Thalita mengambil pistol yang berada dibalik jaketnya dan mengarahkannya pada pria paruh baya yang menjadi target mata-matanya.
Dor...
Keysha dkk kaget ketika mendengar suara tembakan yang begitu dekat dengan telinga mereka. Tepat mengenai tangan pria yang mencodongkan pistol, alhasil pistol yang pria itu pegang jatuh jauh dari dirinya karena ia lempar.
Ketika pria itu akan berlari mengambil pistolnya, dengan cepat tembakan kedua mendarat.
Dor...
Salah satu kaki pria itu tak bisa berjalan. Thalita berlari menginjak pistol pria itu ketika pria itu akan merangkak mengambil pistol. Sekarang keadaannya berbalik. Thalita sedang mencodongkan pistolnya ke kepala pria itu.
"Mau nyandra murid, hah?" Tanya Thalita sinis.
"K-kamu..." Pria itu bergetar ketika sudah melihat wajah Thalita.
"Kau milih tempat yang salah" ucap Thalita dingin.
Segerombolan pemuda berlari memasuki sekolah dengan seragam berlogo CIA. Mereka menunduk hormat ketika berhadapan dengan Thalita.
"Sorry, targetnya ku lumpuhin dikit. Abisnya dia mau nyandra murid" ucap Thalita seraya memasukkan kembali pistolnya di jaketnya.
"Tak apa, ketua. Syukurlah tak terjadi apa-apa pada murid-murid disini" ucap seorang pemuda yang bisa berbahasa Indonesia.
Thalita tersenyum menanggapi. Pemuda-pemuda itu membawa pria paruh baya itu masuk ke mobil berwarna hitam yang baru saja datang dan pergi dari lingkungan sekolah meninggalkan Thalita sendiri.
"Kakak agent CIA?" Tanya Keysha tak percaya.
Thalita mengalihkan pandangannya dari mobil yang melaju itu dan tersenyum pada Keysha. "Kerjaan kakak udah beres, sekarang kakak mau kembali ke kantor pusat"
"Pergi lagi?" Tanya Keysha sedih.
"Keysha..." Thalita pun merasa tak tega meninggalkan Keysha setelah melihat wajah sedihnya.
Mobil mewah berwarna hitam memasuki lapangan sekolah. Disana sudah ada rekan-rekan Thalita yang juga dikirim ke Indonesia. "Ketua! Ayo berangkat. Kita lapor dulu baru balik lagi buat liburan" ucap salah seorang rekan.
Thalita menangkap jas berlogo CIA yang dilemparkan oleh rekannya. Thalita melepas jaketnya dan terlihat kemeja warna putih yang bersembunyi dibalik jaket hitamnya. Thalita melempar jaketnya ke mobil dan memakai jas kerjanya. Thalita tampak berkali-kali lebih cantik saat memakai jas itu.
Thalita tersenyum menatap Keysha. "Aku bakal balik lagi buat tinggal disini. Sampai hari itu tiba, jaga diri kamu baik-baik"
Thalita beralih menatap Sammy. "Aku percaya kalo kamu bisa gantiin posisi Dicky buat jaga Keysha. Termasuk posisi Dicky yang ada dihati ku. Jaga Keysha baik-baik ya, Sam"
Sammy tersipu malu dan mengangguk. "Pasti, aku usahain"
Thalita tersenyum lega dan memasuki mobil meninggalkan lingkungan sekolah Keysha. Thalita sudah membayangkan saat dirinya bisa bermain lagi bersama Keysha setelah membuat surat pengunduran diri dari pekerjaannya ini.
Tapi, Thalita tak tau bahwa perpisahan ini akan menjadi perpisahan yang kekal. Saat dirinya kembali ke Indonesia, Thalita bukan melihat Keysha lagi melainkan sebuah makam berbatu nisan yang bertulis nama Keysha Edward.
Bila Thalita tau ini akan menjadi perpisahan yang terakhir, Thalita akan memilih untuk tidak meninggalkan Keysha sendiri.
"Pergi lagi" gumam Keysha yang didengar oleh Sammy.
"Cantik, sha" ucap Sammy sambil tersenyum malu.
Keyhsa menatap Sammy dan menoel pipi lembut Sammy. "Suka ya?" Goda Keysha.
"Beruntung banget sih, Dicky. Iri gue" ucap Sammy sambil bersedekap.
"Maksudnya, iri pengen cepet-cepet pulang ke pencipta?" Tanya Keysha sambil berkedip polos.
Sammy menatap Keysha datar yang menyebabkan Keysha tertawa lepas karena ekspresi wajah Sammy yang lucu. Tak Keysha ketahui bahwa sedari tadi Devan menatap dirinya.
***
"Keysha itu adiknya Sammy bukan sih?" Tanya Rimba penasaran seraya mengaduk-aduk baksonya.
Bel istirahat sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu, mereka sekarang berada di kantin kecuali Sammy dkk yang memilih untuk tidur dikelas.
