NovelToon NovelToon

The Great Oishi Zu

Telur awan kelabu

Ini tentang betapa tamak nya manusia,

Dimana semua nya mengincar kekuasaan.

Tak peduli jalan itu baik atau tidak,

Mereka akan melakukan apa pun untuk mendapatkan apa pun yang mereka inginkan.

Telur awan kelabu menjadi harta peninggalan terakhir dari mahkluk immortal, yang menjadi incaran semua orang.Para penyihir cahaya mendapatkan nubuat dari Tuhan mereka tentang kehadiran telur awan.

Dan mereka menyampaikan nubuat mereka pada sang kaisar, bahkan berita itu sampai terdengar keseluruh penjuru benua Sprakling.

Semua orang saling berlomba-lomba untuk mendapat kan telur ajaib itu, konon katanya siapa yang memiliki telur tersebut dia akan menguasai dunia.

Siapa yang tidak tergiur dengan hal seperti itu? Sangat disayang kan telur awan, berada di dalam hutan mangrove yang merupakan paru - paru dunia.

Penghuni hutan mangrove juga sangat mengerikan, tidak ada seorang pun yang berani memasuki wilayah tersebut. Hanya orang yang tidak waras mau masuk kedalam hutan mangrove dan menjadi santapan para monster dan hewan buas.

Di sebuah ruangan paviliun yang luas dan megah, seorang pria berjubah emas dengan corak naga itu menatap tajam para bawahan nya. Yang terlihat kerdil di mata nya dari singgasana tempat duduk nya.

"Mohon ampun Baginda yang mulia kaisar, para dewan penyihir cahaya menyampaikan nubuat terakhir nya mengenai keberadaan tentang telur suci itu." Pria berjubah putih itu masih menunduk hormat.

"Bangunlah dan katakan pada ku apa isi nubuat itu." Kaisar Zu menatap utusan dari menara sihir itu dengan wajah serius.

Tentu saja, dia begitu semangat ketika mendengar telur legendaris itu muncul setelah ribuan tahun tak menampakkan diri.

Siapa pun pasti sangat menginginkan telur itu dan dia harus mendapatkan nya.

"Telur Awan kelabu telah benar-benar muncul, tepat nya di hutan mangrove." Ucap nya pelan.

Seringai licik muncul di wajah tua kaisar yang di agung - agungkan oleh rakyatnya itu.

Kali ini dia tidak melepaskan kesempatan ini.

"Benarkah? Meski pun di hutan mengerikan pun aku tidak akan menyerah." Kaisar Zu mengusap janggut tua nya.

Mata nya menatap sang Kasim Gu dengan tatapan memerintah."Kasim Gu, pergilah ke kediaman jenderal wu dengan dekrit kekaisaran untuk menyuruh nya membawa pasukan nya kedalam hutan mangrove."

"Perintah kan dia untuk menjemput telur awan kelabu itu."Seringai kaisar Zu.

"Baiklah yang mulia bagind kaisar, saya pamit mengundurkan diri untuk melakukan apa yang anda perintah kan." Kasim Gu memberi hormat lalu pergi meninggalkan aula istana setelah di izinkan oleh Kaisar Zu.

Di saat itu lebih tepat nya di tempat lain, sebuah gubuk berukuran sedang berada di pegunungan terdapat keluarga kecil yang tengah berbincang.

"Ayah, apakah kau benar-benar akan pergi ke kota?" Gadis kecil berumur 7 tahun itu menatap sang ayah dengan tatapan sedih.

Pria berusia 22 tahun itu tersenyum kecil,"Tentu saja ayah akan pergi untuk membelikan hadiah ulang tahun mu."

"Tapi kakek kaisar pasti akan marah jika Ayah pergi dari rumah selama masa hukuman Ayah belum berakhir."

"Nak sudahlah jangan pikirkan itu." Wanita dengan hanfu ungu serta berparas cantik itu mendekati mereka berdua dengn kudapan yang dibawa nya.

"Sayang aku harus berangkat sekarang, kau tahu? Katanya kaisar sedang mengerahkan setengah pasukan elite kekaisaran untuk menemukan telur awan ini adalah kesempatan emas untuk ku menyelinap ke kota."

"Baiklah hati-hati di jalan."

Lelaki bernama Zu ji Xuan melambaikan tangan kearah istri nya Chu Zu dan gadis bungsu nya Zu ji Shi.

"Ayah kau harus kembali dengan selamat!!" Teriak Zu ji shi saat sang ayah pergi meninggalkan nya.

Di hutan mangrove tepat nya di bagian jantung hutan yang berada di tengah- tengah hutan dari langit terlihat mencolok. Danau luas dengan air bersih dan jernih dengan bunga teratai raksasa sebuah telur terdapat di lumbung akar nya tertata cantik dengan ukiran awan hitam.

Telur itu bersinar kemudian meredup, terus berulang meluarkan cahaya dan menghilang.

Hewan - hewan paling berkuasa berkumpul di tepi.

Para makhluk mitologi yaitu duyung berenang mengitari sang telur. Beberapa Hewan tahap kaisar berkumpul begitu juga yang tahap legenda.

Di mulai dari 7 penjaga legendari hutan mangrove.

Raja Duyung, Rubah berekor sembilan, Kura kura petir, Phoenix api, Phoenix es, serta harimau, berserta sang naga.

"Dia memiliki jiwa." Raja Duyung keluar kepermukaan air mencoba mendekati sang telur namun sesuatu menolak nya mendekat.

"Hey Wa di xiang, sudahlah kau akan terus di tolak nya." Teriak Fu jing Rubah itu merasa ada yang janggal dengan telur itu.

Mendadak hutan mangrove di terpa badai serta petir yang terus menyambar, gumpalan awan hitam berputar membentuk sebuah lingkaran bagai black hole.

Dari tengah lingkaran sekelebat cahaya jatuh ke jantung hutan mangrove, tepat nya cahaya itu menyusup kedalam akar teratai raksasa dan menyerap energi akar itu membuat hutan mengalami kekeringan selama 2 bulan penuh kemudian menjadi makmur.

Hutan kembali mendapatkan sumber kekuatan nya, bahkan 2 kali lipat.

Para spirit beats mencoba mengetahui apa yang terjadi mereka meminta bangsa duyung untung memeriksa keadaan jantung hutan.

Saat itu Raja duyung sendiri yang memeriksa nya, dia terkejut mendapati telur bercorak awan gelap berada di antara akar-akar teratai.

Kembali pada seekor Phoenix api " Aku merasa sebuah jiwa terdampar di sana, harusnya itu telur dari bangsa klan naga langit murni bukan?."

"Ya, bukankah kau pernah pergi ke dunia atas? Mungkinkah telur itu jatuh dari sana akibat sobekan waktu?." Duga sang naga.

Meskipun dirinya termasuk klan naga juga Namun, dirinya juga bukanlah naga murni. Dan sejak dia lahir dia tidak berada di dunia atas membuatnya kesulitan untuk berkultivasi dengan sedikitnya ki.

"Apa itu milik makhluk immortal? Aku dengar mereka memiliki bangsa spirit elite."

Begitulah mereka terus menduga-duga, Raja duyung berenang mendekati tepi danau.

Rubah putih berubah menjadi manusia itu ikut mendekati Raja duyung.

"Wa di Xiang apakah kau juga merasakan hal sama jika dia akan menetas hari ini?"

"Tentu saja aku merasakan nya, lebih baik kita berjaga-jaga hari ini kemunculan nya saja sudah membuat makhluk tak tahu malu itu banyak datang kemari."

"Teman-teman gawat!"

Sontak ketujuh penjaga itu menoleh mencari sumber suara. Sebuah burunga gagak kecil mendarat diatas batu tepi danau.

"Kau panggil kami apa burung jelek?" Decak Phoenix kesal.

"Maksud ku itu Yang mulia Raja,".

"Ada berita apa yang kali ini kau bawakan Ming Ming?"

"Dari arah selatan ada pasukan manusia yang berasal dari kekaisaran Zu dari Arah Utara ada pasukan kekaisaran terbesar yaitu kekaisaran Ki."

"Itu berarti kita di posisi terjepit." Ucap kura kura yang sedari tadi diam.

"Aku akan memberikan komando pada peri pohon serta manusia pohon untuk menjebak mereka di awal." Kata harimau putih cepat.

"Kalau begitu aku di lapisan kedua , akan memerintah kan para bawahan kecil untuk berperang serta membuat banyak jebakan." Phoenix es mengepakkan sayap nya Dan pergi

"Di lapisan ketiga arah timur biar diri ku yang urus." Phoenix api ikut menghilang seperti harimau dan saudara nya.

"Lapisan ke empat, aku akan membuat ilusi untuk mereka dan rencana cadangannya tentu saja pasukan ku akan menyerang." Ji Fu bergerak pergi dia tak mau kalah dengan yang lain

"Aku akan berada di lapisan kelima menghadang mereka yang berhasil menerobos." Ucap sang naga bernama Long xu.

"Kura-kura lamban kau harus lindungi jantung mangrove di lapisan ke enam bersama Wa di Xiang ."

"Dasar naga bodoh harus nya kau di lapisan terakhir untuk melindungi jantungnya."

"Biarlah dia tak cocok di bagian itu kau lebih cocok memasang formasi agar mereka tak bisa menembus ke danau."

"Baiklah aku akan mengaktifkan formasi."

