5. Ditagih Hutang

"Jadi kamu mau bagaimana membayar hutangmu, kalau nggak punya modal ngapai kamu datang ke kasino?"

"Aku minta waktu sedikit lagi bang. Aku janji pasti akan menemukan bocah itu. Kalau kita berhasil menangkapnya, abang pasti akan diuntungkan. Gadis itu baru berusia 17 tahun, dan aku berani menjamin 100% dia masih perawan ting-ting." Jawab Miranda

"Tiga hari yang lalu kamu juga bilang begitu. Bagaimana kalau anak itu tidak bisa kamu temukan? sebaiknya serahkan sertifikat rumahmu sebagai jaminannya. Nanti akan kami kembalikan setelah kamu berhasil menemukan anak itu."

Uhukkk

Uhukkk

Suara batuk itu terdengar menggelegar dari arah dalam kamar. Suara yang lemah, karena sudah hampir 4 bulan ini Andre mengidap penyakit paru-paru. Penyakit yang hanya satu kali melakukan pemeriksaan, itupun saat pertama kalinya Andre mengetahui bahwa dirinya mengidap penyakit yang lumayan parah.

Tidak ada obat spesial yang Andre minum, selain obat batuk dan obat pereda sesak yang dibeli dari warung terdekat. Miranda tidak ingin uang yang dia dapat dari berjualan ikan dipasar, dipakai untuk berobat suaminya. Semua keuntungan penjualan, dia habiskan dimeja judi.

Sebenarnya Miranda tipe wanita yang pandai mencari uang lebih. Itu terbukti dirinya mampu membuka cabang menjual ikan segar, dan dirinya menjadi pemasok utama yang barangnya langsung dia dapat dari nelayan. Tapi kebiasaan Miranda yang pecandu judi, uang yang dia dapatkan tidak pernah terkumpul, bahkan lenyap sekejap dimeja judi.

"Ya sudah aku jaminkan sertifikat rumahku, nanti setelah anak itu kutemukan, aku akan menukarnya."

"Tapi bukankah kamu masih memiliki anak perawan lainnya?" tanya Baron.

"Tidak ada yang boleh menyentuhnya, dia anak kandungku. Kalau anak yang ingin kuserahkan padamu adalah anak tiriku. Tentu saja mereka berbeda."

"Tapi jaminan sertifikat itu tidak bisa berlangsung lama. Pilihannya hanya dua. Hilang rumah, atau kamu menyerahkan anak kandungmu itu. Kami akan memberikan waktu selama 3 bulan untukmu,"

Baron melenggang pergi dengan membawa sertifikat rumah ditangannya.

"Sialan. Pergi kemana sebenarnya anak norak itu. Bahkan disekolahnya pun tidak ada. Kalau begini caranya aku bisa kehilangan rumah. Ini kemana lagi si Sandra, jam segini belum pulang sekolah juga." Miranda berdecak kesal.

Miranda kemudian masuk kedalam rumah, lebih tepatnya masuk kedalam kamarnya.

"Kali ini apa lagi yang ingin kamu jual? uhukkk..."

"Aku sudah menjaminkan sertifikat rumah kita."

"Ap-Apa? apa kamu ingin membunuhku dengan cepat karena ulahmu itu?"

"Sebaiknya kamu diam saja, disini siapa yang memberikanmu makan. Masih untung bisa bertahan hidup dari uang istri, jadi laki-laki jangan terlalu cerewet." hardik Miranda.

"Lagipula ini semua gara-hara Evellyn. Coba saja kalau dia tidak kabur, aku tidak kesusahan begini."

"Apa maksdumu?"

"Ya tentu saja anak itu sebagai pembayar hutang-hutangku."

"Keterlaluan kamu miranda...hikk...hikk..hik"

Dada Andre kembali merasakan sesak akibat terlalu emosi yang berlebihan.

"Tuh kan? sok sih jadi laki-laki, lagian biarkan anakmu itu sedikit berguna, ini ayah dan anak sama saja, sama-sama tidak berguna."

Brakkkk

Miranda menutup pintu dengan lumayan keras, hingga Andre hanya bisa mengelus dadanya dan menitikkan air mata.

"Evellyn. Kemana kamu nak? apa kamu baik-baik saja?" tutur Andre lirih.

Sementara itu ditempat berbeda, Evellyn saat ini tengah melamun dikamarnya. Air mata gadis itu membasahi wajah cantiknya.

"Ayah. Maafin Eve, seharusnya eve berada disisi ayah dan menjaga ayah. Bukan malah kabur dari rumah dan meninggalkan ayah. Tapi Kalau eve pulang, itu sama saja. Eve tidak akan bisa menjaga ayah, eve pasti dijual ketempat pelacuran dan terjebak disana seumur hidup."

"Ayah tunggu Eve ya? nanti kalau sudah punya uang, eve pasti akan membawa ayah pergi dari situ."

"Eve...." teriak Yansen.

"Eve..." Lagi-Lagi Yansen memanggil nama Evellyn.

Evellyn yang terkejut dengan suara panggilan itu, mendadak menghapus air matanya dan segera berlari menuju ke kamar Yansen.

