The Great Oishi Zu
Ini tentang betapa tamak nya manusia,
Dimana semua nya mengincar kekuasaan.
Tak peduli jalan itu baik atau tidak,
Mereka akan melakukan apa pun untuk mendapatkan apa pun yang mereka inginkan.
Telur awan kelabu menjadi harta peninggalan terakhir dari mahkluk immortal, yang menjadi incaran semua orang.Para penyihir cahaya mendapatkan nubuat dari Tuhan mereka tentang kehadiran telur awan.
Dan mereka menyampaikan nubuat mereka pada sang kaisar, bahkan berita itu sampai terdengar keseluruh penjuru benua Sprakling.
Semua orang saling berlomba-lomba untuk mendapat kan telur ajaib itu, konon katanya siapa yang memiliki telur tersebut dia akan menguasai dunia.
Siapa yang tidak tergiur dengan hal seperti itu? Sangat disayang kan telur awan, berada di dalam hutan mangrove yang merupakan paru - paru dunia.
Penghuni hutan mangrove juga sangat mengerikan, tidak ada seorang pun yang berani memasuki wilayah tersebut. Hanya orang yang tidak waras mau masuk kedalam hutan mangrove dan menjadi santapan para monster dan hewan buas.
Di sebuah ruangan paviliun yang luas dan megah, seorang pria berjubah emas dengan corak naga itu menatap tajam para bawahan nya. Yang terlihat kerdil di mata nya dari singgasana tempat duduk nya.
"Mohon ampun Baginda yang mulia kaisar, para dewan penyihir cahaya menyampaikan nubuat terakhir nya mengenai keberadaan tentang telur suci itu." Pria berjubah putih itu masih menunduk hormat.
"Bangunlah dan katakan pada ku apa isi nubuat itu." Kaisar Zu menatap utusan dari menara sihir itu dengan wajah serius.
Tentu saja, dia begitu semangat ketika mendengar telur legendaris itu muncul setelah ribuan tahun tak menampakkan diri.
Siapa pun pasti sangat menginginkan telur itu dan dia harus mendapatkan nya.
"Telur Awan kelabu telah benar-benar muncul, tepat nya di hutan mangrove." Ucap nya pelan.
Seringai licik muncul di wajah tua kaisar yang di agung - agungkan oleh rakyatnya itu.
Kali ini dia tidak melepaskan kesempatan ini.
"Benarkah? Meski pun di hutan mengerikan pun aku tidak akan menyerah." Kaisar Zu mengusap janggut tua nya.
Mata nya menatap sang Kasim Gu dengan tatapan memerintah."Kasim Gu, pergilah ke kediaman jenderal wu dengan dekrit kekaisaran untuk menyuruh nya membawa pasukan nya kedalam hutan mangrove."
"Perintah kan dia untuk menjemput telur awan kelabu itu."Seringai kaisar Zu.
"Baiklah yang mulia bagind kaisar, saya pamit mengundurkan diri untuk melakukan apa yang anda perintah kan." Kasim Gu memberi hormat lalu pergi meninggalkan aula istana setelah di izinkan oleh Kaisar Zu.
Di saat itu lebih tepat nya di tempat lain, sebuah gubuk berukuran sedang berada di pegunungan terdapat keluarga kecil yang tengah berbincang.
"Ayah, apakah kau benar-benar akan pergi ke kota?" Gadis kecil berumur 7 tahun itu menatap sang ayah dengan tatapan sedih.
Pria berusia 22 tahun itu tersenyum kecil,"Tentu saja ayah akan pergi untuk membelikan hadiah ulang tahun mu."
"Tapi kakek kaisar pasti akan marah jika Ayah pergi dari rumah selama masa hukuman Ayah belum berakhir."
"Nak sudahlah jangan pikirkan itu." Wanita dengan hanfu ungu serta berparas cantik itu mendekati mereka berdua dengn kudapan yang dibawa nya.
"Sayang aku harus berangkat sekarang, kau tahu? Katanya kaisar sedang mengerahkan setengah pasukan elite kekaisaran untuk menemukan telur awan ini adalah kesempatan emas untuk ku menyelinap ke kota."
"Baiklah hati-hati di jalan."
