Jeremy tertawa melihat video di ponselnya. Wanita itu bernari-nari erotis tanpa memakai busana, membuat segar matanya.
“Apa melihat tarianku kau jadi merindukanku?” tanya wanita cantik itu mendekatkan wajahnya ke camera.
“Bukan cuma merindukanmu, aku ingin langsung menyentuhmu,” jawab Jeremy, sambil tertawa.
Mendengar perkataannya Jeremy, tentu saja ayahnya terkejut, langsung mengambil ponsel itu dan melihatnya.
Wanita itu terkejut melihat ada pria yang bukan Jeremy dilayar.
“Ini, ini apa?” teriak Pak Kades, lalu mematikan ponselnya Jeremy.
“Ayah tidak mengijinkan kau menikah dengan Evelyn!” teriaknya lagi menatap Jeremy.
“Tidak menikah juga aku bisa menculiknya!” kata Jeremy dengan santai.
“Kau lupa apa yang Ayah katakan tadi? Kenapa sikapmu tidak berubah? Malah kau terlihat semakin buruk!” bentak Pak Kades.
“Menyesal aku pulang, terus saja diomeli!” gerutu Jeremy.
“Kau benar-benar!” Pak Kades tidak bisa mengontrol emosinya, membuat dadanya sesak lalu duduk dikursi.
“Sudah, aku juga tidak mau bertengkar, aku kesini cuma kebetulan lewat, tidak akan lama! Setelah menikahi Evelyn, aku akan pulang dan terpaksa membawanya! Sebenarnya aku malas membawanya, tapi aku buru-buru,!” kata Jeremy dengan ketus.
“Ayah tidak mengijinkannya! Ayah tidak mau kau menyakiti Evelyn!” teriak Pak Kades.
“Terserah, kalau Ayah tidak mau menikahkanku ya bagus, aku tinggal membawanya saja, beres,” ucap Jeremy dengan kesal.
Pak Kades menatapnya, dia tidak tahu kenapa dia memiliki anak yang perilakunya sangat buruk! Pergaulan dengan geng geng motor itu membuatnya terjerumus semakin jauh. Setelah mendekam di penjara anak-anak karena tawuran, Jeremy kabur dari rumah sampai membuat Ibunya meninggal kerena merindukannya.
Sekarang anak itu tiba tiba muncul malah menyukai Evelyn, putri dari sahabatnya dan berniat melecehkannya, benar benar dia merasa jadi orangtua yang buruk tidak bisa mendidik anaknya dengan baik.
Jeremy melihat jam tangannya.
“Aku tidak ada waktu lagi, ayo nikahkan aku dengan Evelyn, setelah itu aku pulang!” ucap Jeremy.
Pak Kades menatapnya.
“Terserah Ayah mau tidak? Aku bisa menjemputnya sendiri tanpa harus menikahinya! Repot amat!” gerutu Jeremy.
Pak Kades menghela nafas panjang, dia tidak bia membiarkan Jeremy memaksa Evelyn begitu saja.
“Baiklah, kita lamar Evelyn untuk menjadi istrimu. Tapi kau harus janji untuk menjaga dan menyayanginya. Ayah akan selalu menelpon menanyakan keadaannya. Jangan coba-coba menyakitinya atau kau tidak akan pernah melihat Ayahmu lagi,” kata Pak Kades.
“Iya, iya! Buang-buang waktu saja, aku sibuk!” ucap Jeremy lalu bangun sambil mengambil ponselnya.
“Siapa wanita itu? Kalau wanita itu pacarmu, putuskan dia, kau harus setia pada istrimu,” kata Pak Kades.
“Iya,iya iya!” teriak Jeremy lagi sambil menjauh. Setia, setia apaan? Batinnya.
“Aku tidak punya banyak waktu, aku mau pergi!” kata Jeremy lagi dengan kesal.
