4. Pulang

"Pelan-Pelan tuan," Evellyn membantu Yansen saat pria itu turun dari mobil.

Saat ini Yansen memang tengah pulang kerumahnya setelah menandatangani surat pernyataan pulang paksa. Dirinya cukup lega, karena akhirnya dia bisa pulang kerumahnya sendiri, rumah yang paling nyaman menurutnya.

Evellyn mengekor dibelakang Yansen, untuk mengantar pria itu kedalam kamarnya.

"Apa kamu tidak memiliki pakaian lain? aku perhatikan sejak pertama bertemu, kamu selalu mengenakan pakaian itu." Tanya Yansen saat dirinya sudah berbaring diatas tempat tidur.

"Tidak ada tuan."

"Ckk...dimana ponselku?"

Evellyn menyodorkan ponsel Yansen yang sejak tadi dia pegang.

"Kamu ada dimana?"

"Dijalan, sedang menuju rumahmu. Mungkin sekitar 10 menit lagi sampai."Jawab Zavier.

"Kalian kemana saja? tidak ada satupun dari kalian yang mengantarku pulang, jadi aku terpaksa pulang dengan taksi online."

"Ada pekerjaan mendesak dikantorku. Kamu ingin makan apa? anggap saja untuk menebus rasa bersalahku padamu."

"Seafood. Satu lagi, sebaiknya kamu pergi ketoko pakain."

"Buat apa?"

"Belikan pembantuku pakaian, aku sudah mau muntah mencium baunya yang tidak sedap karena tidak berganti pakaian."

Mendengar itu Evellyn reflek mencium kedua ketiaknya. Memang dirinya tidak wangi, tapi juga tidak berbau busuk seperti ucapan Yansen.

"Dasar bujang lapuk. Apa mulutnya itu terbuat dari silet? tidak bisakah dia tidak menghinaku dalam sehari saja?" batin Evellyn.

"Aku tidak tahu ukuran pakaian bocah itu. Apalagi pakaian dalamnya."

Yansen melirik kearah Evellyn, dilirik seperti itu Evellyn jadi menundukkan kepalanya.

"Ya sudah. Kamu datang bawa makanan saja dulu, nanti kamu bawa orangnya saja langsung."

"Baiklah."

Yansen mengakhiri pangilan itu secara sepihak.

"Kamu! ganti pakaianmu,"

"Ganti pakai apa tuan?"

"Ambil satu bajuku dilemari. Mataku dan hidungku sakit melihat dan mencium baumu."

"Baiklah."

Evellyn berjalan menuju lemari yang memiliki banyak pintu.

"Pintu paling ujung," tutur Yansen tanpa menoleh karena dia sibuk melihat ponselnya.

Evellyn kemudian membuka lemari itu dan mengambil satu helai kaos oblong milik Yansen.

Evellyn kemudian bergegas masuk kedalam kamar mandi dan mengganti pakaiannya. Tidak berapa lama kemudian gadis kecil itupun keluar.

"Tu-Tuan, kamar Eve yang mana?"

Yansen menoleh kearah Evellyn saat gadis itu mengajaknya bicara. Yansen memindai tatapannya pada Evellyn dari ujung rambut hingga ujung kaki gadis itu. Baju oblong Yansen yang longar dan hanya menutupi separuh dari paha gadis kecil itu.

"Cari boxerku dilemari pintu pertama. Kamu terlihat aneh berpakaian seperti itu!"

Evelly kembali membuka pintu lemari yang Yansen maksudkan. Kemudian Evellyn kembali masuk kedalam kamar mandi lagi untuk memakai celana itu.

"Tidak usah dikembalikan lagi, kalau sudah kamu lepas nanti, kamu buang saja."

"Kenapa dibuang?"

"Tentu saja aku tidak mau memakainya lagi? belum tentu kamu itu bersih dari sarang penyakit."

"Uggghhh bujang lapuk ini mulutnya benar-benar sadis. Apa dia pikir tubuhku memiliki panu, kadas, kurap?" lagi-lagi Evelly berperang dengan batinnya.

"Baik Tuan."

"Sekarang lebih baik kamu lihat kamarmu sendiri. Kamu boleh menempati kamar disebelah kamarku, biar mempermudahkan aku saat memanggilmu. Ingat, aku paling tidak suka saat memanggil nama seseorang lebih dari 3 kali. Kalau sampai aku melakukannya, maka telinga orang itu akan aku potong."

Glekkkk

Evellyn menelan ludahnya sendiri, saat mendengar ucapan Yansen yang mengerikan.

"Ya sudah pergi sana! pintunya tidak dikunci,"

Evellyn beranjak pergi dari hadapan Yansen, dan pergi menuju kamar yang Yansen maksudkan.

Evellyn melihat-lihat kamar yang cukup luas itu, dan membaringkan diri diatas tempat tidur yang sangat empuk itu.