Lelaki bernama Zu ji Xuan melambaikan tangan kearah istri nya Chu Zu dan gadis bungsu nya Zu ji Shi.
"Ayah kau harus kembali dengan selamat!!" Teriak Zu ji shi saat sang ayah pergi meninggalkan nya.
Di hutan mangrove tepat nya di bagian jantung hutan yang berada di tengah- tengah hutan dari langit terlihat mencolok. Danau luas dengan air bersih dan jernih dengan bunga teratai raksasa sebuah telur terdapat di lumbung akar nya tertata cantik dengan ukiran awan hitam.
Telur itu bersinar kemudian meredup, terus berulang meluarkan cahaya dan menghilang.
Hewan - hewan paling berkuasa berkumpul di tepi.
Para makhluk mitologi yaitu duyung berenang mengitari sang telur. Beberapa Hewan tahap kaisar berkumpul begitu juga yang tahap legenda.
Di mulai dari 7 penjaga legendari hutan mangrove.
Raja Duyung, Rubah berekor sembilan, Kura kura petir, Phoenix api, Phoenix es, serta harimau, berserta sang naga.
"Dia memiliki jiwa." Raja Duyung keluar kepermukaan air mencoba mendekati sang telur namun sesuatu menolak nya mendekat.
"Hey Wa di xiang, sudahlah kau akan terus di tolak nya." Teriak Fu jing Rubah itu merasa ada yang janggal dengan telur itu.
Mendadak hutan mangrove di terpa badai serta petir yang terus menyambar, gumpalan awan hitam berputar membentuk sebuah lingkaran bagai black hole.
Dari tengah lingkaran sekelebat cahaya jatuh ke jantung hutan mangrove, tepat nya cahaya itu menyusup kedalam akar teratai raksasa dan menyerap energi akar itu membuat hutan mengalami kekeringan selama 2 bulan penuh kemudian menjadi makmur.
Hutan kembali mendapatkan sumber kekuatan nya, bahkan 2 kali lipat.
Para spirit beats mencoba mengetahui apa yang terjadi mereka meminta bangsa duyung untung memeriksa keadaan jantung hutan.
Saat itu Raja duyung sendiri yang memeriksa nya, dia terkejut mendapati telur bercorak awan gelap berada di antara akar-akar teratai.
Kembali pada seekor Phoenix api " Aku merasa sebuah jiwa terdampar di sana, harusnya itu telur dari bangsa klan naga langit murni bukan?."
"Ya, bukankah kau pernah pergi ke dunia atas? Mungkinkah telur itu jatuh dari sana akibat sobekan waktu?." Duga sang naga.
Meskipun dirinya termasuk klan naga juga Namun, dirinya juga bukanlah naga murni. Dan sejak dia lahir dia tidak berada di dunia atas membuatnya kesulitan untuk berkultivasi dengan sedikitnya ki.
"Apa itu milik makhluk immortal? Aku dengar mereka memiliki bangsa spirit elite."
Begitulah mereka terus menduga-duga, Raja duyung berenang mendekati tepi danau.
Rubah putih berubah menjadi manusia itu ikut mendekati Raja duyung.
"Wa di Xiang apakah kau juga merasakan hal sama jika dia akan menetas hari ini?"
"Tentu saja aku merasakan nya, lebih baik kita berjaga-jaga hari ini kemunculan nya saja sudah membuat makhluk tak tahu malu itu banyak datang kemari."
"Teman-teman gawat!"
Sontak ketujuh penjaga itu menoleh mencari sumber suara. Sebuah burunga gagak kecil mendarat diatas batu tepi danau.
"Kau panggil kami apa burung jelek?" Decak Phoenix kesal.
"Maksud ku itu Yang mulia Raja,".
"Ada berita apa yang kali ini kau bawakan Ming Ming?"
"Dari arah selatan ada pasukan manusia yang berasal dari kekaisaran Zu dari Arah Utara ada pasukan kekaisaran terbesar yaitu kekaisaran Ki."
"Itu berarti kita di posisi terjepit." Ucap kura kura yang sedari tadi diam.
"Aku akan memberikan komando pada peri pohon serta manusia pohon untuk menjebak mereka di awal." Kata harimau putih cepat.
"Kalau begitu aku di lapisan kedua , akan memerintah kan para bawahan kecil untuk berperang serta membuat banyak jebakan." Phoenix es mengepakkan sayap nya Dan pergi
"Di lapisan ketiga arah timur biar diri ku yang urus." Phoenix api ikut menghilang seperti harimau dan saudara nya.
"Lapisan ke empat, aku akan membuat ilusi untuk mereka dan rencana cadangannya tentu saja pasukan ku akan menyerang." Ji Fu bergerak pergi dia tak mau kalah dengan yang lain
"Aku akan berada di lapisan kelima menghadang mereka yang berhasil menerobos." Ucap sang naga bernama Long xu.
"Kura-kura lamban kau harus lindungi jantung mangrove di lapisan ke enam bersama Wa di Xiang ."
"Dasar naga bodoh harus nya kau di lapisan terakhir untuk melindungi jantungnya."
"Biarlah dia tak cocok di bagian itu kau lebih cocok memasang formasi agar mereka tak bisa menembus ke danau."
"Baiklah aku akan mengaktifkan formasi."
Wa di Xiang mengangguk dia berenang mendekati sang telur dengan jarak 5 meter, perasaan nya begitu gelisah .
Mendadak sebuah suara terdengar di telinganya Meksi sangat kecil.
"Aku di mana?, Disini gelap aku ingin keluar ini sangat sempit."
Deg...
Jantung nya berdegup kencang mendengar suara anak kecil dari arah telur.
"Hey telur kecil apa kau bisa bicara?"
Hening tak ada jawaban.
"Telur jelek kau bisa bicara?"
Mendadak akar teratai yang berbentuk lumbung itu menjerat ekor wa di Xiang.
"Hey - hey apa yang kau lakukan? jika kau mengikatku kau akan dalam bahaya." Kata nya kesal.
Lumbung akar teratai yang menjadi jantung mangrove itu melepaskan ikatan nya, menyisakan tulisan yang terbentuk dari luka kecil di ekor wa di Xiang.
"Jangan mengecek nya dia akan menjadi penerus ku."
"Jantung maksud nya apa? Bukan kah kau baik-baik saja? Dia tidak akan bisa menjadi jantung hutan ini seperti mu."
Lumbung itu menjawab sang duyung dia berbicara dalam benak si duyung." Wa di Xiang jantung makhluk itu terdapat sebagian besar kekuatan ku."
"Saat ini aku hanya serpihan , diri ku telah menyatu pada nya."
Wa di Xiang terkejut mendengar akan hal itu dia merasa marah dengan apa yang di lakukan lumbung teratai.
"Kau adalah jantung kami، apa yang terjadi jika telur itu tidak berada disini? Kami akan ikut hancur jika dia terluka."
"Wa di Xiang... Justru dengan ada nya dia mangrove tak akan hancur selama dia hidup kalian tidak akan hancur biar pun dia terluka."
"Harus nya diri ku sudah mati."
"Apa yang kau maksud?"
"2 bulan lalu terjadi kemarau di hutan ini bukan hutan ini mati kau dan yang lain mencoba bertahan meski persediaan makan habis . Saat itu luka lama ku terbuka akibat serangan jendral perang Ji dia berhasil di kalah kan."
"Luka yang dia beri pada ku cukup parah membuat ku hampir sekarat, tapi telur itu yang masuk kedalam rahim ku memberi ku kekuatan besar untuk di salurkan pada hutan ."
"Dia mulai tumbuh dalam dekapan ku, dia menjadi anak ku aku memutuskan untuk menjadi jantungnya, agar kelak dia menjadi kuat dan membuat hutan ini tetap makmur."
Wa di Xiang menyentuh akar pohon teratai. Yang mulai layu hati nya terasa sakit kemudian memeluk sang jantung.
"Wa di Xiang aku menyayangi kalian."
"Kami juga menyayangi mu, kau telah mengubah kami dari yang berasal serpihan telur busuk menjadi makhluk hebat."
Wa di Xiang menangis, kura- kura yang melihat nya hanya diam dia tak mau ikut menangis .
"Dengan arti lain kau adalah ibu kami." Bisik wa di Xiang .
