Energi Qi berbentuk es berupa butiran-butiran teratai salju yang tajam terlempar mengiris udara sekitar, keluar dari ujung pedang Suma Chen dan itu secara langsung dengan kecepatan tinggi mengarah ke dada Duan Anming. Kemudian energi Qi itu berbentu ratusan teratai es kecil yang meluncur indah menyelubungi Duan Anming. Secara indah Teratai es ituseakan -akan gugur kebawah dan melepaskan kelopak-kelopak bunga nan tajam yang mampu mengiris besi bagaikan pisau memotong mentega. Yang lebih mengherankan lagi adalah kelopak-kelopak tersebut serentak semua menuju area penting di tubuh Duan Anming.
“Pergi…!”
Duan Anming tidak mau kalah dan berteriak bagaikan tangisan, dan tubuhnya berputar menyerupai pusaran angin ****** beliung dan melepaskan 6 arwah sesat gelap dari ujung pedang pendek nya. Arwah tersebut seakan-akan melotot dan membuka mulutnya. Kemudian menelan semua kelopak Teratai secara brutal.
“hm…serangan yang tidak berarti” ejek Duan Anming. Baru saja dia selesai berkata tiba-tiba bayangan sinar pedang telah mendekati lehernya. Terkejut sekali rasanya Duan Anming Ketika melihat kecepatan Suma Chen ibarat malaikat pencabut nyawa yang secara aneh dan tiba-tiba telah berada didepan matanya. tidak hanya aneh kecepatannya, bahkan malaikat pencabut nyawa itu memberikan sabetan mematikan kearah lehernya. semua dilakukan dengan kecepatan tinggi diiringi kepulan uap es yang membawa hawa pembunuhan.
Duan Anming langsung melepaskan Qi kemudian serupa tameng gelap menutupi area bagaian atas tubuhnya dan dia meluncur jauh kebelakang dan menhempaskan dirinya agar terhindar dari serangan aneh itu.
“Huff…betapa ilmu Pedang Hati Murni Teratai Salju ini sangat aneh namun berbahaya. Begitu cepat dan sangat mematikan” kutuk Duan Anming dalam hatinya.
“Sekarangkau coba rasakan Teknik Cakar Tengkorak Merah ini” bau amis darah yang memabokkan sangat kental tiba-tiba keluar dari kedua tangan Duan Anming. Dia terlihat erat menggenggam sarung tangan berisi 6 pedang pendek yang tiada hentinya mengepulkan asap hitam. Tubuhnya menghilang dalam kepulan asap tebal dan kemudian tubuhnya meluncur serupa Gerakan zig-zag, namun itu terlalu cepat bahkan sangat cepat tidak kalah cepatnya dengan hal yang dilakukan Elf tadi.
Suma Chen terlihat mempersiapkan diri dengan teknik mempertahankan diri. Dinding Es tipis serupa bentukan Teratai Es besar nampak melindunginya. Namun cukup sangat disayangkan aroma cakar darah yang keluar dari 6 pedang pendek Cakar Tengkorak Mera, tercium amis itu sangat memabokkan. Aroma ini membuat kepalanya pening. Belum lagi dia selesai mengalirkan Qi ke seluruh tubuh untuk netralisir aroma memabokkan itu, secara mendadak 3 pedang pendek telah muncul didepan wajah nya. Masing-masing secara Ajaib terpisah dan terarah ke kepala, dada dan dantian miliknya. Sungguh Teknik yang mematikan.
Suma Chen tidak langsung menjadi gugup, tangannya bergerak cepat melakukan Gerakan teknik defense dari Teknik Pedang hati murni Teratai es. Seketika terlihat seakan-akan tangan kanannya berubah manjadi 2 tangan, dimana 2 pedang terulur untuk menghalangi tusukan pedang pendek milik Duan Anming yang menuju kekepala dan dada. Sementara itu tangan kirinya bergerak secara Ajaib yang secara aneh mengeluarkan sarung pedang dan memblokir tusukan pedang pendek kearah dantian.
“Trang!!!..... Trang…!! ….. Trang!!!” 3 serangan pedang pendek itu diblokir dengan sempurna. Namun Duan Anming meneruskan serangan pukulan ke 2 ke 3 dan seterusnya tidak berhenti kearah area-area mematikan di tubuh Suma Chen. Teknik cakar tengkorak Darah adalah Teknik pukulan peringkat Earth Demi (menengah) yang selain focus pada racun memabokkan yang keluar dari pedang dan kekejaman dan serangan mematikan tanpa belas kasihan adalah focus Teknik ini. Belum lagi dari semua, Teknik ini merupakan serangan beruntun yang tidak memberi kesempatan kepada lawan untuk bernafas dan mempersiapkan diri untuk membalas.
