Malam semakin larut lolongan serigala terdengar dimana pun, Telapak kaki mungil tanpa alas kaki dipenuhi goresan luka dan darah segar yang menitik.
Tangan kecil itu meraba tanah serta tubuhnya merangkak, tak pelak Val sering tertusuk duri tanaman liar yang tidak sengaja dia sentuh.
Jleb...
"Awww..."
Sebuah duri kecil tajam menusuk telapak tangannya Val mencabut duri itu dengan paksa. Dia juga menggigit bibir bawahnya menahan jeritan yang hendak terlontar kapan saja.
"Ah aku ingat ucapan ayah, biarpun dunia penuh kegelapan jangan biarkan hati mu menggelap bersamanya."
Srriingg...
Kilauan cahaya mendadak menerangi sekitar Zhu Val ketika mantra yang diucapkan nya bereaksi. Lonceng dipita merah pemberian Alyosh bersinar ikut bereaksi ketika Zhu Val mengucapkan kalimat yang sering dibisikkan Zhu yan pada Zhu Val.
"Dengar nak, apapun yang terjadi kasih ibumu ini akan terus mendekap erat merengkuhmu dimana pun kamu berada." Ucap Zhu yan ketika Val berusia satu tahun.
"Ibu..." Suara Val tersendat saat menatap bulan yang tertutupi awam gelap.
Matanya berkaca-kaca, pandangannya kabur terhalangi Air matanya. Dia bangun perlahan meskipun seluruh tubuhnya terasa sakit untuk tidur seperti nya Val harus tidur diatas dahan pohon.
Di malam hari dia tak tahu ada bahaya apa yang mengincarnya, bisa saja padat spirit beast tak sengaja menemukannya lalu memakannya. Dengan sisa tenaga yang Zhu Val punya dirinya melompat kedahan pohon yang bisa dicapainya dengan tenaga tersisa miliknya.
Val merebahkan badan nya didahan tersebut, untuk mencegah dia terjatuh. Val menggunakan jaring spiritual untuk mengikat badan nya agar tak jatuh kebawah. Ternyata ajaran Zhu Rey cukup berguna baginya.
Kedua matanya menutup ketika rasa kantuk tak dapat ditahannya, Val tidak mengurusi lukanya meskipun dia memiliki kekuatan penyembuh. Atau menggunakan aura kehidupan dan tenaga dalam untuk menyembuhkannya. Gadis itu memilih beristirahat lebih dahulu.
Di gua yang jauh ribuan mil terdengar umpatan keras dari tujuh mantan penjaga hutan mangrove. Ekor indah milik Wa di Xiang duyung itu tengah memarahi Phoenix ketika tahu malah meninggalkan telur kelabu ditempat yang aman.
"Burung si*l*n andaikan kau bukan adik ku sudah pasti diriku membunuh mu." Teriak Wa di Xiang kesal.
Urat-urat dipelipisnya menonjol menandakan duyung tampan itu tengah menahan kekesalan nya, yang hampir membuncah keluar.
"Aiyaaa Dage, kau sangat murka adikmu ini sungguh merasa bersalah." Desah Phoenix tanpa merasa bersalah.
Seekor rubah yang tengah menggelung dirinya dengan ekor lebatnya dan bulu putih bersih tengah menyaksikan, kedua saudara nya tengah bertengkar. Dia memutuskan untuk menutup matanya dan berpura-pura tak mendengar kan apapun.
"Fu jing bisakah kau menghentikan mereka bertengkar?" Kura-kura mungil disamping rubah putih itu memutarkan kedua bola matanya dengan malas.
"A Xuan diriku sedang malas untuk menengahi mereka yang sedang berdebat." Ucap Fu Jing cemberut.
"Ayolah Dage kau harus berhenti mengkhawatirkan nya, telur itu sudah menetas mereka pasti bisa hidup mandiri." Keluh Phoenix dia benar-benar tak ingin mengurusi telur kelabu.
Baginya telur itu terlihat seperti pembawa bencana. Coba saja telur itu tidak mendarat di hutan mangrove mungkin dia tak akan kehilangan Jantung hutan.
"Dia harapan kita satu-satunya, kau tak boleh egois seperti itu." Naga hitam yang sedari tadi diam kini ikut angkat bicara.
