"nanti kita yang nyamperin rumah Sinta apa dia yang kesini pah" tanya gue.
"nanti dia yang kesini di antar pak Ahmad, pak Ahmad juga ikut, sekalian papa mau membicarakan masalah pekerjaan,. " ucap bokap gue sambil berjalan menghampiri cucu tunggal nya yaitu arka, kemudian bokap gue main- main sama arka.
"ya udah Reza siap -siap dulu pah" izin gue sambil ngeluyur masuk ke dalam kamar.
suara klakson mobil berbunyi dari depan rumah
"mungkin itu si sinta," gumam gue dalam hati.
bokap gue pun menyambut kedatangan mereka di depan, kemudian berbincang bincang dengan pak Ahmad, pak Ahmad kemudian di ajak ke ruang kerja papa .
Sinta ngumpul bareng keluarga gue di ruang keluarga.
"duh sebenarnya gue males jalan sama si sinta, tapi Karena bokap gue yang minta jadi gue tidak bisa nolak.
setelah bokap gue selesai membicarakan masalah pekerjaan, kami pun langsung pergi menggunakan dua mobil, gue sama bonyok gue, sama si sinta dan bokap nya .
satu lagi mobil kak Dita , ada kak Wati dan Izul.
kami pun pergi berbarengan mobil kak Dita, berada di belakang mobil kami.
" mau makan_makan di mana pah" tanya gue sama bokap.
"di GI aja, sekalian papa mau lihat rumah yang di Sudirman, " ucap nya
"ok ... pah " jawab gue ke bokap sambil pegang handphone kirim share lock ke kak Dita.
setelah sampai lobi GI, semuanya turun, dan jalan mencari -cari tempat makan yang tidak terlalu ramai.
kami melihat sebuah restoran masakan khas Jepang, di pilih keluarga gue, dan langsung mengambil buku menu makanan, dan memilih makanan yang sesuai dengan lidah masing -masing.
setelah pada selesai makan keluarga gue ninggalin gue sama si Sinta, berduaan aja, aah .... gue jadi kaku. ,
"umur kamu berapa sinta " tanya gue pura pura sopan
"25 mas, " jawab nya lembut
"wah masih muda juga ya" ucap ku
"kalau mas umur berapa?" tanya nya lagi.
"wah... kalo saya udah tua, mau jalan 32." jawab gue jujur
"hmmm... tapi ga terlalu kelihatan sih , kalau mas umur segitu,."" puji nya
"aahh... yang bener nih..." Sinta kita ngobrol sambil jalan aja yuk..., " minta gue.
kami pun jalan berdua, sambil melihat lihat , dan membeli beberapa pakaian, kebetulan pakaian kantor gue udah jelek- jelek.
gue juga beliin sepatu buat Sinta.
setelah lama gue keliling -keliling , gue nyari nyari keluarga gue, gue tidak lihat mereka, akhirnya gue telpon bokap gue,
"pah dimana "? tanya gue langsung.
"oh iya Reza kamu pulang berdua aja sama Sinta, papa mama dan Dita, Wati sama Izul udah duluan,.... " jawab bokap
"loh emang nya muat, papa , Mama dan pak Ahmad, ikut mobil nya kak Dita," tanya gue bingung mikir nya.
"papa, Mama dan pak Ahmad naik taksi, klo mobil nya Dita udah pulang dari tadi, ini papa masih di Sudirman lagi lihat proyek."
"ooh gitu pah, ya udah Reza juga mau langsung pulang ngantar Sinta."
gue pun langsung on the way, menuju rumah Sinta.
saat di dalam mobil, karena gue bosen, gue mau menyalakan musik, tidak sengaja handphone gue jatuh, saat gue mau ambil ,secara refleks juga si Sinta juga jongkok ke bawah mau mengambil kan handphone gue, jadilah kepala gue dan Sinta beradu.
"au ... " ucap gue dan Sinta berbarengan.
karena gue kasihan sama Sinta akhirnya gue elus rambutnya Sinta agar rasa sakit nya hilang.
"kamu enggak apa-apa kan " ucap gue sambil mandangin mata Sinta yang bening.
"engga apa-apa mas" ucap Sinta setelah menatap mata gue . kami pun saling membuang pandangan setelah beradu pandang tadi. melihat Lalu lintas kendaraan di jalanan .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments