Saat Leona menangis di sisi Ibunya, Arsa malah bingung dalam hal untuk melepaskan Leona atau mempertahankan Leona.
Saat Arsa terlalu frustasi dengan segala masalah yang ada,dering ponsel nya membuatnya sadar.
"Hallo ma"ucap Arsa lesu.
"Kau kenapa Arsa? apa ada masalah?"tanya sang mama.
"Oh tidak ma, hanya saja Arsa lelah karena pekerjaan kantor yang terlalu menguras pikiran Arsa"ucap Arsa.
"Syukurlah nak, kamu masih ingat dengan ulang tahun mama kan nak? kemaren istrimu sudah mengirimkan uang buat acara mama, mama tahu itu pasti kau yang menyuruhnya bukan? pasti!! kau memang anak kesayangan mama Arsa"ucap sang mama yang tidak membiarkan Arsa bicara.
"Baiklah kau teruskan pekerjaan mu,besok kau datanglah lebih awal,karena mama sudah sangat merindukan nak"ucap sang mama.
Sambungan telfon itupun berakhir, Arsa mencekeram rambutnya karena lupa akan ulang tahu mama nya, malah Leona yang ingat, ya...selama ini Leona lah yang mengurus kebutuhan orang tuanya, entah karena apa, mamanya tetap tidak menyukai Leona.
Seperti saat ini, hubungan nya dengan Leona sudah di ujung tanduk,namun Leona masih saja mengingat akan kedua orang tuanya, bagaimana nanti saat mereka resmi berpisah,siapa yang akan mengingatkan obat papanya, siapa yang akan membantunya dalam keuangan, yang mana Arsa tahu, Leona tidak pernah memakai uang bulanan dari Arsa karena ingin mewujudkan impian Arsa.
"Leona.... tidakkah kau memberiku kesempatan"ucap lirih Arsa seraya menengadahkan kepalanya.
*****
"Bagaiman Jimmy?"tanya Tian.
"what a miracle"ucap Jimmy.
"Tian...bisakah aku melihat wanita keberuntungan mu itu?"ucap Jimmy.
"Apa aku bisa di nyatakan sembuh Jim?"tanya Tian.
"Tian, aku tidak tahu penyakit alergi apa yang kau alami ini, tapi dalam 10 nama alergi kulit yang aku tahu, tidak seperti dirimu,mungkinkah ini seperti kutukan, agar kau hanya bersentuhan dengan 1 orang wanita saja?"ucap Jimmy setengah bertanya.
"Maksud mu?"tanya Tian.
"Tian, coba kau sentuh Raisa, tadi kau menyentuh gadis itu, alergi mu tidak kambuh bukan? sekarang coba kau sentuh Raisa"ucap Jimmy ingin memastikan.
Dengan ragu Tian mencoba menyentuh kulit Raisa.
"Tian, kalau Alergi mu kambuh jangan salahkan aku ya"ucap Raisa sedikit takut.
Tanpa menjawab Tian menyentuh Raisa. saat sentuhan itu terjadi beberapa detik, bintik merah pun bermunculan.
Dengan segera Raisa melepaskan pegangan tangan Tian pada tangannya.
"Tian lepas,kulitmu_"ucap Raisa yang melihat bintik merah di kulit mulus Tian.
"Ckkk, hanya dia yang bisa ku sentuh"ucap kesal Tian.
Tian bangkit dari duduknya lalu menuju ke cermin, ia membuka kancing kemejanya dan melihat bintik merah di sekujur tubuhnya.
"Tian, istirahat lah dan segera minum obatmu"ucap Jimmy seraya menatap Raisa dengan tatapan yang penuh isyarat.
"Baiklah,kau hubungi Li, suruh dia mengurus Leona dengan baik"ucap Tian seraya tidur di ranjang yang bukan ranjang rumah sakit.
*****
"Nona... makanlah ini dari tuan Tian"ucap Perawat yang mengantar kan makan malam pada Leona.
Ya Leona dan Tian tidak kembali ke perusahaan, tentu Bu Tantri tahu, pikiran bu Tantri penuh dengan tanda tanya, ada hubungan apa antara Leona dan Presdir nya.
Namun... pertanyaan itu tidak akan Tantri temukan jawabannya.
"Maaf Sus, Tuan Tian ada dimana?"ucap Leona uang menyadari sedari tadi Tian hanya mengirimkan makanan dan minuman saja,
"Tian...sakitnya kambuh Nona Leona, dia di rawat di samping ruangan ini"ucap tiba-tiba Dokter Raisa.