"Dengarkan kakak mu itu, jadi patuhlah ibu sudah mempercayakan anak itu pada kita." Wa di Xiang menarik phoenix menggunakan sulur air agar adik nya itu mendekati nya.
Tangannya merangkul leher Phoenix dan mengacak-acak bulu kepala Phoenix dengan gemas.
"Berhenti! Jangan sentuh kebanggaan ku, kami bangsa Phoenix tak mengizinkan siapa pun menyentuh bulu indah Kami apa lagi kepala kami." Pekik Phoenix histeris.
"Ckckck, kau masih menyebut dirimu bagian klan Phoenix? Padahal klan mu sendiri yang membuangmu ke daratan Cang ling."
Wa di Xiang terus mengacaukan tatanan rambut rapih milik adiknya itu. Sementara yang lain melihat nya tertawa mengejek Phoenix. "A-aaaaa Dage lepaskan aku, kau sungguh bosan hidup."
"Aku belum merasa bosan karena ada kau."
"Lepaskan aku oke? Aku akan memberitahumu sesuatu yang luar biasa." Bujuk Phoenix api.
"Tak perlu lepaskan dia Dage, anak itu memang harus sesekali diberi pelajaran." Ketus Phoenix Es dia adalah kembaran dari Phoenix api.
Meskipun kekuatan mereka berdua bertolak belakang Namun, tak ada keinginan dari mereka berdua untuk bersaing satu sama lain.
"Kakak kau sangat jahat." Phoenix api berkaca-kaca menatap saudara kembarnya.
"Aduh diriku yang malang kenapa kau begitu menyedihkan memiliki Kakak-kakak durjana." Phoenix api itu berpura pura terlihat menyedihkan tindakannya itu percuma.
Kakak- kakak dan adiknya malah terlihat muak dengan sikap lebay sang Phoenix api.
"Kau benar-benar ingin ku cekik sampai sekarat." Geram Long Xu naga itu benar-benar kesal.
"Aiyoo kakak Long kau sangat terlihat menakutkan."
Tingkah Phoenix api itu benar-benar memuakkan, tanpa segan-segan Wa di Xiang menenggelamkan adik nya itu kedalam danau kecil yang dihuninya dalam gua.
"Aaaaaa kakak lepaskan aku... Blup..blup." Teriakan nya itu membuat air masuk kedalam mulut dan hidungnya.
Bulu api miliknya yang semula panas bak lava itu mendadak padam, kehilangan panasnya. Kolam kecil itu benar-benar mengerikan.
"Merah lebih baik kau cepat beritahu kami tentang sesuatu yang kau katakan luar biasa itu." Ucap Harimau putih seraya merenggangkan tubuhnya bagaikan kucing kampung.
"Blupp...blupp... A-aku akan memberitahu! Aakkk uhuk-uhuk.."
"Puihh..puihh ewww air ini sungguh menjijikkan terasa seperti lendir ingus." Gerutu Phoenix api yang dipanggil merah oleh sang harimau.
"Katakan sekali lagi." Wa di Xiang menatap Merah dengan tajam.
"Aiyaa Dage, aku hanya bercanda hehe." Ucap Wa Guan yu
Dalam hatinya dia bersyukur kakak pertama nya menariknya ke atas permukaan. Dan membuat dirinya bernafas dengan normal.
Mendadak ekspresi wajah Wa Guan yu berubah menjadi serius, dia menatap semua saudara nya satu persatu. Lalu berhenti dan mengucapkan."Aku baru mengetahui suatu fakta tentang telur kelabu."
"Dan fakta itu mungkin saja kalian belum mengetahui bahwa dalam satu telur itu terdapat dua makhluk hidup."
"Jika kalian tak percaya lacak saja keberadaan telur itu," Wa Guan yu.
A Xuan mendengus kecil."Bukankah waktu itu kau mengatakan bahwa telur itu memang ada dua jiwa didalamnya."
"Dan kau mengatakan hal ini lagi!"
"Xiao Xuan waktu itu aku hanya mengatakan didalamnya terdapat sebuah jiwa bukan dua jiwa!" Jawab Wa Guan Yu tak mau kalah.
