CH-17 Sindrom

Akhirnya mobil itu meluncur menuju sebuah butik ternama, lagi-lagi kehadiran mereka menarik perhatian orang, terutama pria-pria yang berbaju hitam itu. Evelyn bisa melihat dari raut wajah mereka yang meringis ketakutan dan ruangan butik itu mendadak hening.

Pelayan di butik itu menatap mereka dengan was-was.

“Disini ada baju kerja tidak? Buat istriku?” tanya Jeremy dengan ketus.

Evelyn melirik pria itu, sebenarnya dihati kecilnya ada sedikit rasa senang pria itu menyebutnya istrinya.

“Ada Pak,” jawab pelayan butik itu.

“Cepat bawakan baju-bajunya, tapi yang bagus! Harga tidak masalah, aku tidak mau  barang murahan!” kata Jeremy lagi.

Evelyn menoleh pada suaminya itu, seharusnya pria itu tidak perlu bicara begitu juga pada pelayan butik.

“Baik Pak, kami memang menyediakan pakaian-pakaian berkualitas disini,” ujar pelayan butik itu.

Jeremy tidak menjawab, dia hanya melihat kesekelilig ruangan itu yang lumayan ramai pengunjung juga.

“Mari Nyonya, untuk pakaian kerja ada disebelah sini!” kata pelayan butik itu, melangkahkan kakinya lebih dalam ke butik, yang langsung diikuti oleh Evelyn.

Jeremy juga mengikutinya termasuk dua orang berpakaian hitam itu.

Sampailah mereka dibagian khusus pakaian kerja, Evelyn langsung memilih-milih dibantu pelayan butik itu.

Saat memilih pakaian itu, dia melihat kaca yang menempel di tiang tembok itu. Dilihatnya Jeremy mendekati kursi tunggu yang sudah penuh. Bodiguardnya Jeremy seperti sudah mengerti, dia berjalan lebih dulu dan langsung menendang kursi tunggu itu dengan keras membuat mereka yang sedang duduk itu terkejut bukan main, langsung menoleh pada anak buah Jeremy itu yang tinggi besar, yang tadinya mau marah langsung menciut, merekapun langsung bangun dan pergi dari sana.

Setelah kursi kosong, barulah Jeremy duduk disana. Evelyn menghela nafas pendek, seperinya dia menyesal mengajak pria itu berbelanja kalau kelakuannya seperti itu, membuat semua orang takut.

Jeremy berkali-kali melihat jam tangannya, dia juga melihat wanita yang menjadi istrinya baru beberapa hari itu bolak balik masuk ke kamar pas mencoba pakaian kerjanya.

Diapun tersenyum sinis, mengingat dia sangat tidak ada kerjaan, menunggu seorang wanita yang sedang membeli pakaian, benar-benar pekerjaan yang tidak bermutu, kalau tidak karena Ayahnya marah tadi, sudah malas dia pergi pergi seperti ini.

Tapi ternyata tidak terasa sudah satu jam dia menunggu, tanpa bikin ulah.

“Aku sudah selesai!” kata Evelyn sambil menghampiri Jeremy.

“Sudah?” tanya Jeremy, langsung bangun dan memasukkan tangannya kesaku celananya, mengeluarkan beberapa gepok uang diberikan pada Evelyn.

Evelyn menerima uang itu dengan bingung. Orang-orang yang melihat uang ditangan Jeremy itu membelalakkan matanya terkejut, melihat uang ratusaan ribu bergepok -epok.

“Kau tidak punya kartu ATM?” tanya Evelyn.

“Tidak ada,buat apa? Kurang?” Tanya Jeremy, lalu menoleh pada salah satu pria yang berpakaian

 hitam itu dan Evelyn baru mengerti kenapa pria itu selalu mengikuti Jeremy,ternyata pria itu membawa sebuah  koper  yang langsung dibukanya dan diperlihatkan pada Jeremy.