"Ya Tuan,"

"Kamu lagi ngapain sih? dipanggil-panggil nggak nyahut? tuli ya?"

"Maaf tuan. Saya tadi sedang didalam kamar mandi. Apa tuan butuh sesuatu?"

"Pengen jus mangga,"

"Itu saja tuan?"

"Nasi goreng seafood."

"Ada lagi tuan?"

"Itu saja. Tapi ingat, nggak pakai lama."

"Apa makanannya mau dibawa kekamar? atau tuan ingin makan dibawah?"

"Bawa kekamar saja."

"Baik. Tunggu sebentar,"

Evellyn segera beranjak dari kamar Yansen dan turun kebawah untuk membuat makanan dan minuman yang diinginkan pria itu.

"Ada apa dengan gadis kecil itu? sepertinya dia habis menangis, apa dia teringat dengan keluarganya?" tutur Yansen lirih.

Selang 20 menit kemudian, Evellyn datang dengan membawa sepiring nasi goreng dan segelas jus mangga.

"Suapi!"

Tanpa membantah dan menggerutu, Evellyn menyuapi Yansen dengan telaten. Yansen sesekali melirik kearah Evellyn yang tampak berwajah datar, tubuh dan pikirannya seperti berada ditempat yang berbeda.

"Kamu kenapa?"

"Eh?"

"Aku tanya, kamu kenapa?"

"Tidak ada apa-apa tuan."

"Kalau begitu, saat berada didekatku, dilarang berwajah mendung begitu. Aura negatif akan cepat menular,"

"Iya tuan."

"Lanjutkan!"

Evellyn kembali melanjutkan menyuapkan nasi goreng kedalam mulut Yansen.

"Cukup! sekarang kamu habiskan nasi goreng itu sendir!"

"Eh?"

"Aku bilang habiskan! apa kamu merasa jijik memakai satu sendok yang sama denganku?"

"Ti-Tidak tuan. Saya akan makan."

"Habiskan!"

"Emm." Evelly mengangguk.

Evelly kemudian memakan nasi goreng yang tinggal separuh dipiring itu. Evelly makan dalam diam, sementara Yansen kembali sibuk dengan ponselnya. Setelah selesai, Evellyn turun kebawah, untuk membersihkan peralatan makan.

"Coba saja aku punya ponsel, aku pasti bisa menghubungi ayah lewat Ana. Sialnya ponsel butut itu malah ilang, padahal benda itu satu-satunya alat agar aku bisa berhubungan dengan ayah."

"Ingin sekali aku menemui Ana disekolah, tapi kalau ketahuan ibu Miranda gimana?"

Setelah selesai membersihkan peralatan makan, Evellyn kembali kekamarnya. Evellyn ingin menyusun pakaiannya yang sempat dia beli bersama Zavier.

"Kemana gadis kecil itu?" tanya Diego.

"Mungkin ada dikamarnya. Apa kalian ingin dibuatkan minuman?" tanya Yansen.

"Tidak usah, biar nanti buat sendiri saja. Kasihan mungkin bocah itu butuh istirahat." Jawab Zavier.

"Itu memang tugas pembantu," ujar Yansen.

"Jangan terlalu keras dengan anak itu, walau bagaimanapun dia masih anak-anak," timpal owen.

"Sudahlah, daripada membahas dia, lebih baik membahas yang lain. Gimana pengintaian kita untuk geng sampah itu?" tanya Yansen.

"Biarkan mereka lengah dulu, lagipula kamu belum sepenuhnya pulih."

"Gara-Gara luka sialan ini, rasanya pergerakkanku terbatasi. Aku sudah tidak sabar menghancurkan mereka."

"Kita harus menyusun rencana dengan matang lagi, dengan begitu aksi kita tidak akan gagal lagi," ujar Diego.

"Bagaimana dengan perusahaanku?" tanya Yansen.

"Kamu tenang saja, semua sudah kami handle. Lagipula asistenmu dan serketarismu itu sangat handal, mereka tahu apa yang harus mereka lakukan."

"Oh ya, hubungi orang dari negara R. Apa senjata yang aku pesan dua minggu yang lalu sudah dalam pengiriman?"

"Baiklah." Jawab Zavier.

"3 hari lagi Ivanka datang bukan? kamu pasti tidak akan kesepian lagi. Tapi sebaiknya kamu pindahkan kamar Evellyn kebawah saja," ujar Owen.

"Kenapa harus pindah?"

"Jangan sampai bocah itu terkontaminasi karena mendengar suara-suara aneh kalian." Jawab Diego terkekeh.

"Sialan. Aku kira apaan. Lagipula biarkan saja, biar dia cepat dewasa," ujar Yansen asal.

"Sungguh om-om kejam dirimu ini," timpal owen terkekeh.

"Sebaiknya kamu biarkan dia melanjutkan sekolahnya, dia pernah bercerita padaku kalau dia sebenarnya siswa yang baru saja menjadi siswa kelas tiga di SMA XX," ujar Zavier.

"Itu sama sekali bukan tanggung jawabku. Aku tidak perduli dengan pendidikkannya, karena dia sama sekali bukan keluargaku," timpal Yansen.

