Saat Leona memasak untuk dirinya sendiri, ia mendengar suara langkah kaki menuju kearahnya, Leona sidah bisa menebak siapa pemiliknya, namun Leona hanya diam dan meneruskan pekerjaan nya,
Saat Leona sedang fokus memasak, sebuah tangan melingkar di perutnya, menenggelamkan wajahnya di cengkeruk leher Leona,mungkin jika dulu, Leona akan merasa sangat bahagia, tapi sekarang ia merasa jijik, karena ia tahu beberapa saat yang lalu,tangan itu juga merangkul tubuh wanita lain.
Leona menyingkirkan pelukan itu seraya berkata:
"Jangan rusak mood ku hari ini, menjauh lah dariku"ucap Leona seraya melepaskan tangan Arsa.
"Leona, kita mulai dari awal lagi, aku berjanji Arita tidak akan pernah mengusik kehidupan kita"ucap Arsa yang kini membalikkan tubuh Leona agar menghadap padanya.
"Arsa, hentikan!!, apakah kau fikir aku sama seperti dulu, yang mudah sekali engkau bohongi, Aku tidak tahu, kenapa dulu aku begitu mencintai mu, sehingga aku tidak tahu kalau kau lelaki yang bajingan Arsa!"ucap Leona.
"Leona, kenapa kau selalu mengatakan aku bajingan,lelaki ingin punya wanita 1 atau dua bahkan 3 itu sudah biasa, kenapa kau selalu mempermasalah kan itu,"ucap Arsa dengan tidak tahu diri.
"Surat perceraian kita ada di dalam kamar, aku sudah menandatangani surat itu, segera kau tandatangani, kita pisah baik-baik Arsa, jangan selalu menahan ku, karena ku sudah tidak bisa" ucap Leona seraya menyingkir dari hadapan Arsa, terdengar suara kekesalan Arsa.
"Leona... aku sudah bilang, tidak akan ada perpisahan diantara kita, sampai kapan pun"ucap Arsa dengan suara tinggi nya.
Jika dulu Leona akan hanya diam, tapi tidak saat ini, kesalahan lainnya mungkin bisa di maafkan tapi perselingkuhan tidak ada kata maaf untuk hal itu.
Terlihat senyum di bibir Leona.
"Kau benar-benar tidak ingin berpisah dariku?"ucap Leona dengan senyum liciknya.
"Baiklah... kita tidak akan berpisah, tapi jangan salah kan aku, jika vidio mesum mu tadi malam aku sebarkan di internet, sebagai kado ulang tahun untuk mama mu besok"ucap Leona dengan senyum nya yang begitu indah.
"Bagaimana Arsa...?"tanya Leona.
membuat raut wajah Arsa berubah merah, matanya menatap Leona.
Dengan cepat tangan Arsa mencekal leher Leona seraya berkata.
"Kau ingin bercerai dariku? jangan mimpi Leona, kau lihat saja, aku akan berbuat sesuatu pada ibumu, sehingga kau akan berlutut di bawah kakiku untuk tidak lagi berpisah dariku"ucap Arsa dengan kejam,
Leona ingin berkata, namun lehernya yang tercekik membuat Leona kesulitan untuk bicara.
Uhuk..uhuk...uhuk ...
Leona terbatuk saat Arsa melepaskan tangannya.
"Kau keterlaluan Arsa, kau yang bersalah kenapa kau melibatkan ibuku...!!"Teriak Leona.
Namun langkah Arsa sudah jauh menaiki tangga rumahnya, yang Leona yakini ia menuju ke kamarnya.
Dengan segera Leona menelfon Suster yang merawat ibunya.
"Hallo sus, bagaimana keadaan Ibuku?"tanya Leona seraya menahan tangis.
"Ibu anda sudah di bawa oleh seseorang Nona, orang itu berkata kalau anda bertanya, suruh datang ke Tuan Tian"ucap Suster itu yang mana membuat Leona terbelalak, Tuan Tian, hanya kata itu yang terngiang di kepala Leona.
Mengapa...mengapa Presdir yang ia kenal seperti monster bisa ikut campur dalam masalah hidupnya apalagi tentang ibunya.
Dengan segera Leona, menuju ke kamarnya, guna untuk membersihkan diri dan segera berangkat ke kantor nya, namun saat ia masuk kedalam kamarnya, ia melihat Arsa yang tertidur dengan sangat nyaman.