Tentu saja semua orang yang melihat isi koper itu langsung dapat serangan jantung,

shock melihat uang sebanyak itu.

Jeremy mengambil beberapa gepok lagi disimpan diatas tangan Evelyn yang melongo melihat uang itu.

“Ini..” Evelyn bingung berkata-kata.

“Itu uang untuk membayar belanjaanmu, kurang?” tanya Jeremy lagi, lalu menoleh pada priayang membawa koper  itu.

“Antar istriku ke kasir, kau bayar berapa harga belanjaannya!” perintah Jeremy.

“Baik, Bos!” jawab pria itu lalu menutup kopernya.

Evelyn melihat uang yang bertumpuk-tumpuk diatas tangannya, lalu pada Jeremy.

“Seharusnya kau pakai kartu Debit jadi tidak perlu membawa uang begitu banyak, nanti bagaimana kalau ada yang merampok?” kata Evelyn.

“Merampok? Siapa yang berani merampokku?” tanya Jeremy, tersenyum sinis.

Mendnapat jawaba itu membuat Evelyn tidak bicara lagi, bukan di-rampok, yang ada mungkin merampok, bisa saja uang Jeremy itu hasil dari merampok bank atau membobol ATM.

Akhirnya Evelyn langsung ke kasir, dengan membawa uang yang banyak itu, sebagian dia masukkan kedalam tasnya,  karena tidak mungkin dia memperlihatkan uang bergepok-gepok tu di depan orang banyak yang sedang berbelanja.

Karena sudah banyak yang mengantri di kasir, pria yang berbaju hitam satu nya lagi langsung nepis-nepiskan bahu yang sedang mengantri supaya menyingkir dan memberi jalan untuk Evelyn.

Asalnya mereka akan marah tapi melihat siapa pria itu, mereka memiliki menyingkir, hingga ada satu wanita yang sedang hamil di dorong bahunya oleh pria yang berbaju hitam itu, membuat wanita itu akan terjatuh tapi untung suaminya segera memeluknya.

“Hei apa yang kau lakukan?” bentak suaminya.

Bodyguardnya Jerermy menghampirinya membuat pria itu takut melihatnya. Evelyn merasa tidak enak dengan kejadian ini, bahkan satpam yang menghampiripun menghentikan langkahnya karena bebarapa pria yang baju hitam itu menghampirinya, satpam itu sudah tahu siapa yang datang ke butik ini.

Bodyguard Jeremy itu mendekati pria itu, membuat Jeremy menoleh kearah pria itu yang sedang memeluk istrinya yang sedang hamil. Wajah Jeremy langsung memarahi.

“Jangan ganggu dia! Kasihan sedang hamil!” kata Evelyn, menarik tangan bodyguard itu, yang langsung menoleh pada Jeremy.

“Biarkan saja!” kata Jeremy, bodyguard itupun menjauh.

“Silahkan Bu," kata kasir itu yang wajahnya terlihat pucat.

Semua orang memilih mendahulukan para orang-orang menakutkan ini daripada harus membuat keributanyang  pastinya akan sangat parah dampaknya.

Terdengar desus-desus yang berbisik.

“Apa mereka geng motor?” tanya salah satu orang pada temannya yang langsung mundur menjauh karena

takut.

“Tapi wanita itu tidak seperti geng motor, apa wanita itu sanderaan geng motor?” jawab temannya, yang juga buru-buru mundur, apalagi saat bodyguardnya Jeremy menoleh pada mereka.

Mendengarnya sungguh membuat Evelyn merasa tidak nyaman, diapun buru-buru memberikan

belanjannya pada kasir supaya bisa cepat pulang.

Entah kenapa Jeremy merasa ingin memperhatikan wanita hamil itu yang dipeluk suaminya.

“Apa kau tidak apa-apa?” tanya suaminya wanita hamil itu, sambil mengusap pipi istrinya lalu perutnya juga yang besar.

“Tidak apa-apa,” ucap wanita hamil itu.

