10

"Cieee yang kemaren jalan sama Keysha ciee" ucap Jason-sahabat Devan, menggoda.

"Serius Lo?!" Teriak Rimba-sahabat Devan, tidak percaya.

"Gimana bro? Lancar?" Tanya Axel sambil menaikkan alisnya.

"Yee, Axel kepo kek dora" jawab Devan tanpa sadar.

Sahabat-sahabat Devan melongo mendengar jawaban Devan yang menurut mereka langkah.

Devan menepuk jidatnya setelah sadar. "Gue ketularan virusnya si Keysha nih"

Sahabat-sahabat Devan tersenyum.

"Jangan main-main sama Keysha bro. Lo udah tau kan sisi lainnya Keysha?" Tanya Axel.

Devan mengangguk tak berniat menjawab.

"Sifat asli ni anak dah keluar" ucap Rimba malas ketika melihat sifat cuek Devan lagi.

"Iya nih. Kalo sama Keysha mah nggak irit ngomong" gerutu Jason.

"Diem" ucap Devan tegas.

Mata Devan tak sengaja melihat seorang gadis cantik. Melihat wajah gadis itu membuat jantung Devan berdetak kencang.

Gadis itu merasa diperhatikan, dan menoleh.

Mata mereka bertemu, gadis itu juga merasakan apa yang Devan rasakan. Devan memberanikan diri keluar gerbang untuk menghampiri gadis itu.

"Hei, siapa namamu?" Tanya Devan lembut.

"Ah? Aku?"

Devan mengangguk.

"Diva" ucap gadis itu.

"Nama yang cantik persis kayak orangnya" goda Devan.

Pipi Diva merah membuat Devan tersenyum.

"Kalo kamu?"

Devan masih tersenyum. "Devan"

Diva mengangguk.

"Sekolah dimana? Nggak sekolah?" Tanya Devan

"Eh, sekolah kok. Aku sekolah di Surabaya" jawab Diva.

Devan kaget. "Surabaya?! Terus ngapain disini?"

"Hahaha, kamu lucu. Aku kesini ada urusan"

"Sendiri?"

"Tuh" tunjuk Diva memakai dagunya.

"Siapa mereka?" Tanya Devan ketika melihat banyak remaja berpakaian serba hitam.

"Anggota geng"

"Geng? Kamu ketuanya?" Tanya Devan tidak percaya.

Diva menggeleng. "Adik aku ketuanya"

"Urusanmu sama siapa?"

"Sama salah satu murid sekolahmu"

Devan mengerutkan keningnya bingung. Belum sempat dia bertanya, bel masuk berbunyi membuat Devan terpaksa menghentikan perkenalannya.

"Minta nomer kamu dong"

"Mana handphone kamu?"

Devan memberi handphone-nya lalu Diva menulis nomernya dan menyimpannya.

"Nih, masuk gih. Sekolah yang bener" pesan Diva.

Devan tersenyum. Hatinya merasa berbunga-bunga. "Oke aku masuk dulu"

Devan berbalik dan berjalan menghampiri sahabat-sahabatnya.

"Gila. Siapa tuh bro? Cantik banget" ucap Jason heboh.

"Diva"

"Sekolah mana?" Tanya Axel sambil mengangkat alisnya.

"Surabaya"

"What?!" Pekik mereka.

Devan hanya memberikan tatapan datarnya.

"Kalo sama cewek lembut, kalo sama kita mah sebaliknya" gerutu Rimba kesal.

"Devan kan nggak pernah lembut sama cewek. Kecuali sama Keysha dan Diva" koreksi Jason.

"Yaudah yuk masuk" ajak Axel.

Devan dkk masuk dan dibuat bingung ketika melihat Sammy dkk berada ditengah lapangan.

"Mulung Lo pada?" Tanya Rimba sinis.

"Gue cincang mulut lo!" Timpal Gilang tak kalah sinis.

"Sans bro" seru Jason.

"Diem Lo!" Kata Rian.

"Ngapain disini?" Tanya Axel bingung.

"Ada tawuran" jawab Jo santai.

"Dimana?" Tanya Devan.

"Sini" jawab Sammy singkat.