Wa di Xiang mengangguk dia berenang mendekati sang telur dengan jarak 5 meter, perasaan nya begitu gelisah .

Mendadak sebuah suara terdengar di telinganya Meksi sangat kecil.

"Aku di mana?, Disini gelap aku ingin keluar ini sangat sempit."

Deg...

Jantung nya berdegup kencang mendengar suara anak kecil dari arah telur.

"Hey telur kecil apa kau bisa bicara?"

Hening tak ada jawaban.

"Telur jelek kau bisa bicara?"

Mendadak akar teratai yang berbentuk lumbung itu menjerat ekor wa di Xiang.

"Hey - hey apa yang kau lakukan? jika kau mengikatku kau akan dalam bahaya." Kata nya kesal.

Lumbung akar teratai yang menjadi jantung mangrove itu melepaskan ikatan nya, menyisakan tulisan yang terbentuk dari luka kecil di ekor wa di Xiang.

"Jangan mengecek nya dia akan menjadi penerus ku."

"Jantung maksud nya apa? Bukan kah kau baik-baik saja? Dia tidak akan bisa menjadi jantung hutan ini seperti mu."

Lumbung itu menjawab sang duyung dia berbicara dalam benak si duyung." Wa di Xiang jantung makhluk itu terdapat sebagian besar kekuatan ku."

"Saat ini aku hanya serpihan , diri ku telah menyatu pada nya."

Wa di Xiang terkejut mendengar akan hal itu dia merasa marah dengan apa yang di lakukan lumbung teratai.

"Kau adalah jantung kami، apa yang terjadi jika telur itu tidak berada disini? Kami akan ikut hancur jika dia terluka."

"Wa di Xiang... Justru dengan ada nya dia mangrove tak akan hancur selama dia hidup kalian tidak akan hancur biar pun dia terluka."

"Harus nya diri ku sudah mati."

"Apa yang kau maksud?"

"2 bulan lalu terjadi kemarau di hutan ini bukan hutan ini mati kau dan yang lain mencoba bertahan meski persediaan makan habis . Saat itu luka lama ku terbuka akibat serangan jendral perang Ji dia berhasil di kalah kan."

"Luka yang dia beri pada ku cukup parah membuat ku hampir sekarat, tapi telur itu yang masuk kedalam rahim ku memberi ku kekuatan besar untuk di salurkan pada hutan ."

"Dia mulai tumbuh dalam dekapan ku, dia menjadi anak ku aku memutuskan untuk menjadi jantungnya, agar kelak dia menjadi kuat dan membuat hutan ini tetap makmur."

Wa di Xiang menyentuh akar pohon teratai. Yang mulai layu hati nya terasa sakit kemudian memeluk sang jantung.

"Wa di Xiang aku menyayangi kalian."

"Kami juga menyayangi mu, kau telah mengubah kami dari yang berasal serpihan telur busuk menjadi makhluk hebat."

Wa di Xiang menangis, kura- kura yang melihat nya hanya diam dia tak mau ikut menangis .

"Dengan arti lain kau adalah ibu kami." Bisik wa di Xiang .

Akar teratai menjadi lebih hangat dan bersinar, akar yang di sentuh wa di Xiang berubah menjadi tangan putih yang halus serta kecil.

Wa di Xiang terkejut, melihat jantung mangrove berubah menjadi manusia wanita dengan paras cantik bak Dewi beserta senyuman hangat nya.

Jantung mangrove memeluk Wa di Xiang." Anak baik kelak kau harus menjaga telur ini jika dia hilang kau harus menyari nya."

"Kenapa? Bukankah karena dia kau akan menghilang?"

"Jangan membenci nya, semua makhluk jika sudah saat nya mati dia tak bisa menghindari itu."

Wa di Xiang membalas pelukan hangat dari jantung mangrove "Dia adikmu kau harus memerintahkan adik-adik mu yang lain agar melindungi adik terakhir mereka."

Wa di Xiang mendongak dan mengangguk.

Kura - kura mendekati jantung dia menatap nya dengan tangisan seperti anak kecil.

"Ibu..." Cicit nya

Sang jantung mengelus kepala kura kura dengan lembut." A Xuan, kau sudah besar dan menjadi kuat kau bahkan sekarang dapat di andalkan oleh kakak-kakak mu."

"Aku-aku sudah besar dan kuat untuk melindungi mu."

"Kelak kau tak perlu melindungi ku lagi."

"Aku tahu."

"Kalau begitu aku pergi dulu." Kura" pergi dia tak mau dekat ketika jantung akan menghilang. Itu akan membuat nya terpuruk Jika melihat langsung.

Di sisi lain pasukan dari kedua kekaisaran itu tengah memporak-porandakan di setiap lapisan hutan mangrove dengan para pendekar tingkat mengobrak abrik seisi hutan.

'Teman-teman gawat mereka lebih kuat dari kita bagaimana ini?' beberapa 7 penjaga saling melempar kan pertanyaan.

"Adikku kita lebih baik mundur?"

"Tidak ini sudah telat." Gumam wa di Xiang saat melihat jantung teratai menghilang meninggalkan sebuah telur.

"Kaka pertama apa kita mundur saja? Jika kita mundur bagaimana nasib hutan ini?".

"Lebih penting nyawa kita, hutan akan tetap hidup selama kita masih ada serta... Anggota baru keluarga kita." Wa di xiang menatap telur yang berada di dekapan nya.

"Phoenix mau kah kau kembali? Kemudian membawa pergi telur yang menjadi incaran mereka?"

"Apa kau gila? Aku tak mau mengorbankan nyawa ku untuk benda tak berguna itu "

"Ini perintah dari jantung hutan!"

"Dia adalah penerus nya kau harus melindungi nya selama dia hidup hutan tak akan mati!"

"Lalu kemana jantung mangrove?"

"Dia... Sudah tak ada, diri nya menyatu dengan telur ini."

Deg...

Semua hewan itu membatu, ingin menanyakan banyak hal namun, tak bisa mereka dalam pertarungan.

"Kau harus menjelaskan ini pada kami kakak pertama " Ucap sang naga.

"Aku janji... Kita akan mengalihkan perhatian manusia dan phoe kau harus menyelamatkan nya jika misi mu selesai membawa nya ke tempat aman."

"Kau harus menghubungi kami."

"Baiklah, aku akan berteleportasi ke tempat mu."

"Yang lain dengarkan baik-baik jika phoenix sudah pergi jauh kita akan melarikan diri ke benua lain."

"Kami mengerti."

"Serahkan telurnya aku akan membawanya ke tempat aman."

"Ini pergi jangan sampai ada orang yang mengetahui nya."

"Baik sekarang kita lakukan rencananya."

Ke 6 penjaga itu saling bekerja sama untuk mengalahkan para pendekar yang sudah memasuki lapisan hutan mangrove terakhir.

"Tidak kah kalian menyerah saja?"

Suara itu menggema di udara membuat seluruh penjaga menoleh pada pria dewasa yang mengenakan baju perang.

"Kau!" Wa di Xiang menatap Jendral Ku dengan penuh kebencian.

Pandangan Wa di Xiang beralih ke arah Jendral ji.

"Ikan busuk, kami akan melepaskan mu bersama yang lain asalkan kau memberikan telur awan nya pada kami."

"Hump? Kau menginginkan nya? Jangan harap selama diri ku masih ada."Dengus Jendral wu kesal.

"Bagus,bagus kekaisaran Zu mulai mengibarkan bendera perang!"

"Diamlah jika kalian berharap mendapatkan telur itu lebih baik tak usah berharap." Sela wa di Xiang.

"Makhluk air menjijikan seperti mu memang pantas ku bunuh."Jendral ji mulai bersiap untuk menyerang.

"Huh manusia rendahan seperti mu ingin membunuh ku? Mimpi saja sana!" Wa di Xiang tertawa geli.

"Kau tidak ingat? 2 bulan lalu kau sekarat akibat serangan ku." Kata Jendral Ji bangga.

"Berhentilah membangga kan diri, suatu saat kau pasti akan menangis."Seringai Wa di Xiang.

"Benarkah? Kita lihat saja nanti."

Kemudian keduanya bertarung sekuat tenaga, Wa di Xiang berharap phoe sudah pergi jauh bersama telur yang menjadi incaran dua kekaisaran.

Di sisi lain Phoe tengah terbang bersama sang telur."Kemana aku harus membawa mu pergi?"

Phoenix api itu terus terbang tanpa tujuan menyusuri hutan-hutan belantara."Ah lebih baik aku mencari tempat aman di bukit sana."

"Jika aku sembunyi di wilayah kekaisaran Zu tidak masalah bukan? Tempat musuh rasanya lebih baik."

"Karena mereka tak akan curiga tempatnya sendiri menjadi sarang musuhnya." Gumam phoenix.

Burung itu terkejut saat telur di cengkeraman nya bersinar lalu terdengar suara anak kecil.

"Ayah baptis apa itu kau?"

"Apa kau bisa bicara?"

"Tentu saja, hei suara mu mirip dengan naga tua itu."

"Apa maksud mu."

"Apa kau ayah baptis ku?"

"Bukan, aku bukan ayah mu."

"Sangat disayang kan, siapa nama mu?"

" Wa Guan yu."

Phoenix menyipitkan matanya dia melihat bukit yang di penuhi aura Qi.

"Nama ku Zhu Val."

