Melihatnya meringis seperti itu aku makin panik, Cici juga jadi panik tapi Ziro tetap terlihat santai melihatnya.
Jimat Mira sudah menjadi abu, Mira juga sudah berhenti menjerit kepanasan tapi dia masih tergeletak lemah
Aku masih gak tau harus berbuat apa padanya "Apa Mira baik-baik aja ?" tanyaku
"Dia baik-baik aja tapi dia harus dirumahkan" ucap Ziro
Aku mengangguk paham "Iya pastinya Mira harus dirumahkan. Saya sudah gak mau memperkerjakan dia di sini" ucapku dengan nada kecewa
Tapi Mira masih tergeletak lemah seolah kekuatanya habis ditelan api, Cici yang gregetan lalu kembali mencibirnya dengan ketus " Heh, bangun kamu. Jangan tiduran aja. Sudah mencoba membunuh majikan sendiri, memfitnah saya. Sekarang malah minta dikasihani. Masih untung gak dilapotkan Polisi" ucap Cici yang seolah puas melihat kebenaran yang telah terungkap
Tanpa balasan apa pun dari Mira, dia berusaha bangkit berdiri meskipun berusaha menekuk wajahnya karena sudah kepalang malu.
Tapi Cici masih terus mencibirnya " Dasar gak tau malu, gak tau diri, gak tau terimakasih" ketusnya masih membara, rupanya Cici masih dendam pada Mira.
Akhirnya aku menenangkan hati Cici dengan lembut "Sudah lah Ci biarkan dia pergi dari sini tanpa cibiran lagi" ucapku. Cici diam tapi raut wajahnya masih menandakan ketidakpuasan untuk terus mencibirnya
Sementara Mira hanya diam dan masih menekuk wajahnya. Aku lantas menyuruhnya berkemas "Mir, sekarang juga kamu berkemas diri, dan jangan pernah kembali lagi kalau kamu masih sama seperti ini. Saya juga memaafkan peebuatan kamu____"
"Jangan dimaafin Bu!" potongg Cici "Laporin Polisi aja" tambahnya lagi
Aku menggeleng pelan "Gak usah Ci, saya mau kasih dia kesempatan bebas" ucapku
Cici mengecap masih gak terima
Akhirnya tanpa jawaban apa pun Mira langsung pergi cepat-cepat ke arah dapur, ke kamarnya untuk berekemas diri.
Dengan inisiatifnya Cici , dia mengikuti langkah Mira dari belakang "Aku mau liatin kamu berkemas, aku takut kamu mencuri barang lain"
Sementara ziro masih diam seolah masih mendeteksi kejahatan Mira, makanya Ziro belum memulai kembali sebelum Mira benar-benar sudah angkat kaki
Beberapa menit kemudian Mira kembali tapi ia hanya melengos saja tanpa pamit tanpa minta maaf tanpa kata-kata lain. Sementara Cici masih mengawalnya sampai membukakan gerbang untuk dia keluar.
Ziro tersenyum misterius lagi lalu dengan tenang ia menunjuk ke arah kamar lantai dua "Dia ada disana !" ucapnya enteng
Aku bingung "Siapa ?" tanyaku
"Jin Putih yang saya maksud" jawabnya
"Apa kamu bisa mengusirnya ?" tanyaku
"Gak bisa, karena dia sudah lebih dulu disini" ucapnya
Aku kembali bingung, "Maksudnya gimana ?" tanyaku
Gak lama kemudian Cici kembali lagi bersama dengan kami tanpa bersuara
Ziro kembali menjelaskannya "Dia penunggu disini yang menjaga orang rumah dan rumah ini dari petaka" ucapnya
Mendengarnya aku tertawa pelan dengan rasa yang gak percaya "Hahaha"
ziro menolehku begitupun dengan Cici yang notabennya masih percaya dunia lain tapi gak sampai bersekutu dengan dunia mistis seperti Mira. Tapi Cici masih dalam kategori normal yang percaya ada alam gaib dan alam manusia
Ziro masih meyakinkan ku "Dia memang benar ada, selama ini dia lah yang suka membantu merapikan pekerjaan rumah ini yang belum sempat dirapikan"
Mendengarnya Cici langsung ingat peristiwa kemarin "Owh, jadi yang cuci piring waktu itu, si Jin itu Pak ?" tanyanya mencoba meyakinkan tebakannnya
Ziro kembali berkonsentrasi lalu menjawab "Iya, benar"
Cici masih terpaku pada Jin yang rajin itu "Wah, kalau gitu saya gak perlu capek-capek dong merapikan rumah. Suruh dia aja Bu" ucapnya dan aku tau Cici hanya bercanda mengatakan itu
Ziro hanya tersenyum
