Di dalam kamat, Leona hanya terdiam memandang langit,tidak ada semangat untuk dirinya, fan semua itu tidak lepas dari pandangan Presdir itu.
Namun saat Presdir itu mendekat Leona, ponsel yang Leona pegang sedang berdering, Leona pun mengangkatnya.
"Hallo Leona? kau baik-baik saja kan? Arsa tadi mencari mu, kau belum pulang juga, bicarakan baik-baik Na... Arsa pasti akan meninggalkan wanita itu , akan ku pastikan itu, kembali lah padanya"ucap orang itu yang tidak lain lagi adalah Candra.
"Kembali? itu sudah tidak mungkin Candra, aku benci pengkhianatan, aku benci perselingkuhan, ibarat makanan, aku sudah jijik untuk memakannya,"ucap Leona datar.
"Sebaiknya kau bujuk Arsa agar mau bercerai dengan cara baik-baik, tanpa harus aku tuntut ia ke pengadilan"imbuh Leona.
"Leona..., aku tahu Arsa salah, mungkin itu khilaf na..."ucap Candra
"khilaf..., khilaf sampai 2 tahun, kau bercanda Can?"ucap Leona.
"Tapi... menangani kasus ini, aku ...aku seperti nya ti..tidak bisa membantumu Na..., Arsa adakah adik dari sahabat ku dan dia...."
"Kau tidak usah membuat alasan apapun Candra, aku sudah tahu alasan yang sebenarnya. Kau tidak mungkin melawan putrimu sendiri di pengadilan, tidak apa-apa, tapi...jika putrimu dan Arsa melewati batas mereka, jangan salah kan aku jika aku menghancurkan kedua nya, dan kau Candra, urus lah putrimu, agar di hari selanjutnya, ia tidak akan mengambil suami wanita lain"ucap Leona seraya mematikan ponselnya.
Dadanya naik turun, seiringnya tangisan yang sudah pecah. ia menangis seraya terus menggenggam erat ponsel di dadanya.
"Minumlah"ucap Presdir itu seraya menyuguhkan segelas air putih untuk Leona.
"Terimakasih Tuan"ucap Leona seraya meneguk air putih yang Presdir itu berikan.
"Aku Tian Alvaro, kau pasti sudah mendengar namaku"ucap Presdir itu seraya mengikuti Leona menatap langit yang begitu indah.
"Kau tidak ingin cerita padaku?" ucap Tian.
"Aku tidak tahu kalau ternyata Tuan Tian adalah orang yang ramah, sehingga mau mendengar kan cerita wanita rendahan seperti saya"ucap Leona dengan masih enggan menatap Tian.
Sungguh ini pertama kalinya Tian bersikap seperti ini pada seorang wanita.
"Aku paling benci dengan sebuah pengkhianatan, apalagi di khianati"ucap Leona dengan nada yang susah di tebak.
Antara marah, kecewa,sedih dan terluka.
"Wanita akan selalu di bodohi oleh seorang pria, hanya dengan cinta dan kata manisnya, dua tahun..., dua tahun aku menjadi wanita bodoh itu"ucap Leona
"Tak semua pria seperti yang suami lakukan"ucap Tian.
"Tapi itu 98 dari 💯 persen pria yang ada di dunia ini"ucap Leona seraya tersenyum pada Tian, namun dalam senyum itu Tian menemukan luka yang dalam, membuat tangan Tian tanpa sadar mengepal.
"Baiklah Tuan Tian, ini sudah terlalu malam, terimakasih atas kebaikan tuan malam ini, ini akan menjadi rahasia"ucap Leona seraya berdiri dari duduknya, menambah nilai plus lagi dari Tian.
Pasalnya, wanita yang selama ini Tian kenal, ingin selalu mengumbar waktu kebersamaan nya dengan Tian, tapi Leona malah sangat tidak ingin kebersamaan yang bahkan terbilang cukup lama ini hanya ingin di jadikan rahasia.
Saat Tian melihat kepergian Leona, suara notifikasi ponsel nya menyadarkan nya, Tian pun melihat ponselnya saat pintu itu benar-benar sudah tertutup.
"*Arsa, pengusaha muda yang kini karirnya sudah maju pesat, perusahaan nya kini sedang naik daun dalam kalangan tokoh bisnis, perusahaan yang bergerak dalam bidang kosmetik,
Banyak bukti kemesraan nya dengan sang istri. sehingga banyak yang berkata kalau kesuksesan Arsa ada karena memiliki dukungan sang istri*.
"Cih,kenapa hal seperti ini yang kau berikan padaku? cari bukti perselingkuhan Arsa dengan wanita itu" pesan Tian pada Asisten nya.
