Saat Robert dan mafioso tersebut sedang melakukan transaksi, tiba-tiba pintu diketuk dan masuklah seorang pelayan wanita.
Saat pelayan tersebut masuk orang yang ada didalam ruangan tersebut seketika menoleh dan menatap sang pelayan.
Mafioso tersebut memandangi sang pelayan dengan sangat bernafsu sedangkan robert hanya memandang sang pelayan dengan tatapan tajam. Seolah sang pelayan sudah mengganggu bisnisnya.
Sedangkan pelayan yang ditatap hanya memandanginya tanpa berkedip. Robert hanya tersenyum meremehkan seolah ia berkata "semua wanita itu sama".
Merasa tak ada respon dari sang pelayan, mafioso tersebut seketika berdehem
"ehemm".kata sang mafioso
Seketika sang pelayan tersadar. lalu berkata
"Maaf tuan, apa tuan-tuan ingin memesan minuman atau makanan?."tanya sang pelayan dengan takut.
Sang pelayan merasa takut saat pertama melangkahkan kaki memasuki ruangan tersebut. Entah mengapa aura yang dipancarkan sangat menakutkan. Apalagi tatapan tajam dari tuan yang sedang menyandarkan dirinya dikursi single tersebut. Rasanya jantung angel mau keluar dari tempatnya karena terlalu takut. Ya pelayan yang memasuki ruangan tersebut adalah Angel. Karena Angel yang ditugaskan melayani semua keperluan mereka malam ini. Karena merekalah tamu penting yang dimaksudkan oleh bos nya tadi.
"Kenapa kau sangat gugup nona?".tanya sang mafioso dengan tatapan nakalnya.
Sementara Alex masih tetap diam memperhatikan mereka.
"Saya tidak gugup tuan. Apa yang ingin tuan pesan?".tanya Angel kembali
"Kemarilah dan duduk disini temani saya".kata sang mafioso sambil menepuk sebelah pahanya bermaksud supaya Angel duduk dipangkuannya.
Seketika angel langsung menggelengkan kepalanya.
"Maaf tuan, saya datang hanya untuk mencatat pesanan tuan".kata angel berusaha sopan.
"Nanti saya pesan tapi sebelum itu kamu kemari dan temani saya. Akan saya bayar berapa pun yang kamu mau. Asal kamu mau menemani saya malam ini".kata sang mafioso dengan menatap angel penuh nafsu seakan Angel adalah mangsanya.
"Maaf tuan, saya hanya seorang pelayan yang bertugas mencatat dan membawakan pesanan tuan. Saya disini bukan sebagai pelayan yang anda pikirkan".ucap angel berusaha menahan amarah. Karena Angel tau maksud dari perkataan pria hidung belang itu. Angel merasa sangat terhina diperlakukan begitu. Tetapi ia berusaha bersikap profesional dan tetap berlaku sopan.
Mendengar itu sang mafioso pun berdiri dan berjalan mendekati angel.
"Dasar ******. Sok jual mahal kau ternyata. Aku sudah berusaha sabar tapi kau berani menolak permintaanku".katanya murka sambil menjambak rambut angel.
Angel yang diperlakukan kasar pun sontak langsung menangis. Karena ini pertama kalinya ia diperlakukan kasar seperti ini.
Sambil meminta maaf dan memohon untuk dilepaskan.
Mata Angel tidak sengaja bertemu pandang dengan mata tajam Robert seolah meminta bantuan. Tetapi yang dipandang hanya menatap dingin tanpa ada niat untuk menolong.
Angel masih tetap berusaha melepaskan diri dari sang mafioso. Karena Angel terus berontak akhirnya sang mafioso pun kesal dan menghempas angel dengan sangat keras.
"Aakkhhh".pekik angel
Seketika angel terjatuh tersungkur dan mengenai sudut meja . Alhasil kening dan pelipis angel mengeluarkan darah segar dan seketika pandangan angel mulai menggelap.
Tetapi sebelum kesadaran angel benar-benar hilang. Angel melihat pria misterius itu mendekatinya dan berdiri didekatnya. Angel sempat menggumamkan sesuatu pada sang pria misterius tersebut.
Dan setelah itu kesadaran angel pun hilang.
POV ROBERT
Ketika ia masuk kedalam ruangan yang kami tempati. Seketika aku terdiam memandangi dirinya.
Saat ia mulai melangkah mendekat, Entah mengapa jantungku berdetak sangat kencang.
Apa yang telah ia perbuat hingga mampu membuat jantungku berdetak sangat kuat.
Aku tersadar saat tiba-tiba ia bertanya kami ingin memesan apa. Saat itu pula aku langsung tersadar dan langsung merubah ekspresiku seperti biasa.
Saat aku melihat kearahnya dan tanpa sadar aku memandanginya cukup lama. Aku seperti tersihir oleh pesonanya. Aku akui ia memiliki wajah yang cantik dan warna kulit yang putih sehingga ia nampak begitu jelas walau dengan cahaya yang sedikit minim. Dengan tinggi badan bak model tetapi badannya kurang berisi, mungkin ia kurang makan makanan bergizi pikirku.