"Lalu satu hal lagi, telur itu ketika aku dalam perjalanan membawa nya kabur." Wajah nya terlihat muram Wa Guan yu terdiam sebentar.
Kemudian Wa Gua yu menatap saudara nya dengan tatapan mata kosong."Aku merasakan aura klan tertinggi ku didalamnya... Padahal sebelum itu auranya hanya seperti aura naga."
"Jadi secara tidak langsung kau mengatakan ada dua aura berbeda dalam satu wadah?" Tebak Harimau putih tepat sasaran.
Wa Guan Yu mengangguk." Ini sebuah hal yang langka bukan?"
"Ya, kau benar tapi tetap saja aku akan menghukum mu!"
Teriakan Wa di Xiang membuat Wa Guan yu tersentak kaget, dia mengira kakak pertama nya itu sudah lupa hal itu!
Hias sia-sia saja dia memberitahu kan hal mengejutkan itu, jika pada akhir nya tetap dihukum. Wa di Xiang menatap Harimau putih dengan tajam.
"Adikku Xiao Ceng pergilah cari adik kecil kita, jaga dia dan menemaninya kemana pun dia pergi." Titah Wa di Xiang tegas.
"Lalu Xiao Xu kau bisa ikut dengan Xiao Ceng atau kau mungkin harus mencari adik kita yang satunya lagi " Ucap Wa di Xiang dia tersenyum." Adik kecil kita ada dua, telur itu sudah menetas aku merasakan nya."
"Tunggu bagaimana rupanya? Apa telur itu berisi dua hewan?" Tanya Long Xu penasaran.
Wa di Xiang mengangguk, dia mengibaskan tangannya layar proyektor muncul didepannya. Menampakkan gambar seorang gadis kecil bersurai perak tengah mendengkur kecil diatas pohon, lalu disisinya terlihat anak laki-laki yang tengah berkultivasi didalam kamar megah.
"Sepertinya mereka terpisah." Gumam Fu king yang di setujui A Xuan.
"Ah penampilan mereka terlihat berbeda tapi wajah mereka memiliki kemiripan."
"Aku akan pergi sekarang jika Dage mengizinkan ku." Ucap Sima Ceng raut wajahnya tampak begitu serius.
"Pergilah jangan ditunda lagi." Wa di Xiang memberi isyarat agar Long Xu dan Sima Ceng mendekatinya.
Adik-adiknya itu begitu patuh mereka mendekati Wa di Xiang. Jari telunjuk dengan kuku panjangberwarna biru indah itu menyentuh dahi Long Xu dan Sima Ceng meninggalkan tanda gelembung air.
"Dengan itu aku bisa mengetahui kalian berada lalu aku bisa mengawasi kalian juga."
"Pergilah selesai tugas ini dengan tanggung jawab kalian."
"Baik terimakasih Dage kami pergi dulu."
Wa di Xiang mengangguk, kedua adiknya itu mengucapkan salam perpisahan pada saudara mereka yang lain. Sebelum keduanya benar-benar pergi.
Matahari semakin meninggi sinarnya begitu menyilaukan membuat Val terbangun, dia membuka matanya perlahandan menyipitkan matanya ketika sinar matahari begitu menyilaukan.
Mulut kecilnya menguap lebar dirinya benar-benar tidur nyenyak semalaman!
Val melepaskan jaring sepiritual nya. Lalu melakukan perenggangan tubuh. Gadis kecil itu meloncat turun dia harus mandi tapi saat ini lokasinya jauh dari sumber air.
"Kata kak Ray aku bisa menggunakan jaring spirit untuk mengetahui dimana letak sumber air dan sebagainya." Gumam Val.
Gadis itu mengeluh kenapa indranya tidak begitu sensitif? Di animasi donghua dirinya seharusnya bisa merasakan gerakan sekecil apapun. Padahal dia sudah berada di level Jendral petarung.
Dan kultivasi nya itu mentok! Alyosh pernah memberitahu nya jika tak bisa menerobos lagi, itu bukan berarti dirinya terjebak di level Jendral petarung melainkan. Segel kekuatan nya belum terbuka sepenuhnya.
Meredian nya baru terbuka setengah belum seluruhnya Namun, bukan berarti Val lemah.