Semantara aku masih bingung harus apa dengan sosok itu "Jadinya apa yang harus saya lakukan supaya dia gak mengganggu kami ?" tanyaku
Ziro menjawabnya "Kamu cukup kasih sajen padanya" ucapnya enteng
Aku masih bingung "Apa isi sajennya ?" tanyaku
Ziro menjawab lagi dengan enteng "Kasih segelas kopi hitam, kasih melati sedikit aja, kasih daging ayam beserta nasinya, lalu diletakkan diatas tampah tapi ditengah-tengah tampah harus diletakkan lampu pelita yang kecil saja. Lampunya nya jangan sampai mati, harus menyala terus" jawabnya
Aku mengerutkan dahi, karena pekerjaan itu terlalu merepotkan bagiku "Memangnya gak ada cara lain ya, karena itu agak repot bagi saya"
Cici menyahut "Saya bisa sediakan Bu, jadi ibu tenang aja" ucapnya
Ziro tersenyum kembali "Itu lah kenapa Cici disukai Jin itu juga karena Cici orang yang tulus dalam bekerja" ucapnya
Aku menoleh Cici dengan rasa bersalah, tapi Cici menekuk wajahnya seolah malu-malu sudah dipuji
Tapi Ziro berkata lagi "Sayangnya hidangannya hanya mau dia makan hanya dari tangan kamu yang menyiapkannya sajen itu" ucapnya
Aku menghela napas "Jadi harus bener-bener saya yang membuatnya, yang menyajikannya ?" tanyaku
Ziro mengangguk "Ya betul" jawabnya
"Kenapa bisa begitu, apa bedanya ?" tanyaku
Dengan prontal ia menjawab "Karena Cici masih sering beribadah kepada Tuhan" jawabannya cukup menusuk hatiku
Ziro menambahkan lagi "Dia lebih menyukai kamu, tapi Jin itu juga gak membenci Cici, cuma dia agak risih karena dihati Cici masih teringat pada Pencipta"
Aku makin bingung dengan jawabannya "Terus terang saya bingung" ucapku
"Sebaiknya jangan terlalu dipikirkan, ini cuma masalah berterimakasih aja pada Jin itu. hanya itu aja " ucapnya
"Kalau misalkan saya pergi ada urusan lain, saya harus menginap diluar, bagaimana ?" tanyaku
Ziro memejamkan mata seolah sedang berinteraksi dengan Jin itu " Dia bilang akan mengikutimu jika dia mau, tapi dia gak akan masalah kalau ada yang menggantikan kamu"
Aku makin pusing menangkap penjelasannya "Saya gak paham sama sekali" ucapku
"Jin itu bilang, kalau kamu akan pergi lama dia akan mengikutimu tapi kalau kamu hanya pergi dalam waktu beberapa hari dia akan menunggumu"
"Ya Tapi saya kan gak kasih dia makan, bagaimana ?"
"Dia bilang, dia akan tetap menunggumu. Dia gak mau makan dari tangan Cici" ucapnya
Mendengarnya aku jadi terasa tertekan tapi akhrinya aku mengangguk paham dengan arahan Ziro "Baiklah kalau memang caranya begitu, jadi bagaimana selanjutnya ?" tanyaku
"Semua sudah cukup, hanya tinggal melanjutkan pemberian sajen setiap pagi. Bukan maksud menyembah dia atau meninggikan Jin itu tapi sajen itu fungsinya hanya untuk memberinya ucapan terimakasih karena sudah menjaga" tutupnya
"Hanya pagi saja ?" tanyaku
Ziro mengangguk "Iya, hanya pagi saja. Itu sudah cukup untuknya"
Aku mengangguk paham "Oke, saya sudah paham. Terimakasih banyak ya " ucapku
Ziro tersenyum kembali "Baiklah kalau begitu saya pamit pulang, karena tugas saya sudah selesai" pamitnya sambil melangkah keluar
Aku mengangguk "Terimakasih juga, Hati-hati dijalan " ucapku
Cici juga ikut berterimakasih pada Ziro "Makasih ya Pak" ucapnya
Akhirnya semua sudah jelas kalau Cici gak bersalah dan sudah terungkap juga kalau di rumah ini ada penunggu lama yang untungnya dia baik mau menjaga.
Aku meminta maaf pada Cici saat itu juga "Maafin saya ya Ci, saat itu saya pikir kamu pelakunya" ucapku
Cici tersenyum lega " Gak apa-apa Bu, yang penting kan sekarang semua sudah terungkap" ucapnya dengan berbesar hati
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Aiby Kushina Uzumaki
hrs.y gk usah nurut ngasih sajrn ntar kebiasaan 😁
2022-04-03
1
Kustri
Jgn lupa pkai sambel 😊😊
2022-02-27
1
Vina
ini jin nya cewek apa cowok
2022-02-25
1