"Apa kita akan mendarat disana?" Tanya Zhu Val.

"Iya."

Mendadak terdengar suara lain, kali ini terdengar seperti lelaki."Di sana ada rumah kita kesana aja."

"Hei apa kau yakin?" Sahut suara anak perempuan tadi.

Phoenix api itu terkejut, mendengar nya."Apa aku tidak salah dengar? Suara mu berubah menjadi anak laki-laki?"

"Tidak suara ku tidak berubah, Hanya saja hewan ku ikut berbicara."

"Apa? Hewan kata mu? Bukankah kau sudah mengakui ku sebagai saudara bukan hewan!"

"Dasar cerewet."

Wa Guan yu hanya mengerut kening 'Sepertinya dalam satu telur terdapat 2 makhluk hidup.'

"Benar kata mu disana ada rumah."

"Kita tinggal di sana saja."Pekik Zhu Val.

"Kau yakin?"

"Iya!"

Wa Guan yu mendarat di pelataran rumah, dia mengubah wujudnya menjadi manusia.

"Siapa kau?"

Wa Guan yu dan Zhu Val terkejut mendengar suara gadis kecil berusia 7 tahun muncul dari ambang pintu rumah.

"Ah maafkan aku gadis kecil, aku tersesat di bukit ini dan tak sengaja menemukan rumah mu."

"Jadi begitu, Ibuuu.... Kemari disini ada pendekar tersesat."Jerit gadis kecil itu dengan suara melengking.

"Pendekar tersesat?" Wanita cantik keluar dari dalam rumah.

Dia menatap tajam Phoenix mengamati dengan teliti."Benar kau tersesat?"

"Benar nyonya, saya minta maaf mengganggu kenyamanan anda."

"Hahaha tidak apa apa, kemari masuklah."

"Baik terima kasih."

"Dia bibi yang sangat baik!" Pekik Val senang.

"Diamlah atau dia akan menyadari keberadaan mu." Wa Guan yu menatap telur di tangan nya dengan tajam.

"Silahkan duduk, kalau boleh tau dari mana asal pendekar ini? "

Wa Guan yu segera duduk di kursi yang di sediakan oleh Chu Zu.

"Saya dari hutan mangrove " Wa Guan yu berterus terang.

Dia melihat wanita di depan nya bukan berasal dari aliran hitam atau memiliki sifat serakah.

"HUTAN MANGROVE?!" Chu Zu terlihat terkejut setahu dia tidak ada manusia yang tinggal di sana.

Kecuali mereka yang sedang berperang mencari benda pusaka.

"Ibu, memang ada apa dengan hutan mangrove?" Tanya Zu ji shi bingung dia melihat ibunya yang terkejut setengah mati.

"Diam lah nak, ini bukan saat nya bertanya."

"Apakah pendekar salah satu pasukan yang melakukan titah kaisar?"

Wa Guan yu menggeleng."Saya adalah salah satu penjaga hutan di sana."

Mendengar itu tubuh Chu Zu menegang, aura yang di pancarkan Wa Guan yu sangatlah tinggi hingga merasa tertekan.

"Pe-penjaga?"

"Benar, saya harap anda tak membeberkan keberadaan saya."

"Tentu saja tidak!"

'Jika aku membuat marah, penjaga hutan mangrove di depan ku Zu ji shi akan dalam bahaya dan aku bukan tandingan nya.' bathin Chu Zu.

"Kedatangan saya kemari, untuk meminta anda menjaga telur ini."Wa Guan yu memperlihatkan telur besar dengan pola awan hitam.

Mata Chu Zu terbelalak, telur didepan nya sangat indah bahkan aura nya sangat agung. Apakah itu anak dari penjaga? Itu yang dipikirkan Chu Zu!

"Telur ini menjadi incaran para pendekar, begitu juga kaisar serta dari ras lain."Tutur Wa Guan yu serius."Saya harap nyonya mau merawat nya."

"A-pa anda bercanda? Telur itu adalah harta pusaka tingkat langit!" Chu Zu terlihat ragu."Dan lagi saya tidak memiliki kekuatan yang besar untuk menjaga nya."

"Bibi! Bibi tenang saja aku bisa menjaga diriku." Telur itu bersuara dia meloncat-loncat kegirangan saat mendengar akan tinggal di sebuah rumah.

"Kau bisa bicara?" Tanya Zu ji shi.

Val mendekati Zu ji shi dengan girang."Benar, benar aku bisa bicara!"

"Val, hati-hati jangan meloncat jika kau pecah dan mati bagaimana?" Pekik Wa Guan yu cemas.

"Paman, tenanglah Val tidak akan jatuh dan pecah."

Wa Guan yu hanya menghela nafas."Saya tidak mempunyai waktu banyak, jadi saya harap anda mau merawatnya dan merahasiakan identitas dia."

"Baiklah, saya akan merawat nya dengan sepenuh hati." Ucap Chu Zu meski ragu.

Wa Guan yu mengangguk, dia dengan cepat menghilang saat mendapat sinyal dari para kakak angkat nya.

"Apa yang harus ku lakukan dengan telur ini."Gumam Chu Zu dia benar-benar kebingungan mendapatkan telur yang di inginkan orang-orang.

"Nama ku Zu ji shi, kau bisa memanggilku Jiejie."

Chu Zu memperhatikan putri nya yang sedang berbicara dengan Zhu Val.

Val mendengar kata itu serasa asing."Jiejie?"

Zu ji shi mengangguk dia mengangkat telur didepan nya tinggi-tinggi."Mulai sekarang aku akan menjadi jiejie mu, kau akan menjadi adikku!."

"Ka-kakak? Hwaaa aku memiliki seorang jiejie."Val menjerit senang dia paham jiejie artinya kakak.

"Apa kau senang?" Tanya Zu ji shi dengan mata berkaca-kaca.

Dia telah lama menginginkan seorang adik Namun, ibu nya tak bisa memenuhi keinginan.

Keluarga baru

Dia telah lama menginginkan seorang adik Namun, ibu nya tak bisa memenuhi keinginan nya.

"Iya, tentu saja Val sangat senang."

"Jadi nama mu Val ya nak?" Chu Zu mengelus sang telur dengan jari telunjuknya pelan.

Zhu Val merasa nyaman ketika wanita itu membelai nya."Iya, nama Val itu Zhu Val."

Lalu terdengar suara asing yang berbicara dengan Zhu Val."Anak nya mengangkat mu sebagai adiknya, berarti bibi didepan kita adalah ibu angkat mu."

"Dan dia juga menjadi ibu angkat mu Zhu Hao." Ucap Val polos.

Zhu Hao menatap Val masam."Tidak ibu ku cukuplah satu, jika kau tak membawa ku pergi mungkin saja aku tetap bersama ibu ku."

"Tapi, andai aku tak membawa mu kau tak akan ada di hari ini kau pasti akan mati bersama burung itu."Bantah Val.

"Ah sudahlah, sebaiknya kau bersiap-siap kita akan menetas dua bulan lagi."Ketus Zu Hao.

Mereka bicara dalam benak mereka,"Apakah Val tidur?"

Zu ji shi menatap Telur ditangan nya dengan heran karena tak bersuara.

"Sepertinya Val sedang tidur, bagaimana jika Ji shi tidur siang bersama Val ?"

Mata Ji shi membulat." Apakah boleh? Tapi aku takut Val pecah Bu."

Chu Zu beranjak bangkit dia pergi kearah dapur lalu, kembali dengan sebuah keranjang rotan kecil yang biasa di pakai untuk piknik.

Dia memberikan kain sutra halus yang dia miliki kedalam keranjang itu."Val akan tidur di sini jadi Ji shi tak perlu takut Val hancur."

"Horeee, baiklah Bu ji shi akan tidur siang."

Chu Zu tersenyum kini gadis bungsu nya memiliki teman baru, ah tidak mungkin teman baru nya sudah menjadi bagian keluarga nya.

Zu ji shi merebahkan diri di kasurnya, tak lupa dia meletakkan Val di samping nya.

"Tidurlah Val, jiejie mu ini juga akan tidur."Zu ji shi menguap pelan lalu menutup matanya.

"Tidurlah jiejie Val akan menjaga mu."

"Baiklah kita akan berkultivasi sekarang kamu berada di tahap petarung bintang 7."Kata Zu Hao tanpa basa basi.

"Bukan kah aku masih berada di level perak bintang 5?" Val terlihat bingung kenapa mendadak tingkatkan levelnya menaik.

"Tidak, sekarang kau berada di level ini mereka menyembunyikan perihal tingkatan mu agar kamu rajin berlatih."

Apa? Zhu Val tak percaya tak mungkin Zhu long kakak nya menyembunyikan itu, apalagi ayah baptis nya Alyos. Apa mereka menginginkan hal yang di ucapkan Zhu Hao? Seperti nya iya.

Zhu Val terlihat murung, semenjak insiden desa tempat tinggalnya di serang kultivator yang memburu kakak nya dia terpisah bersama si telur. Karena gelombang air yang di ciptakan pendekar elemen air berhasil membawa nya ketempat entah berantah, zhu hao menyelamatkannya memasukannya kedalam telur.

Mereka terombang-ambing sampai kepantai, mendadak suhu panas meningkat drastis.

Panas matahari membuat air menguap mereka melayang ke udara, terbang akibat mantra yang dibacakan Val agar bisa mencari daratan. Tapi siapa sangka dia malah terjebak awan gelap aneh.