Pak Kades menjadi bingung, dia tidak setuju Jeremy membawa Evelyn, tapi dia takut putranya itu nekat menculik Evelyn, melecehkannya dan menyakitinya. Dilihat dari orang-orang yang bersama Jeremy saja sudah terlihat seperti apa pekerjaannya Jeremy.
Akhirnya dengan berat hati Pak Kades membawa Jeremy ke rumahnya Evelyn.
Saat 3 mobil itu berhenti di halaman rumahnya Pak Arman, pemilik rumah itu terkejut. Apalagi melihat pria-pria dengan pakaian hitam itu, membuatnya ketakutan. Tapi saat melihat Pak Kades barulah hatinya menjadi tenang.
“Pak Kades!” seru Pak Arman, menyambutnya diteras sambil matanya menoleh pada pria tampan yang bertubuh tinggi itu yang bersama Pak Kades.
Pak Arman mengernyitkan dahinya dia merasa mengenalnya.
“Ini Jeremy, anak sulungku,” kata Pak Kades.
“Jeremy?” Pak Arman tampak terkejut, dia tahu ceritanya Jeremy, hatinya tiba-tiba merasa gelisah.
“Lama sekali tidak bertemu, ternyata kau sudah dewasa!” kata Pak Arman, sambil mengulurkan tangannya, Jeremy menerima uluran tangan itu tanpa senyum, matanya melihat ke sekeliling rumahnya Pak Arman.
Rumahnya lumayan bagus dan rapih, ternyata gadis itu tinggal disini? Seumur umur dia tidak pernah serepot ini untuk mendapatkan wanita, sampai harus berkunjung segala kerumahnya, bertemu orang tuanya, ribet amat, keluhnya dalam hati.
“Ayo masuk, masuk!” Pak Arman mempersilahkan mereka masuk.
Jeremy dan Pak Kadespun masuk ke rumah itu, mereka duduk diruang tamu.
Jeremy tampak berkali-kali melihat jam ditangannya. Dia terlihat sangat sibuk.
“Ada apa ya Pak Kades kemari? Saya ko merasa ada yang sangat penting? Tadi Evelyn sudah mampir ke rumah, kan?” tanya Pak Arman.
“Sudah sudah, Evelyn sudah kerumah,” jawab Pak Kades dengan bingung. Dia merasa takut Jeremy berbuat kasar.
“Kemana dia?” tanya Jeremy memotong, matanya menoleh kearah dalam rumah.
Pak Arman menatapnya.
“Siapa?” tanya Pak Arman.
“Istriku? Istriku sudah meninggal beberapa tahun lalu karena sakit,” lanjut Pak Arman.
“Gadis itu,” jawab Jeremy.
“Evelyn maksudmu? Apa kau kenal putriku? Dia kan bekerja di perusahaan swasta, pulang nanti sore,” jawab Pak Arman menyebutkan sebuah nama perusahaan.
Jeremy langsung menolehkan kepalanya kearah pintu rumah.
“Bob!” teriaknya.
Seorang pria masuk kedalam rumah.
“Jemput Evelyn, dimana itu alamat kantornya?” tanya Jeremy pada Pak Arman.
Pak Arman menyebutkan alamatnya. Pria itu mengangguk lalu keluar, membuat Pak Arman kebingungan.
“Ini ada apa ya? Kenapa Evelyn mau dijemput?” tanya Pak Arman.
“Aku kesini mau melamar Evelyn, kita akan menikah sekarang juga. Aku buru-buru jadi akan membawa dia langsung ke kota,” kata Jeremy.
Tentu saja Pak Arman Shock mendengarnya.
“Jeremy! Jaga bicaramu!” bentak Pak Kades.
“Ayah terlalu banyak basa basi, aku sangat sibuk!” gerutu Jeremy.
Pak Kades menoleh pada Pak Arman.
“Jadi begini Pak Arman, kami kesini ingin melamar Evelyn untuk menikah dengan Jeremy,” kata Pak Kades.