Kenapa yang muncul dikepala Jeremy itu malah Evelyn yang sedang berperut besar seperti wanita itu, yang sedang mengandung anaknya.

“Bayinya baik-baik saja, aku hanya terkejut tadi,” ucap Evelyn, dalam bayangannya Jeremy.

Jeremy langsung menggelengkan kepalanya. Dia mendadak berkeringat, membayangkan Evelyn yang hamil. Mereka berhubungan sudah  berkali-kali tanpa pengaman, dan pastinya Evelyn bisa saja hamil beberapa waktu kedepan, Dan dia harus menerima istrinya itu berperut besar karena mengandung anaknya.

Jeremy menggelengkan lagi kepalanya, dia semakin pucat saja. Dia sama sekali tidak pernah berfikir untuk punya anak, bagaimana sekarang kalau ternyat Evelyn itu hamil? Fikiran it uterus saja menghantuinya.

Tiba-tiba matanya tertuju pada seorang pria yang menggendong anaknya dibahunya. Apakah dia nanti akan seperti itu? Membawa anak kecil disalah satu bahunya begitu? Ah tidak, tidak akan seperti itu, lagi-lagi Jeremy menggeleng.

“Kau kenapa?” terdengar suara yang mengagetkan, Jeremy tersentak kaget dan menoleh pda suara itu, ternyta Evelyn sedang menatapnya.

Jeremy melihat perut Evelyn yang rata, ternyata istrinya itu tidak sedang hamil.

“Aku sudah selesai, sebaiknya kita pergi,” kata Evelyn.

“Ya ya baiklah,” ucap Jeremy tersadar dengan apa yang terjadi. Dia heran sepertinya dia mengalami sindrom, takut memiliki anak.

“Ada yang aku fikirkan?” tanyaEvelyn merasa heran dengan wajahnya Jeremy yang memucat.

Pria itu tidak menjawab, dia terus melangkah pergi diikuti pria-pria berbaju hitam itu, akhirnya Evelynpun mengikutinya dengan bingung. Jelas sekali kalau wajah Jeremy pucat tapi dia tidak tahu apa yang membuat pria garang itu seperti itu.