Dan menjatuhkan nya pada sebuah lumbung yang hangat.

"Tunggu bukankah kita akan menetas hari ini?" Tanya Val saat teringat hal itu apa lagi cangkang mereka baru redak sedikit.

Zhu Hao terdiam."Tidak itu hanya permulaan saat kau mencapai tahap petarung bintang 7."

Val mencebik bibirnya tak suka, kenapa dia harus berlama-lama didalam telur yg membuat tubuhnya berlendir?

"Apa jika kita menetas wujudku akan berubah menjadi Phoenix"

Zhu Hao tertawa mendengar perkataan konyol Zhu Val.

"Gadis bodoh, kau tetap menjadi manusia, tapi berhubung kau menyatu didalam dan menjadi embrio kemungkinan kau akan memiliki sayap Phoenix."

"Maksud mu? Bukankah kamu yang memiliki nya?"

"Tidak,tidak aku persilangan dari ras naga dan Phoenix."

Zhu Val terdiam dia membayangkan wujud Zhu Hao berbadan naga dan bersayap Phoenix. Memikirkan nya saja membuatnya tertawa keras ahh kenapa ini sangat konyol.

"Apa yang tertawakan?!" Seru Zhu Hao tak senang.

"Hahaha tidak, bukan apa apa."Zhu Val terkekeh.

Zhu Hao menatap Zhu Val tajam."Ingatlah, ketika kita menetas kau akan memiliki tanda Phoenix, itu terjadi karena kedua kekuatan disini tak mau menyatu."

"Andai aku tak membawa mu masuk, mungkin aku akan binasa jika tak bisa menyerap kedua energi itu dengan benar."

"Jadi maksudmu, aku harus menyerap kekuatan Phoenix dan kau menyerap kekuatan naga."

"Yeah seperti itu, aku memilih menjadi naga karena suatu saat aku akan membalas kematian ayah ku pada manusia di dunia atas."

'kenapa tidak Phoenix saja? Jelas-jelas ibunya sangat kuat di pertarungan waktu itu.' bathin Zhu Val kemudian dia menepis pikiran nya itu.

"Apakah aku akan menjadi spirit Beats?"

"Tidak sepenuhnya, kau tetap menjadi manusia, hanya saja sayap Phoenix itu akan tumbuh di punggung mu."

"Ahh aku tak peduli itu, kalau begitu beritahu aku cara menyerapnya." Kata Val tak sabar.

Zhu Hao yang mendengar nya, ingin sekali menjitak kepala Val."Hei jangan terburu-buru, satu bulan ini kau harus meningkatkan level mu di tahap jendral awal."

"Baiklah, kau harus mengajari ku kau tahu ayah baptisku tak disamping ku dia biasanya memberikan banyak pelatihan pada ku." Permintaan Val disanggupi oke Zhu Hao toh gadis itu hanyalah manusia biasa.

Jadi kemungkinan besar gadis itu tak tahu cara-cara berkultivasi.Sore menjelang bersama semburan orange di ujung barat, perlahan senja ditelan langit malam.

Bintang-bintang bermunculan menemani sang rembulan, Zu ji shi terbangun dia mendengar suara familiar.

"Istriku, dimana putri kesayanganku ?"

"Dia masih tertidur suami ku." Jawab Chu Zu saat sang suami kembali ke rumah tepat waktu.

"Bangunkanlah, kita akan mengadakan pesta ulangtahun ke 8 nya."Titah Zu ji xuan.

Rasa kantuk menghilang begitu saja ditelan kegembiraan, kini Ayah nya sudah datang dia akan merayakan ulang tahun ke 8 bersama ayah dan ibunya! tak lupa dengan Zhu Val.

"Val bangunlah Ayah ku sudah datang!"

Zu ji shi membangunkan Zhu Val dengan semangat.

Zhu Val yang larut dalam meditasi nya merasa terganggu, dia menyudahi kegiatan nya dan membalas Zhu Ji shi.

"Ada apa jiejie."

"Kita harus keluar dari kamar, dan menemui Ayah."

Zhu Val mengiakan, dia baru sadar ketika dirinya berada dalam keranjang rotan.

Zu ji shi mengeluarkan Zhu Val dia menggendong telur yang di anggapnya adik, Keduanya menuju ruang tamu.

Zu ji Xuan menatap putri bungsu nya dengan wajah berseri-seri."Kemarilah putri ku ayah membelikan mu sesuatu."

"Benarkah?!" Zu ji shi berlari mendekati Zu ji Xuan.

Chu Zu terkejut dia takut Val jatuh dan pecah."Jangan lari nak, Val akan terjatuh jika kau tersandung akibat berlari terlalu kencang."

Putri nya mendengar kan ucapan nya, Zu ji shi segera melambatkan langkah nya.

'Padahal kita tak mati meski cangkang akan hancur.' bathin Val.

'bodoh tubuh ku belum 100% terbentuk dengan sempurna."Gerutu Zhu Hao.

"Ah maaf Bu aku melupakan hal itu."Zu ji shi segera melambatkan langkahnya. Dia merasa bersalah pada Val.

"Lihat ayah memberikan roti isi daging untuk mu serta beberapa pakaian baru." Zu ji Xuan meminta gadis bungsu nya mendekat.

Zu ji shi mendekati perlahan dia menatap potongan roti isi daging dengan senang, tangannya meletakkan Zhu Val di atas meja.

"Telur apa itu?" Zu Ji Xuan mengernyit bingung.

"Itu ... Ji shi sendiri tak tahu." Jawab Zu ji shi.

Ibu nya mengecup kening sang anak, dia menaruh beberapa hidangan khusus di hari ulang tahu anak nya.

"Selamat ulang tahun ke 8 putri ku."

"Terimakasih ibu." Zu ji shi memeluk ibu nya dengan erat, kemudian dia memeluk Ayah nya."Terimakasih Ayah, kau rela menyusup ke kota untuk membelikan putri mu semua ini."

"Tak apa asal putri ayah bahagia." Zu ji Xuan mengelus kepala Zu ji shi dengan lembut.

Zhu Val yang melihatnya terasa sedih,"Aku merindukan ibu baptis dan ayah baptis ku."

"Jangan cengeng, jika kau ingin bertemu mereka kau harus jadi lebih kuat dari ini."Zhu Hao merasakan kesedihan yang melanda Zhu Val.

Jujur saja dia sendiri merindukan ayahnya, harusnya dia sudah menetas Namun. Sang ayah malah mengurungnya tetap dalam telur karena kesalahan yang ibu buat.

Hingga sang ibu di buang ke dunia bawah,"Aku tidak cengeng, aku hanya merindukan mereka." Bantah Zhu Val.

"Tentang telur ini, bisa kah kau menjelaskannya istri ku? Benda itu terlihat seperti sebuah pusaka."

Chu Zu mengangguk, dia menjelaskan mengapa Zhu Val bisa berada di rumah mereka. Zu ji Xuan yang mendengar nya merasa gelisah sebab telur didepan nya bisa saja menjadi bencana bagi keluarga kecilnya.

"Ayah kau jangan berpikir untuk membuang Val! Dia adalah adikku." Sungut Zu ji shi tak suka dia mendekap Val dan melemparkan tatapan tak bersahabat pada ayah nya.

"Nak, tapi benda itu sangat bahaya."Zu ji Xuan mencoba membujuk putri nya agar membuang Zhu Val.

"Tidak mau, dia adikku ayah dan ibu saja tak bisa memberikan ku adik."

Chu Zu menepuk pundak suami nya, meminta pria itu untuk mengalah.

"Aku kesepian, Bing Gege saja tak pernah pulang semenjak dia masuk kedalam Academy Zu."

Zu ji Xuan menghela nafas pelan, dia tak bisa memaksa jika alasannya seperti itu. Kemudian dia mengalihkan perhatian nya pada Zhu Val. Zhu Val yang merasa di perhatikan menjadi tak nyaman.

"Bisa kah paman berhenti menatap Val seperti itu?Val merasa ketakutan." Cicit Val kecil.

Lelaki dewasa di depan nya terkejut mengetahui fakta bahwa telur pusaka itu dapat berbicara.

"Hahaha, tenanglah nak paman tidak melukaimu." Jari Zu ji Xuan mengusap cangkang telur.

Sentuhan itu membuat hati Zu Val terasa hangat."Val merindukan Ayah."

Chu Zu tersenyum manis."Jika kau tau keberadaan orang tua mu mungkin kami akan membantu mu mencarinya."

"Apakah kita akan berkelana Bu?" Tanya Zu ji shi berbinar-binar.

Zu ji Xuan terkekeh."Itu pun jika telur manis itu mengetahui keberadaan orang tua nya."

"Val tidak tahu kemana ayah dan ibu pergi, Val ditinggalkan bersama kakak hanya saja sebuah kejadian tak enak membuat Val terpisah dengannya." Val kali ini benar-benar sedih dia merindukan keluarga angkatnya meski kenyataan mereka bukan keluarga kandung.

"Malang sekali nasib mu Val, tenanglah Jijie akan ada selalu untuk mu bersama ayah dan ibu."Zu ji shi memeluk Zhu Val erat.

"Ji shi jangan terlalu kuat." Pekik Chu Zu dia khawatir dengan Val.

"Ahahaha maaf Bu ji shi lupa."

