3. NIAT MEMBANTU

Hari ini di kantor lagi banyak dokumen yang perlu dirapikan karena Ria. staf kantor sering gak masuk. Dia sering sakit-sakitan akhir-akhir ini tapi dia berjanji besok akan masuk kerja kembali

Akhirnya dengan terpaksa aku merapikan pekerjaannya yang sudah menumpuk, sampai larut malam. Dengan teliti aku merapikan dokumen sampai jam sembilan . Meski merasa lelah aku belum juga pulang padahal kantor sudah tutup dari jam lima sore.

Tiba-tiba pintu lemari yang terbuka bergerak sendiri tapi gak sampai menutup

Meskipun kepalaku tertunduk merapikan dokumen, aku yang menyadarinya mencoba meliriknya. Tapi memang gak ada siapa-siapa yang menggerakkannya

Aku berusaha berfikir kalau itu cuma angin yang menggerakkannya meskipun aku sadar betul gak merasakan ada angin masuk

Tapi rasa hati ini lama kelamaan jadi terasa gugup sendiri, tiba-tiba aja aku jadi ketakutan.

Dokumen yang belum selesai aku kerjakan akhirnya aku tinggal begitu aja lalu dengan langkah yang ketakutan aku turun ke parkiran basement yang sudah nyaris gelap dan cepat masuk ke dalam mobil.

Di dalam mobil setidaknya aku merasa aman meskipun aku masih gemetaran, tanganku dingin dan jantungku berdenyut lebih cepat dari biasanya.

Sebelum aku tancap gas, aku berusaha menenangkan pikiran sebentar. Tapi tiba-tiba radio berbunyi dan berganti-ganti siaran sendiri.

Tapi disitu aku gak mau panik, dengan tenang aku matikan kembali radionya dan akhirnya aku lebih memilih tancap gas daripada harus berlama-lama lagi

Didalam perjalanan kebetulan gak begitu macet, Jadinya aku juga bisa lebih tenang menyetir.

Sesampainya di rumah sudah cukup larut malam, di ruang tamu sudah ada Mama bersama Nia dan Tia menungguku sejak dari sore

Mama menyambutku dengan tenang sambil merasakan pijitan Tia kaki kanan Mama, Nia kaki kiri Mama

"Akhirnya pulang juga, tadi ditelpon kok gak kesambung ya ?" ucap Mama

Sambil melangkah aku duduk di sebelah Tia "Tadi masih banyak kerjaan di kantor" ucapku

Mama mengangguk paham "Terus udah selesai belum ?" tanyanya

"Belum sih, tapi dikit lagi. Mungkin besok juga udah selesai" ucapku

"Oh gitu, ya udah sana kamu mandi dulu" suruhnya

Aku beranjak bangun dan berdiri " Iya aku ke atas dulu" ucapku

Sementara Nia dan Tia cuma jadi penonton diantara aku dan Mama

Aku sudah sampai di kamar tapi gak jadi mandi karena keburu malas. Akhirnya aku putuskan untuk ganti pakaian aja lalu rebahan

Aku menatap langit-langit kamar lalu mengenang kembali masa kecilku yang tanpa beban, aku hanya menangis pada saat mainanku dirampas temanku atau aku jatuh.

Didalam lamunanku aku merasakan angin begitu kencang masuk jendela. Langsung aja aku merapatkan jendela.

Rupanya malam ini akan turun hujan terlihat langitnya gelap kelabu tanpa bintang disertai angin yang kencang

Tanpa sadar aku tertidur dan terbangun dijam dua pagi tapi hujan sedang turun dengan deras

Entah kenapa aku terarahkan untuk cek chat masuk dihape aku. Rupanya ada banyak chat masuk tapi yang lebih aku fokuskan untuk membuka chat masuk hanya dari Elsa aja. Dia temanku tapi sudah hampir lima tahun aku gak pernah bertemu lagi dengannya, rupanya dia masih menyimpan kontak hape ku.

