6. Pengen Sekolah Lagi

Evellyn tengah menyiram tanaman didepan halaman dengan menggunakan sebuah selang panjang. Segerombolan siswa siswi sedang berjalan kaki, akan menuju sekolah mereka yang memang tidak jauh dari rumah Yansen. Evellyn menatap keceriaan yang terpancar dari siswa siswi yang tengah bercerita satu sama lain.

Evellyn menghela nafas kasar dan kembali meneruskan pekerjaannya. Raut wajah kesedihan begitu kentara, namun dia tidak bisa melakukan apapun selain memasrahkan hidupnya pada yang kuasa.

Tanpa Evellyn sadari, Yansen memperhatikan semua gerak geriknya dari lantai atas. dan menatap kearahnya tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun.

"Sepertinya bocah itu benar-benar ingin sekolah, apa aku biarkan saja dia sekolah? lagipula sekolah SMA juga dekat dari rumah, dia masih bisa bekerja setelah pulang sekolah bukan?"

"Eve..." Seru Yansen dari atas balkon kamarnya.

Mendengar suara Yansen yang menggelegar, Evellyn reflek mendongakkan kepalanya keatas.

"Ya Tuan,"

"Kemarilah!"

"Baik tuan."

Evellyn bergegas mematikan kran air, dan berlari naik keatas. Dia tahu betul Yansen tipe orang yang kurang sabar, pria itu tidak ingin segala sesuatu berjalan tidak sesuai keinginannya.

"Tuan," sapa Evellyn.

"Duduklah,"

Evellyn menjatuhkan bokongnya pada sebuah sofa berwarna abu-abu dengan meja bulat didepannya.

"Apa kamu ingin meneruskan sekolahmu?"

Evellyn yang semula tertunduk, wajahnya langsung menengadah seketika.

"I-Iya tuan, tapi..."

"Aku hanya bertanya padamu, kamu perlu menjawab iya atau tidak. Tidak usah pakai tapi,"

"Iya tuan, saya ingin sekali melanjutkan sekolah."

"Minta antar supir, beli seragam untukmu. Nanti akan ada yang mengurus sekolahmu, "

"Be-Benarkah tuan?"

"Emm. Sekarang bersiaplah,"

"Tuan terima kasih,"

Evellyn tiba-tiba berhambur kepelukkan Yansen. Yansen yang terkejut hanya bisa menggantungkan tangannya diudara, tanpa berniat membalas pelukkan itu.

"Sudah cukup! pergilah,"

"Ya."

Evellyn melepaskan pelukkannya, dan ingin beranjak pergi.

"Tunggu!"

"Ya tuan,"

Yansen berjalan kearah lemarinya dan mengambil segepok uang untuk diberikan pada Evellyn.

"Ini uangnya. Beli yang lengkap! belilah seragam 4, sepatu, tas, dan juga buku. Pokoknya belilah apapun sesuai apa yang kamu butuhkan.

"Terima kasih tuan," Evellyn meraih uang itu dan beranjak pergi.

Hampir 2 jam, Evellyn pergi meninggalkan rumah, setelah mendapatkan apa yang dia cari, akhirnya Evellyn pulang dengan menenteng beberapa paperbag ditangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang, saat dirinya tiba dirumah. Evellyn bergegas menaiki anak tangga, untuk melihat keadaan majikkan galaknya.

Tok

Tok

Tok

"Masuk!"

Kriekkk

"Tuan,"

"Akhirnya kamu pulang juga. Cepat buatkan aku makanan, aku sudah sangat lapar,"

"Baik tuan."

Evellyn bergegas pergi kekamarnya untuk meletakkan semua barang belanjaannya. Kemudian gadis itu bergegas turun membuat makan siang untuk Yansen. Dia tidak ingin Yansen kelaparan, karena pria itu sudah membuat hatinya senang saat ini.

Tidak butuh waktu lama bagi Evellyn, gadis itu sudah membuat menu yang gampang namun terbilang enak di lidah. Sejauh ini Yansen tidak pernah protes dengan apa yang dia masak. Pria itu selalu memakan apapun yang dia buat, tanpa pernah mengeluh.

Kriekkk

Evellyn perlahan mendorong pintu kamar Yansen dan membawa nampan berisi makanan untuk diletakkan diatas meja bulat.

"Tuan,"

"Biarkan aku makan sendiri, kamu pergilah!"

"Baik tuan. Emmm...tuan,"

Yansen yang semula sedang asyik bermain ponsel, terpaksa menoleh kearah Evellyn.

"Ada apa?"

"Terima kasih untuk semuanya,"

"Emm."