Makan malam itu berjalan lancar, dengan kehangatan Zu ji Xuan dan Chu Zu. Membuat Val merasa nyaman belum lagi dirinya di angkat menjadi anak dari pasangan itu.

........

Langit mulai terang, semburat warna orange muncul di ufuk timur. Sinar sang Surya menyusup dari balik pegunungan dan jendela membuat para insan terbangun.

"Hwaaaa... Aku benar-benar bosan, andai aku dalam bentuk manusia mungkin bisa mengunjungi banyak tempat."

Mendengar celotehan Zhu Val, Zhu Hao merasa kesal gadis itu sempat-sempat memikirkan hal tak berguna.

"Ah jiejie belum terbangun, aku tak akan menggangu nya." Zhu Val melompat dari keranjang rotan.

Telur itu meloncat-loncat ke arah dapur sesekali menggelinding."Hey berhenti bertingkah gila, jika terus begini kita bisa mati."

"Ayolah, naga busuk ini menyenangkan." Ucap Zhu Val di sela-sela tawanya.

"Panggil aku Zhu Hao, dan berhenti membuat cangkang ini menggelinding." Bentak Zhu Hao dia tak suka dengan sifat Val yang kekanakan.

"Lagi pula kita tak mudah pecah seperti telur pada umumnya." Bantah Val dia tak mau kalah dengan saudara angkatnya itu.

Chu zu yang merasakan aura Zhu Val menoleh dan menghampiri telur itu, tangannya meraih dan meletakkan Zhu Val di meja makan.

"Kau sudah bangun Val'er? Apa kau lapar? Tunggu disini ibu mu ini akan memasakkan makanan enak untuk sarapan kita." Chu Zu segera berkutat dengan sayuran dan peralatan dapur lain.

"Umm Val tidak bisa makan seperti kalian." Ucap Val mengingat kan.

Chu Zu yang mendengar nya tertawa lepas, menyadari kebodohannya."Maaf kan ibu, ibu lupa akan hal itu."

"Tidak apa apa, ibu akan membuat apa?"

Val mendekati beberapa sayuran yang di letakkan di atas meja makan, dia memperhatikan akar - akar yang familiar.

"Ibu akan membuat bubur buah teratai, kakak mu pasti akan senang."

Val terkejut, jantung nya berdegup kencang.'Hey naga busuk apa itu akar teratai yang mendekap kita?'

"Manusia bodoh itu hanya buah teratai biasa." Zhu Hao terkekeh geli entahlah tingkah gaids itu selalu absurd.

Zhu Val menghela nafas lega."Syukurlah, ku kira itu dia."

"Hahaha tak mungkin itu terjadi."

Mendadak suara pintu belakang terbuka, terlihat Zu ji Xuan mencari sesuatu."Istriku apa kau tau di mana cangkul berada?"

"Kau mencarinya? Biar ku ambilkan sebentar." Chu Zu bangkit dia segera mengambil. Cangkul di gudang.

"Ayah, kau akan pergi kemana?" Val menatap Zu ji Xuan heran.

"Oh ayah akan pergi ke kebun, untuk mencangkul tanah agar bisa di tanami beberapa bibit wortel."

Mendengar itu Zhu Val meloncat, Zu ji Xuan segera menangkap telur nakal itu dia menatap Zhu Val hangat."Kau mau ikut Val'er?"

"Iya Val mau ikut!"

"Oh, dimana shi'er? Apa dia belum bangun?"

"Jiejie masih tertidur pulas di kamar."

"Hahaha ya sudah lebih baik jangan di bangunkan."

Chu Zu mendekati suami nya, dia memberikan cangkul yang tadi dia cari. Matanya menatap Zhu Val cemberut.,

"Val'er kau mau ikut dengan ayah mu?"

"Tentu saja ibu, Val ingin ikut."Seru Zhu Val senang.

Chu Zu menahan senyum dan mengangguk. Dia memang tak rela Val pergi Namun, seperti nya gadis itu terlihat senang jadi dia tak akan merusak kebahagiaan putri nya.

"Ya sudah hati-hati di jalan, nanti ibu akan menyusul untuk mengantarkan makan siang."

"Baik ibu."

"Istriku aku berangkat."

Chu Zu mengangguk, Zu ji Xuan berangkat dengan semangat dia tak pernah di temani oleh Zu ji shi pergi ke kebun Gadis itu selalu menolak.

Membuat Zu ji Xuan merasa sedih, sepertinya kali ini dia tak perlu sedih sebab Zhu Val menemani nya.

"Ayah, lihat itu mereka berterbangan dengan rapi." Zhu Val melihat sekelompok burung melintas diatasnya.

"Mereka selalu hidup berkelompok, nama burung itu burung wallet."

Zhu Val melompat-lompat kegirangan saat mengetahui itu."Jika Val besar, apa Val bisa terbang seperti mereka ayah?"

Zu ji Xuan tertawa mendengar nya."Itu tergantung dengan jenis mu."

"Val tahu, hati-hati jalannya terlalu licin." Ucap Zhu Val mengingatkan saat mereka menuruni jalan yang licin.

"Baiklah ayah akan hati-hati."

Zu ji Xuan berjalan dengan hati - hati, beberapa kali ia nyaris terpeleset. Perjalanan mereka tak memakan banyak waktu sehingga keduanya sudah sampai di tempat lahan yang luas.

"Kenapa kita tidak menanam di halaman rumah atau belakang rumah?"

Zu ji Xuan menaruh cangkulnya di tanah, sementara Zhu Val meloncat turun dari bahu Ayah angkat nya.

"Di sana sudah tak muat, banyak jenis herbal yang di tanam. Jadi tempat ini yang di pilih apa lagi jaraknya tak jauh dari rumah." Balas Zu ji Xuan.

"Val mengerti, apa boleh Val melihat-lihat? Val penasaran dengan tempat ini."

"Sebaiknya jangan terlalu jauh, kau mengerti Val'er?"

"Ya Val mengerti."

Zhu Val segera pergi dia menyusuri, tempat asing itu dengan mengikuti arah angin.

"Tak jauh dari sini ada sungai." Ucap Zhu Hao dia mendengar suara gemericik air meski sangat kecil.

"Apa kita akan menangkap ikan?"

Zhu Hao menggeleng pelan, itu tindakan sangat konyol bagi telur seperti mereka.

"Berhentilah bersikap konyol, sungai itu di penuhi ikan monster." Zhu Hao menyadari itu dari aura yang di pendarkan para ikan monster itu.

Zhu Val mengerti, biarpun begitu dia tetap penasaran."Jika kau penasaran dengan sungai itu lebih baik nanti saja."

"Kalau begitu apa kita bisa mencari sesuatu yang lebih menarik dari sungai itu?"

"Ya." Zhu Hao mengangguk, dia mengedarkan jaring spiritual agar mengetahui banyak hal di hutan bukit kecil itu.

"Aku menemukan nya, sebuah kelompok kelinci bertanduk."

"Apa gunanya kelinci itu? Kita bahkan tak bisa menjadikannya sate!" Pekik Zhu Val kesal.

"Tenanglah manusia bodoh, tanduknya bisa membuat kultivasi kita menaik," Zhu Hao menahan emosinya entah nasib apa dirinya di persatu kan dengan manusia bodoh seperti Zhu Val.

Kali ini yang mengambil alih pergerakan adalah Zhu Hao, dia tak ingin Zhu Val melakukan tindakan ceroboh.

Mereka terus bergerak menuju gerombolan kelinci bertanduk. Tak lama kemudian mereka menemukan kelinci bertanduk yang mereka cari tak jauh dari mereka berdua.

"Lihat ini, selain untuk merasakan keberadaan monster dan makhluk hidup jaring spiritual juga bisa mengendalikan spirit Beats level rendah." Ucap Zhu Hao.

Zhu Val mengangguk paham, dia memperhatikan Zhu Hao yang mulai menyebar jaring spiritual kearah kelinci bertanduk. Kemudian menjerat pikiran mereka.

"Mendekat!" Perintah Zhu Hao.

Sontak para kelinci mendekati telur yang mengeluarkan aura emas itu.

"Mereka sangat menggemaskan! Apa kita akan menyerap tanduk mereka disini?" Tanya Val.

Zhu Hao menggeleng, dia mengajak kelompok kelinci itu ketempat yang lebih aman. Kemudian menyerap energi dari tanduk kelinci tersebut.

Begitu juga Val, dia menyerap nya mengalirkan energi itu keseluruh dantian nya.

"Perlahan saja, tak perlu terburu-buru itu hanya akan membuat mu terluka."

Zhu Val mendengarkan perkataan Zhu Hao, keduanya melakukan kultivasi hingga bunyi ledakan saling ber susulan.

Zhu Val berhasil menembus tahapan petarung awal bintang 8, dia tersenyum senang. Sementara Zhu Hao berhasil menerobos tahap (.....)

"Jangan senang dulu jalan mu masih panjang, jika dua bulan ini tak bisa menerobos ke tahap jenderal awal lebih baik buang mimpi mu untuk menetas."

Perkataan tajam Zhu Hao membuat Zhu Val merasa kesal."Sebaiknya kita kembali hari sudah mulai siang, jika tidak ayah angkat mu akan mencari mu."

Benar saja ketika keduanya pulang terlihat Zu ji Xuan dan Chu Zu terlihat khawatir dan gelisah, tentu saja mereka kedua mengkhawatirkan anak angkat mereka.