"Lo pada punya masalah?" Tanya Devan dan kawan-kawan dengan kompak.

"Gak" jawab Sammy dan kawan-kawan tak kalah kompaknya.

"Terus kenapa bisa tawuran?" Tanya Devan heran.

"Gue ngelindungin cewek yang gue sayang" jawab Sammy santai.

"Si--"

"Udah deh bawel Lo! Pergi sana nggak usah banyak tanya" Rian memotong pertanyaan yang akan diajukan oleh Rimba.

"Kita disini, bantuin kalian. Ini juga sekolahan kita" seru Devan dan diangguki kawan-kawannya.

"Nggak usah. Ini urusan gue" tolak Sammy.

Devan mengangkat bahunya acuh. "Terserah, kita bakal tetap disini"

Akhirnya, Devan dkk ikut duduk disamping Sammy dkk.

"Devan, Sammy, Axel, Johan, Jason, Gilang, Rian, Rimba. Sedang apa kalian disini?!" Tanya Bu Yenny-guru killer dengan satu tarikan nafas dan suara yang besar.

"Duduk Bu" ucap mereka bersamaan.

"Kenapa nggak masuk kelas?!"

"Kita mau ngelindungin sekolah" ucap mereka serempak.

"Kenapa dilindungi? Kan ada satpam!" Celetuk Bu Yenny.

"Paling pak botak kabur Bu setelah melihat lawannya" ucap Rimba enteng.

"Iya Bu. Musuhnya banyak. Ada lebih dari seratus" ucap Sammy tak kalah santai.

"What?!" Pekik mereka termasuk Bu Yenny dan teman-teman Sammy sendiri.

"Gila. Yang bener Lo?" Tanya Devan tidak percaya.

Sammy hanya berdehem. "Dan itu bakal terjadi disini" lanjutnya.

Bu Yenny terlihat ketakutan.

"Mending ibu masuk deh. Biar kita yang jagain, temen-temen kita juga bakal kesini" usul Rian.

"Dan ibu jangan telpon polisi. Kalo ibu telpon, sekolahan kita bakal diteror. Musuh kita adalah gengster terkenal. Banyak pengikutnya" ucap Sammy yang membuat mereka semua kaget.

Bu Yenny langsung meninggalkan lapangan setelah mendengarkan itu. Keadaan lapangan sepi. Mereka berdelapan tidur ditengah lapangan. Tidak ada pelajaran olahraga untuk hari ini karena Bu Yenny sudah menceritakan ke guru olahraga dan pelajaran olahraga pun ditiadakan.

Teman-teman Sammy sudah datang. Mereka bertos ala laki-laki dan pastinya ada banyak yang berkumpul dilapangan sekolah. Termasuk murid sekolah lain yang gengnya Sammy.

Bel istirahat akan berbunyi. Gerbang sekolah dibuka paksa dan tampaklah Diva berserta anggotanya.

Guru-guru berkumpul dilapangan meninggalkan kelas yang mereka ajar untuk memantau situasi.

"Wah, wah. Kakak sepupuku yang tampan menyambutku rupanya" ucap Diva lembut.

Devan kaget, ternyata musuhnya adalah Diva?

"Bukannya itu cewek cantik tadi ya?" Tanya Axel berbisik pada Devan.

Devan mengangguk. "Div, kamu punya urusan sama Sammy?" Tanya Devan pada Diva.

"Devan? Kamu nggak belajar?" Diva sedikit terkejut karena Devan berada di sini.

"Jawab pertanyaanku Div"

Diva mengangguk dua kali.

"Ternyata adik sepupuku ini udah kenal sama murid sini" seru Sammy sinis.

"Kita datang baik-baik kak, jadi sambutlah kita dengan baik" ucap Diva masih lembut.

"Mau Lo apa?" Tanya Sammy to the point.

"Keysha." Jawab Diva singkat.

Devan dkk beserta Sammy dkk kaget, tatkala juga guru-guru yang sama kagetnya.

"Keysha yang culun itu?" Tanya Gilang memastikan.

"Yang kemarin ngehajar Rian dan Gilang itu?!" Tanya Jason tidak kalah tidak percayanya.

Ucapan Jason membuat Diva dkk kaget.