"Ah...ini benar-benar nyaman,"

Evellyn yang akhir-akhir ini kurang tidur, tiba-tiba jatuh terlelap karena terpaan angin ac yang semilir.

"Kamu mau makan sekarang?" tanya Zavier saat pria itu sudah tiba didalam kamar Yansen.

"Ya. Aku sangat lapar, di kulkas sepertinya tidak memiliki apapun."

"Itulah sejak dulu aku selalu menyarankan kamu harus punya pembantu, jadi ada yang masak dan belanja untuk keperluan rumah."

"Ya. Sekarang kan sudah ada bocah itu, besok aku akan suruh dia beberes rumah dan juga belanja buat kebutuhan dapur."

"Ngomong-Ngomong dia kemana?"

"Ada dikamar sebelah, aku sengaja menyuruhnya menempati kamar itu, agar mudah untuk memanggilnya."

"Ya sudah. Aku akan memanggilnya, agar dia menyiapkan makanannya untukmu."

"Emm." Yansen mengangguk.

Zavier kemudian pergi ke kamar Evellyn. Tidak ada jawaban meskipun pria itu sudah mengetuk pintu sebanyak tiga kali.

Ceklekkk

Zavier membuka pintu perlahan. Pria itu mendapati Evellyn yang tengah tertidur lelap. Dapat Zavier lihat, ada lingkar hitam dibawah kelopak mata gadis itu, yang menandakan kalau Evelly memang kurang tidur akhir-akhir ini. Melihat Evellyn yang lelah, Zavier memutuskan untuk keluar dan menutup pintu itu kembali.

"Kemana dia?" tanya Yansen saat tidak melihat keberadaan Evellyn.

"Tidur."

"Tidur? enak sekali baru datang kerumah ini sudah tidur, apa dia pikir rumah ini hotel?"

"Biarkan saja. Terlihat sekali dia sangat lelah, bahkan ada lingkar hitam dibawah matanya."

"Lalu siapa yang menyiapkan makanannya?"

"Aku saja. Toh cuma tinggal menyiapkan, bukan harus masak dari awal. Aku sarankan jangan terlalu keras dengan gadis itu, kasihan dia."

"Siapkan saja makanannya, aku sudah sangat lapar."

"Oke. Kamu mau makan dikamar, atau mau turun bersamaku?"

"Turun sama kamu saja."

"Ya sudah ayo."

Zavier membatu Yansen untuk duduk, kedua pria itupun pergi kemeja makan, dan memakan makanan itu bersama.

"Apa Ivanka jadi pulang?" tanya Zavier disela-sela kunyahannya.

"Jadi. Minggu depan." Jawab Yansen.

"Apa rencana kalian? apa kalian akan menikah?"

"Omong kosong. Kamu kan tahu aku sudah sangat cocok dengan Ivanka. Prinsip kami sama, tidak ada komitmen dan tidak ada anak-anak, karena kami sama-sama tidak menyukai dua hal itu." Jawab Yansen.

"Sangat disayangkan, kalian berpacaran sudah cukup lama. Sudah hampir 7 tahun bukan? usia kalian sudah tidak muda lagi. Mau sampai kapan Ivanka mau berkarier jadi model terus?"

"Itu urusan dia, lagipula aku juga tidak keberatan. Terus bagaimana denganmu? kamu sudah kebelet nikah, tapi gadismu masih saja berbelit-belit. Sudahlah, cari saja gadis lain."

"Aku sedang berusaha. Aku juga tidak terlalu terpaku dengan Renata saja. Masih banyak gadis cantik yang bisa aku tiduri."

"Bajingan,"

Yansen memukul pundak sahabatnya itu pelan.

"Seperti kamu bukan bajingan saja. Kamu pikir sudah berapa lubang kamu masuki selama Ivanka tidak ada?"

"Tidak terhitung lagi," Yansen terkekeh.

"Bagiku semua wanita sama saja, rasanya juga sama. Sulit sekali mencari wanita berkelas yang masih bersegel," sambung Yansen.

"Ya. Disitu kadang aku mikir, buat apa setia pada pasangan kita, padahal sebelum bersama kita mereka juga tidak bersegel lagi. Apa kamu yakin Ivanka disana tidak berbuat sama seperti yang kamu lakukan disini?"

"Aku tidak perduli, bisa dibilang hubungan kami cuma patner diatas ranjang."

"Pantas saja kamu tidak mau berkomitmen sama dia,"

"Tidak juga. Meskipun bukan dengan dia, aku juga tidak ada niat untuk berkomitmen. Lebih enak hidup begini."

Zavier menghela nafas, kehidupan percintaan empat sekawan itu memang terbilang rumit. Itulah sebabnya, hingga diusia mereka yang ke 34 tahun, mereka juga belum ada yang berumah tangga.