"Tega amat si om," ledek Diego.

Evellyn yang baru selesai membereskan pakaiannya, tidak sengaja mendengar percakapan mereka. hati Evellyn kian mengecil rasanya. Meskipun dia memiliki cita-cita setinggi langit, tapi dia terpaksa harus mengubur cita-citanya sedalam mungkin.

TO BE CONTINUE.. 🤗🙏

Terpopuler

Comments

Lovesekebon

Lovesekebon

Hm .. kejam amat sii om🙄😏

2022-06-16

0

Eni Purwanti

Eni Purwanti

sabar ya eve...

2022-06-07

0

Cilabi

Cilabi

next

2022-06-04

0

lihat semua
Episodes
1 1. Door
2 2. Pembantu Gratis
3 3. Merawat Majikan Galak
4 4. Pulang
5 5. Ditagih Hutang
6 6. Pengen Sekolah Lagi
7 7. Ribut
8 8. Kedatangan Ivanka
9 9. Ikut Liburan
10 10. Terpesona
11 11. Demam
12 12. Teman Tidur
13 13. Aneh
14 14.Menghilang
15 15. Dokter Dadakkan
16 16. Kehangatan Dibibir Pulau
17 17. Pura-Pura Amnesia
18 18. Ditemukan
19 19. Terharu
20 20. Kamu Siapa?
21 21. Maling
22 22. Taruhan
23 23.Bujang lapuk vs Perawan tua
24 24. Bertemu Ayah
25 25.Terima kasih
26 26. Petaka Pesta
27 27. Kecewa
28 28.Perang Dingin
29 29. Kita Harus Bicara
30 30.Ujian Nasional
31 31.Masih Ingusan
32 32. Canggung
33 33.Tidak Di izinkan
34 34. Pingsan
35 35.Pengecut
36 36.Menghilang
37 37. Murka
38 38. Panik
39 39.Terbawa Mimpi
40 40.Mencurigai Ivanka
41 41.Singa Mengamuk
42 42. Kesepakatan
43 43. Terkejut
44 44. Diculik
45 45. Evellyn Murka
46 46. Pusara Palsu
47 47. Wajah Baru
48 48. Melahirkan
49 49.Berdebar
50 50. Kota Pempek
51 51. Refreshing
52 52. Halu
53 53. Tidak Mungkin
54 54. Haru
55 55. Pinang Dibelah Kampak
56 56. Aneh
57 57. Sandera
58 58. Secara Terbuka
59 59. Bodoh
60 60. Gempar
61 61. Bertemu
62 62. Yansen Murka
63 63. Ketahuan
64 64. Tidak Mungkin
65 65. Kesedihan Evellyn
66 66. Tebusan
67 67. Mengirim Cek
68 68. Duarrr
69 69. Kangen
70 70. Siuman
71 71. Will You Marry Me
72 72. Pelukkan Terakhir
73 73. Hari Bahagia
Episodes

Updated 73 Episodes

1
1. Door
2
2. Pembantu Gratis
3
3. Merawat Majikan Galak
4
4. Pulang
5
5. Ditagih Hutang
6
6. Pengen Sekolah Lagi
7
7. Ribut
8
8. Kedatangan Ivanka
9
9. Ikut Liburan
10
10. Terpesona
11
11. Demam
12
12. Teman Tidur
13
13. Aneh
14
14.Menghilang
15
15. Dokter Dadakkan
16
16. Kehangatan Dibibir Pulau
17
17. Pura-Pura Amnesia
18
18. Ditemukan
19
19. Terharu
20
20. Kamu Siapa?
21
21. Maling
22
22. Taruhan
23
23.Bujang lapuk vs Perawan tua
24
24. Bertemu Ayah
25
25.Terima kasih
26
26. Petaka Pesta
27
27. Kecewa
28
28.Perang Dingin
29
29. Kita Harus Bicara
30
30.Ujian Nasional
31
31.Masih Ingusan
32
32. Canggung
33
33.Tidak Di izinkan
34
34. Pingsan
35
35.Pengecut
36
36.Menghilang
37
37. Murka
38
38. Panik
39
39.Terbawa Mimpi
40
40.Mencurigai Ivanka
41
41.Singa Mengamuk
42
42. Kesepakatan
43
43. Terkejut
44
44. Diculik
45
45. Evellyn Murka
46
46. Pusara Palsu
47
47. Wajah Baru
48
48. Melahirkan
49
49.Berdebar
50
50. Kota Pempek
51
51. Refreshing
52
52. Halu
53
53. Tidak Mungkin
54
54. Haru
55
55. Pinang Dibelah Kampak
56
56. Aneh
57
57. Sandera
58
58. Secara Terbuka
59
59. Bodoh
60
60. Gempar
61
61. Bertemu
62
62. Yansen Murka
63
63. Ketahuan
64
64. Tidak Mungkin
65
65. Kesedihan Evellyn
66
66. Tebusan
67
67. Mengirim Cek
68
68. Duarrr
69
69. Kangen
70
70. Siuman
71
71. Will You Marry Me
72
72. Pelukkan Terakhir
73
73. Hari Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!