20. KALIMAT PENYEMBAHAN ELSA

Sudah sebulan lamanya aku dan Cici menerima pengalaman yang sangat buruk di rumah yang seharusnya membuat aku nyaman.

Tapi meskipun begitu semakin hari aku semakin terbiasa dengan sikap makhluk tak kasat mata itu. Apalagi Cici dia semakin terbiasa hidup berdampingan dengan sosok Jin yang belum pernah dia dan aku lihat bagaimana rupanya. Segala keusilan Jin itu seolah bagai angin lewat bagi Cici.

Sebentar lagi Natal akan tiba dan aku akan diBaptis dimalam itu juga.

Tapi persiapan untuk tiga hari kedepan gak ada yang istimewa cuma ada mental yang kuat untuk menerima Tuhan dalam hidupku.

Seperti biasanya siang ini aku duduk di ruang tamu tapi kali ini aku sambil baca majalah lama yang aku ambil dari kolong meja, sepertinya tertinggl oleh Elsa

Halaman demi halaman aku buka meskipun sebenarnya aku hanya membaca judul dan melihat gambarnya yang menarik. Tapi dihalaman selanjutnya aku menemukan sepotong kertas yang sudah berubah kecoklatan dan tipis. Tulisan guratan pulpen hitam terbaca jelas olehku

"Datanglah wahai abdianku, berikan aku harta melimpah dan kekayaan yang tiada hentinya. Aku akan tetap mengabdi kepadamu dengan memberikanmu makanan atau bahkan nyawa"

Seketika saja kertas yang baru saja aku baca, aku buang begitu saja. Karena pemikiranku sudah menjurus ke Jin itu. Bulu kudukku langsung berdiri, tanganku gemetar dan langsung dingin.

Aku ketakutan lalu berlari mencari Cici

"Cici !" panggilku

Saking takutnya aku membuka pintu kamar Cici tapi rupanya Cici gak ada di kamarnya. Lalu aku berlari ke dapur pun sepi, tapi aku mendengar ada suara aktifitas didalam kamar mandi. Suara seseorang sedang mengguyur tubuhnya dengan air

Aku lega mendengarnya lalu mengetuk pintu kamar mandi dengan pelan

Tok..tok..tok!

Aku panggil dengan pelan "Cici !"

Tapi mungkin panggilanku gak terdengar karena terhalang oleh suara guyuran airnya yang terus menerus tertuang

Tapi itu gak mengapa, aku tunggu Cici sambil masih menghadapkan tubuhku didepan pintu kamar mandi

"Ngapain Bu ?" tanya Cici dari balik punggungku

Aku langsung menolehnya, lalu melihatnya menenteng serenceng buah mangga apel besar setengah matang yang masih ada daunnya dan bergetah

Aku sontak kaget "Loh, yang di dalam kamar mandi siapa ?" tanyaku

Cici jadi bingung sambil menatapku lalu menoleh pintu kamar mandi yang masih tertutup rapat

Ia menggelengkan kepalanya

"Dari tadi saya ada disamping petik mangga" ucapnya sambil memperlihatkan mangga yang baru saja dia petik

Mendengar penjelasan Cici aku jadi makin linglung lalu memutuskan untuk mengajak Cici ke ruang tamu sementara Cici masih menenteng mangganya

Aku kembali memungut sobekan kertas lalu memperlihatkannya kepada Cici

"Ini Ci, baca deh !" ucapku

Lalu Cici menerimanya dan membacanya. Dahinya menyeringit lalu menolehku

"Ini kalimat apa ya Bu, kok kayak aneh begini ? " bingungnya

Aku mengambil kertas itu kembali dari tangan Cici " Ini pasti ada hubungannya sama Elsa" tebakku

"Elsa itu siapa Bu ?" tanyanya

"Orang yang dulu punya rumah ini" jawabku

"Terus kalau Ibu sudah ketemu Elsa, Ibu mau gimana sama dia ?" tanya Cici

Aku menghela napas "Saya cuma pengen tau aja kenapa dia pelihara Jin dan gimana caranya membuang Jin itu supaya gak di rumah ini lagi" jawabku

Cici mengangguk paham

Lalu aku mengambil hape dan menelpon Ola. sementara Cici memutuskan untuk meninggalkanku sendirian

"Halo, Lis !" sapanya dari sebrang sana

"Ol, lu tau keberadaan Elsa gak ?" tanyaku tanpa basa basi lagi

"Gua kan udah bilang kalau Elsa sekarang jadi pencarian orang hilang" jawabnya

"Oh, memangnya belum ketemu ?" tanyaku

"Belum, emang kenapa sih ?"