Terpopuler

Comments

Ta..h

Ta..h

euleuuh belum aja terpesona dan tergoda sama eve ya 🤩🤩.

2024-04-24

0

Ezhi Alfarizy

Ezhi Alfarizy

masih nyimak dari awal episode/Smile/

2024-04-20

0

Rifah Nur Amienudin II

Rifah Nur Amienudin II

😂😂😂😂

2022-09-20

0

lihat semua
Episodes
1 1. Door
2 2. Pembantu Gratis
3 3. Merawat Majikan Galak
4 4. Pulang
5 5. Ditagih Hutang
6 6. Pengen Sekolah Lagi
7 7. Ribut
8 8. Kedatangan Ivanka
9 9. Ikut Liburan
10 10. Terpesona
11 11. Demam
12 12. Teman Tidur
13 13. Aneh
14 14.Menghilang
15 15. Dokter Dadakkan
16 16. Kehangatan Dibibir Pulau
17 17. Pura-Pura Amnesia
18 18. Ditemukan
19 19. Terharu
20 20. Kamu Siapa?
21 21. Maling
22 22. Taruhan
23 23.Bujang lapuk vs Perawan tua
24 24. Bertemu Ayah
25 25.Terima kasih
26 26. Petaka Pesta
27 27. Kecewa
28 28.Perang Dingin
29 29. Kita Harus Bicara
30 30.Ujian Nasional
31 31.Masih Ingusan
32 32. Canggung
33 33.Tidak Di izinkan
34 34. Pingsan
35 35.Pengecut
36 36.Menghilang
37 37. Murka
38 38. Panik
39 39.Terbawa Mimpi
40 40.Mencurigai Ivanka
41 41.Singa Mengamuk
42 42. Kesepakatan
43 43. Terkejut
44 44. Diculik
45 45. Evellyn Murka
46 46. Pusara Palsu
47 47. Wajah Baru
48 48. Melahirkan
49 49.Berdebar
50 50. Kota Pempek
51 51. Refreshing
52 52. Halu
53 53. Tidak Mungkin
54 54. Haru
55 55. Pinang Dibelah Kampak
56 56. Aneh
57 57. Sandera
58 58. Secara Terbuka
59 59. Bodoh
60 60. Gempar
61 61. Bertemu
62 62. Yansen Murka
63 63. Ketahuan
64 64. Tidak Mungkin
65 65. Kesedihan Evellyn
66 66. Tebusan
67 67. Mengirim Cek
68 68. Duarrr
69 69. Kangen
70 70. Siuman
71 71. Will You Marry Me
72 72. Pelukkan Terakhir
73 73. Hari Bahagia
Episodes

Updated 73 Episodes

1
1. Door
2
2. Pembantu Gratis
3
3. Merawat Majikan Galak
4
4. Pulang
5
5. Ditagih Hutang
6
6. Pengen Sekolah Lagi
7
7. Ribut
8
8. Kedatangan Ivanka
9
9. Ikut Liburan
10
10. Terpesona
11
11. Demam
12
12. Teman Tidur
13
13. Aneh
14
14.Menghilang
15
15. Dokter Dadakkan
16
16. Kehangatan Dibibir Pulau
17
17. Pura-Pura Amnesia
18
18. Ditemukan
19
19. Terharu
20
20. Kamu Siapa?
21
21. Maling
22
22. Taruhan
23
23.Bujang lapuk vs Perawan tua
24
24. Bertemu Ayah
25
25.Terima kasih
26
26. Petaka Pesta
27
27. Kecewa
28
28.Perang Dingin
29
29. Kita Harus Bicara
30
30.Ujian Nasional
31
31.Masih Ingusan
32
32. Canggung
33
33.Tidak Di izinkan
34
34. Pingsan
35
35.Pengecut
36
36.Menghilang
37
37. Murka
38
38. Panik
39
39.Terbawa Mimpi
40
40.Mencurigai Ivanka
41
41.Singa Mengamuk
42
42. Kesepakatan
43
43. Terkejut
44
44. Diculik
45
45. Evellyn Murka
46
46. Pusara Palsu
47
47. Wajah Baru
48
48. Melahirkan
49
49.Berdebar
50
50. Kota Pempek
51
51. Refreshing
52
52. Halu
53
53. Tidak Mungkin
54
54. Haru
55
55. Pinang Dibelah Kampak
56
56. Aneh
57
57. Sandera
58
58. Secara Terbuka
59
59. Bodoh
60
60. Gempar
61
61. Bertemu
62
62. Yansen Murka
63
63. Ketahuan
64
64. Tidak Mungkin
65
65. Kesedihan Evellyn
66
66. Tebusan
67
67. Mengirim Cek
68
68. Duarrr
69
69. Kangen
70
70. Siuman
71
71. Will You Marry Me
72
72. Pelukkan Terakhir
73
73. Hari Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!