BAB 5

"Becca, kamu datang ya ke acara mertuaku nanti malam." Yuna menelepon Becca.

"Iya nanti aku datang. Di Hotel Victory kan?" Becca memastikan lalu menutup teleponnya setelah dijawab Yuna.

"Kamu apa-apaan sih? Aku lagi ditelepon Yuna." Adit mencium leher Becca.

"Sepertinya kalian bisa akrab jika tinggal satu rumah." kata Adit.

"Aku tidak mau satu rumah. Enakan di kamu donk. Kalau siang aku disiksa Yuna gimana?"

"Aku tidak yakin kamu disiksa dia. Kamu kan galak." Mereka tertawa di atas ranjang hotel.

"Kapan donk sayang kamu ngomong sama Yuna?" rengek Becca sambil membelai dada Adit.

"Kamu sudah siap?" tanya Adit.

"Siap donk. Aku sudah siap dari setahun lalu karena aku cinta sama kamu. Terus rumah kita gimana?"

"Sudah aku beli. Tadinya untuk kejutan, taunya kamu tanyain. Lagi renovasi, sedikit lagi selesai. Nanti perabotnya bisa kamu pilih sendiri."

"Makasih. I love you sayang." Becca mencium Adit dan melanjutkan aktivitas rutin mereka.

*****

Yuna sedang mempersiapkan jas yang akan dikenakan suaminya. Ia di make up oleh MUA yang dipanggilnya ke rumah sehingga ia tampak berbeda dan lebih percaya diri sejak menjalani dietnya. Tubuhnya sudah terbentuk walaupun belum maksimal.

"Aku agak kurusan kan Dit?" tanyanya kepada Adit sambil melihat kaca.

"Iya. Jangan terlalu dipaksa jika tidak sanggup." kata Adit sambil merapikan dasinya.

"Aku bisa kok. Demi kamu." Yuna memeluk Adit. Adit membalas pelukannya. Ia merasa harus bisa mengambil hati istrinya sebelum membicarakan tentang Becca.

Mereka menuju Hotel Victory pukul 18.30. Pesta akan dimulai pukul 19.00. Mereka tiba terlebih dahulu untuk menyambut tamu.

"Selamat ulang tahun Pa." ucap Yuna.

"Yuna, kamu semakin cantik saja. Sudah lama mama tidak ketemu kamu." ucap ibu mertuanya. Yuna tersipu malu mendengar pujian itu. Adit tahu Yuna sebenarnya cantik. Darah campuran Indonesia Jepang yang mengalir di dirinya membuat ia terlihat berbeda. Hanya saja ia lebih menyukai Becca. Wanita yang sedikit liar itu mampu membangkitkan gairah hidupnya. Adit merangkul istrinya. Bagaimanapun juga banyak keluarganya yang hadir. Mereka harus tampak menjadi pasangan yang harmonis. Becca datang dengan gaun panjang yang terbelah hingga ke pahanya yang mulus. Adit menahan napas saat melihat kehadirannya. Yuna menarik tangan Becca.

"Sini, aku kenalin sama mertuaku." ajak Yuna. Tentu saja Becca tersenyum bahagia. 'Mereka juga akan menjadi mertuaku, bodoh.' ucapnya dalam hati.

Joshua masuk ke ball room VIP itu. Banyak karangan bunga yang di depan pintu masuk. Ia juga sudah mengirim karangan bunga atas nama William Tanus, ayahnya. Ia disambut seorang pria.

"Hai, selamat malam. Maaf dengan siapa ya?" tanya pria itu. Shua merasa pernah melihatnya.

"Saya Joshua. Anak dari William Tanus PT GBI." jawabnya.

"Oh, selamat datang Pak Joshua. Saya Aditya anak Pak Harris. Tunggu sebentar ya." Shua melihatnya memanggil pria tua yang bernama Harris Radiansyah.

"Joshua, apa kabar? Kamu tidak ingat sama Om?" Shua tertawa. Menjawab tidak ingat akan terasa tidak sopan walau sebenarnya itu jujur.

"Selamat ulang tahun Om. Ada salam dari papa, katanya maaf tidak bisa hadir." Joshua berkata sopan.

"Willi selalu begitu. Sering tidak ada di tempat jika ada acara. Sibuk terus. Salam balik untuk papamu. Silahkan dinikmati pestanya Nak." tawanya.

Shua berkeliling, tidak banyak yang ia kenal. Hanya beberapa dan ia sudah menyapa mereka. Joshua jarang bertemu pengusaha yang seumuran dengannya, kebanyakan mereka sudah berumur di atas 40an tahun. Saat Shua keluar dari toilet, ia mendengar suara pria dan wanita di lorong kecil ujung toilet yang sepertinya gudang. Ia mengintip sedikit, takut itu adalah tindak kejahatan. Ternyata ia melihat mereka sedang berciuman. Rebecca.

'Oh, pantas saja aku merasa pernah melihat Aditya tadi. Ternyata Rebecca istrinya.' Shua membiarkan mereka menuntaskan kegiatan itu. Ia akan menyapa Becca nanti.