Leona menoleh kearah Dokter Raisa, seakan ingin bertanya, sakit apakah Tuan Tian itu.
"Jika Nona ingin menjenguknya, silahkan biar saya yang akan menjaga ibu Nona"ucap Dokter Raisa.
"Tidak perlu merepotkan Dokter, ibu saya biar ditinggal saja Dok"ucap Leona tidak nyaman.
Leona berdiri dan menaruh kembali makanan yang sudah Suster bawakan, ia tidak enak pada Tuan Tian,karena tidak tahu akan sakitnya, setelah beberapa bantuan yang telah ia berikan padanya.
Raisa tersenyum melihat kecemasan di mata Leona, ia mengira Leona adalah wanita yang di cintai dan mencintai Tian, namun....nyatanya perkiraan Raisa itu salah.
Ruangan yang di tempati Tian akhirnya terbuka oleh Leona, Terlihat Tian yang duduk bersandar dengan map di tangannya. penglihatan Tian tertuju pada arah Leona.
"Kau belum makan? kenapa kesini kalau kau belum makan?"ucap Tian lembut membuat Jimmy dan Asisten Li terperangah.
Jika boleh di rekam, Jimmy ingin merekam adegan ucapan Tian yang lembut itu.
"Tuan, anda sakit apa? kenapa anda masih menolong saya jika anda sendiri dalam keadaan tidak sehat"ucap Leona merasa bersalah.
"Tidak apa-apa, saya hanya Alergi saja, menolong mu adalah sifat manusia Na, dan kau adalah bawahan ku, minggu depan aku sudah tidak ada di perusahaan, aku hanya berharap karyawan terbaik seperti dirimu bisa hidup tenang dan bisa berkarir lebih maju lagi"ucap Tian dengan nada bersungguh-sungguh.
"Pengacara itu akan datang kekantor suami mu besok, ia akan membuat suami mu dengan rela hati untuk tanda tangan."ucap Tian, yang membuat Jimmy terkejut, jadi wanita yang ia kira kekasih Tian adalah istri orang yang kini terjerat kasus perceraian.
"Saya sangat berterima kasih pada anda Tuan, saya berjanji akan bekerja dengan lebih giat untuk membalas semua kebaikan anda"ucap Leona.
"Li... bawakan makan malam kami kesini"ucap Tian, yang hanya di balas anggukan kepala oleh Li, sedangkan Jimmy yang masih berperang dengan pikirannya sendiri berlari mengikuti langkah Li, ingin mengorek informasi tentang wanita langka itu .
"Leona...jangan sungkan lagi padaku,kita bisa berteman sekarang"ucap Tian seraya menjulurkan tangannya, tentu itu bisa membuat Leona melihat bintik merah yang hampir hilang dari kulit Tian.
Leona menerima uluran tangan Tian, seraya melihat bintik merah itu.
"Tuan, kalau boleh tahu, anda alergi apa?"tanya Leona ragu.
"Alergi wanita"ucap Tian, sontak membuat Leona melepaskan tangannya.
Tian tertawa melihat ekspresi wajah Leona.
"Tapi...ajaibnya kamu malah menjadi pengecualian Na...,"ucap Tian terkekeh.
Sedang kan orang yang berdiri di pintu masih tercengang melihat dan mendengar tawa Tian.
"Li... wanita itu benar-benar keajaiban buat Tian Li"ucap Jimmy berbisik pada Asisten Li.
"Kau jangan banyak bertanya dan jangan banyak bicara Dokter Jimmy, kalau Tuan tahu kau sedang kepo akan dirinya, apakah Dokter jimmy sudah siap dikirim ke Antartika"ucap Li seraya tersenyum mengancam pada Dokter Jimmy.
Seketika Dokter jimmy jadi bungkam, senyum yang selalu ia tebarkan kini langsung lenyap, dan itu membuat senyum Asisten Li semakin terlihat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 300 Episodes
Comments
Risma Arianti
indahnya dunia ini klo smua laki2 PNY pemyakit kaya Tian 😃
2023-03-02
1
Pia Palinrungi
itulah jodohnya tian yg diberikan outhor yaitu leona...tmksh thor lanjutkan
2023-01-14
0
❄️ sin rui ❄️
kalau karakter cowo punya alergi ke gtu, aku bisa santuyyy baca novel nya, gak khawatir bakal di gondol pelakor
2022-06-22
0