"Ngehajar? Keysha berantem?" Tanya Diva kaget.

Devan dkk dan kawan-kawan Sammy mengangguk kecuali Sammy yang hanya diam.

"Serius?!" Tanya Diva tak percaya.

"Iya, kenapa?" Tanya Devan heran.

"Wihh, berarti kita nggak sia-sia dong dateng jauh-jauh dari Surabaya ke Bekasi" teriak Diva senang.

"Mau Lo apa?" Tanya Sammy yang mempunyai firasat buruk.

"Keysha kita udah kembali seperti dulu guys!" Teriak Diva mengacuhkan Sammy.

Para anggota black rose bersorak kegirangan karena yang mereka ketahui Keysha sudah tidak lagi bertengkar dan yang pasti kabar ini adalah kabar baik untuk mereka.

"Mau Lo apa?!" Tanya Sammy sekali lagi.

"Mau gue Keysha kakak" jawab Diva penuh penekanan.

"Gak bakal gue kasih" kata Sammy juga penuh penekanan.

Ucapan Sammy membuat Diva dkk marah.

"Hajar!" Perintah Diva tanpa berpikir dua kali.

Guru-guru mulai menjauh tapi masih melihat kejadiannya. Sammy dkk, Devan dkk, dan anggota Sammy melawan anggota Diva tapi anggota black rose semakin bertambah dan susah dikalahkan.

Cukup lama sampai Sammy dkk sudah kehabisan tenaga, begitupun dengan Devan dkk. Tapi tidak dengan musuh yang masih berdiri tegak.

Sammy pun masih berdiri tegak seorang diri. "Minggir Van! Ini urusan gue!" Seru Sammy tegas.

"Enggak Lo itu--"

"Devan minggir! Ini urusan kita!" Ucap Diva sambil menatap Devan yang sudah lemas di samping Sammy.

Devan dkk pun minggir ke tepi lapangan dan anggota Sammy telah tumbang semuanya. Hanya terdapat Sammy dkk yang masih berdiri ditengah lapangan.

Bel istirahat berbunyi. Murid-murid pun berkumpul mengerumuni lapangan untuk melihat kejadian yang tidak mereka duga.

"Siapapun pergi kekelas Keysha! Jangan biarkan dia keluar!" Teriak Sammy ke seluruh murid yang berada di sana.

"Ayolah kak. Lo sendirian sedangkan gue? Banyak anggota gue kak" bujuk Diva, tidak mau menyakiti kakak sepupunya lebih jauh.

Sammy tersenyum miring. "Terus gue harus takut?"

"Gue cuma mau Keysha, kak Sammy. Tolong jangan mempersulit" ucap Diva datar.

"Langkahi dulu mayat gue"

Diva mencodongkan senjata tumpulnya, "Cari Keysha! Hancurkan sekolah ini" perintah Diva mendominasi.

"Maju selangkah, mati" ucap seseorang dengan dingin.

Semua anggota black rose termasuk Diva menoleh pada asal suara dan mereka diam membeku.

Mereka mengenali suaranya tapi tak mengenali Keysha. Tapi Diva sudah tau bahwa itu adalah Keysha meski berpenampilan culun.

Keysha berjalan mendekat membuat para murid dan guru kaget.

"Gue bukan barang yang bisa dikirim sana-sini. Bukannya keluarga Lo yang udah ngirim gue kesini? Terus ngapain Lo kesini?" Tanya Keysha tidak suka.

Anggota geng black rose mencodongkan senjatanya ke Keysha karena mereka tidak tau kalau yang mereka codong dengan senjata tumpul mereka adalah ketua para geng black rose.

Yang dicodong pun tak takut membuat para murid dan guru berteriak menyuruhnya mundur.

"Siapa Lo?"

"Cari mati nih cewek culun"

"Lo nganterin nyawa Lo, gadis buruk rupa"

Belum sempat para anggota geng black rose mencaci maki Keysha, teriakan seseorang membuat mereka bungkam.

"Turunkan senjata kalian!" Teriak Ricard-sahabat Keysha dari kecil.

Anggota black rose pun menurut.

"Siapa dia?" Tanya salah satu anggota.

"Keysha" ucap Ricard dan Diva bersamaan.