Leona tidak lagi memperdulikan hal itu, ia segera menuju ke kamar mandi dan membersihkan diri dengan cepat, kini jam sudah menunjukkan pukul 6, tapi Leona sudah menyalakan mobilnya menuju ke perusahaan.
Leona yang ingin bertanya tentang keberadaan ibunya menyimpan rasa khawatir padanya.
Ia ingin mencari nomor ponsel sang Presdir di kantornya, namun sesampainya ia di depan perusahaan, ia melihat Asisten Li yang sedang menunggu seseorang,
"Asisten Li... sepagi ini ia sudah ada di perusahaan? berarti... berarti boss nya juga ada di sini kan?"tanya Leona pada diri sendiri, sesat sebelum ia turun dari mobilnya.
"Nona... Presdir sudah menunggu anda dari tadi, dan maaf Nona, kaga sikap anda, ini pertama kalinya Presdir memberi perhatian pada sang karyawan, hargai pertolongan nya, dan ... pujilah ia setinggi mungkin"ucap Asisten Li, menyadari bagaimana sikap acuh Leona pada sang Presdir, membuat Asisten Li takut, takut akan agenda Presdir nya akan terbengkalai.
"Maaf Asisten Li, saya tidak pernah meminta agar presdir memberi perhatian nya pada saya, dan saya mohon, jangan ikut campur dalam masalah saya, apalagi tentang ibuku"ucap Ketus Leona, yang mana berhasil membuat Asisten Li terbelalak.
Ini pertanda kalinya ia mendengar penolakan dari seorang wanita tentang kebaikan sang Presdir.
"Apa wanita ini punya masalah di mata?"tanya Asisten Li pada dirinya sendiri.
Asisten Li masih terkejut dengan penuturan Leona, sehingga ia tidak menyadari jika Leona sudah tidak ada di depannya.
Langkah Leona terlihat terburu-buru.
Tanpa di sadari ia sudah sampai di depan ruangan Presdir nya.
Jika ia tidak ingat bahwa yang di dalam adalah seorang bos, sudah pasti Leona akan main masuk dengan rasa marah di hatinya.
Ketukan pintu membuat Leona terperangah, ternyata Asisten Li yang sudah melakukan ketikan pintu itu.
"Silahkan masuk nona"ucap Asisten Li.
Yang mana mendapat tatapan sinis dari Leona.
Leona pun masuk keruangan itu, matanya langsung menangkap keberadaan sosok yang kini menjadi pujaan di dalam perusahaan nyam
Sosok itu berdiri dengan penuh berwibawa dan pesona di dekat jendela, sudah pasti ia melihat sikap dan tingkah Leona tadi saat berbicara dengan Asisten Li.
"Tuan, dimana ibuku?"tanya Leona tho the poin.
"Duduklah dulu, ini masih sangat pagi,kau pasti belum sarapan"ucap Tian seraya membalikkan tubuhnya dan menatap Leona dengan senyum yang sama sekali tidak pernah Asisten Li lihat.
"Oh my God, apa Tuan ku akan jatuh hati pada wanita yang sudah bersuami?"ucap Asisten Li dengan tatapan yang sudah ia tangkap dari kemaren.
"Li... bawakan sarapan pagi untuk kita"ucap Tian tanpa melihat ke arah asisten Li.
Hanya dengan anggukan kepala, Asisten Li sudah berlalu dari ruangan itu.
"Tuan, anda tidak perlu repot-repot membawa kan saya sarapan pagi, saya kesini hanya untuk menanyakan dimana keberadaan ibu saya, dan... kenapa anda melakukan hal ini?"tanya Leona seraya menatap Tian tanpa ada rasa takut.
Tian tersenyum, wanita ini adalah wanita satu-satunya yang berani akan dirinya, satu-satunya wanita yang tidak tertarik padanya dan juga satu-satunya wanita yang ia sentuh namun tidak membuatnya alergi.
Senyum itu terus terlihat di bibir manis seorang Tian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 300 Episodes
Comments
Pia Palinrungi
tian bener2 lelaki yg tulus mdh2 leoana cepet sadar...
2023-01-14
0
Novianti Ratnasari
untung ibu nya di selamatkan am Tian.
2022-11-22
0
fitriani
rasanya aku pgn bgt getok kepala arsa enak bgt dy blg laki2 gak masalah menginginkan wanita lebih dr 1....woy pak sadar pak....
bnr kata org laki2 itu akan d uji ketika dy sudah mempunyai semuanya.... skr giliran perusahaannya naik daun dy main gila kmrn2 giliran perusahaan msh merangkak setia sm istrinya....
2022-06-21
0