"Ya, sekarang kita panggil keluarga dari Pak Harris Radiansyah untuk maju ke depan memberikan penghormatan kepada tamu yang hadir. Kita akan bersulang bersama." ucap pembawa acara malam itu. Joshua melihat mereka satu per satu naik ke atas panggung. Ia melihat Aditya menggandeng seorang wanita. Tapi ia bukan Becca. Sangat berbeda dengan Becca. Ia...Yuna Sakura? Mengapa ia ada di sana? Yuna tidak banyak berubah di mata Shua makanya ia bisa langsung mengenalinya.

"Maaf, yang di sebelah Aditya itu siapa ya?" tanyanya kepada seorang pria di sebelahnya.

"Itu istrinya." jawab pria itu.

'Astaga! Permainan kotor apa ini' Shua mengumpat dalam hatinya. Setahunya Becca adalah sahabat Yuna saat SMA. Apakah mereka sekarang bermusuhan atau... Banyak pertanyaan di pikiran Shua. Ia juga melihat seseorang yang ia kenal di atas panggung. Si anak magang. Ia lupa namanya. Kebetulan yang sangat menarik, pikir Shua.

'Yuna, aku tidak pernah berpikir akan menemukanmu lagi. Tapi ternyata takdir yang mempertemukan kita.' Shua tersenyum melihatnya.

*****

"Sayang, capek?" Adit memijat ringan lengan istrinya. Yuna pun sedikit bingung dengan perubahan sikap yang mendadak dari suaminya.

"Ga juga. Tumben." Yuna tidak bisa menahan rasa penasarannya.

"Tumben apanya?" tanya Adit sambil tetap memijatnya.

"Tu mijit-mijit. Ada yang mau kamu omongin? Kamu pengen sesuatu?" tanya Yuna. Adit jadi salah tingkah. Tadinya ia hanya mau menunjukkan kepada Yuna bahwa ia bisa menjadi suami yang adil jika menikah lagi. Tapi sekarang ia jadi bingung bagaimana menyampaikan itu pada istrinya. Jujur, ia juga tidak tahu apakah masih mencintai Yuna. Jika ia berpikir dengan logika, mungkin ia tidak cinta tapi ia membutuhkan Yuna. Makanya Adit tidak bisa menceraikan Yuna. Adit merasa Yuna tidak bisa memberikan kepuasan batin padanya. Ia tidak bisa tergoda sedikitpun pada Yuna setelah dirinya menjalin hubungan dengan Becca.

Adit mematikan lampu kamar itu. Ia melakukannya dengan Yuna, namun pikirannya berkata itu adalah Becca. Begitulah cara Adit jika ia harus melakukan kewajibannya. Jahat memang. Tapi Adit tidak bisa melakukan kegiatan mereka tanpa membuat Yuna hanya seperti bayangannya Becca.

Yuna bahagia. Akhirnya perjuangannya selama tiga bulan ini tidak sia-sia. Adit mulai berubah menjadi lebih dekat dengannya. Malam ini menjadi bukti dan saksi bahwa Adit masih mencintainya. Ia sangat berharap dirinya bisa cepat hamil. Tadi mertuanya sudah menanyakan hal yang paling dihindarinya, "Belum hamil?". Yuna hanya bisa menjawab belum sambil tersenyum. Padahal sebenarnya ia ingin berteriak bukan dirinya yang bisa menentukan kapan ia bisa hamil. Yuna tidak berkuasa untuk itu. Yuna mendesah di bawah Adit. Sudah satu bulan lebih Adit tidak menyentuhnya. Malam ini Yuna bisa memeluk suaminya lagi dan mengucapkan "Aku mencintaimu."

*****

"Lian, tolong panggil anak magang yang namanya Erick kesini." Shua menutup teleponnya. Dua puluh menit kemudian Erick masuk ke ruangan Shua dikarenakan kantornya yang berada di gedung sebelah.

"Permisi. Pak Joshua panggil saya?" tanya Erick setelah ia masuk ke ruangan berukuran cukup besar itu.

"Iya. Silahkan duduk." Joshua berpindah duduk ke sofa berwarna krem itu.

"Kemarin aku melihatmu di pesta Harris Radiansyah." kata Shua.

"Pesta papa? Pak Joshua datang? Maaf saya tidak melihat Bapak kemarin." katanya terlihat antusias.

"Oh tidak apa-apa. Aku memang hanya datang sebentar. Sebenarnya aku ingin meminta kontak Pak Aditya. Aku ingin menawarkan kerja sama dengan perusahaan kalian." jelas Joshua.

Shua sedang memegang nomor telepon Aditya di tangannya. Ia sendiri bingung apakah ia memang berniat mengajaknya kerja sama ataukah...karena Yuna. Shua sebenarnya tidak ingin mencampuri urusan pribadi mereka. Tapi ia tidak bisa berdiam diri setelah mengetahui setengah dari kenyataan yang dilihatnya. Suami Yuna berselingkuh dengan Rebecca, sahabatnya. Tapi Joshua bingung bagaimana untuk memulai. Ia benar-benar tidak mau terlibat dengan semuanya. Aaaghh...Joshua memegang kepalanya. Tidak biasanya ia galau seperti ini. Ia tipe orang yang cepat dan pasti dalam mengambil keputusan. Joshua pikir ia akan senang jika bertemu dengan Yuna. Tapi, bukan dalam situasi begini. Baiklah, ia memutuskan untuk berpikir sejenak sebelum salah bertindak.

*****

PS: Joshua zaman now

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!