11. Demam

Laut begitu terasa dingin ketika hembusan angin menerpa tiap sisi kapal pesiar yang dibiarkan mengambang tenang ditengah lautan. Disekitar laut tampak gelap, hanya ada sinar lampu yang berasal dari lampu kapal yang dibuat sedikit warna warni.

Suara denting sendok dan garpu yang bertemu dengan piring memecah kesunyian meja makan, ketika Yansen dan teman-temannya sedang menikmati makan malam bersama dengan pasangan mereka masing-masing.

"Bocil kemana ya? sejak bertemu tadi siang, aku tidak melihatnya lagi," ujar Zavier.

"Iya juga. Apa dia tidak ingin makan malam?" timpal Owen.

"Coba nanti Ivanka atau siapapun panggil dia dikamarnya, siapa tahu dia ketiduran,"

"Ogah ah...ngapain nyamperin gadis kecil itu," ujar Ivanka.

"Biarkan saja, nanti kalau lapar makan sendiri," timpal Yansen.

Mereka kembali makan dalam diam. Setelah selesai makan, mereka kembali kekamar masing-masing.

"Sayang. Dingin," rengek Ivanka.

"Gunakan selimut yang tebal, agar nggak dingin lagi."

"Ckk..aku nggak butuh selimut, aku maunya kamu," ujar Ivanka.

"Aku sedang tidak berselera,"

"Kok gitu sih? kok bisa bilang gitu, kamu bosan sama aku?"

"Jangan seperti anak kecil, nanti kalau aku mau, aku bisa minta sendiri."

Ivanka mengerucutkan bibirnya. Gadis itu tidak bersuara lagi, dia tahu betul Yansen tipe pria yang tidak suka dipaksa.

Yansen memantik korek api dan meyalakan sebatang rokok. Pria itu berdiri ditepi jendela dan membuka jendela itu sedikit agar asap rokok yang ia hisap bisa keluar. Setelah beberapa saat, Yansen mendengar dengkuran halus dari Ivanka yang menandakan gadis itu sudah tertidur pulas.

Yansen membuang puntung rokoknya, agar benda berasap itu segera padam. Pria itu kemudian keluar kamar, karena ingin memastikan sesuatu.

Tok

Tok

Tok

Tak ada jawaban dari dalam kamar.

Tok

Tok

Tok

Yansen kembali mengulang ketukkan tangannya pada sebuah daun pintu, yang tak lain pintu kamar Evellyn. Namun meski dia sudah mengetuk pintu dengan lumayan keras, tetap saja tidak ada jawaban dari dalam kamar Evellyn.

Kriekkkkk

Yansen menekan handle pintu kamar itu yang ternyata sama sekali tidak dikunci.

Tap

Tap

Tap

Yansen perlahan masuk kedalam kamar karena ingin memastikan sesuatu. Evellyn tampai meringkuk didalam selimut dengan posisi tubuh sudah tenggelam seluruhnya didalam benda yang bisa membuat tubuh bisa menghangat.

"Eve,"

Yansen menyebut nama gadis itu, berharap gadis itu keluar dari selimut. Namun Eve tetap saja diam dengan selimut yang sedikit bergetar.

Srakkkkk

Yansen yang hilang kesabaran langsung membuka selimut Evellyn, dan mendapati tubuh gadis itu bergetar dengan wajah yang memucat dan juga berkeringat.

"Eve, kamu kenapa?" Yansen tiba-tiba mendadak panik.

Yansen menatap kening Evellyn dan telapak tangannya merasa tersengat karena suhu tubuh Evellyn panas tinggi.

"Eve, kamu sakit?"

Yansen bergegas pergi kedapur untuk membuat air kompresan buat Evellyn. Yansen juga membawa obat penurun deman yang terdapat didalam kotak P3K.

"Minumlah obatnya,"

Mata Evellyn perlahan terbuka, dan Yansen membantu Evellyn untuk meminum obatnya. Yansen kemudian memasukkan sebuah handuk kecil kedalam baskom berisi air hangat, kemudian pria itu memerasnya dan menempelkannya dikening gadis kecil itu.

Setelah panas tubuh Evellyn sedikit menurun, Yansen berencana akan kembali ke kamarnya. Namun langkahnya terhenti saat tanpa sadar tangan Evellyn mencekal lengan Yansen.

"Jangan pergi...kumohon jangan pergi.." ujar Evellyn lirih.

Yansen yang hendak pergi, terpaksa mengurungkan niatnya dan kembali mendekati gadis itu. Perlahan Yansen ikut naik keatas tempat tidur, karena mata pria itu sudah mengantuk berat. Yansen akhirnya tidur diranjang yang sama disamping Evellyn yang tanpa sadar sudah memeluk erat tubuh kekar itu untuk mencari kenyamanan.