Akar teratai menjadi lebih hangat dan bersinar, akar yang di sentuh wa di Xiang berubah menjadi tangan putih yang halus serta kecil.
Wa di Xiang terkejut, melihat jantung mangrove berubah menjadi manusia wanita dengan paras cantik bak Dewi beserta senyuman hangat nya.
Jantung mangrove memeluk Wa di Xiang." Anak baik kelak kau harus menjaga telur ini jika dia hilang kau harus menyari nya."
"Kenapa? Bukankah karena dia kau akan menghilang?"
"Jangan membenci nya, semua makhluk jika sudah saat nya mati dia tak bisa menghindari itu."
Wa di Xiang membalas pelukan hangat dari jantung mangrove "Dia adikmu kau harus memerintahkan adik-adik mu yang lain agar melindungi adik terakhir mereka."
Wa di Xiang mendongak dan mengangguk.
Kura - kura mendekati jantung dia menatap nya dengan tangisan seperti anak kecil.
"Ibu..." Cicit nya
Sang jantung mengelus kepala kura kura dengan lembut." A Xuan, kau sudah besar dan menjadi kuat kau bahkan sekarang dapat di andalkan oleh kakak-kakak mu."
"Aku-aku sudah besar dan kuat untuk melindungi mu."
"Kelak kau tak perlu melindungi ku lagi."
"Aku tahu."
"Kalau begitu aku pergi dulu." Kura" pergi dia tak mau dekat ketika jantung akan menghilang. Itu akan membuat nya terpuruk Jika melihat langsung.
Di sisi lain pasukan dari kedua kekaisaran itu tengah memporak-porandakan di setiap lapisan hutan mangrove dengan para pendekar tingkat mengobrak abrik seisi hutan.
'Teman-teman gawat mereka lebih kuat dari kita bagaimana ini?' beberapa 7 penjaga saling melempar kan pertanyaan.
"Adikku kita lebih baik mundur?"
"Tidak ini sudah telat." Gumam wa di Xiang saat melihat jantung teratai menghilang meninggalkan sebuah telur.
"Kaka pertama apa kita mundur saja? Jika kita mundur bagaimana nasib hutan ini?".
"Lebih penting nyawa kita, hutan akan tetap hidup selama kita masih ada serta... Anggota baru keluarga kita." Wa di xiang menatap telur yang berada di dekapan nya.
"Phoenix mau kah kau kembali? Kemudian membawa pergi telur yang menjadi incaran mereka?"
"Apa kau gila? Aku tak mau mengorbankan nyawa ku untuk benda tak berguna itu "
"Ini perintah dari jantung hutan!"
"Dia adalah penerus nya kau harus melindungi nya selama dia hidup hutan tak akan mati!"
"Lalu kemana jantung mangrove?"
"Dia... Sudah tak ada, diri nya menyatu dengan telur ini."
Deg...
Semua hewan itu membatu, ingin menanyakan banyak hal namun, tak bisa mereka dalam pertarungan.
"Kau harus menjelaskan ini pada kami kakak pertama " Ucap sang naga.
"Aku janji... Kita akan mengalihkan perhatian manusia dan phoe kau harus menyelamatkan nya jika misi mu selesai membawa nya ke tempat aman."
"Kau harus menghubungi kami."
"Baiklah, aku akan berteleportasi ke tempat mu."
"Yang lain dengarkan baik-baik jika phoenix sudah pergi jauh kita akan melarikan diri ke benua lain."
"Kami mengerti."
"Serahkan telurnya aku akan membawanya ke tempat aman."
"Ini pergi jangan sampai ada orang yang mengetahui nya."
"Baik sekarang kita lakukan rencananya."
Ke 6 penjaga itu saling bekerja sama untuk mengalahkan para pendekar yang sudah memasuki lapisan hutan mangrove terakhir.
"Tidak kah kalian menyerah saja?"
Suara itu menggema di udara membuat seluruh penjaga menoleh pada pria dewasa yang mengenakan baju perang.
"Kau!" Wa di Xiang menatap Jendral Ku dengan penuh kebencian.
Pandangan Wa di Xiang beralih ke arah Jendral ji.
"Ikan busuk, kami akan melepaskan mu bersama yang lain asalkan kau memberikan telur awan nya pada kami."