“Tapi Pak Kades, ini sangat tiba-tiba, saya harus bertanya dulu pada Evelyn. Apakah Evelyn mau menerima atau tidak.” kata Pak Arman dengan bingung juga gelisah.
Dia ingat Jeremy adalah anak Pak Kades yang sangat nakal, ikut geng motor, tawuran, pernah masuk penjara juga kabur dari rumah. Sekarang ingin melamar putrinya? Hatinya langsung saja menjadi cemas.
Pak Arman dan Pak Kades tiba-tiba dikejutkan dengan kedatangan orang-orang yang bersama Jeremy tapi mereka membawa beberapa orang pria dari kantor urusan agama.
“Pak Burhan?” tanya Pak Arman dan Pak Kades bersamaan. Orang-orang yang datang itu tampak ketakutan.
“Ada apa Pak?” tanya Pak Arman, sambil berdiri menatap tiga orang itu.
“Saya diminta menikahkan Evelyn dengan Pak Jeremy,” jawab Pak Burhan, membuat Pak Arman dan Pak Kades terkejut.
Pak Kades menoleh pada Jeremy.
“Menunggu Ayah terlalu lama, buang buang waktu!” kata Jeremy, membuat Pak Kades kesal.
Pak Kades menatap Jeremy, kenapa dia memiliki anak seperti ini? Padahal dia dan istrinya sudah mencoba mendidiknya dengan baik tapi hasilnya malah seperti ini?
Tidak berapa lama datang lagi pria berbaju hitam itu bersama Evelyn.
Evelyn terkejut saat ada orang yang menjemputnya dan katanya ada tamu penting dirumahnya. Dan ternyata ada Pak Kades, pria yang dirumah Pak Kades dan tiga orang yang dikenalnya hanya satu, Pak RT saja.
“Ini ada apa?” tanya Evelyn, menatap Ayahnya lalu menoleh pada pria yang sedang menatapnya tidak berkedip. Kenapa pria itu ada dirumahnya? Pandangan pria itu membuatnya takut.
“Kita menikah sekarang!” kata Jeremy, membuat semua orang terkejut apalagi Evelyn.
Orang-orangnya Jeremy langsung memberikan kursi kursi untuk 3 orang yang mereka bawa itu. Suasana terasa begitu tegang.
Evelyn masih berdiri menatap Jeremy lalu pada ayahnya dan Pak Kades.
“Sayang duduklah,” kata Pak Kades pada Evelyn.
Evelynpun duduk disamping Ayahnya dengan bingng.
“Bapak kesini dengan anak Bapak, namanya Jeremy, kesini untuk malamarmu menjadi istrinya Jeremy,” kata Pak Kades, tentu saja Evelyn sangat terkejut.
Jeremy semakin tertarik melihat paras cantiknya Evelyn semakin dekat, tidak sabar ingin menyentuh gadis yang ada didepannya itu. Kenapa menyentuh gadis itu begitu sulit? Padahal dia membutuhkannya tidak akan lama.
Evelyn menoleh pada Jeremy yang sedari tadi menatapnya terus. Melamar? Pria yang tadi akan melamarnya? Dia memang kenal baik dengan Pak Kades tapi tidak dengan pria ini, yang tenyata anaknya Pak Kades.
Tampan sih tampan terlihat kaya juga, tapi tatapan pria itu sangat menakutkan apalagi dengan orang-orangnya itu. Evelyn meringis.
Belum juga Evelyn tersadar dengan ketakutannya, Jeremy sudah bicara lagi. Tatapannya tidak lepas dari wajahnya Evelyn.
“Kita menikah sekarang!” katanya.
Tentu saja semua orang terkejut.
*********
Jangan lupa like dan gift juga ya.
Terimakasih..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Susanty
Semoga setelah menikah dengan Evelyn, Jeremy bisa berubah.
2023-06-20
0
Dian Isnu
🤭🤭🤭 masih syok.. main nikah aja
2022-11-30
0
Cika🎀
hadeh hadeh jeremy😩😩😩😩g ada halus halusnya
2022-03-11
1