Tak peduli anak angkatnya spirit Beats mereka tetap menyayangi nya.

"Ayah, Val kembali."

Mendengar suara yang di kenalinya, Chu Zu langsung menghela nafas lega melihat putri nya baik-baik saja.

"Dari mana saja Val'er? Kau sangat lama membuat kami berdua sangat khawatir dengan mu." Tutur Zu ji Xuan dia meraih telur yang di anggap anak nya itu.

"Maafkan Val, Val hanya melihat-lihat saja."

"Sudahlah tak apa lain kali jangan terlalu jauh bukit ini banyak tempat yang berbahaya."

Zhu Val mengangguk kelu saat Chu Zu memperingatkan, memang benar bukit ini terdapat tempat yang tak aman seperti sungai yang di penuhi ikan monster.

"Ah suamiku, saat ini usia Zu ji shi sudah 8 tahun, bukankah sudah waktunya dia belajar di sebuah sekte?" Tanya Chu Zu dia paham betul anaknya harusnya sudah memasuki Academy Zu di usianya yang ke enam tahun dulu.

Namun, Zu ji Xuan menolak mentah-mentah dia tak ingin putri nya jauh dari dirinya.

"Disini kita juga ada Val jadi kau tak akan kesepian." Ucap Chu Zu saat melihat wajah murung suami nya.

"Baiklah, aku akan meminta izin pada Yang mulia kaisar agar Zu ji shi bisa memasuki Academy Zu."

Zhu Val yang mendengar nya terlihat tak suka, bagaimana pun dia baru sehari bertemud engan Zu ji shi.

"Ibu bisa kah, Val ikut dengan jiejie? Lagi pula mereka tak akan tahu keberadaan ku."

Zu ji Xuan menggeleng tak setuju."Tidak, Ayah tak mengizinkan di sana berbahaya bisa saja kepala Academy mengetahui keberadaan mu."

"Dan itu bisa membahayakan keberadaan mu Val'er ibu tak ingin itu terjadi." Chu Zu membenarkan ucapan suami nya.

Zhu Val terdiam dan mengangguk lesu."Baiklah, Val'er apa kau mau ikut ibu pulang? Jiejie mu mencari mu tadi."

"Benarkah? Kalau begitu Val akan ikut."

Chu Zu menaruh Zhu Val dalam keranjang rotan yang di lapisi sutraembut bagian dalam nya, dan membawa telur itu pergi menuju rumah sederhana nya.

"Ayah kami pergi dulu."

"Iya hati-hati di jalan."

Di sisi lain Zu ji shi tampak kesal, tak mendapati Zhu Val di kamar saat dia terbangun. Tangan nya terus bergerak menulis beberapa materi yang di berikan oleh ibunya.

"Baiklah aku tak boleh kesal, aku harus menuntaskan ini sebelum ibu kembali." Katanya semangat.

"Aku harus menembus Perak bintang 9 bulan ini, agar Ayah mengizinkan ku masuk kedalam Academy."

Tangan nya terus bergerak, sesekali gadis itu memakan camilan yang di buat oleh sang ibu untuk menemani belajar nya.

Telur itu menetas

Bertepatan dengan kedatangan Chu Zu dan Zhu Val. Zu ji shi berhasil menyelesaikan tugas mencatatnya.

"Putri ku kau sudah menyelesaikan tugas yang ibu kasih?"

Chu Zu melangkah masuk kedalam ruang belajar anak nya.

"Sudah Bu, anak mu ini menyelesaikan nya tepat waktu." Kata Zu ji shi bangga.

Keranjang rotan di letakkan diatas meja belajar oleh Chu Zu, Val membuka perlahan tutup keranjang. Dia mengintip Zu ji shi.

"Ayolah adik keluar, jiejie mu ini tahu kau bersembunyi di dalam keranjang itu." Zu ji shi merasa gemas dengan tingkah Zhu Val.

Zhu Val langsung meloncat keluar saat, kakaknya menyadari diri nya mengintip.

"Val tidak mau menganggu waktu belajar jiejie, Val akan kembali kedalam keranjang."

Zu ji shi menekuk wajahnya, dia keberatan jika Zhu Val tak mau berdiam diri di samping nya.

"Baiklah, ibu akan menjelaskan nya dan kau akan mempraktekkan semua yang ibu jelaskan."

Zu ji shi mengangguk dia membenarkan posisi duduknya dan mulai mendengar kan apa yang di terangkan oleh ibunya.

Kemudian mempraktekkan nya bersama dengan Chu zu yang memberikan contoh terlebih dahulu. Kemudian memberikan instruksi saat putrinya mencoba mempraktekkan nya.

Zhu Val yang mendengar ibu angkatnya menjelaskan dan memberi instruksi, mulai mengikuti apa yang di ajarkan ibu nya secara diam-diam.

Sore menjelang, pelatihan pun selesai."Zu ji shi, Ibu sudah berbicara kepada Ayah mu agar kau bisa memasuki Academy Zu."

"Terimakasih Bu! Ji shi sangat bahagia."

Malam menjelang semua orang tertidur, begitu juga Zhu Val . Namun, tidak untuk Zhu Hao.

Pemuda itu tampak berjaga-jaga ia merasakan firasat buruk malam ini. Suara burung hantu terus berbunyi di luar rumah terlihat jaring-jaring spiritual menyebar kebanyak arah.

Sebuah kaki menyenggol jaring spiritual milik Zhu Hao, pemuda itu merasakan sekelompok orang sedang menuju kearah kediaman Zu ji Xuan.

Dari aura nya mereka memiliki niat membunuh yang sangat kental. Di sisi lain kelompok berpakaian serba hitam itu tengah mendaki bukit. Mereka tampak bersemangat untuk menjalankan misi.

'Ini tidak bagus, mereka pasti akan membunuh keluarga kecil Zu ji xuan.' Bathin Zhu Hao.

Suara nya terdengar jernih dan tenang, tak ada kepanikan di dalamnya. Dengan sekuat tenaga dia menggunakan jaring spiritual untuk mengendalikan semua spirit level rendah untuk menyerang kelompok misterius itu.

"Apa, apaan ini! Kenapa ada banyak hewan spirit beats tingkat rendah menyerang kita dari berbagai arah?"

"Diam lah, kau sangat cerewet lebih baik memusnahkan mereka saja."

Kelompok misterius itu terus menerus di serang sekelompok babi hutan, kelinci bertanduk, beberapa ular piton serta king cobra.

Hingga ribuan lebah menyerang mereka. Membuat mereka kewalahan karena tak ada habisnya serangan dari spirit beats.

"Sial pasti ada seseorang yang menyadari pergerakan kita." Geram salah satu dari mereka.

"Jika seperti ini terus, kita akan terluka parah disini."

"Lebih baik kita mundur terlebih dahulu, agar bisa melancarkan serangan kita dengan maksimal nanti."

Masing-masing mereka mengangguk kan kepala dan segera melarikan diri dari kepungan dan kejaran spirit beast level rendah.

"Baguslah kalian tahu diri." Seringai Zhu Hao.

Dia kembali berlatih meningkatkan kultivasi nya, dan menyerap energi naga perlahan. Dia tahu tanpa dia lakukan energi itu akan masuk kedalam tubuh nya dan membentuk tubuhnya menjadi lebih sempurna.

Kemungkinan untuk menjadi naga sempurna tak sampai 100%, dirinya pasti tercampur dengan energi Phoenix sebelum Val masuk kedalam cangkang.

Dengan keberadaan Val, dirinya tak perlu menyerap energi Phoenix yang sebelumnya menentang di serap olehnya. Jika di paksa dia akan hancur.

Zhu Hao pikir dengan kehadiran Val dia bisa menyerap energi naga seutuhnya Namun, kenyataan berkata lain justru kehadiran gadis kecil itu membuat energi yang semula bertentangan menjadi tenang dan damai.

Bahkan tanpa mereka minta, kedua energi itu mampu menyatu didalam tubuh mereka berdua. Hanya saja yang membedakan nya 98% energi naga diserap oleh tubuh Zhu Hao. Dan 98% energi Phoenix di serap oleh Zhu Val.

Masing-masing dari mereka berbagi 2% energi. Jadi tak ada yang memiliki kedua energi itu dengan sempurna. Namun, Zhu Hao merasakan mereka saling melengkapi kekurangan mereka.

Sepertinya semua akan baik-baik saja, itu yang di pikirkan oleh Zhu Hao.

Di kekaisaran Ki, terlihat seorang pria dewasa yang sedang duduk di kursi kebanggaan nya dengan wajah gelisa.

Dada nya naik turun ketika amarah nya meledak.

Mata tajam nya menatap lelaki di bawah singgahsana nya dengan wajah tegas, lelaki itu tetap bersimpuh didepan nya meminta maaf karena misi nya gagal.

"Hamba meminta maaf sebesar-besarnya kepada Yang mulia kaisar karena telah mengecewakan Yang mulia." Ucap Jenderal ku dengan wajah datar.

"Lupakan lah, Zhen tahu tugas mu tak mudah lagi pula para hewan legenda itu bukan tandingan mu." Jari Kaisar Ki mengetuk-ngetuk pegangan kursi emas nya.

"Dan Zhen kecewa padahal jelas-jelas mereka sedang dalam kondisi terlemah, tapi Jendral Ki tak bisa menangkap salah satu nya."