*****

Matahari telah menyingsing, saat semua orang masih terlelap dikamar mereka masing-masing. Terlebih pasangan-pasangan yang sudah menghabiskan malam panjang bersama pasangannya.

Blammmmm

Mata Evellyn terbuka, saat gadis itu merasakan sebuah nafas hangat menyapu wajahnya.

Deg

Wajah yang terlampau dekat membuat jantung Evellyn jadi berdebar.

"Kenapa dia bisa ada disini?" batin Evellyn.

Evellyn mencoba mengingat apa yang terjadi, dan dia sekilas teringat saat Yansen datang kekamar dan mengompres dirinya. Evellyn menatap kearah Yansen, tatapan yang tidak berani dia lakukan saat pria itu sudah terjaga dari tidurnya.

"Dia sangat tampan meskipun usianya sudah tua,"

"Sayang sekali orang setampan ini tidak mau menikah, jadi keturunannya terpaksa berakhir dipria ini,"

"Enak banget jadi laki-laki. Celup sana celup sini, tanpa perlu bertanggung jawab."

"Apa sudah puas menatap wajah tampanku?"

"Eh?"

Evellyn menjauhkan tubuhnya dari Yansen, karena berbaring terlalu pinggir, membuat Evellyn nyaris jatuh dari atas tempat tidur kalau saja Yansen tidak menahan tubuh gadis itu.

"Apa selain miskin, kamu itu juga bodoh?"

"Eh? maaf,"

Tubuh Evellyn yang menempel erat pada Yansen, membuat dua insan itu jadi canggung.

"Terima kasih karena tuan sudah menjagaku," ujar Evellyn sembari melepaskan diri dari pelukkan Yansen.

"Lain kali perhatikan kesehatanmu, jangan berubah jadi orang bisu pada saat tubuhmu memang sedang tidak enak badan."

"Ya Tuan." Jawab Evellyn.

"Sekarang bersihkan dirimu dengan air hangat, tidak perlu keluar, nanti makananmu akan diantar ke kamar."

"Ya Tuan. Kapan kita akan kembali?"

"Sore nanti."

"Baiklah,"

Yansen beranjak dari tempat tidur, pria itu menyembunyikan sesuatu yang sudah terlanjur terbangun sejak tadi. Dia tidak ingin Evellyn tahu, bahwa gadis kecil itu mampu membangkitkan gairahnya lebih cepat daripada saat bercinta dengan Ivanka atau gadis lainnya.

"Hah...apa ini, seperti kamu tidak pernah mencicipi barang itu saja. Bagaimana kalau gadis kecil itu tahu, dia pasti akan mengira aku majikkan mesum." tutur Yansen lirih ketika sudah keluar dari pintu kamar Evellyn.

Yansen beranjak kedapur dan mendapati semua orang sedang sarapan pagi di meja makan.

"Sayang. Kamu darimana? saat aku bangun kamu sudah tidak ada," tanya Ivanka.

"Aku sedang mencari udara segar diatas kapal," dusta Yansen.

"Ini si bocil kok nggak keliatan dari semalam?" tanya Zavier.

"Dia lagi sakit." Jawab Yansen keceplosan.

"Kok kamu bisa tahu kalau dia sedang sakit?" tanya Ivanka.

"Aku tidak sengaja bertemu dengannya saat akan mengambil air minum semalam. Dia bilang tubuhnya sedikit demam."

"Benarkah? kalau begitu kita jenguk dia setelah sarapan, sekalian bawakan dia sarapan dan obat," timpal Owen.

"Mungkin dia kelelahan. Karena seseorang sudah membuatnya kerja rodi," sindir Diego.

Yansen diam saja tanpa protes, sementara Ivanka tampak tidak senang karena semua orang seperti sedang memperhatikan Evellyn.

Tok

Tok

Tok

"Bocil. Apa kamu tidur?" tanya Zavier sembari mengetuk pintu.

"Masuk kak. Pintunya nggak dikunci," ujar Evellyn.

Zavier dan teman-temannya masuk kedalam kamarnya, Gadis itu tampak segar karena baru saja selesai mandi.

"Apa kamu sudah agak sehat?" tanya Owen.

"Lumayan kak."

"Ini, kamu habiskan sarapanmu, setelah itu kamu minum obat ini."

"Makasih kak." Jawab Evellyn.

Evellyn melirik kearah Yansen yang tampak diam dibagian belakang. Pria itu seolah tidak perduli dengan dunia sekitarnya.

"Dasar bunglon. Didepan orang kayak cuek sekali, dibelakang orang sok perhatian. Apa dia takut dengan Ivanka?"

Evellyn kemudian melirik ke arah Ivanka yang terlihat sama cuek dengan Yansen. Gadis itu malah sibuk dengan ponsel pribadinya.

TO BE CONTINUE...🤗🙏

Terpopuler

Comments

Tia H.