"Hump? Kau menginginkan nya? Jangan harap selama diri ku masih ada."Dengus Jendral wu kesal.
"Bagus,bagus kekaisaran Zu mulai mengibarkan bendera perang!"
"Diamlah jika kalian berharap mendapatkan telur itu lebih baik tak usah berharap." Sela wa di Xiang.
"Makhluk air menjijikan seperti mu memang pantas ku bunuh."Jendral ji mulai bersiap untuk menyerang.
"Huh manusia rendahan seperti mu ingin membunuh ku? Mimpi saja sana!" Wa di Xiang tertawa geli.
"Kau tidak ingat? 2 bulan lalu kau sekarat akibat serangan ku." Kata Jendral Ji bangga.
"Berhentilah membangga kan diri, suatu saat kau pasti akan menangis."Seringai Wa di Xiang.
"Benarkah? Kita lihat saja nanti."
Kemudian keduanya bertarung sekuat tenaga, Wa di Xiang berharap phoe sudah pergi jauh bersama telur yang menjadi incaran dua kekaisaran.
Di sisi lain Phoe tengah terbang bersama sang telur."Kemana aku harus membawa mu pergi?"
Phoenix api itu terus terbang tanpa tujuan menyusuri hutan-hutan belantara."Ah lebih baik aku mencari tempat aman di bukit sana."
"Jika aku sembunyi di wilayah kekaisaran Zu tidak masalah bukan? Tempat musuh rasanya lebih baik."
"Karena mereka tak akan curiga tempatnya sendiri menjadi sarang musuhnya." Gumam phoenix.
Burung itu terkejut saat telur di cengkeraman nya bersinar lalu terdengar suara anak kecil.
"Ayah baptis apa itu kau?"
"Apa kau bisa bicara?"
"Tentu saja, hei suara mu mirip dengan naga tua itu."
"Apa maksud mu."
"Apa kau ayah baptis ku?"
"Bukan, aku bukan ayah mu."
"Sangat disayang kan, siapa nama mu?"
" Wa Guan yu."
Phoenix menyipitkan matanya dia melihat bukit yang di penuhi aura Qi.
"Nama ku Zhu Val."
"Apa kita akan mendarat disana?" Tanya Zhu Val.
"Iya."
Mendadak terdengar suara lain, kali ini terdengar seperti lelaki."Di sana ada rumah kita kesana aja."
"Hei apa kau yakin?" Sahut suara anak perempuan tadi.
Phoenix api itu terkejut, mendengar nya."Apa aku tidak salah dengar? Suara mu berubah menjadi anak laki-laki?"
"Tidak suara ku tidak berubah, Hanya saja hewan ku ikut berbicara."
"Apa? Hewan kata mu? Bukankah kau sudah mengakui ku sebagai saudara bukan hewan!"
"Dasar cerewet."
Wa Guan yu hanya mengerut kening 'Sepertinya dalam satu telur terdapat 2 makhluk hidup.'
"Benar kata mu disana ada rumah."
"Kita tinggal di sana saja."Pekik Zhu Val.
"Kau yakin?"
"Iya!"
Wa Guan yu mendarat di pelataran rumah, dia mengubah wujudnya menjadi manusia.
"Siapa kau?"
Wa Guan yu dan Zhu Val terkejut mendengar suara gadis kecil berusia 7 tahun muncul dari ambang pintu rumah.
"Ah maafkan aku gadis kecil, aku tersesat di bukit ini dan tak sengaja menemukan rumah mu."
"Jadi begitu, Ibuuu.... Kemari disini ada pendekar tersesat."Jerit gadis kecil itu dengan suara melengking.
"Pendekar tersesat?" Wanita cantik keluar dari dalam rumah.
Dia menatap tajam Phoenix mengamati dengan teliti."Benar kau tersesat?"
"Benar nyonya, saya minta maaf mengganggu kenyamanan anda."
"Hahaha tidak apa apa, kemari masuklah."
"Baik terima kasih."
"Dia bibi yang sangat baik!" Pekik Val senang.
"Diamlah atau dia akan menyadari keberadaan mu." Wa Guan yu menatap telur di tangan nya dengan tajam.