Yansen kembali mengalihkan pandangannya pada ponsel kesayangannya. Evellyn tidak lagi protes dengan sikap yang ditunjukkan Yansen. Perlahan dia sudah mulai memahani karakter dari majikkannya itu. Meskipun dia terlihat ketus dan galak, tapi masih ada sisi lembut dari dalam dirinya.

Setelah Evellyn menutup pintu, barulah Yansen berjalan kearah meja untuk menyantap masakan yang Evellyn buat.

"Kemampuan memasak anak ini sangat lumayan, padahal usianya masih sangat belia. Aku jadi penasaran, bagaiman rasa masakkan Ivanka," ujar Yansen lirih.

Tidak terasa makanan dipiring itu habis tanpa sisa. Yansen kembali berbaring, pria itu harus bersabar, sebentar lagi luka dibahunya akan segera sembuh. Setidaknya itulah yang dia yakini untuk menambah semangatnya.

Sementara itu di kamar berbeda, Evellyn sedang mencoba semua seragam barunya dan juga sepatunya. Rona bahagia selalu terpancar dari wajah imut gadis itu. Dirinya begitu berlama-lama menatap diru di cermin.

"Ya?"

"Yansen. Mereka melakukan pergerakkan lagi," ujar Zavier diseberang telpon.

"Apa mereka masih mengincar senjata hasil rampasan kita?"

"Sepertinya begitu. Apa kita perlu memindahkan semua senjata itu ketempat yang lebih aman?"

"Tidak perlu. Bukankah kita sudah banyak memasang jebakkan disana?"

"Tapi bagaimana kalau mereka berhasil merampas semuanya?"

"Tidak masalah, tunggu sampai aku sembuh, kita akan merampas lebih banyak ke wilayah mereka."

"Baiklah kalau begitu."

"Zavier,"

"Ya?"

"Suruh orang handal untuk mengurus kepindahan sekolah Evellyn."

"Eve kamu izinkan sekolah lagi? syukurlah kalau kamu berubah pikiran."

"Jangan cerewet. Lakukan saja apa yang aku katakan,"

"Oke, santai dong bos."

"Apa ada lagi?"

"Bocah itu sepertinya tidak memiliki ponsel, belikan ponsel keluaran terbaru. Aku tidak ingin saat aku butuh, itu menjadi alasan dia untuk mangkir."

"Oke. apa ada lagi?"

"Tidak ada, itu saja."

"Kalau begitu aku..."

Belum sempat Zavier berkata-kata Yansen sudah mengakhiri panggilan itu secara sepihak.

"Kalau bukan sahabatku, sudah kutembak mati orang ini. Sifat menyebalkan nggak sembuh-sembuh sejak puluhan tahun yang lalu," gerutu Zavier.

*****

Hari ini hari pertama Evellyn masuk sekolah. Sebelum berangkat, Evellyn tidak melupakan kewajibannya membuat sarapan pagi untuk Yansen. Setelah meletakkan sepiring nasi goreng seafood dan segelas teh diatas meja, Evellyn langsung pergi sekolah dengan meninggalkan secarik kertas untuk pria itu.

Tidak berapa lama setelah Evellyn pergi, Yansen terbangun dari tidurnya dan beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Yansen menatap sepiring nasi goreng dan secangkir teh yang berada diatas meja. Yansen juga melihat ada secarik kertas yang berada dibawah segelas air putih.

"Tuan, maafkan Eve yang tidak membangunkan tuan untuk berpamitan sekolah. Ini eve buatkan sepiring nasi goreng seafood dan juga secangkir teh."

Yansen melipat surat singkat itu dan menyelipkannya diantara sela sofa. Pria itu kemudian menyantap nasi goreng itu hingga buliran terakhir.

Evellyn tiba dirumah sekitar jam 1 siang, itupun dia bergegas pulang sembari berlari dari sekolah, hingga kerumah. Dia tidak ingin Yansen kelaparan karena dirinya tidak sempat buat memasak untuk makan siang. Namun saat dirinya tiba, dia melihat Yansen tengah makan siang bersama teman-temannya.

"Eve, kemarilah!" ujar Zavier.

Evellyn perlahan mendekat, dan melihat menu enak sedang bertengger diatas meja panjang berwarna coklat tua.

"Ya kak,"

"Kamu pasti lapar, makanlah bersama kami."

Eve melirik kearah Yansen namun pria itu tidak bersuara maupun menoleh kearahnya.

"Tidak usah takut, kakak kesini membawakan ini untukmu. Anggap ini hadiah untuk merayakan hari pertama kamu masuk sekolah,"

Zavier menunjukkan seember ayam crispy kesukaan Evellyn. Perlahan Evellyn mendekat dan duduk tepat disebelah Yansen.