Jikalau seandai nya ranah kultivasi Suma Chen hanyalah Alam Spirit Agung menengah atau dibawah. Elf itu yakin bawa dirinya sudah akan mati pada serangan ke dua dari mahluk iblis itu. Dia bersyukur bahwa ranah kultivasi nya telah berada di Spirit Agung Tinggi sehingga dengan Teknik control yang baik ditambah kemampuan energy Qi yang diatas lawan, dia mampu untuk menghadapi Duan Anming. Oelh karena itu Suma Chen terlihat masih baik-baik saja dan memasang wajah dingin untuk melayani Duan Anming.
Dilain pihak, Duan Anming semakin menjadi-jadi kebrutalannya dan mengeluarkan Teknik kejam. Hal ini disebabkan dirinya sangatlah penasaran dengan mahluk Elf lawannya itu. Elf itu sangatlah ulet. Teknik pedangnya sangatlah murni meski memiliki energy pembantaian, itu adalah energy Qi yang bersih. Kecepatan dodge yang begitu tinggi sehingga selalu saja serangan 6 pedang pendek Duan Anming, menemui 2 kendala yaitu meleset atau missing dan yang lainnya adalah blok deffesnse oleh Elf itu. Makin lama dipikir maka Duan Anming sipria iblis ini menjadi semakin marah. Suma Chen selalu dapat menghindar atau memblokir serangan Cakar Tenkorak Merahnya dan seakan-akan mempermainkan dirinya.
“Baiklah…kau mendesak diriku hingga ke titik ini Suma Chen. Dan Itu hanya karena sekuntum bunga Mawar Es ini. Sekarang aku tidak akan bermain-main lagi” Duan Anming menggigit jari nya sehingga berdarah. Darah tersebut di teteskan pada sebuah benda yang dia ambi dari dalam cincin spasial.
“Mari sama-sama kita mati” desah Duan Anmin yang langsung membanting benda yang sudah dibubuhi darah. Dari tanah bekas benda itu dibanting, muncul sesosok tengkorak besar. Tengkorak itu memiliki tinggi sekitar 10 meter. Namun meskipun besar, sosok tengkorak itu terlihat gesit bergerak dan kemudian berdiri mematung menunggu perintah. Ranah Kultivasi tengkorak itu adalah sama dengan Duan Anmin yaitu Spirit Alam Agung Menengah.
“Bunuh dia !” Duan Anming menunjuk kearah Suma Chen. Iblis itu pun menerjang Bersama-sama dengan tengkorak hidup buatan nya. Mulutnya terus berguman sayup-sayup tidak jelas, boleh dikatakan suara tangissan Duan Anming terdengar seperti nyanyian tidak teratur dan itu jauh dari merdu. Siapapun yang melihat kondisi Duan Anming dan Tengkorak yang menyerang Suma Chen, langsung akan menduga bahwa Duan Anming menyanyikan lagu sihir gelap untuk terus membuat tengkorak itu sadar dan berperang melawan Suma Chen.
Serangan dari dua sosok masing-masing memiliki ranah kultivasi Alam Spirit Agung grade menengah, langsung membuat situasi yang tadinya seakan-akan Suma Chen diatas angin, kini bebalik arah. Hawa Qi yang keluar dari pukulan tengkorak itu jelas jelas memiliki bobot yang bahkan mampu menghancur sebuah bukit karena itu adalah tenaga Alam Spirit Agung tingkat menengah. Jelas Suma Chen menghindari pukulan tengkorak yang selalu memilih sasaran bagian kepala Suma Chen.
Sementara Duan Anming dengan rangkaian pedang pendek Cakar Tengkorak merah selalu memilih sasaran ke titik-titk mematikan dibagian dada Suma Chen. Suma Chen sendiri mulai merasa kerepotan dengan serangan Ahli Alam Spirit Agung sehingga dia merasa seakan-akan sedang bertarung melawan seorang ahli dari ranah Alam Spirit Agung tingkat puncak.
4 jam pertempuran diantara Suma Chen melawan Duan Anming bersama Tengkorak itu tidak juga membuat mereka kelelahan. terlihat berulang kali kedua praktisi tingkat tinggi itu menelan pil untuk memperbaiki dan menambah tenaga yang hampir habis. kadang kala pil digantikan dengan jimat yang ditempelkan untuk menaikkan kembali tenaga yang hampir habis. pertempuran yang memakan biaya pil-pil kelas tinggi dan jimat peringkat tinggi.
Bukannya kelelahan terlihat pertempuran makin meningkat dan semangat membunuh semakin berkobar diantara keduanya. Sabetan, irisan pedang, butiran es pembunuh, uap-uap beracun, arwah-arwah kejahatan bahkan teriakan penambah semangat untuk semua Teknik pedang yang mereka miliki terkuras pada pertarungan itu.
Suma Chen benar-benar mengerahkan semua kemampuannya ahkan semakin bersemangat mengeluarkan semua
kemampuannya dan merubah area disekitar pertempuran yang tadi nya berupak genangan air hujan, dan merubahnya menjadi salju tebal yang hanya menambah dinginnya suasana malam penuh kabut dan berhujan itu. sebagai bonus Elf itu selalu menjatuhkan serpihan-serpihan bunga lotus es yang jatuh berguguran di area pertempuran.