Ada apa sebenarnya denganku. Mengapa aku bisa memikirkan orang asing yang baru pertama aku temui. Aku kembali tersadar saat rekan kerjaku malam itu mulai berusaha menggodanya.
Aku hanya menyaksikan semuanya tanpa mau ikut campur. Karna aku bukan tipe orang yang suka ikut campur masalah orang.
Kulihat ia terus digoda oleh mafioso keparat itu. Dapat ku lihat bahwa ia menahan amarahnya dengan cara tetap bersikap sopan.
Karena terus ditolak akhirnya sang mafioso pun berdiri dan menjambak rambut sang pelayan dan berusaha memaksa sang pelayan. Namun sang pelayan berusaha keras menolak dan seketika mataku bertemu dengan mata biru nya. Mata yang mampu membuat seluruh aliran darah dalam tubuhku berdesir. Mata yang mampu melumpuhkan semua saraf dalam tubuhku.
Matanya seolah menyiratkan agar aku menolongnya. Tetapi aku hanya memandangnya tanpa ada niat ingin membantu. Sebenarnya ada sedikit niat dihatiku untuk membantunya. Tetapi entah mengapa kakiku tak bisa berdiri walaupun hanya sekedar untuk digerakkan.
Aku hanya melihatnya menangis dan memohon untuk dilepaskan. Sampai akhirnya aku tersadar saatku dengar suaranya menjerit.
Saatku lihat ia sudah tersungkur dilantai karena dihempas dengan sangat keras oleh keparat itu. Saatku lihat kondisinya sangat memprihatinkan. Darah segar mengalir dari pelipis dan juga keningnya. Entah dorongan darimana dan seketika aku berdiri dan mendekatinya.
Ternyata ia masih sadar dan aku pun berjongkok dihadapannya. Sebelum kesadarannya hilang. Aku sempat mendengar ia bergumam "tolong saya tuan" dan setelah itu ia pun tak sadarkan diri. Tanpa aku sadari aku langsung menggendongnya ala bridal style dan keluar dari ruangan tersebut dan membawanya kerumah sakit. Tapi sebelum aku keluar, aku sempat memberikan tatapan tajam dan ultimatum kepada sang mafioso.
"Jika sampai terjadi sesuatu kepadanya, maka nyawamu jadi penggantinya".kataku dengan penuh penekanan setelah itu aku pun keluar dan membawa nya kerumah sakit.
Ini pertama kalinya aku menolong seseorang yang tidak aku kenal setelah insiden beberapa tahun lalu. Yang sudah merubah diriku menjadi pria yang sangat dingin, kejam dan tertutup.
POV ANGEL
Entah mengapa saat aku memasuki ruangan tersebut. Aku merasakan aura yang sangat menakutkan.
Tetapi aku tetap melanjutkan langkahku.
Kulihat mereka semua memandangiku. Diantara mereka aku hanya terfokus pada satu pria.
Pria tersebut duduk bersandar dikursi single. Gayanya seperti raja yang dikelilingi dengan pengawal, serta yang membuatku terdiam adalah pancaran matanya yang sangat tajam. Tapi entah mengapa aku merasa didalam tatapan tajam itu tersimpan luka dan kesedihan.
Saat aku sedang memikirkan apa yang ada dibalik tatapan tajam tersebut, tiba-tiba salah satu dari mereka berdehem dan membuatku tersadar.
Akhirnya aku tersadar dan menawarkan minuman dan makanan untuk mereka pesan.
Tetapi orang yang tadi berdehem dan bisa aku tebak ia adalah teman atau rekan kerja sang pria yang menatapku tajam sedari tadi. Karena hanya dia dan pria itu yang duduk dikursi. Sedangkan yang lain senantiasi berdiri.
Sang rekan kerja itupun berusaha merayuku untuk mau menemaninya. Aku yang tau maksudnya berusaha menolak dengan sopan. Tetapi ia tidak bisa menerimanya dan tiba-tiba ia berdiri dan langsung menjambak rambutku.
Seketika aku menangis antara malu, sakit, dan marah. Aku berusaha melepaskan diri dan memintanya untuk melepaskanku. Tetapi ia semakin keras menarik rambutku.
Tiba-tiba pandanganku dengan sang pria misterius itu bertemu. Aku berusaha meminta bantuan melalui mataku. Tetapi ia hanya menatapku seolah enggan untuk menolong. Aku hanya bisa pasrah. Tanpa belas kasih tiba-tiba pria yang menarik rambutku itu menghempaskanku dengan sangat keras dan aku pun tersungkur jatuh dan mengenai sudut meja dan itu membuat kening dan juga pelipisku mengeluarkan darah segar. Seketika penglihatanku mulai kabur.
Tapi sebelum kesadaranku hilang, aku melihat pria misterius itu menghampiriku dan berjongkok didepanku. Aku masih ingat kalau aku berguman "tolong saya tuan" dan setelah mengatakan itu padanganku mulai gelap dan kesadaranku pun hilang bersama gelapnya malam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 248 Episodes
Comments
Anisa Dini
kasihan angel nya huhuu
2020-05-28
0
Siti Jumaidah
kasihan thor
2020-05-12
0
Roni Maulana
kasihan angelnya
2020-05-05
0