Rendra masih terduduk diam di sebelah Adiba saat ini, bedanya kini dia duduk di lantai sambil terus memegangi tangan Adiba. Dia tak pergi kemanapun sampai Adiba sadar, kalau perempuan itu belum sadar juga dia tidak akan pernah pergi.
“Kak aku pergi dulu, aku harus kuliah. Mata kuliahku sebentar lagi dimulai” pamit jeremy dnegan perlahan sambil melihat kakaknya tidak tega. Kakaknya tersebut sepertinya benar-benar merasa menyesal akan apa yang dia lakukan selama ini pada perempuan it. Meskipun dia tidak tahu sepenuhnya apa yang dilakukan kakaknya tapi dia bisa melihat penyesalan tersebut bahkan bukan hanya penesalan saja tetapi juga cinta yang kakaknya rasakan pada wanita itu.
Rendra hanya mengangguk menangapi adiknya yang akan pergi, dia sama sekali tak lengah melihat kemana-mana. Fokusnya hanya pada Adiba, dia berharap perempuan itu segera sadar.
Jeremy langsung melangkah pergi dari ruangan tersebut meninggalkan Rendra dan juga Adiba hanya berdua saja.
“kenapa kamu pingsan lama sekali,” ucap Rendra sambil menyisihkan rambut Adiba yang menutupi wajahnya.
“Kamu tampak beda sekarang, lebih cantik dan seperti lebih dewasa” gumam Rendra mengagumi sosok Adiba yang masih pingsan.
Adiba yang merasakan wajahnya diusap, langsung terperanjat dan dia bangun seketika. Entah mengapa dia langsung terbangun setelah mimpi anaknya yang tersenyum gembira. Dan dia langsung kaget saat melihat rendra yang tengah duduk dilantai menatap dirinya dan pria itu abru saja habis melakukan apa padanya karena tangannya yang ada di dahinya.
“Apa yang kau lakukan padaku barusan” tukas Adiba langsung menutupi dirinya dnegan tangan.
“Aku tidak melakukan apa-pa padamu” ucap Rendra,
“Syukurlah kamu sudah bangun, aku sangat khawatir padamu” ucap rendra lagi dan akan meraih tangan Adiba.
“jangan sentuh aku” pungkas Adiba sambil menepis tangan Rendra matanya menatap nyalang Rendra.
“Pria bejat sepertimu tidka mungkin tidak melakukan apa-apa padaku, apalagi aku dalam keadaan tidak sadar. Dasar pria bejat, pria bajingan” kata-kata makin penuh kebencian terlontar dari mulut Adiba.
“Ya aku memang seperti itu, tapi aku sekarang tidak seperti itu. aku minta maaf atas apa yang aku lakukan padamu dulu. aku menyesal, maafkan” ucap Rendra dan akan memeluk Adiba. Tetapi Adiba langsung mendorongnya membuat Rendra terdorong di lantai.
“Pergi dari sini, pergi dari ruangan ku” usir Adiba pada Rendra.
“Nggak, aku nggak akan pergi sebelum kamu memaafkan diriku. Aku salah, aku minta maaf. Aku menyesali apa yang kau lakukan dulu padamu. Aku..aku merindukanmu sangat, aku,aku mencintaimu Adiba” ucap rendra perlahan mendekati Adiba. Tetapi Adiba langsung berdiri,
“Kalau kau tidak mau pergi dari sini, aku saja yang pergi. Aku tidak ingin bertemu pria bejat seperti dirimu” ucap Adiba dan langsung berjalan pergi
Rendra yang masih terduduk di lantai buru-buru berdiri dan mengejar Adiba, dia langsung menarik lengan Adiba dan mendorong Adiba kedinding, ia menghimpit perempuan itu.
“aku saja yang pergi dari ruangan mu, tapi kau jawab pertanyaan ku. Kau..apa kau melakukan apa yang ku suruh waktu itu untuk menggugurkan anak kita” ucap rendra, dia sedikit merasa takut menanyakan hal itu. itu sebuah kebodohan yang pernah dia lakukan karena menyuruh Adiba membunuh anaknya sendiri anak mereka.
“kenapa kau tanyakan itu? apa perduli mu. Tentu saja aku sudah menggugurkannya bukannya kau tidak menginginkan anak itu, kau pikir aku akan mempertahankannya disaat ayahnya sendiri tidak menginginkannya. Dia hanya penghalang diriku untuk sukses tentu saja aku hilangkan sesuai perintah dari pria bejat sepertimu” ucap Adiba dengan sangat tajam hingga mampu menohok hati Rendra, hatinya hancur mendengar itu. mendengar kalau anaknya telah tiada. Seketika tubuhnya terasa tak berdaya memberikan kesempatan pada Adiba. Adiba langsung mendorong rendra kuat membuat dia terbebas dari kungkungan pria tersebut.