Kondisi Duan Anming adalah kelihatan seperti seorang pengemis dengan pakaian compang-camping dengan darah menetes dari semua bagian tubuh nya akibat pecahan-pecahan kelopak Teratai Es. Tengkorak hidup itu sendiri terlihat mengalami gangguan retak-retak pada bagian-bagian tulang thorax dan tengkorak kepala.
Sedangkan Suma Chen sendiri memiliki kondisi yang tidak lebih baik. Hal itu telihat dari kulit wajah dan pergelangan tangah yang mulai menghitam akibat masuknya racun dari kepulan asap 6 pedang pendek ditangan Duan Anming. Masih untung dirinya tertolong dengan hujan deras yang turun sehingga energi es didalam tubuhnya mengolah air menjadi butiran-butiran salju. Es adalah sumber kultivasi ras Elf sehingga intisari es itu membantu dirinya untuk tetap terjaga dalam mempertahankan diri dari kelelahan dan tetap sadar meskipun racun telah masuk kedalam tubuhnya.
Sampai pada suatu Ketika, tiba-tiba Suma Chen memasukkan energy Qi Teratai Es kedalam pedang dengan ful power tenaga terakhirnya, dia menggumankan sesuatu dengan dingin
“Istirahat !!!”
Pedang ditangan Suma Chen terbang melesat kearah Duan Anming dengan bergerak acak membingungkan membentuk bunga Teratai dengan indah. Dia sendiri menutup mata sambil merapalkan mantra-mantra pedang.
“Kuasi Maksud pedang…..!!! Duan Anming menjerit dengan ngeri. Lawannya ternyata telah memiliki niat pedang walaupun baru tahap kuasi atau semu. Telah lama sekali, bahkan saking lama itu bahkan 1000 tahun rasanya. Tidak pernah terdengar seorang pun mahluk hidup baik itu ras manusia, Elf, iblis dan dark Elf yang memiliki kemampuan dan memahami inti dari niat pedang. Sementara saat ni depan matanya, dia bertarung melawan seorang ahi pedang yang mampu memahami niat pedang tahap kuasi.Jika itu adalah peringkat 1 niat pedang dia sudah akan menjadi mayat sejak tadi. Duan Anming mulai menyesali tindakannya untuk bertempur melawan Elf ini.
“Slash….” Terdengar bunyi ringan Ketika pedang Elf itu memotong kepala Duan Anming seperti pisau memotong mentega. Kepala Duan anming terlempar jauh sementara pedang tersebut bergerak indah Kembali ke tuannya yaitu Suma Chen.
“Bang..!” sebuah cengkeraman dari cakar tengkorak hidup itu sempat menyentuh dada Suma Chen sebelum akhirnya jatuh tidak bergerak lagi karena pengendalinya Duan Anming telah mati. Suma Chen terlempar kebelakang sambil memuntahkan darah. Wajahnya pucat pasi.
Sementara itu dikejauhan 100 meter, 2 anak kecil yang tengah menonton pertempuran dahsyat itu sangat terkejut Ketika sebuah kepala manusia jatuh dihadapan mereka berdua. Wajah Duan Anming dikepala itu terlihat melotot karena kaget dengan kesan penyesalan yang dalam.
Fenying akan menjerit sekeras-kerasnya namun Wang Yong dengan sigap melompat kearah nya dan menutup mulut anak gadis itu agar tidak mengeluarkan suara apapun. Mereka sadar, meskipun terluka parah, namun Elf dikejauhan sana akan mampu membunuh mereka dengan sekali jentikan jari.
“Jangan menjerit…. Ssttt” bisik Wang Yong sambil menenangkan Fenying. Gadis itu mencoba untuk tidak lebih panik dengan jalan menenangkan diri dengan mengalihkan pandangan kearah luar goa. Namun seketika itu juga dia menjadi panik.
“Kakak pekerja, lihat kearah Elf disana…” gemetar Fenying membisikan kata-kata kepada Wang Yong. Ketika Wang Yong mengalihkan pandangan kearah area pertempuran antara Duan Anming dan Suma Chen, seketika itu juga dia merasa merinding.
Elf itu berdiri dengan pandangan yang tajam bagaikan elang kearah gua dimana keduanya bersembunyi. Mata itu terlihat begitu dingin, sehingga seakan-akan mampu masuk meneliti isi hati Wang Yong.
“Elf itu telah tau keberadaan kita berdua sejak awal, tidak ada yang bisa lakukan selain…..
"Lariiiii !!!"
jerit Fenying. Dua sosok anak kecil itu seketika itu juga menerobos hujan dan berlari kejalan dimana arah sekte Pedang Awan.
*Bersambung*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 524 Episodes
Comments
Kastini
bikin kangen
2024-11-24
0
Iron Mustapa
mantull
2023-09-28
1
CahTheLoel
Nemu bola....tendang ke gawang aja
2023-06-29
0