*********

Terpopuler

Comments

Dian Isnu

Dian Isnu

🤭🤭🤭 nanti Evelyn lhairn shok lg 🤭🤭🤭

2022-12-01

0

Cika🎀

Cika🎀

🤣🤣malah g sabar liat ev hamil

2022-03-12

1

Heri Masta

Heri Masta

semoga beneran hamil evelin nya

2022-02-06

1

lihat semua
Episodes
1 CH-1 Dikejar Sang Mafia
2 CH-2 Melamar atau Memaksa?
3 CH-3 Terpaksa Menikah
4 CH-4 Malam Pertama Di Mobil?
5 CH-5 Sakit Badan Sakit Hati
6 CH-6 Wanita di Rumah Jeremy
7 CH-7 Istri Jeremy
8 CH-8 Malam Pertama Kedua
9 CH-9 Tersaingi
10 CH-10 Masakan Dingin Sedingin Hatinya
11 CH-11 Karena Kau Suamiku
12 Prakata Author
13 CH-12 Teman Baru Evelyn
14 CH-13 Berbeda Dari Kebiasaan
15 CH-14 Mencicipi Masakan Istri
16 CH-15 Menemani Istri Belanja
17 CH-16 Kericuhan di Mall
18 CH-17 Sindrom
19 CH-18 Jeremy Ulang Tahun
20 CH-19 Istri Cantikku
21 CH-20 Pengakuan Selena
22 GIVE AWAY Season 3 RR Maesa
23 CH-21 Tamu dari Hongkong
24 CH-22 Jeremy Berencana Pergi ke Hongkong
25 CH-23 Hamil
26 CH-24 Pergi
27 CH-25 Jeremy Mencari Evelyn
28 CH-26 Mencari Evelyn
29 CH-27 Jeremy Memaksa Evelyn Pulang
30 CH-28 Evelyn Diperiksa Dokter Kandungan
31 CH-29 Ultimatum Jeremy
32 CH-30 Morning Sick
33 CH-31 Repotnya Mengurus Ibu Hamil
34 CH-32 Selena Keluar dari Rumah Jeremy
35 CH-33 Rencana Jahat Selena
36 CH-34 Kamar Bayi Ala Jeremy
37 CH-35 Pamer Istri
38 CH-36 Cemooh di Meja Judi
39 CH-37 Istri Sebagai Taruhan
40 CH-38 Jeremy Kalah
41 CH-39 Kalah
42 CH-40 Putus Asa
43 CH-41 Pengorbanan Jeremy
44 Novel Lomba Menitik Takdir : Istri Jelek Sang CEO
45 CH-42 Keadaan Jeremy yang Parah
46 PEMENANG GIVE AWAY SEASON 3
47 CH-43 Sisi Lain Jeremy
48 CH-44 Mendatangani Perusahaan Otomotif Jeremy
49 CH-45 Jeremy Dibawa Pulang
50 CH-46 Jeremy Sadar Dari Koma
51 CH-47 Jeremy Mundur Dari Bisnis Dunia Hitam
52 CH-48 Kesadaran Jeremy Berangsur Pulih
53 CH-49 Ungkapan Evelyn
54 CH-50 Tawaran Selena untuk Ryan
55 Reward 5 komen pertama Bab baru
56 CH-51 Gejala Lain Jeremy
57 CH-52 Keputusan Terakhir
58 CH-53 Jeremy Pulang Kampung
59 CH-54 Rencana Evelyn Menggugat Cerai
60 CH-55 Tragedi Selena
61 CH-56 Menjelang Melahirkan
62 Next up
63 CH-57 Bayi Tak Berayah
64 CH-58 Jeremy dan Evelyn Berpisah
65 CH-59 Janji Cinta Mati Jeremy
66 CH-60 Setelah Lima Tahun
67 CH-61 Serasa Mimpi
68 CH-62 Jeremy Tetap Pemaksa
69 CH-63 Jeremy Melihat Foto Ayres
70 CH-64 Orang-orang Masalalu
71 CH-65 Terpaksa Kembali
72 CH-66 Siapa Yang Menculik Evelyn ?
73 CH-67 Jeremy Bertemu Ayres
74 CH-68 Sebenarnya Apa Yang Diinginkan Jeremy
75 CH-69 Rasanya Menjadi Ayah
76 CH-70 Bahagianya Ada Anak dan Istri
77 CH-71 Jeremy Mengajak Rujuk
78 CH-72 Hanya Kau Ratuku Satu-satunya
79 CH-73 Masih Menginginkanmu
80 CH-74 Kabar Kematian Selena
81 CH-75 Ayah Pemaksa
82 CH-76 Dimana Ayres
83 CH-77 Antara Ayres Dan Evelyn
84 CH-78 Dua Pilihan
85 CH-79 Ayah Masih Hidup
86 CH-80 Evelyn Mengalah
87 CH-81 Pasrah
88 CH-82 Games
89 CH-83 Tidak Pernah Bercerai
90 CH-84 Selalu Bersama ( End )
91 TAMAT
Episodes

