedua lengannya juga terlihat begitu jelas bagaikan kantong air yang hendak tumpah.

Walaupun dia ragu tapi dia tidak berkata apa-apa karena gaun itu dipilihkan oleh sahabat baiknya, dia tidak mau membuat Sarah kecewa. Gaun itu bahkan terlihat sedikit pendek sehingga memperlihatkan guratan-guratan selulit di kedua kaki dan juga pahanya yang terlihat karena gaun itu sampai di atas lutut saja.

"Sa-Sarah, apa kau yakin?" tanya Abigail ragu.

"Wow, kau terlihat luar biasa!" puji Sarah.

"Tapi gaun ini terlalu pendek," ucap Abi seraya memutar tubuhnya sambil menengok ke belakang.

"Tidak, percaya dirilah. Kau tampak cantik menggunakan gaun itu!"

Abi menggangguk, dia tahu sahabatnya tidak mungkin berbohong. Setelah selesai mencari gaun, mereka bersiap untuk pergi. Udara malam lumayan dingin sehingga Abi menggunakan sebuah mantel. Lagi pula dia tidak terlalu percaya diri karena gaun yang dia pakai.

"Siap pergi?" tanya Sarah.

"Ba-Bagaimana jika mereka?" Abi tampak ragu.

"Tenang saja, tidak akan ada yang menghina dan mencibir dirimu nanti!" Sarah mengusap lengan Abi dan meyakinkannya jika hal itu tidak mungkin terjadi.

Abi tersenyum dan mengangguk, dia harap demikian karena kegagalannya saat menikah benar-benar merupakan hal memalukan baginya.

Mereka berpamitan pergi pada kedua orangtua Abi. Mereka menaiki sebuah taksi menuju sebuah hotel di mana reuni diadakan. Abigail benar-benar gugup saat mereka sudah tiba, mereka melangkah mendekati sebuah ruangan di mana sahabat mereka sudah berkumpul. Suara riuh di dalam benar-benar menciutkan nyalinya. Jika saja dia tidak mengalami kegagalan saat hendak menikah, maka dia tidak akan takut seperti yang dia rasakan saat ini.

"Rileks, semua akan baik-baik saja," ucap Sarah.

Abi mengangguk dan tersenyum, dia mengikuti langkah Sarah dari belakang. Pintu ruangan yang terbuat dari kayu terbuka, "Hy Guys," Sarah menyapa sahabat mereka yang ada di dalam sana. Wanita itu tersenyum dengan manis tapi tidak dengan Abigail yang berusaha bersembunyi di belakang Sarah.

"Sarah, mana Abigail?" seseorang yang ada di dalam sana bertanya demikian.

"Dia ada di belakangku. Hei, jangan bersembunyi!" Sarah menyingkir, sedangkan Abigail terlihat canggung.

"H-Hy Guys," Abigail menyapa teman-temannya dengan perasaan canggung luar biasa.

"Ha... Ha... Ha...! Pantas saja dia ditinggalkan saat acara pernikahannya, coba lihat dirinya!" terdengar seseorang berkata demikian.

"Benar, pria gila mana yang mau menikah dengannya!" yang lain mencibir demikian.

"Hentikan, Abi hanya tidak beruntung saja!" teriak sarah tidak terima.

"Ya ampun Sarah, apa kau tidak malu jika bersama dengannya? Coba lihat, dia semakin gemuk dibandingkan dulu!"

Abi menggigit bibir saat mendengar cibiran pedas dari teman-temannya. Sudah dia duga, mereka pasti akan menghina dirinya.

"Lihat baju yang dia pakai, dia sudah bagaikan sekarung kentang!" terdengar cibiran yang entah dari siapa lalu tawa pun meledak di dalam sana.

"Stop, Abi tidak sejelek itu!" teriak Sarah marah.

"Kalian jahat!" teriakan Abigail terdengar, dia berlari keluar sambil berlinang air mata.

"Abi, tunggu!" Sarah mengejarnya, bagaimanapun reuni itu sudah lama ditunggu. Dia akan membujuk Abi untuk tidak pergi dari tempat itu, tidak karena itu terlalu cepat.

Abigail masuk ke dalam kamar mandi, bersembunyi dan menangis di sana. Sarah berdiri di depan pintu dan mengetuk pintu dengan perlahan. Dia harap Abi mau keluar dan kembali ke ruang pesta.

"Abi, mereka tidak tahu apa-apa jadi jangan dengarkan penghinaan mereka!" pinta Sarah.

"Pergilah Sarah, aku mau pulang!" jawab Abi sambil terisak.

"Hei, Abi yang aku kenal tidak seperti ini. Abaikan cibiran mereka, mereka hanya iri padamu!" Sarah masih berusaha.

"Mereka menghina aku, Sarah! Mereka tidak tahu apa yang aku rasakan!" air mata Abi masih mengalir, memangnya apa salahnya memiliki berat badan berlebih?

"Karena mereka tidak tahu apa yang kau rasakan sebab itu jangan dengarkan mereka! Abi yang aku kenal tidak pernah peduli dengan cibiran seperti ini. Ayo keluar, di sana banyak makanan. Kau bisa melampiaskan kekesalanmu dengan memakan semua makanan itu."

"Tidak mau, aku sudah berjanji pada Daddy jika aku mau diet!" Abigail memegangi perutnya yang berbunyi.

Cheesecake, cupcake, macaron, dan berbagai makanan manis kesukaannya pasti ada di sana.  Rasanya sayang jika dilewatkan.

"Ayolah, Uncle tidak ada jadi dia tidak melihat. Aku tidak akan mengatakan pada ayahmu jika kau makan banyak malam ini!" bujuk Sarah. Satu-satunya yang bisa membuat Abigail goyah hanya makanan.

"Tidak mau!" tolak Abigail lagi.

"Please, Abi. Kita sahabat baik, bukan? Apa kau mau meninggalkan aku sendiri di sini? Kita datang bersama-sama, tidak seharusnya kau meninggalkan aku sendirian," ucap Sarah dengan nada memelas.

Abigail diam, tidak menjawab tapi tidak lama kemudian, pintu kamar mandi terbuka. Sarah tersenyum, dia terlihat senang.

"Tidak perlu memikirkan apa yang mereka katakan. Nikmati pesta malam ini dan makan sampai puas!" ucapnya.

Abigail mengangguk sambil tersenyum canggung, padahal dia tidak mau lagi berada di tempat itu tapi demi sahabat baiknya, akan dia lakukan.

Sarah benar-benar senang, dia mengajak Abigail kembali ke ruang pesta. Walau cibiran-cibiran pedas kembali terdengar dari teman-temannya tapi Abigail berusaha bertahan demi Sarah.

Sarah berbaur dengan yang lain, sedangkan Abigail bersembunyi di ujung ruangan menikmati makanan dalam diam. Dia harap tidak ada yang melihatnya agar tidak ada yang mencibir dirinya.

Terpopuler

Comments

Bu ning Bengkel

Bu ning Bengkel

teman makan teman sarah licik sekali apa yg diinginkan sarah dari abi .......lanjut......

2024-04-24

0

murniati cls

murniati cls

Abi bodoh,bila dia tmn baik tak mau dia bgtu

2024-04-27

0

pengayom

pengayom

pintar sekali kau modus mu sahabat yang peduli, sesungguhnya kau ingin abi hancur

2024-03-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!