Tia H.

si vanka mh iri eve jngn di gubris 😁

2024-04-24

0

Ida Lailamajenun

Ida Lailamajenun

eve pawang Yansen sesungguhnya 😂😂

2022-05-29

1

Rita Rania

Rita Rania

mulaiii ketareekkkk 🤫🤣🥰 Yansen🤣🤣

2022-05-27

0

lihat semua
Episodes
1 1. Door
2 2. Pembantu Gratis
3 3. Merawat Majikan Galak
4 4. Pulang
5 5. Ditagih Hutang
6 6. Pengen Sekolah Lagi
7 7. Ribut
8 8. Kedatangan Ivanka
9 9. Ikut Liburan
10 10. Terpesona
11 11. Demam
12 12. Teman Tidur
13 13. Aneh
14 14.Menghilang
15 15. Dokter Dadakkan
16 16. Kehangatan Dibibir Pulau
17 17. Pura-Pura Amnesia
18 18. Ditemukan
19 19. Terharu
20 20. Kamu Siapa?
21 21. Maling
22 22. Taruhan
23 23.Bujang lapuk vs Perawan tua
24 24. Bertemu Ayah
25 25.Terima kasih
26 26. Petaka Pesta
27 27. Kecewa
28 28.Perang Dingin
29 29. Kita Harus Bicara
30 30.Ujian Nasional
31 31.Masih Ingusan
32 32. Canggung
33 33.Tidak Di izinkan
34 34. Pingsan
35 35.Pengecut
36 36.Menghilang
37 37. Murka
38 38. Panik
39 39.Terbawa Mimpi
40 40.Mencurigai Ivanka
41 41.Singa Mengamuk
42 42. Kesepakatan
43 43. Terkejut
44 44. Diculik
45 45. Evellyn Murka
46 46. Pusara Palsu
47 47. Wajah Baru
48 48. Melahirkan
49 49.Berdebar
50 50. Kota Pempek
51 51. Refreshing
52 52. Halu
53 53. Tidak Mungkin
54 54. Haru
55 55. Pinang Dibelah Kampak
56 56. Aneh
57 57. Sandera
58 58. Secara Terbuka
59 59. Bodoh
60 60. Gempar
61 61. Bertemu
62 62. Yansen Murka
63 63. Ketahuan
64 64. Tidak Mungkin
65 65. Kesedihan Evellyn
66 66. Tebusan
67 67. Mengirim Cek
68 68. Duarrr
69 69. Kangen
70 70. Siuman
71 71. Will You Marry Me
72 72. Pelukkan Terakhir
73 73. Hari Bahagia
Episodes

Updated 73 Episodes

1
1. Door
2
2. Pembantu Gratis
3
3. Merawat Majikan Galak
4
4. Pulang
5
5. Ditagih Hutang
6
6. Pengen Sekolah Lagi
7
7. Ribut
8
8. Kedatangan Ivanka
9
9. Ikut Liburan
10
10. Terpesona
11
11. Demam
12
12. Teman Tidur
13
13. Aneh
14
14.Menghilang
15
15. Dokter Dadakkan
16
16. Kehangatan Dibibir Pulau
17
17. Pura-Pura Amnesia
18
18. Ditemukan
19
19. Terharu
20
20. Kamu Siapa?
21
21. Maling
22
22. Taruhan
23
23.Bujang lapuk vs Perawan tua
24
24. Bertemu Ayah
25
25.Terima kasih
26
26. Petaka Pesta
27
27. Kecewa
28
28.Perang Dingin
29
29. Kita Harus Bicara
30
30.Ujian Nasional
31
31.Masih Ingusan
32
32. Canggung
33
33.Tidak Di izinkan
34
34. Pingsan
35
35.Pengecut
36
36.Menghilang
37
37. Murka
38
38. Panik
39
39.Terbawa Mimpi
40
40.Mencurigai Ivanka
41
41.Singa Mengamuk
42
42. Kesepakatan
43
43. Terkejut
44
44. Diculik
45
45. Evellyn Murka
46
46. Pusara Palsu
47
47. Wajah Baru
48
48. Melahirkan
49
49.Berdebar
50
50. Kota Pempek
51
51. Refreshing
52
52. Halu
53
53. Tidak Mungkin
54
54. Haru
55
55. Pinang Dibelah Kampak
56
56. Aneh
57
57. Sandera
58
58. Secara Terbuka
59
59. Bodoh
60
60. Gempar
61
61. Bertemu
62
62. Yansen Murka
63
63. Ketahuan
64
64. Tidak Mungkin
65
65. Kesedihan Evellyn
66
66. Tebusan
67
67. Mengirim Cek
68
68. Duarrr
69
69. Kangen
70
70. Siuman
71
71. Will You Marry Me
72
72. Pelukkan Terakhir
73
73. Hari Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!