"Silahkan duduk, kalau boleh tau dari mana asal pendekar ini? "
Wa Guan yu segera duduk di kursi yang di sediakan oleh Chu Zu.
"Saya dari hutan mangrove " Wa Guan yu berterus terang.
Dia melihat wanita di depan nya bukan berasal dari aliran hitam atau memiliki sifat serakah.
"HUTAN MANGROVE?!" Chu Zu terlihat terkejut setahu dia tidak ada manusia yang tinggal di sana.
Kecuali mereka yang sedang berperang mencari benda pusaka.
"Ibu, memang ada apa dengan hutan mangrove?" Tanya Zu ji shi bingung dia melihat ibunya yang terkejut setengah mati.
"Diam lah nak, ini bukan saat nya bertanya."
"Apakah pendekar salah satu pasukan yang melakukan titah kaisar?"
Wa Guan yu menggeleng."Saya adalah salah satu penjaga hutan di sana."
Mendengar itu tubuh Chu Zu menegang, aura yang di pancarkan Wa Guan yu sangatlah tinggi hingga merasa tertekan.
"Pe-penjaga?"
"Benar, saya harap anda tak membeberkan keberadaan saya."
"Tentu saja tidak!"
'Jika aku membuat marah, penjaga hutan mangrove di depan ku Zu ji shi akan dalam bahaya dan aku bukan tandingan nya.' bathin Chu Zu.
"Kedatangan saya kemari, untuk meminta anda menjaga telur ini."Wa Guan yu memperlihatkan telur besar dengan pola awan hitam.
Mata Chu Zu terbelalak, telur didepan nya sangat indah bahkan aura nya sangat agung. Apakah itu anak dari penjaga? Itu yang dipikirkan Chu Zu!
"Telur ini menjadi incaran para pendekar, begitu juga kaisar serta dari ras lain."Tutur Wa Guan yu serius."Saya harap nyonya mau merawat nya."
"A-pa anda bercanda? Telur itu adalah harta pusaka tingkat langit!" Chu Zu terlihat ragu."Dan lagi saya tidak memiliki kekuatan yang besar untuk menjaga nya."
"Bibi! Bibi tenang saja aku bisa menjaga diriku." Telur itu bersuara dia meloncat-loncat kegirangan saat mendengar akan tinggal di sebuah rumah.
"Kau bisa bicara?" Tanya Zu ji shi.
Val mendekati Zu ji shi dengan girang."Benar, benar aku bisa bicara!"
"Val, hati-hati jangan meloncat jika kau pecah dan mati bagaimana?" Pekik Wa Guan yu cemas.
"Paman, tenanglah Val tidak akan jatuh dan pecah."
Wa Guan yu hanya menghela nafas."Saya tidak mempunyai waktu banyak, jadi saya harap anda mau merawatnya dan merahasiakan identitas dia."
"Baiklah, saya akan merawat nya dengan sepenuh hati." Ucap Chu Zu meski ragu.
Wa Guan yu mengangguk, dia dengan cepat menghilang saat mendapat sinyal dari para kakak angkat nya.
"Apa yang harus ku lakukan dengan telur ini."Gumam Chu Zu dia benar-benar kebingungan mendapatkan telur yang di inginkan orang-orang.
"Nama ku Zu ji shi, kau bisa memanggilku Jiejie."
Chu Zu memperhatikan putri nya yang sedang berbicara dengan Zhu Val.
Val mendengar kata itu serasa asing."Jiejie?"
Zu ji shi mengangguk dia mengangkat telur didepan nya tinggi-tinggi."Mulai sekarang aku akan menjadi jiejie mu, kau akan menjadi adikku!."
"Ka-kakak? Hwaaa aku memiliki seorang jiejie."Val menjerit senang dia paham jiejie artinya kakak.
"Apa kau senang?" Tanya Zu ji shi dengan mata berkaca-kaca.
Dia telah lama menginginkan seorang adik Namun, ibu nya tak bisa memenuhi keinginan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
herry bjb
penyampaisn ceritanya cukup lugas hanya saja agak terburu buru juga malah mirip baca dongeng ttg binatang..
2023-10-16
0
cahya77_
nubuat itu apa sih?
2023-08-02
0
siti komariyah
cerita yg gw suka, immortality.
2022-04-28
1