Rania dan Joshua berjalan memasuki apartemen milik Joshua, disana terlihat kakaknya sudah menunggunya di ruang tamu.
"Rania, apa kabar kamu?" Tanya Natalya sambil memeluk Rania.
"Aku baik-baik saja kok kak" Jawab Rania membalas pelukan kakaknya.
"Yasudah aku pergi dulu sebentar, ada pekerjaan yang harus aku selesaikan, kalian ngobrollah!" Ucap Joshua tersenyum sambil melangkah keluar meninggalkan mereka berdua.
"Ayo masuk ke kamarku Ran, kita ngobrol disana" Ajak Natalya sambil memegang tangan Rania membawanya ke dalam kamar.
"Aku minta maaf Ran, gara-gara aku kau jadi begini" Ucap Natalya menangis.
Rania menatap kakaknya itu dengan seksama, kini badannya mulai berisi tidak selangsing biasanya dengan perut yang mulai membesar dia masih terlihat cantik.
"Sudahlah kak, tidak perlu meminta maaf padaku aku tahu ini bukan sepenuhnya salahmu" Ucap Rania sambil tersenyum.
"Aku benar-benar menyesal Ran, seandainya saja aku bisa memutar waktuku mungkin aku tidak akan menikah dengan Jo dan menerima perjodohan ini" Ucap Natalya pelan.
"Hey mengapa kak Nat bicara seperti itu padaku, apa kakak sudah tidak mencintai kak Jo? atau apakah kak Jo melakukan sesuatu yang buruk padamu kak?" Tanya Rania penasaran sambil memegang kedua bahu kakaknya.
"Tidak aku masih mencintainya, dia juga sangat baik padaku Ran, tapi aku tidak tega melihatmu harus menikahi orang yang sama sekali tidak kamu kenal, harusnya aku yang menikahi Mas Reno bukan kamu"Jawab Natalya sendu sambil menatap kedua bola mata Rania.
"Kakak membuatku khawatir saja aku pikir kak Jo melakukan sesuatu yang buruk padamu kak, tenang saja aku sudah bisa menerima perjodohan ini, mungkin ini memang sudah takdirku yang tidak bisa ku hindari jadi berhentilah menangisi apa yang sudah terjadi, aku bahagia kok kak, aku harap kakak juga berbahagialah" Ucap Rania sambil tersenyum manis dan memeluk kakaknya.
"Benarkah itu Ran, kamu tidak sedang berbohong kan Ran hanya untuk membuatku senang?" Tanya Natalya setelah pelukan mereka lepas.
"Tentu saja tidak untuk apa juga aku berbohong, awalnya aku memang sulit menerimanya kak tapi lama kelamaan aku sudah terbiasa dengan kehadirannya dan aku bahagia" Ucap Rania sambil tersenyum.
"Syukurlah Ran aku turut bahagia dengan pernikahanmu, oh iya bagaimana apa kamu sudah melakukannya?" Goda Natalya.
"Melakukan apa kak, memangnya apa yang harus kulakukan" Tanya Rania bingung.
"Hey tentu saja melakukan hubungan suami istri, masa kamu tidak tahu hal sekecil itu Ran" Ucap Natalya yang membuat Rania tersenyum malu.
"Mana mungkin aku melakukannya kak, aku masih kecil lagian si om-om gila itu tidak mungkin berani melakukannya padaku" Ucap Rania malu.
"Jaga ucapanmu Ran, sekarang dia adalah suamimu harusnya kamu memanggil dia dengan sebutan Mas atau apalah" Ucap Natalya sambil tersenyum.
"Untuk apa aku melakukannya kak, setiap hari dia selalu saja membuatku kesal dia juga tidak protes saat aku memanggilnya dengan sebutan Om" Ucap Rania.
"Terserah kamu sajalah Ran, aku hanya memberi tahumu sebagai kakak aku hanya ingin menasehatimu itu saja" Ucap Natalya.
"Bagaimana dengan kondisi bayimu kak, sudah berapa bulan sekarang?" Tanya Rania mengalihkan pembicaraan sambil mengusap perut Natalya yang buncit.
"Bayiku sehat Ran kemarin aku dan Jo baru memeriksakannya ke dokter, sekarang sudah 5 bulan" Ucap Natalya sambil tersenyum.
"Syukurlah kak, jaga kondisi tubuhmu dan jangan sampai lupa makan , ingatlah kau sedang mengandung bayi yang membutuhkan asupan gizi yang banyak, kalo ada apa-apa hubungi aku jika Bang Jo sibuk kau bisa meneleponku kak, kalian tinggal berdua disini jadi tidak ada yang memerhatikanmu selain Bang Jo" Ucap Rania.