Gadis kecil itu menyebarkan jaring - jaring spiritual miliknya. Tak butuh waktu lama dirinya mengetahui letak sungai terdekat.
Kaki kecilnya terus melangkah, luka yang semalam kini lenyap tanpa meninggalkan bekas. Tanpa disadari Val otaknya mengontrol seluruh organ tubuh. Termasuk sel darah putih yang berperan penting dalam melawan bakteri penyakit. Aura kehidupan nya juga ikut mengobati nya.
Itu terjadi ketika Val tertidur, gadis kecil itu memutuskan mengumpulkan herbal yang dia temui dalam perjalanan nya menuju sungai. Ada banyak herbal liar kegunaannya sangat bermanfaat.
Tak memakan banyak waktu Zhu Val sampai di sungai kecil, dia langsung melepas pakaian nya dan melompat kedalam sungai yang tingginya Sepinggang orang dewasa.
"Uwahh segar!"
Val berenang dengan mudah tak seperti anak pada umumnya yang takut dengan kedalaman sungai. Gadis kecil itu menangkap dua ikan berukuran sedang menggunakan jaring spiritual nya. Lalu bergerak menepi.
Dia berjemur tanpa sehelai pakaian."Ini mengingatkan ku pada pantai, yosh akan ku putuskan nanti mengunjungi pantai terdekat."
Beberapa kelinci yang lewat untuk minum saling berbisik membicarakan betapa tak tahu malu nya gadis manusia itu. Val mendengar omongan kelinci itu berdecih kesal. Dia meraih pakaian nya yang terdampar di batu besar. Kemudian memakainya dan duduk didekat para kelinci itu.
"Kalian berani menggosipi ku apa tidak takut aku akan memanggang kalian untuk makan malam ku?"
Para kelinci itu terkejut mendengar nya."K-kau...! Kami minta maaf jangan makan kami."
Buingg...
Buingg...
Para kelinci itu melompat tak tentu arah mereka takut dengan Zhu Val.
"Hahaha seperti itu saja takut." Zhu Val berdecih kecil.
Dia mengambil dua ikan tadi lalu menyembelihnya dipinggir sungai, dan membersihkan bagian dalam ikan. Kemudian dengan elemen kayu miliknya gadis itu membuat tongkat dengan ujung yang runcing.
Lalu menusuk kedua ikan itu dengan rapi."Baiklah akan ku tunjukkan kemampuan berkemah ku dan bisa bertahan hidup dihutan ini."
"Ohoho." Val tertawa bangga.
Dia mengandalkan ranting-ranting disekitar sungai itu untuk membuat api sebelum itu dia akan membuat dua lubang yang saling terhubung. Di lubang lain dia mengisinya dengan dedaunan lalu diatasnya dia menggunakan kayu elemennya kemudian ditata rapi agar bisa menutupi lubang nya.
Entahlah apa yang gadis itu pikirkan, di lubang lain gadis itu memasukkan ranting-ranting kayu lalu menyalakan api menggunakan elemen nya. Untuk membakar ranting-ranting tersebut. Lalu mulai memanggang kedua ikan miliknya dilubang lain.
"Jika makan dengan ikan saja mungkin akan bosan, yosh! Aku akan mencari kayu rotan atau bambu disekitar sini." Val terlihat bersemangat.
Seekor kelinci bertanduk melompat mendekati nya. Kelinci itu melompat memutari kaki kecil Val.
"Gadis kecil! Gadis kecil!"
"Wahhh kelinci apa kau mau ku panggang juga?"
"Tidak sopan." Pekik kelinci kesal.
"Ahaha aku bercanda saja oke? Jangan marah." Val terkekeh geli saat kelinci itu menggembungkan pipinya.
"Lupakan, tentang rotan yang kau sebut disini Tak ada tumbuhan rotan hanya ada bambu disekitar sini."
Val terdiam dia menatap kelinci itu."Bawa aku kesana."
"Baik ikuti aku."
*****
Beberapa tulang ikan berserakan di tanah, seorang pemuda dengan baju penuh noda darah itu tengah mengobati lukanya. Sebenernya ikan yang tadi dia makan bukanlah miliknya. Namun, perutnya terus meronta-ronta untuk di isi sedangkan pemilik ikan bakar itu entah dimana.