TO BE CONTINUE...🤗🙏

Terpopuler

Comments

Lovesekebon

Lovesekebon

Hm..😊👍👍👍💯

2022-06-16

0

Eni Purwanti

Eni Purwanti

syukur masih ada Xavier yang baik 😄😄😄😄😄😄

2022-06-07

0

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

aku jarang comen tp like trs

2022-05-29

0

lihat semua
Episodes
1 1. Door
2 2. Pembantu Gratis
3 3. Merawat Majikan Galak
4 4. Pulang
5 5. Ditagih Hutang
6 6. Pengen Sekolah Lagi
7 7. Ribut
8 8. Kedatangan Ivanka
9 9. Ikut Liburan
10 10. Terpesona
11 11. Demam
12 12. Teman Tidur
13 13. Aneh
14 14.Menghilang
15 15. Dokter Dadakkan
16 16. Kehangatan Dibibir Pulau
17 17. Pura-Pura Amnesia
18 18. Ditemukan
19 19. Terharu
20 20. Kamu Siapa?
21 21. Maling
22 22. Taruhan
23 23.Bujang lapuk vs Perawan tua
24 24. Bertemu Ayah
25 25.Terima kasih
26 26. Petaka Pesta
27 27. Kecewa
28 28.Perang Dingin
29 29. Kita Harus Bicara
30 30.Ujian Nasional
31 31.Masih Ingusan
32 32. Canggung
33 33.Tidak Di izinkan
34 34. Pingsan
35 35.Pengecut
36 36.Menghilang
37 37. Murka
38 38. Panik
39 39.Terbawa Mimpi
40 40.Mencurigai Ivanka
41 41.Singa Mengamuk
42 42. Kesepakatan
43 43. Terkejut
44 44. Diculik
45 45. Evellyn Murka
46 46. Pusara Palsu
47 47. Wajah Baru
48 48. Melahirkan
49 49.Berdebar
50 50. Kota Pempek
51 51. Refreshing
52 52. Halu
53 53. Tidak Mungkin
54 54. Haru
55 55. Pinang Dibelah Kampak
56 56. Aneh
57 57. Sandera
58 58. Secara Terbuka
59 59. Bodoh
60 60. Gempar
61 61. Bertemu
62 62. Yansen Murka
63 63. Ketahuan
64 64. Tidak Mungkin
65 65. Kesedihan Evellyn
66 66. Tebusan
67 67. Mengirim Cek
68 68. Duarrr
69 69. Kangen
70 70. Siuman
71 71. Will You Marry Me
72 72. Pelukkan Terakhir
73 73. Hari Bahagia
Episodes

Updated 73 Episodes

1
1. Door
2
2. Pembantu Gratis
3
3. Merawat Majikan Galak
4
4. Pulang
5
5. Ditagih Hutang
6
6. Pengen Sekolah Lagi
7
7. Ribut
8
8. Kedatangan Ivanka
9
9. Ikut Liburan
10
10. Terpesona
11
11. Demam
12
12. Teman Tidur
13
13. Aneh
14
14.Menghilang
15
15. Dokter Dadakkan
16
16. Kehangatan Dibibir Pulau
17
17. Pura-Pura Amnesia
18
18. Ditemukan
19
19. Terharu
20
20. Kamu Siapa?
21
21. Maling
22
22. Taruhan
23
23.Bujang lapuk vs Perawan tua
24
24. Bertemu Ayah
25
25.Terima kasih
26
26. Petaka Pesta
27
27. Kecewa
28
28.Perang Dingin
29
29. Kita Harus Bicara
30
30.Ujian Nasional
31
31.Masih Ingusan
32
32. Canggung
33
33.Tidak Di izinkan
34
34. Pingsan
35
35.Pengecut
36
36.Menghilang
37
37. Murka
38
38. Panik
39
39.Terbawa Mimpi
40
40.Mencurigai Ivanka
41
41.Singa Mengamuk
42
42. Kesepakatan
43
43. Terkejut
44
44. Diculik
45
45. Evellyn Murka
46
46. Pusara Palsu
47
47. Wajah Baru
48
48. Melahirkan
49
49.Berdebar
50
50. Kota Pempek
51
51. Refreshing
52
52. Halu
53
53. Tidak Mungkin
54
54. Haru
55
55. Pinang Dibelah Kampak
56
56. Aneh
57
57. Sandera
58
58. Secara Terbuka
59
59. Bodoh
60
60. Gempar
61
61. Bertemu
62
62. Yansen Murka
63
63. Ketahuan
64
64. Tidak Mungkin
65
65. Kesedihan Evellyn
66
66. Tebusan
67
67. Mengirim Cek
68
68. Duarrr
69
69. Kangen
70
70. Siuman
71
71. Will You Marry Me
72
72. Pelukkan Terakhir
73
73. Hari Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!