"Baik Ran, tapi sepertinya aku akan kembali ke rumah ayah, kemarin dia meneleponku dan memintaku dan Jo untuk tinggal bersamanya , di bilang dia kesepian sekarang tidak ada yang menemaninya" Ucap Natalya.
Rania tersenyum kecut mendengar ucapan Natalya, ayahnya bahkan masih bisa menelepon kakanya meski kakaknya pernah melakukan kesalahan yang besar sedangkan dia orang yang rela berkorban untuknya tidak pernah sekalipun ayahnya menelepon bahkan hanya untuk sekedar menanyakan kabar.
"Baguslah kak, disana banyak orang yang akan menjagamu aku turut bahagia jika kau bisa kembali kesana" Ucap Rania sendu.
"Apa ayah tidak pernah meneleponmu?" Tanya Natalya yang melihat ekspresi Rania yang terlihat sedih.
"Tidak, untuk apa dia meneleponku kak mungkin sekarang dia juga sudah melupakanku" Jawab Rania pelan.
"Hey jangan bicara seperti itu, ayah pasti mengingatmu Rania kau itu anak kandungnya juga" Ucap Natalya.
"Iya tapi dia tidak pernah menganggapku kak, sudahlah tidak perlu membahas itu lagi, aku sebaiknya pulang dulu kak sudah sore" Ucap Rania sambil beranjak berdiri.
"Tunggu sebentar lagi Ran, kita makan malam dulu nanti Jo akan mengantarmu pulang" Bujuk Natalya.
"Tidak usah kak aku pulang sendiri saja sekarang, lagipula si om-om gila itu pasti akan marah-marah jika aku pulang telat lagi kak" Ucap Rania yang membuat Natalya tersenyum.
"Suamimu ternyata possesif juga ya Ran, aku pikir dia cuek dan tidak memperdulikanmu" Ucap Natalya sambil tersenyum.
"Dia bukan perduli padaku kak yang ada dia senang sekali menyiksaku, yasudah aku pergi dulu kak, sampaikan salamku kepada Bang Jo, assalamuallaikum" Ucap Rania sambil menyalami kakaknya.
"Waalaikum salam Ran ,hati-hati di jalan" Jawab Natalya.
Rania baru saja masuk ke dalam apartemenya disana Reno tengah menatapnya tajam sambil bersidekap.
"Kamu dari mana saja bocah nakal, kenapa kamu selalu pulang telat dan juga kenapa hp mu tidak bisa kuhubungi apa kamu sengaja melakukanya bocah nakal?" Tanya Reno bertubi-tubi sambil menatap Rania penuh curiga.
Rania menatap Reno jengah, benar seperti dugaannya, om menyebalkan itu pasti akan mencecarnya dengan banyak pertanyaan seperti polisi kepada penjahat.
"Aku habis pergi menemui Kak Nat, dan ya hp ku mati jadi aku tidak bisa menerima panggilanmu" Jawab Rania.
"Kenapa kamu tidak memberitahumu sejak tadi pagi jadi aku tidak perlu menunggu bocah nakal sepertimu, aku pikir kamu sudah hilang karena di culik" Ucap Reno.
"Ish apaan sih Om, kalau aku di culik entar om kangen lagi" Goda Rania sambil tersenyum.
"Dasar bodoh justru aku akan berterima kasih jika kamu benar-benar di culik, cepatlah mandi baumu sudah seperti sampah" Ucap Reno sambol menoyor kepala Rania pelan dan berjalan pergi meninggalkan Rania menuju ruang tamu.
"Di toyor mulu deh tuh sama si om-om rese kalau aku jadi **** gimana coba" Ucap Rania mengusap kepalanya pelan sambil berjalan menuju kamar mereka.
Reno tersenyum menatap Rania, tadi dia hampir saja menelepon polisi karena gadis itu tidak kunjung pulang dan nomornya tidak bisa di hubungi.
"Dasar bocah nakal kamu membuatku khawatir saja, jika kau menghilang aku bisa gila Rania" Gumam Reno.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
Sri Wahyuni
ga suka sm s reno yg bhasa nya terlalu ksar
2023-03-10
1
Noer Anisa Noerma
kalau beneran ada yg menculiknya baru tau rasa
2022-01-10
0
Noer Anisa Noerma
di cilik nenetsn batu tau rasa tuh d reno
2022-01-10
0