Tatapan kaisar Ki berubah menjadi semakin dingin."Bukankah itu peluang yang cukup bagus untuk menjadikan mereka hewan kontrak saudara-saudara mu?"

"Hamba meminta maaf kepada yang mulia kaisar atas ketidak becusan hamba." Lagi - lagi Jendral Ki meminta maaf pada lelaki tua di depan nya.

Di usia ke 20 nya dia di angkat menjadi Jendral kekaisaran oleh sang Ayah tidak lain adalah Kaisar Ki sendiri, diri nya tak memilih untuk menjadi putra mahkota Namun, dia lebih memilih untuk menjadi jendral dengan kemampuan berpedang dan menguasai strategi di usia muda memang merupakan sebuah prestasi.

"Zhen memberikan satu kesempatan pada mu agar bisa menangkap salah satu dari mereka termasuk benda pusaka itu."

"Baik Yang mulia kaisar Ki, hamba laksanakan."

Di kamar sederhana itu terdengar jerit kesakitan seorang gadis kecil.

"Arghh sakit... Tubuh Val terasa sakit." Pekik Val dia tak bisa untuk menahan siksaan yang menggerogoti tubuh nya.

Bahkan terasa ingin meledak, Zhu Hao merasakan hal serupa. Dia merasakan rasa sakit yang di derita Val di seluruh tubuh nya hanya bisa diam membisu.

Telur itu berada dalam kendali Val, terus berputar dan berguling-guling di kasur. Zu ji shi yang melihat nya menjadi khawatir bukan main.

"Adik ada apa dengan mu?"

"Jiejie... Sakit rasa nya sangat sakit."

"Se-sebentar jiejie akan memanggil kan ibu dan ayah."

Zu ji shi berlari keluar dari kamar dia menyari kedua orang tua nya di seluruh ruangan Namun, tak terlihat sedikit pun.

"Ibu, ayah kalian di mana?"

"Di luar shi'er." Sahut Zu ji xuan.

"Ayah! Gawat adik merasa kesakitan aku tak tahu apa yang terjadi pada nya." Jerit Zu ji shi.

Membuat pasangan suami istri itu terkejut dan gelisah."Apa? Bagaimana bisa ayo kita temui Val'er." Seru Chu Zu panik.

Ketiga nya memasuki rumah sederhana mereka, ketika sampai di kamar Zhu Ji shi mereka di kejut kan dengan keadaan telur menawan itu.

"Val !" Pekik Chu Zu jantung nya mencelus melihat telur cantik nya berada di lantai dengan retakan besar di cangkang.

Buru - buru Chu Zu meraih telur itu dan mendekap nya, hati nya merasa sakit emosi nya meluap-luap dia merasa telur itu tak mau diam terus bergerak dengan mengeluarkan suara kesakitan.

"Sa-sakit, lepaskan Val ini sangat sakit."

'Aku.. ah aku tak menyangka dugaan ku melesat.' Decak Zhu Hao di tengah kesakitan yang mengarungi raga nya.

"Maksudnya apa?" Tanya Zhu Val dalam benak.

"Kita akan menetas hari ini, itu karena seluruh energi disini sudah habis."

Zu ji Xuan yang mendengar teriakan kesakitan Zhu val segera menyuruh istrinya untuk meletak kan Zhu Val di lantai.

"Istriku letakkan Val'er di lantai sepertinya dia akan menetas."

Chu Zu merasa ragu Namun, pada akhirnya dia meletakkan Val di lantai kamar.

"Val, kau harus berhasil agar bisa tetap bersama jiejie!" Kata Zu ji shi menyemangati.

Val meraung keras, raungannya menyatu dengan Zhu Hao itu mengejutkan ketiga orang itu. Telur awan kelabu terus membesar dari ukuran kecil nya menjadi ukuran asli.

Besarnya rata-rata setinggi Zu ji shi, suara retakan terdengar cukup keras hingga semua cangkang itu benar-benar hancur dan meledak.

Sebuah cahaya emas menyilaukan muncul ketika Cangkang telur itu hancur.

"Ugh sangat silau, auranya sungguh bukan main." Keringat mengucur di dahi Zu ji Xuan tekanan saat ini sungguh luar biasa.

Membuat ketiganya jatuh terkulai lemas di lantai, aura keagungan itu begitu besar hingga mereka tak sanggup menahan nya.

Mendadak hujan turun dengan deras, di selingi gemuruh petir yang menggelegar di seluruh alam.

Goncangan ruang waktu begitu dahsyat, akibat nya semua terkena dampaknya. Beberapa menit kemudian badai berhenti semua orang terlihat panik mereka mengira hanya kejadian alam.

Tapi tidak untuk orang-orang di dunia atas mereka merasakan, kengerian ketika badai hujan dan petir menyatu belum lagi dengan angin ribut besar sukses menghancurkan beberapa wilayah kerajaan-kerajaan di sana.

"Ada apa ini? Kejadian langka macam apa !" Ketakutan melanda jiwa pria agung di kerajaan naga emas.

Lelaki berparas tampan dengan jubah emas itu terlihat gemetaran ketakutan, saat melihat fenomena alam di luar. Beberapa Raja di dunia atas lain mengadakan rapat mereka ingin membahas kejadian itu.

"Baik sekarang kita mulai rapat nya." Mu Qian menatap para Raja yang menjadi sekutu nya.

"Beberapa wilayah kita mungkin menjadi urursan masing-masing Namun, kita harus menyelidiki kejadian hari ini."

"Apa lagi kita tidak tau penyebab badai ini dan tidak tau kapan badai itu akan datang bisa saja mendadak."

Raja Xiao Wei ikut berbicara." Menurut ku, badai ini biasanya terjadi ketika hewan Ilahi telah di lahirkan di dunia."

"Aku setuju dengan Raja Xiao Wei , ini bukan hal asing lagi untuk kita tapi satu kejanggalan kenapa kejadian ini hanya beberapa detik saja?." Raja Kuan terlihat sedang memeras otak.

"Dan lagi biasa nya para hewan Ilahi yang di lahirkan menciptakan badai ruang waktu selama berjam-jam, serta semesta ikut mendukung kehadiran nya dengan hujan dan petir di Sergai angin." Sambung Raja Yu Wen.

Ketiga nya merasa heran."Kalau begitu kita harus mencari tahu hewan ilahi itu, lalu kemungkinan besar dia salah satu spesies spirit beast langka dan biasanya dia masuk dalam klan spirit elite."

"Apa kita harus pergi ke Utara untuk menemui pemimpin klan spirit elite? Bisa saja kita mendapatkan informasidari sana." Usul Raja Xiao Wei.

Tak, jitakan kepala mendarat di kepala Raja Xia wei." Aww apa yang kau lakukan Raja Mu Qian!"

"Menyadarkan otak bodoh mu itu, agar tau rencana mu sungguh konyol dengan menanyakan secara langsung bisa saja mereka menjadi curiga terhadap kita bertiga." Desis Raja Mu Qian kesal.

Raja Yu wen tertawa keras melihat kelakuan sahabat nya." Sudahlah aku akan mengirimkan mata-mata kesana."

Di dunia bawah tepat nya di rumah Zu ji Xuan kini tak terdengar suara jeritan lagi. Chu Zu, Zu ji Xuan, dan Zu ji shi mematung. Melihat dua anak kecil berusia 5 tahun.

Mereka tak menyangka dalam satu telur ada 2 individu. Selama ini yang mereka tahu hanya ada Val tapi siapa sangka ada individu lain tanpa sepengetahuan mereka?

Gadis berusia 5 tahun dengan Surai perak itu, terbaring lemah di lantai tanpa sehelai benang sedikit pun. Hanya terdapat pita dengan lonceng emas yang mengikat rambut perak panjang nya. Wajah kecil dengan pipi tembam itu terlihat menggemaskan.

Bibir kecil berwarna pink serta kulit seputih susu itu tak di pungkiri akan kecantikan yang terpancar. Di samping Zhu Val terdapat anak lelaki terlihat seumuran dengan Zhu Val.

Rambut hitam, kulit putih serta garis-garis ketegasan tersirat di wajah nya. Aura kegelapan muncul di sekitar tubuh nya tidak lain adalah Zhu Hao.

"A-aku tidak menyangka kita mendapatkan anak kembar tak seiras." Zu ji Xuan membuka mulut nya ketiga keterkejutan nya hilang.

"Ayah aku pikir wujud Zhu Val seperti hewan spirit." Gumam Zu ji shi dia tak menyangka adiknya berwujud manusia bahkan terlihat sangat menawan dan tak terjamah seolah-olah Zhu Val adalah seorang malaikat cantik.

"Dalam kasus mereka terlihat berbeda dengan kebanyakan spirit lainnya." Chu Zu mengerut kening.

"Mereka adalah benda pusaka tingkat langit jadi tak heran seperti ini."

Chu Zu menggeleng dia tak setuju dengan pendapat suami nya. Apa lagi aura kedua anak kecil itu di penuhi aura yin dan yang yang sangat pekat.

"Bahkan aku yang pernah melihat harta pusaka tingkat langit pun tak seperti ini, dalam catatan sejarah tingkat Kaisar pun hewan yang terlahir dari telur pusaka wujud aslinya tetap terlihat setelah lahir mereka menunggu kekuatan mereka meningkat agar bisa berubah wujud menjadi manusia."