Kini Leona sudah sampai di depan rumah nya, tepat nya rumah nya dan rumah Arsa, terlihat Arsa yang duduk di kursi teras rumah nya, Arsa berdiri saat melihat mobil Leona tiba.
"Kemana saja?"tanya Arsa saat Leona sudah berjalan hendak masuk kedalam rumahnya.
"Leona...jawab aku,kemana saja kau, dan apa ini, kau tidak memakai baju seperti ini tadi siang"ucap Arsa seraya memegang kedua bahu Leona.
Sesat Leona terhenti dari langkahnya, ia memandang Arsa dengan tatapan malas.
"Jawab aku, kemana saja kau sepulang nya dari kantor!"ucap Arsa yang kini sudah meninggikan volume suaranya.
"Apakah selama ini aku pernah bertanya, kemana saja kau sepulang nya dari kantor? tidak kan tuan Arsa, jadi kau tidak punya hak untuk bertanya padaku"ucap Leona.
"Aku punya hak Leona, karena aku masih suamimu" bentak Arsa.
Namun... Leona hanya menanggapi dengan senyuman, di tambah lagi dengan Candra yang mundur menjadi pengacara nya.
"Suami, kau bilang kau suamiku!!!" ucap Leona seraya meninggi kan suaranya, emosinya tiba-tiba meluap, kenapa Arsa tidak membiarkannya masuk saja, agar tidak terjadi pertikaian kembali, ah Arsa... kau benar-benar.
"Kau sudah mengatakan yang sebenarnya pada Candra bukan? oh atau gadis kecil itu yang mengatakan, atau.... jangan-jangan kalian berdua yang mengatakan"ucap Leona seraya mengatupkan jari telunjuk nya di bibirnya.
"Oh... Arsa... baiklah... kau gunakan saja Candra, kita akan bertemu di sana, akan lebih baik kalau kau tidak menggangguku"ucap Leona seraya melangkah kan kaki nya meninggalkan Arsa.
"Leona... kau jangan harap bisa berpisah dariku, kalau kau tidak mau ibumu mati"ancam Arsa, yang mana berhasil membuat langkah Leona terhenti saat sudah berada tepat di tengah tangga.
Leona tersenyum seraya membalikkan tubuhnya seraya berkata.
"Aku tahu kau akan mengatakan itu Arsa"ucap Leona seraya meneruskan langkah kakinya.
Sedangkan Arsa frustasi sendiri, bagaimana bisa Leona tidak mempan dengan ancaman nya, apalagi ancaman tentang ibunya, satu-satunya orang yang Leona miliki saat ini.
"Aaaa.... Aku bisa gila jika terus-menerus seperti ini, Leona... bisakah kita bicara baik-baik"ucap Arsa dengan lirih.
Namun saat tubuhnya terjatuh lemas di sofa ruang tamu, tiba-tiba ada bayangan yang masuk kedalam rumahnya, sontak Arsa melihat pada pemilik bayangan itu, yang tidak lain lagi adalah Arita.
"Kau...kau kesini?"tanya Arsa tidak percaya, apakah gadis kecil ini tidak ada rasa takut.
"Kenapa? apakah tidak boleh?"tanya Arita seraya duduk di pangkuan Arsa.
"Bukan begitu sayang, ah.. jangan lakukan itu di sini, di sini ada Leona"ucap Arsa yang tidak bisa menahan gejolak yang Arita berikan.
"Aku bisa menjadi lebih baik darinya sayang, kau ceraikan saja istrimu itu, aku bisa menjadi dirinya seratus persen lebih baik darinya"ucap Arita seraya mengecup leher Arsa,memberi tanda merah, yang mana semua itu terekam jelas di mata Leona.
Leona berdiri tepat di atas mereka, menyaksikan betapa tidak tahu malunya kedua pasangan yang ada di bawahnya.
Baru tadi Arsa mengatakan kalau dirinya adalah suaminya, tapi kini ia bisa bermesraan dengan wanita lain tepat di dalam rumahnya.
Sesaat Leona merekam adegan itu, mungkin itu bisa ia jadikan bukti jika di butuhkan, setelah merekam beberapa adegan itu, Leona mengambil Vas bunga, lalu melemparkannya kebawah.
Sontak kedua manusia yang tidak tahu malu itu kaget bukan main.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 300 Episodes
Comments
Uneh Wee
hadir
2023-03-20
0
Pia Palinrungi
aduhh arsa itu maunya apa..u apa pertahankan leona kalau mmng suka sm alita..l
2023-01-14
0
Yulia Erfanie
ceritanya bkin menguras emosi Thor..
2022-12-05
0