Seminggu berlalu setelah kejadian naas itu yang menimpa Adiba atas perbuatan rendra padanya. Kenyataan pahit yang membuat dirinya mengurung diri semingguan di dalam kamar kost miliknya.
Meskipun itu sebuah hal yang memilukan serta memalukan baginya dia tidak bisa berlarut-larut dalam kesedihan tersebut. Cita-citanya begitu besar untuk membahagiakan orang tuanya sehingga dia hari ini harus memaksakan dirinya sendiri untuk masuk ke kampus lagi. Dia tidak boleh mendapat masalah di kampus ini, ia akan mengejar gelar sarjananya dan sukses untuk orang tuanya. Dia akan mempersembahkan gelar dokter itu pada orang tuanya yang selalu mendukung dirinya selama ini.
Adiba berjalan santai berusaha bersikap biasa saja, dan apabila dia bertemu pria bejat yang telah menodai dirinya. Ia akan diam saja, tak menganggap pria itu ada di hadapannya.
Degup jantung Adiba begitu kencang, tangannya menggenggam kuat selempang tas menahan rasa takut yang hendak muncul dalam dirinya.
“Diba,.” Seru seorang wanita berambut pendek berlari kecil mendekati Adiba saat ini yang akan berjalan menuju kelasnya. Seketika Adiba melihat kebelakang dimana perempuan itu berlari menghampiri dirinya.
“Tere,.” Ucapnya lirih menatap heran pada temannya itu yang mengambil nafas dalam-dalam.
“kamu kemana aja sih seminggu ini nggak ke kampus. Pak Dirgam nyariin kamu tahu terus aku ngehubungi kamu nggak bisa-bisa Hp kamu mati” tukas Perempuan bernama Tere tersebut. Dia mencecar Adiba dengan begitu banyak pertanyaan..
“Ak..aku, aku pu..pulang kampung” jawab Diba dengan tergagap karena dia bingung harus menjawab apa. Padahal dia selama seminggu hanya mengurung diri di dalam kamar indekosnya.
“kamu pulang kampung? Kenapa nggak bilang padaku sih Diba, kan aku bisa bilang sama pak Dirham biar kamu nggak di absen kosong” tukas Tere pada Diba. Tere merupakan teman Diba satu-satunya di kampus ini.
Teman-teman Diba yang lain menjauhi Adiba karena Adiba anak yang pintar dan disukai oleh Dosen-Dosen di kampus. Bahkan diusianya sekarang dia menjadi Asdos. Bukan itu saja Pak Dirham dosen muda di kampus ini sepertinya juga menaruh hati pada Adiba. Karena perhatian pria itu yang begitu lebih terhadapnya.
“nggak Pa-pa kok Tere aku absennya kosong, kalau begitu kita ke kelas yuk” Adiba segera mengajak Tere masuk kedalam kelas mereka saat ini.
...................
Rendra sedang berada di kantin kampusnya bersama dengan kedua temannya. Dia minum jus jeruk dan semangkuk bakso panas di depannya saat ini. saat dia tengah menyeruput jus jeruk tersebut pandangannya langsung beralih pada dua orang yang berjalan masuk kedalam kantin. Dia begitu saja menegakkan tubuhnya menatap perempuan itu yang hampir seminggu menghilang dan membuat dirinya membayangkan hal-hal senonoh bersama perempuan tersebut.
Jujur dia terbuai dengan apa yang membuatnya terngiang terus dengan apa yang dia lakukan seminggu lalu. Ia pikir perempuan itu telah pergi kemana. Ternyata dia saat ini muncul kembali.
Secara refleks Rendra langsung berdiri membuat kedua temannya bingung.
“mau kemana lo?” tanya Davin pada Rendra yang berdiri sambil pandangannya tak beralih kemana-mana. Ia hanya fokus pada perempuan berkacamata yang berjalan dengan lesu digandeng oleh seorang temannya masuk kedalam kantin.
“gue pergi dulu,” tukas Rendra dan langsung berjalan pergi menghampiri kedua orang itu.
“mau kemana tuh anak” tanya Fajri yang bingung akan kemana Rendra.
“kayaknya dia mau nemuin tuh cewek mata empat deh” tunjuk Davin pada Adiba dan juga Tere.
“Wah bocah itu kayaknya emang udah suka deh sama Adiba. Dia dari kemarin mikirin tuh cewek terus bahkan masuk ke kelas tuh cewek tanya ke teman-teman sekelasnya soal Adiba” jelas Fajri pada Davin.
“Masa sih, seorang Rendra suka sama kutu buku macam Adiba. Bukannya Rendra benci dengan Adiba karena telah menolak dia dan karena Adiba juga dia kalah taruhan dan memberikan mobilnya sama lo” heran Davin. Jujur dia memang penuh keheranan saat ini dia tidak percaya jika seorang Rendra bisa menyukai Adiba.
“nggak tahu juga, tapi ka..Eh lihat-lihat. Rendra narik paksa tuh cewek pergi” pungkas Fajri terhenti dan langsung menyuruh Davin untuk melihat kearah Rendra yang tiba-tiba saja menarik Adiba entah pergi kemana.
.........................
“Rendra, Rendra lepaskan aku, aku bilang lepaskan” ucap Adiba memberontak dia berusaha melepaskan tangan Rendra dari pergelangan tangannya saat ini.
Rendra tetap diam dan dia terus menarik Adiba ketempat yang sepi dan mengarah kedalam gudang saat ini. Rendra mendorong paksa Adiba masuk kedalam gudang itu, dia memang sengaja mengajak perempuan berkacamata tersebut kesini. Karena ia ingin membicarakan sesuatu.
“Kau darimana saja selama seminggu ini?” tanya Rendra sambil menghempaskan Adiba.
Adiba menatap tajam Rendra dan berjalan kearah pintu, dia tidak ingin menjawab pertanyaan dari pria bejat seperti Rendra. Ia tidak mau lagi berurusan dengan pria yang telah mengambil kesuciannya itu.
“kau mau kemana? Jawab aku” Rendra mencekal tangan Adiba yang akan membuka pintu.
“bukan urusanmu, lepaskan aku. aku benci denganmu, minggir aku mau keluar” tukas Adiba.
“Kau pikir bisa pergi begitu saja dengan mudah hah, tidak akan bisa. Layani aku dulu sekarang” Rendra menghempas Adiba dan dia mendorong perempuan itu kedinding menghimpitnya.
“kau mau apa? Tolong jangan begini kan aku. aku bukan ****** mu mengerti, apa kau belum puas dengan yang kau lakukan padaku seminggu lalu” tatapan tajam begitu terlihat jelas dalam manik mata Adiba. Dia menatap penuh kemarahan pada pria yang menghimpitnya saat ini. dia sebenarnya gemetaran takut kalau Rendra akan melakukan hal bejat lagi terhadapnya.
Rendra yang mendengar itu malah tersenyum miring menatap Adiba yang menahan takut padanya.
“Kenapa kau takut, biasa saja” lirih Rendra dengan ringan.
Dia tiba-tiba saja mencium Adiba dan beralih pada leher perempuan itu dia menciumi leher tersebut dan menghisapnya membuat Adiba yang tadi melawan saat ini beralih mendesah karena Rendra.
“Kau menikmatinya juga ternyata, tapi maaf sayang. Aku bisa menahan nafsuku saat ini. lain kali aku akan lanjutkan” Rendra menjauh dari Adiba dan dia pergi begitu saja setelah melakukan hal tersebut pada perempuan itu.
Adiba langsung terduduk di lantai, dia menghembuskan nafas lega karena Rendra tidak melakukan hal bejat padanya di kampus. Meskipun begitu air matanya luruh menetes begitu deras dan isakan mulai keluar dari mulutnya.
“kenapa nasibku begini, kenapa menjadi tidak tenang seperti ini” ucap Adiba dengan bibir bergetar hebat.
Kuat Kah ia jika terus menerima hal seperti ini dari Rendra, apa dia berhenti saja dari kampus ini pergi sejauh mungkin agar tidak bertemu dengan pria itu lagi. Dia benar-benar merasa berat berada di kampus ini dengan pria yang telah merebut kesuciannya itu yang semakin seenaknya sendiri.
°°°
T.B.C
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Taryumi 2003
udh mendesah, tp ditinggalin...bernafas lega atau kecewa nih...wkwk..
2024-01-24
1
anita
harusnya adiba lgsung lapor dosen atau polisi
2023-11-24
4
Riza Atty
adiba harus melawan jgn lemah lanjut thor
2023-10-27
1