Zu ji Xuan benar - benar pusing, mendadak tubuh nya menegak." Jangan bilang mereka tingkat ilahi? Jika tingkat legenda itu tak mungkin."

Chu Zu mengangguk dia kali ini setuju dengan pendapat suami nya."Baiklah aku akan memakai kan baju pada mereka mungkin baju bekas putra ku waktu dia kecil muat untuk yang satu nya."

"Lalu Val'er akan memakai baju milik shi'er sewaktu kecil." Ucap Zu ji shi yang di angguki oleh ibu nya.

Pagi nya tubuh gadis kecil itu tetap terbaring lemas di atas ranjang, wajahnya tak sepucat kemarin malam. Kini keadaan nya terlihat jauh lebih baik begitu juga anak lelaki di samping nya.

"Val kapan kau bangun? Astaga adikku sungguh menggemaskan." Gumam Zu ji shi jantungnya berdegup kencang saking bersemangat nya dia serasa sedang bermimpi ketika melihat Val.

Jari telunjuk nya nekan - nekan pipi Chubby Zhu Val.

Tuk..

Tuk..

Tuk..

Lalu saking gemasnya Zu ji shi mencubit kedua pipi Val." Ahhh aku akan gila jika seperti ini, Adik pipi mu sungguh kenyal aku ingin mencubitnya terus menerus sampai-sampai ingin menggigit nya."

"Umm jijie?" Val terbangun dia membuka matanya dan mengerjakan sebentar.

"Waahhh cantik sekali warna mata mu." Zu ji shi menatap mata Val lekat-lekat.

Mata berwarna merah jambu itu sungguh menawan, Zu ji shi tak bisa menghindari daya pikat dari mata Zhu Val.

Val terdiam mendengar nya, otaknya sedang mencerna sesuatu.'Aku sudah berubah menjadi manusia kembali lebih cepat dari yang di katakan Zhu Hao.'

Teringat akan Zhu Hao Val menoleh dia terkejut saat melihat, Anak laki-laki berusia 5 tahun. Tertidur lelap di sampingnya.

"Kak siapa dia?"

"Bukankah itu saudaramu? "

Zhu Val mengerut kening lalu teringat dengan Zhu Hao.

"Naga bodoh bangun!" Teriak Zhu Val dia sebenarnya sangat senang saat melihat diri sendiri berubah menjadi manusia kembali.

Namun, keadaan Zhu Hao lebih memprihatinkan di mata Zhu Val.

"Berhentilah mengguncangkan tubuh ku gadis bodoh." Zhu Hao mengerang kesakitan akibat cengkraman gadis kecil.

Matanya mengerjap sebentar melihat tak ada perubahan pada wujud Zhu val, "Aneh apa mungkin penyerapan nya mengalami kecacatan hingga sayap Phoenix tak muncul di punggungnya?" Bathin Zhu Hao.

"Sungguh aku merasa ini mimpi memiliki adik imut seperti kalian berdua." Zu ji shi memeluk Zhu Hao dan Zhu Val.

"Jiejie, lepaskan Val tidak bsia bernafas." Kata Zhu Val tercekat.

"Arghh manusia sialan lepaskan tangan mu."

Zu ji shi tertawa keras mendengar ucapan Zhu Hao."Apa katamu hewan kecil? Kau berani melawan kakak mu ini?"

Dengan gemas Zu ji shi mencubit kedua pipi Zhu Hao, hingga menyisakan bekas cubitan merah.

"Shi'er apa Val sudah bangun?"

Chu Zu muncul dari balik pintu kamar, Val yang melihat nya langsung menerjang Chu Zu.

"Ibu! Hwaaaa... akhirnya Val bisa memeluk ibu." Val memeluk erat Chu Zu.

Senyum kecil muncul di sudut bibir wanita dewasa itu, perasaan senang membuat nya melupakan suatu hal.

"Anak baik kau terlihat sangat cantik Hmm."

Zu ji Xuan masuk kedalam dia menatap Zhu Hao, kemudian merentangkan kedua tangannya."Kemari apa kau tidak iri dengan saudara perempuan mu? Kemari dan peluk ayah."

Zhu Hao membuang muka, dia tak suka dengan Zu ji Xuan."Tidak kau bukan ayahku."

"Ahh hati sangat sakit mendengar hal itu." Zu ji Xuan tertawa keras kemudian tersenyum simpul.

"Jadi nak siapa nama mu?"

"Zhu Ray."

"Bukan kah..." Ucapan Zhu Val terhenti saat melihat Zhu Hao memelototi nya.

"Nama yang bagus, kami tak menyangka Zhu Val memiliki saudara."

Semua terdiam saat mengingat hal itu, mendadak pintu di ketuk dengan keras. tapi siapa yang bertamu sepagi ini? Apa lagi rumah mereka berada di perbukitan yang sepi!

"Biar ayah yang membuka kan pintu."

"Baiklah."

Zu ji Xuan pergi meninggalkan anak-anak dan sitrinya, dia menuju ruang tamu kemudian membuka pintu. Dirinya di kejutkan dengan kehadiran kasim Hu dengan beberapa pengawal.

"Selamat malam yang mulia pangeran, saya membawakan dekrit kekaisaran untuk anda."

Zu ji Xuan mengangguk kecil."Katakanlah."

Kasim Gu membungkukkan badan kemudian berdiri tegap dan membacakan dekrit kekaisaran yang menyatakan, masa Hukuman Zu ji Xuan telah berakhir.

"Pangeran ke 3 diperkenankan untuk kembali ke kaisaran dan bertemu dengan Yang mulia Kaisar Zu."

"Baiklah besok saya dan keluarga saya akan kesana, terimakasih Kasim Gu telah repot-repot datang kemari."

"Tidak masalah lagi pula ini tugas saya pangeran saya pamit undur diri." Kasim Gu membungkukkan badan kemudian pergi dari hadapan Zu ji Xuan beserta pengawalnya.

"Besok saya akan memerintah kan jendral ketiga Wang untuk menjemput anda sesuai perintah Baginda kaisar." Bisik Kasim Gu lirih.

Zu ji Xuan menahan senyum nya saat mendengar hal itu, setelah Kasim Gu pergi bersama antek-antek nya. Chu Zu mendekati suaminya.

"Besok kita akan kembali ke istana." Ucap Zu ji Xuan kepada Chu Zu.

"Ya, aku akan mempersiapkan semua yang kita butuhkan." Chu Zu melangkah masuk langkah kaki nya terhenti."Apa boleh Zhu Val dan Zhu Rey kita bawa?"

"Tentu saja, mereka anak kita." Zu ji Xuan terkekeh geli mendengar pertanyaan ambigu dari istrinya.

Kini Zhu Val duduk termangu di samping Zhu Ray, kepala nya berada di pangkuan pemuda itu. Keduanya sibuk bergelut dengsn pikiran masing-masing.

"Sekarang bagaimana dengan nasib kak Zhu long? Apa dia baik-baik saja."

Zhu Ray memutarkan bola matanya dengan malas, ini sudah seratus kali Zhu Val mengucapkan kalimat itu dia muak mendengar itu lama-lama.

"Kau terus bertanya pada hal yang tak ku ketahui, lebih baik kita berkeliling mencarinya jika kau mau." Ketus Zhu Ray membuat Zhu Val menatapnya berbinar-binar.

"Kau yakin?"

"Apa aku terlihat sedang bercanda?" Zhu Ray menatap Zhu Val datar tanpa ekspresi.

Gadis di depannya menggeleng."Tidak kau tidak sedang bercanda, kalau begitu kita akan mencari kak Long tapi tidak untuk sekarang."

"Asal kau tau jika kita tetap bersama keluarga kecil ini, kita akan mati bersama mereka."

Zhu Val menatap Zhu Ray jengkel."Mereka bahaya itu karena kita!"

"Terserahlah jika kau tak mau percaya."

Keduanya di kaget kan oleh suara brisik dari luar, Zu ji shi muncul kemudian menggendong Zhu Val tanpa bicara sedikit pun dia juga meminta Zhu Ray mengikuti nya.

Ketiga nya berjalan keluar, dihalaman rumah terlihat banyak prajurit yang kumpul serta beberapa kereta kuda sederhana berjejeran di halaman rumah.

"Kita akan berangkat ke ibu kota hari ini, sebenernya bisa aja besok kita pergi tapi kakek kaisar meminta kita datang lebih cepat." Kata Zu ji shi seakan tahu pertanyaan yang timbul di benak kedua anak kecil itu.

"Anak-anak kalian sudah siap?" Tanya Chu Zu mendekati ketiga anak kecil itu dengan keranjang di tangan.

"Iya kami siap."

"Val ingin digendong." Pinta Zhu Val dengan wajah cemberut.

Matanya melirik keranjang rotan yang sering menjadi tempat tidurnya,"Oh kemari ibu akan menggendong mu."

Chu Zu mengangkat tubuh kecil Val dengan wajah berseri-seri. Zhu Ray menatap datar kedua makhluk didepannya tanpa disadari Zu ji Xuan telah menggendong nya.

"Turun, aku tak suka diperlakukan seperti anak kecil." Gerutu Zhu Ray.

Zu ji Xuan tertawa keras mendengar nya, begitu juga Zu ji Shi.

"Ray'er kau kan memang masih kecil." Zu ji Xuan membawa Zhu Ray masuk kedalam kereta ketika Chu Zu dan Zhu Val masuk kedalam mendahului mereka.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!