“Aku saja yang pergi,” pungkas Adiba menatap rendra, dia mengepalkan tangannya mengumpulkan kekuatan dirinya saat ini agar lebih berani menghadapi Rendra. Karena sepertinya Rendra bukanlah orang sembarangan di perusahaan tempatnya bekerja.
Adiba langsung melenggang pergi meninggalkan Rendra yang tampak terpukul, dia hanya bisa diam melihat Adiba yang berjalan tergesa-gesa meninggalkannya. Dia biarkan saja dulu perempuan itu pergi darinya, karena dia sekarang begitu lemah menyesali apa yang terjadi akibat perbuatanya dulu. Tidak seharusnya dulu dia menyuruh Adiba menggugurkan anak mereka, hatinya hancur saat ini mengetahui hal itu.
......................
Adiba mengemudikan mobilnya dengan sedikit lebih cepat, dia sesekali melihat kebelakang saat berada dibelokkan. Dia takut kalau ada yang mengikuti dirinya saat ini, dia tidak ingin Rendra mengetahui dirinya tinggal dimana. Karena dia tidak ingin pria bejat itu mengetahui soal anaknya.
Adiba langsung memasukkan mobilnya ke pekarangan sebuah rumah, dia menghentikan mobil tersebut tepat di gerbang garasi yang tertutup. Dia keluar dair mobil dengan terburu-buru.
Bertepatan dnegan itu wanita paruh baya dan seorang gadis remaja keluar menggandeng tangan bocah kecil yang berumur lima tahun lebih.
“Loh Diba, kok sudah pulang” ucap Bunda Julia, Bibi dari Adiba tetapi Adiba memanggilnya bunda. Perempuan itu dan keluarganya yang selama ini mengurus Adiba dan juga anaknya. Karena hanya keluarga mereka yang menerima Adiba dulu. orang tua Adiba sampai saat ini belum bisa menerima dirinya bahkan komunikasi saja terputus sejak Lima tahu lalu. Keluarga Julia memang keluarga yang baik dan menjaga dirinya bahkan saat dia mendapat pekerjaan di jakarta mereka semua turun ikut ke kota ini menyewakan rumah mereka yang ada di Surabaya dan pindah kesini.
“Bunda, Chika, ayo masuk. Tutup pintunya” ucap Diba terburu-buru dan dia sesekali melihat ke belakang.
Adiba langsung menggendong anaknya,
“kenapa Ma,? Kenapa kita macuk” tanya bocah kecil itu
“Adiba ada apa?” tanya bunda sambil memegang bahu Adiba yang tampak cemas.
“Ayo bunda masuk, ayo bun” ucap Adiba bak anak kecil yang merengek pada orang tuanya.
“Ada apa sih mbak? Kita mau jalan-jalan” ucap Chika.
“jalan-jalan besok ya, kita masuk saja Chik, ayo bunda, Chika” tukas Adiba menarik kedua orang itu.
Terpaksa mereka menuruti permintaan Adiba untuk amsuk kedalam meskipun mereka bingung kenapa harus buru-buru untuk masuk kedalam rumah.
...................
Rendra duduk di kursi yang berada di rungannya. Dia diam tak bersemangat sekarang, harapan dirinya yang dia bangun meski itu mustahil hancur seketika saat dia mengetahui bahwa anaknya sudah tidak ada.
Dia pikir Adiba tidak akan melakukannya, karena dia sangat tahu Adiba bukanlah orang yang tega pada siapapun. Apalagi ini pada anaknya meskipun dirinya sudah menyuruh untuk menggugurkannya dulu tapi dia masih berpikir Adiba tidak akan melakukannya.
Tapi kenyataan ini begitu mengejutkan dirinya, anaknya sudah tiada. Dan Adiba membenci dirinya. Bagaimana cara dia selanjutnya agar bisa meminta maaf pada Adiba dan menjadikan perempuan itu miliknya. Alasan dia untuk mendapatkan Adiba kembali sudah tiada lalu apa yang bisa dia lakukan sekarang.
“Apa yang harus aku lakukan, maafkan Papa nak. Papa minta maaf, Papa harap kamu bahagia di sana doakan Papa juga agar papa bisa kembali dnegan mamamu,” gumam Rendra penuh harap, dia mendoakan semoga anaknya yang telah damai bagia di pangkuan tuhan dan dia harap dirinya bisa menebus semua kesalahannya pada Adiba sekaligus ingin kembali pada perempuan tersebut.
°°°
T.B.C
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Nur Cahyati
kembali Mbah mu. mulai aja belom
2023-12-21
1
Riazyeni
kalo aku di posisi adiba tak kan pernah ku maafkan si laki2 bejat itu
2023-07-14
2
Cicih Sophiana
ayo semangat Rendra...krn memaafkan yg telah kamu lakukan pd Adiba tidak semudah...yg telah kamu lakukan pd Adiba...
2023-05-13
0