Akhirnya aku ceritakan semuanya

"Jadi gini, gua beli rumah ini tuh rupanya sudah sepaket sama Jin, kenapa gua tau ada Jin karena gua tanyain sama Paranormal dan dia kasih tau kalau Jin itu baik karena memang rumah ini selalu rapih dan bersih karena dia yang kerjakan, akhirnya tanda terimakasih kepada Jin itu gua kasih sajen setiap pagi sampai sekarang ini pun akhirnya gua kasih sajen karena gua gak mau dia terlalu menyerang gua. Akhirnya pas tadi gua baca majalah gua nemuin sobekan kertas terselip, semacam kalimat doa penyembahan kepada Jin itu. Gua yakin itu tulisan Elsa" jelasku panjang lebar

"Waduh serem amat sih, sebenernya waktu Itu lu nanyain orang yang bisa usir Jin sebenernya gua mau tanya balik tapi gua lupa mulu, akhirnya sekarang gua tau jawabannya"

"Iya sekarang gua bingung harus bagaimana" ucapku

"Mmmm, seharusnya ya. Lu jangan kasih dia sajen karena semakin lu kasih justru dia akan anggap lu adalah budaknya" ucap Ola

"Terus sekarang gimana dong ?" tanyaku

"Harusnya dari awal lu juga gak perlu panggil orang pintar, apa lagi ikutin usulannya sampai kasih makan Jin. Itu perbuatan dosa Lis" ucapnya

"Haduh, panjang ceritanya kenapa gua harus putuskan panggil Paranormal. Intinya gua sekarang udah terjebak dalam permainan Jin itu. Apalagi di kalimat penyembahan Jin itu ada kata kalimat penyerahan nyawa"

"Wah, kayaknya sih ini masalah besar ya" ucap Ola

"Iya, gua menyesal beli rumah ini" keluhku

"Ya udah gini aja. Mulai besok lu jangan kasih sajen lagi" usulnya

"Aduh, gak semudah itu Ol. Gua udah pernah tapi dia marah dan ganggu gua terus" ucapku

"Wah, separah itu kah ?"

"Iya, bahkan gua pasang Salib di atas pintu aja sampe dia jatuhin, gua mau doa aja dia matiin lampu dan masih banyak hal lainnya" ucapku

Tapi Ola merespon dengan nada yang gak percaya "Masa sih ?"

Aku terus meyakinkannya "Iya Ol, seriusan deh. kalau lu gak percaya. Lu bisa nginep di sini deh" ajakku

"Gua sih mau aja nginep tapi tiga hari ke depan gua sibuk persiapan Natal" ucapnya

Kali ini aku sudah putus asa "Gua bingung harus apa, karena yang gua alami ini jauh dari ekspektasi gua kepada rumah ini" ucapku

"Iya gua paham Lis, nanti gua coba cari orang yang bisa bantu masalah lu. Kebetulan sih gua belum dapet. Tapi semoga setelah ini ada solusinya" ucap Ola mencoba tenangkan aku

"Oke deh Ol kalau gitu gua akan coba saran lu mulai besok" ucapku

"Ya Lis, intinya lu jangan sampai lengah untuk selalu berdoa setiap hari. Apa pun yang lu lakuin dan apa pun yang lu makan dan minum sebaiknya lu harus biasakan dimulai dari doa dulu. Apa pun yang terjadi lu harus tetap berdoa" ucap Ola

Aku mengerti nasihat Ola dan mau menerimanya

"Iya Ol, makasih banyak nih lu udah mau dengerin cerita aneh gua" ucapku

"Iya Lis, gua paham permasalahan lu. Dan lu harus yakin kalau lu bisa melewatinya" ucapnya menyemangatiku

"Makasih ya Ol" ucapku

"Ya udah deh kalau gitu, sampai ketemu di Gereja ya Lis" tutupnya

"Iya Ol, thank you ya" tutupku

Setelah menutup telpon aku menghela nafasku seolah memulai kembali harapan yang baru. Kertas kalimat penyembahan Jin itu masih aku pegang dan aku selipkan kembali ke dalam halaman majalah.

Aku melangkah ke dapur mencari Cici. Aku menemukannya duduk dikursi berhadapan dengan meja makan. Dia sedang mengupas mangga yang dia petik ada lima buah tersusun cantik diatas meja. Dia sudah mengupas dua buah

"Memangnya buahnya banyak Ci ?" tanyaku

Cici masih mengupas mangga ketiga "Gak juga Bu, cuma ada beberapa buah aja. Ini yang paling besar cuma dapat lima" ucapnya

Terpopuler

Comments

Ananda Trizna

Ananda Trizna

.

2022-01-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!