Karena chat yang dia ketik terlalu panjang akhirnya aku baca pelan-pelan

"Hai, Lisa. Apa kabarnya, semoga sehat selalu ya. Oke Lis tanpa banyak ketikan gua mau kabarin satu hal sama lu tentang keadaan gua sekarang. Sekarang ini gua ada dalam masa bangkrut, perusahaan bokap nyokap gua hancur karena hutang dan piutang yang gak bergerak. Tapi di sini gua rasa lu tau maksud gua kan. Tapi bukan yang ada dipikiran lu itu mau gua, karena gua gak akan pinjem duit. Tapi gua pengen lu beli rumah gua, semoga lu tertarik. Kalau lu mau beli lu bisa balas chat ini, tapi kalau lu gak mau lu bisa abaikan dan jangan balas apa-apa. Sori ya Lis, gua lagi jatuh banget jadi gak bisa banyak ngobrol selain bahas jual ruamh. Thank You ya Lis, semoga sehat selalu"

Membacanya aku jadi bingung karena bukannya dia termasuk keluarga yang kaya raya, apa iya dia bangkrut sampai jual rumah, mungkin aku harus cari tau ke teman-teman yang lainnya.

Pagi sudah menyambutku kembali paduan kicauan burung seolah menjadi pengiring pagi yang dingin tanpa matahari. Karena pagi ini mendung dan terasa berkabut.

Aku kembali berangkat ke kantor melintasi beberapa badan jalan yang sudah tergenang air hujan tapi nanti juga bakalan surut sendiri.

Hari ini Ria masuk kantor, aku merasa lega dibuatnya, meskipun aku kasihan padanya karena dari wajahnya dia terlihat masih pucat dan lesu. Aku menyapanya untuk membuatnya lebih nyaman lagi "Hai, Ria apa kamu sudah lebih sehat ?" tanyaku

Ria tersenyum lalu membalas sapaanku dengan nada yang lemah "Iya Bu sudah lebih baik, makasih Bu" ucapnya

Karena aku melihatnya kelihatan masih belum sembuh total, akhirnya aku suruh dia untuk pulang aja "Kalau kamu masih merasa gak enak badan, kamu boleh pulang. Daripada kerja yang ada nanti makin stres" ucapku

Tapi Ria menolaknya "Gak usah Bu, gak apa kok . Saya masih kuat kerja" ucapnya

Aku mengangguk paham "Oke kalau gitu kamu boleh lanjutkan pekerjaan kamu ya" ucapku lalu pergi meninggalkan ruangan administrasi yang semalam bikin aku ketakutan.

Aku masuk ke dalam ruanganku kebetulan aku Direktur perusahaannya.

Aku teringat kembali tentang chat Elsa yang mengaku bangkrut. Akhirnya aku kepikiran untuk bertanya kepada Ola, aku mau cari tau ke Ola meskipun sebenarnya aku dan Ola gak akrab dengan Elsa. Meskipun kami pernah satu sekolah sedari SMP tapi Elsa yang kami kenal adalah pribadi yang pendiam dan cenderung menghindar

Aku coba telpon Ola

Nuuut ! Nuut ! Nuu!

Gak lama akhirnya diangkat

"Ada apa Lis ?" tanya Ola dari jauh

"Gua mau tau dong riwayatnya Elsa skarang itu bagaimana sih ?" tanyaku

Ola menjawabnya dengan santai "Udah bangkrut Lis gara-gara gak bisa bayar utang dan piutang perusahaannya juga gak masuk" jawabnya

Mendengarnya aku syok "Kok lu bisa tau ?" tanyaku

"Dia sempet cerita sama temennnya tapi rupanya temennya ceppu dan akhirnya cerita sama gua" ucapnya

"Oh, begitu. Berarti lu tau dong kalau dia mau jual rumah ?" tanyaku

"Iya tau, sampe sekarang belum laku kayaknya" ucapnya lagi

Aku mengangguk paham "Oh gitu"

"Iya, emang kenapa Lis ?" tanyanya

"Semalam dia chat gua nawarin rumah, dia bilang kalai dia bangkrut. Gitu"

"Owh, jadi lu minat mau beli rumahnya ?"

"Ya kalau harganya cocok dan rumahnya oke dan gua suka ya gua mau beli itung-itung bantu dia"

"Wah, banyak juga duit lu" ucap Ola

"Ah, banyakan juga duit lu Ol" balasku

Terpopuler

Comments

Vina

Vina

jangan jangan rumahnya berhantu

2022-02-25

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!