"Serius Lo?" Tanya Axel tak percaya.
"Tadi bilang kakak ipar loh" ucap Rimba.
Devan berdecak kesal. "Gak mungkin lah, orang gak ada mirip-miripnya. Kalo adiknya Sammy otomatis saudaranya Diva dong?"
"Apa jangan-jangan Keysha itu... Fake nerd?" Ucap Jason seraya meminum jus jeruknya.
Perhatian mereka teralihkan pada pemandangan Sammy yang sedang ngos-ngosan bersama Keysha yang baru saja masuk kantin.
"Yeay! Aku menang. Kak Sammy yang traktir!" girang Keysha.
"Yaa, kan kakak ngalah" ucap Sammy.
"Siapa yang nyuruh ngalah?" Ucap Keysha garang seraya bersedekap dada. "Kan gak ada yang nyuruh. Ngapain ngalah?"
Keysha dan Sammy berjalan menuju tempat pemesanan makanan.
"Yaudah deh, kakak yang traktir" final Sammy.
Pandangan Devan dkk tak terlepas dari Keysha. Mereka menggeleng bersama.
"Nggak mungkin" ucap mereka bersama.
"Nongkrong yok nanti" seru Devan mengalihkan pembicaraan.
"Dimana?" Tanya Jason.
"Cafe smash" usul Axel.
"Jamber?" Tanya Rimba.
"Empat aja" jawab Devan.
"Oke" ucap Axel, Jason dan Rimba.
Bel masuk berbunyi dua puluh menit kemudian. Semua murid memasuki kelas masing-masing untuk melakukan kegiatan KBM.
Devan dkk sedang tidur dikelasnya karena tak ada guru yang mengajar. Sammy dkk bolos karena tak suka pelajaran sejarah yang bikin ngantuk sedangkan Keysha dan Desy sedang bercerita ria ketika guru yang ada dikelas menyuruh mengerjakan soal matematika.
Tak terasa bel pulang berbunyi membuat semua murid-murid kalang kabut untuk pulang.
Keysha berjalan menuju parkiran dan melihat Sammy yang sedang berbicara pada kawan-kawannya. Ketika Keysha datang, Sammy dan Jo tersenyum sedangkan Rian dan Gilang bergidik ngeri.
Keysha tak peduli itu, Keysha langsung masuk mobil karena moodnya sedang buruk.
"Nanti, gue tunggu di cafe" ucap Sammy seraya memasuki mobil.
Sammy menjalankan mobilnya dan keadaan mobil terasa hening. Hanya suara ketukan jari Sammy pada setir mobil yang menjadi penggiring mereka dalam perjalanan.
Keysha tampak lelah sehingga menyandarkan kepalanya pada jendela mobil.
Setelah memakan waktu hampir lima belas menit, mobil yang dibawa Sammy sudah sampai didepan rumah. Keysha turun dari mobil dan berjalan masuk.
"Sha, kakak main dulu ya" ucap Sammy yang berada didepan pintu mobil.
Keysha pun berhenti berjalan dan berbalik lalu mengangguk. "Bibi tau nggak?"
"Tau kok"
"Yaudah, ati-ati" ucap Keysha sambil melihat Sammy yang masuk mobil dan membawa mobilnya pergi.
Keysha menghela nafas lelah. Jam menunjukkan pukul tiga. Dirinya capek karena setelah balik dari Surabaya, Kesyha disambut oleh omelan bibinya yang menyebabkan waktu istirahat Keysha jadi berkurang.
Beruntung ada Sammy yang menyelamatkannya sehingga Keysha tak sampai kena pukul oleh bibinya karena pergi tanpa pamit ke rumah mamanya.
Keysha berjalan sambil menatap sepatunya yang sudah sedikit membuka. Keysha tak mau melihat bibinya untuk saat ini. Saat akan membuka pintu kamar, sebuah suara menghentikan kegiatan Keysha.
"Baru pulang ya kak?"
Keysha menatap ruang keluarga dan melihat tv yang menyala. Keysha mengerutkan keningnya saat seorang pemuda menongol dari balik sofa dan tersenyum menatapnya.
Pemuda itu tampak berdiri dengan lututnya diatas sofa didepan tv. Pemuda dengan fitur wajah yang tampan berkulit putih dan berambut pirang itu semakin melebarkan senyumnya sehingga tampak gigi putihnya.
Saat pemuda itu mengendurkan senyumnya, tampak wajah Keysha versi laki-laki terpahat disana dengan alis yang sedikit tebal, hidung mancung yang terlihat menawan, bibir atas terlihat sedikit lebih kecil dibanding dengan bibir bawah yang berwarna merah darah.
"Ngapain kau disini?" Tanya Keysha tak suka.
like
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
husnul
sumpah nangis bacanya
2020-01-25
4
DiandraNikitha
Thor lanjutin dong
2019-10-06
3