"Ha?!" Pekik semua anggota black rose tidak menyangka.

"Ada apa?" Tanya Keysha datar sambil menatap Diva yang juga menatapnya.

"Para musuh--"

"Privasi" Keysha memotong ucapan kakaknya karena tidak ingin diketahui oleh semua orang yang mendengarkan.

Diva menghembuskan nafas lelah. "Istirahatlah. Gue yang urus!" Teriak Diva.

Perlahan anggota black rose bubar. Musuh yang tertinggal hanyalah Diva dan Ricard.

"Dimana ketua kalian yang lain? Nggak ikut?" Tanya Keysha pada Ricard.

"Keynan--"

"Bicara berdua" Keysha lagi-lagi memotong ucapan kakaknya, karena Keysha tidak bertanya pada kakaknya melainkan pada Ricard yang sudah ia percaya.

Keysha dan Diva berjalan menjauh dan berbicara didepan gerbang sekolah. Tak lama mereka berbicara dan akhirnya Diva dan Keysha kembali.

"Kak Sammy, Keysha ikut mereka" ucap Keysha tiba-tiba yang membuat Sammy kaget.

"Gak! Kakak nggak akan biarin Lo disakiti lagi oleh mereka!" Seru Sammy tidak terima.

"Oh ayolah kak Sam. Jangan negatif lah. Kita nggak akan nyakitin Keysha" ucap Diva jengah.

"Nggak lama kak" ucap Keysha menenangkan.

"Sampai kapan?"

"Sampai masalahnya selesai"

"Kakak ikut"

"Enggak"

"Kakak udah janji sama Dicky kalo kakak--"

"Keysha bakal kembali ke Keysha yang dulu. Keysha yang masih bersama kak Dicky. Jadi kakak nggak usah khawatir, Keysha bisa jaga diri"

"Nyokap?" Tanya Sammy singkat, tidak ingin menanyakan lebih jauh.

"Gue udah bicara kak dan nyokap ngizinin" ucap Diva acuh.

"Aku pergi ya kak" pamit Keysha pada Sammy.

"Berjanjilah pada kakak bahwa kamu akan pulang dengan selamat" ucap Sammy penuh harap.

"Nggak janji" jawab Keysha tidak bisa memastikan.

Sammy menatap Keysha sendu. "Sha..."

"Kak Diva sama Ricard duluan aja. Keysha bakal nyusul" mereka berdua pun meninggalkan Keysha sendiri.

Keysha berjalan mendekati Sammy sambil berkata dengan pelan,

"Keysha bakal ngelawan semua musuh Keysha kak. Keynan koma gara-gara dikeroyok musuh dan para musuh bergabung untuk membunuh keluarga Keysha" ucap Keysha berbisik yang bahkan tidak dapat didengar oleh teman-teman Sammy.

Keysha berjalan mundur dan tersenyum. Keysha menatap Devan lalu menatap Sammy. "Keysha titip kak Ave ya kak. Jangan musuhan terus. Keysha pergi dulu"

Keysha berjalan menjauh dari sekolah. Sampai di gerbang sekolah Keysha berbalik badan. "Keysha nggak tau harus ngucapin see you atau goodbye"

Keysha menarik nafas panjang. "Kalau Keysha ikut kak Dicky. Kak Sammy harus janji sama Keysha untuk mencari gadis yang kak Dicky cintai dan membahagiakannya. Jaga diri kak Sammy baik-baik"

Keysha berlari meninggalkan Sammy yang merasa sangat khawatir.

"Gue pulang. Mungkin gue nggak bakal masuk beberapa hari ini" Sammy menatap teman-temannya dan Devan dkk.

"Jagain sekolah ya. Gue akan ke Surabaya. Gue udah janji sama Dicky kalo gue bakal jagain Keysha. Nyawa Keysha dalam bahaya karena diincar oleh ratusan orang. Gue pergi dulu"

Sammy pergi menuju rumahnya untuk berpamitan pada ibunya.

like

Terpopuler

Comments

noname

noname

kok ceritanya mengandung bawang ya

2020-07-05

2

KimNana's_3112

KimNana's_3112

devan nyaa bajingan tengik rupanyaaaa

2019-12-23

7

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!