"I-ikan ku..."
Gadis kecil dengan sebatang bambu yang di pikul nya menatap pemuda berbaju putih itu, dengan mata berkaca-kaca.
"Hwaaa... Ikan Val dimakan orang." Val menjerit dadanya terasa sesak saat menangis.
Sifat kekanak-kanakan nya keluar."Kau jahat! Kau jahat! Aku bahkan belum memakannya tapi kau sudah menghabiskannya."
Val menangis mata nya yang berair menatap pemuda itu, membuat si pemuda merasa bersalah."Gadis kecil maafkan aku, sedari tadi aku menunggu pemilik ikan ini datang dan meminta izin untuk memakannya."
Pemuda itu mendekati Val tanpa merasa curiga mengapa seorang gadis kecil berumur 5 tahun berada di hutan, bahkan memanggul satu bambu yang berat dan panjang.
Sapu tangan putih terbuat dari kain sutra dengan sulaman bambu, mengelap air mata Zhu Val dan membersihkan ingus Zhu Val.
"Jangan menangis." Tatapan lembut si pemuda membuat Val merasa nyaman.
Val berhenti menangis saat perutnya mengeluarkan bunyi berisik. Membuat wajah gadis kecil imut itu merah padam.
"Val lapar." Mata jernih itu menatap pemuda berwajah datar.
Pemuda itu mengembuskan nafasnya pelan, dan tersenyum paksa."Apa kau mau aku memanggang kelinci ini?"
"Ciit!Ciciciciit." Kelinci itu memarahi pemuda bahkan mencakar sepatu kulit mahal.
"Dia teman Val! Val tak akan memakan daging teman Val sendiri."
Pemuda itu menjadi salah tingkah dia membuat gadis kecil itu hendak menangis kembali,"Maaf kan Gege bagaimana jika Gege ini mencarikan ikan untukmu."
"Umm baiklah Val mau."
Beberapa menit kemudian Val duduk didekat lubang yang mengeluarkan api, lubang itu seperti kompor tanah pengganti tungku tanah liat. Yang di buat olehnya sejam yang lalu.
Diam-diam Val mencuri pandang pada pemuda disampingnya, Pemuda tampan dengan pakaian mewah itu seperti bukan orang biasa.
"Val nama mu Val?" Tanya pemuda itu tanpa menoleh kesamping ia tengah serius memanggang ikan bakar.
"Hmm mmm! Bagaimana Gege tahu?"
"Kau menyebutkan nya sedari tadi."
"Hehehe....Apa Val boleh mengetahui nama Gege?"
"Boleh nama ku Wei Wuxiang." Wei Wuxiang tersenyum kepada Val dia memberikan ikan bakar yang telah matang pada gadis kecil itu.
"Gege apa Val boleh ikut kemana pun kau pergi?"
"A-itu lebih baik jangan, orang tua mu pasti akan mencari mu jika kau ikut dengan ku."
Val mengerucutkan bibirnya dengan kesal."Gege sudah memakan ikan bakar Val dan Val tidak diizinkan untuk ikut bukankah ini tidak adil?"
"Val ini sangat berbahaya untuk mu, aku mungkin tidak bisa menjaga mu setiap saat."
Zhu Val menggeleng."Tak apa Val ingin menjadi kuat, Ibu Val bilang jika Val ingin bertemu dengannya Val harus menjadi kuat."
"Harus lebih kuat dari yang lain."
"Maksud mu apa Val? Tidak mungkin kau tinggal sendirian dihutan tanpa orang tua mu." Wei wuxiang terperanjat kaget saat mendengar nya.
Bukankah terlalu bahaya meninggalkan anak kecil yang berusia 5 tahun di hutan perbatasan seperti ini?
"Tapi kenyataan seperti itu," Tubuh Val bergetar hebat dia benar-benar tidak ingin sendirian didunia ini.
Wei wuxiang sontak memeluk Val erat."Jangan menangis kau tidak sendirian disini."
"Itu bohong, Gege saja tak ingin Val ikut dengan mu." Pekik Val.
Gadis itu menangis dia hanya bisa menangis layaknya anak kecil pada umumnya."Baiklah jangan menangis Val akan ikut dengan Gege."