Updated 91 Episodes

1
CH-1 Dikejar Sang Mafia
2
CH-2 Melamar atau Memaksa?
3
CH-3 Terpaksa Menikah
4
CH-4 Malam Pertama Di Mobil?
5
CH-5 Sakit Badan Sakit Hati
6
CH-6 Wanita di Rumah Jeremy
7
CH-7 Istri Jeremy
8
CH-8 Malam Pertama Kedua
9
CH-9 Tersaingi
10
CH-10 Masakan Dingin Sedingin Hatinya
11
CH-11 Karena Kau Suamiku
12
Prakata Author
13
CH-12 Teman Baru Evelyn
14
CH-13 Berbeda Dari Kebiasaan
15
CH-14 Mencicipi Masakan Istri
16
CH-15 Menemani Istri Belanja
17
CH-16 Kericuhan di Mall
18
CH-17 Sindrom
19
CH-18 Jeremy Ulang Tahun
20
CH-19 Istri Cantikku
21
CH-20 Pengakuan Selena
22
GIVE AWAY Season 3 RR Maesa
23
CH-21 Tamu dari Hongkong
24
CH-22 Jeremy Berencana Pergi ke Hongkong
25
CH-23 Hamil
26
CH-24 Pergi
27
CH-25 Jeremy Mencari Evelyn
28
CH-26 Mencari Evelyn
29
CH-27 Jeremy Memaksa Evelyn Pulang
30
CH-28 Evelyn Diperiksa Dokter Kandungan
31
CH-29 Ultimatum Jeremy
32
CH-30 Morning Sick
33
CH-31 Repotnya Mengurus Ibu Hamil
34
CH-32 Selena Keluar dari Rumah Jeremy
35
CH-33 Rencana Jahat Selena
36
CH-34 Kamar Bayi Ala Jeremy
37
CH-35 Pamer Istri
38
CH-36 Cemooh di Meja Judi
39
CH-37 Istri Sebagai Taruhan
40
CH-38 Jeremy Kalah
41
CH-39 Kalah
42
CH-40 Putus Asa
43
CH-41 Pengorbanan Jeremy
44
Novel Lomba Menitik Takdir : Istri Jelek Sang CEO
45
CH-42 Keadaan Jeremy yang Parah
46
PEMENANG GIVE AWAY SEASON 3
47
CH-43 Sisi Lain Jeremy
48
CH-44 Mendatangani Perusahaan Otomotif Jeremy
49
CH-45 Jeremy Dibawa Pulang
50
CH-46 Jeremy Sadar Dari Koma
51
CH-47 Jeremy Mundur Dari Bisnis Dunia Hitam
52
CH-48 Kesadaran Jeremy Berangsur Pulih
53
CH-49 Ungkapan Evelyn
54
CH-50 Tawaran Selena untuk Ryan
55
Reward 5 komen pertama Bab baru
56
CH-51 Gejala Lain Jeremy
57
CH-52 Keputusan Terakhir
58
CH-53 Jeremy Pulang Kampung
59
CH-54 Rencana Evelyn Menggugat Cerai
60
CH-55 Tragedi Selena
61
CH-56 Menjelang Melahirkan
62
Next up
63
CH-57 Bayi Tak Berayah
64
CH-58 Jeremy dan Evelyn Berpisah
65
CH-59 Janji Cinta Mati Jeremy
66
CH-60 Setelah Lima Tahun
67
CH-61 Serasa Mimpi
68
CH-62 Jeremy Tetap Pemaksa
69
CH-63 Jeremy Melihat Foto Ayres
70
CH-64 Orang-orang Masalalu
71
CH-65 Terpaksa Kembali
72
CH-66 Siapa Yang Menculik Evelyn ?
73
CH-67 Jeremy Bertemu Ayres
74
CH-68 Sebenarnya Apa Yang Diinginkan Jeremy
75
CH-69 Rasanya Menjadi Ayah
76
CH-70 Bahagianya Ada Anak dan Istri
77
CH-71 Jeremy Mengajak Rujuk
78
CH-72 Hanya Kau Ratuku Satu-satunya
79
CH-73 Masih Menginginkanmu
80
CH-74 Kabar Kematian Selena
81
CH-75 Ayah Pemaksa
82
CH-76 Dimana Ayres
83
CH-77 Antara Ayres Dan Evelyn
84
CH-78 Dua Pilihan
85
CH-79 Ayah Masih Hidup
86
CH-80 Evelyn Mengalah
87
CH-81 Pasrah
88
CH-82 Games
89
CH-83 Tidak Pernah Bercerai
90
CH-84 Selalu Bersama ( End )
91
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!