"Be-benarkah?!"
Wei Wexiang mengangguk kecil, melompat kegirangan dia memeluk leher Kakak angkat baru nya itu. Padahal Wei wuxiang belum ngatakan Val akan menjadi adik angkatnya.
Sekelebat kilatan putih terbang cepat kearah keduanya, Indra pendengar Wei wuxiang cukup tajam. Dia meraih Val kedekapan nya dan menghindar Namun, siapa sangka cahaya itu malah meledak dan mengenainya membuat nya terpendal kemudian menghantam batu besar dibelakang nya.
Bughhh...
Val terjatuh dia lepas dari dekapan Wei wuxiang. Gadis kecil itu terbaring di tanah dia melihat Wei Wuxiang bangkit segera meraih Val dalam dekapannya kembali.
"Ayo pergi!"
"Umm." Val mengangguk patuh.
Wei wuxiang melompat tinggi melewati sungai dia melihat bayangan hitam mengejarnya."Apa kau tidak apa-apa Val?"
"Sedikit sakit."Keluh Val dengan wajah cemberut.
Gadis kecil itu menoleh kebelakang dia tersentak kaget, saat melihat dua puluh lebih bayangan hitam mengejar mereka.
"Tidak!"
Pekikan Val menyatu dengan ledakan besar dibelakang mereka, akibatnya mereka berdua terpental jauh dan jatuh ke tanah dengan luka bakar.
Bruk...
"Ugh... Va..l." Lirih Wei Wuxiang dia berusaha bangun Namun, usahanya itu sia-sia tubuhnya tak ada tenaga untuk bangkit.
"Gege." Val menatap Wei wuxiang dengan mata berkaca-kaca.
Luka ditubuh nya sekejap menghilang, gadis kecil itu menghampiri Wei Wuxiang dengan cemas.
"Gege bangun lah, Val tidak mau kau mati."
"Hiks jangan tinggalkan Val, Val tidak mau sendirian."
Tangan besar Wei wuxiang terangkat dan menghapus air mata adik kecilnya itu.
"Jangan menangis, pergilah jangan sampai mereka melukai mu.."Bisik Wei wuxiang lirih dia menatap mata jernih itu.
Val menggeleng keras dia berpikir bahwa dia akan kehilangan seseorang lagi, Kali ini dia sadar tak ada Zhu Rey yang selalu melindungi dirinya. Val harus menjadi lebih kuat dia tidak boleh bergantung pada siapa pun lagi.
"Lebih baik kau menyerah Wei wuxiang." Seorang pemuda berusia 17 tahun terbang menghampiri mereka berdua.
Dibelakang pemuda itu terdapat orang-orang berpakaian hitam dengan jumlah 20 orang. Mereka berhenti dan berbaris rapih dibelakang pemuda bersurai hitam panjang tersebut.
"U-uhuk Val pergilah Gege mu ini baik-baik saja." Wei wuxiang berusaha berdiri Namun, tubuhnya tak mau untuk berdiri.
"Tidak Val tidak akan pergi."
Wei wuxiang terdegun kenapa gadis kecil ini sangat keras kepala."Ckckck gadis kecil kakak ini tadi hendak melepaskan mu tapi kau menolak perintah dari Wei wuxiang."
"Jadi aku tidak akan melepaskan mu."
Val berdiri membelakangi Wei wuxiang menatap pemuda asing itu dengan marah, jari kecil nya menunjuk pemuda itu.
"Kau salah! Val lah yang tidak akan melepaskan kalian semua."
Mendengar perkataan konyol gadis kecil itu sontak semua orang tertawa geli. Bahkan sampai terbahak-bahak apakah mungkin anak kecil dengan tubuh mungil imut itu akan memukul mereka? Rasanya mustahil.
"Apa? Apa aku tidak salah dengar gadis sekecil kau mau mengalahkan kami? Ahahaha gadis kecil kau pandai sekali melawak." Ucap pemuda itu geli.
"Wei xiang! Jika kau berani menyentuhnya percaya lah kau akan mati ditangan ku."
Wei Xiang tertawa terbahak-bahak kenapa adik nya begitu lucu? Bahkan sangat memuakkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
anggita
phoenix es🌨 phoneix api💥
2022-08-28
1