Rendra melangkah malas masuk kedalam perusahan miliknya, dia memakai baju biasa saja. Hanya kemeja putih dan juga celana chino serta kacamata yang ia kenakan.
Itu sungguh tidak mencerminkan seorang CEO sama sekali, dia begitu santai. Bahkan para karyawan yang dia lewati saat ini menatap dirinya penuh pertanyaan. Tapi Rendra tidak perduli sama sekali dia hanya berjalan menuju ruang kerjanya yang saat ini masih ditempati oleh Jeremy adiknya. Bocah itu memang disuruh menempati ruangan itu untuk sementara selama dia di Amerika.
Bukan hanya tatapan heran saja tetapi tatapan kagum turut mengiringi langkah Rendra, terutama karyawati yang terpesona dengan dirinya.
“Oh pak Rendra,” ucap pria paruh baya yang terlihat yakin tidak yakin dengan pandangannya saat ini.
Rendra memincing kan matanya melihat pria itu, dia merasa asing dengan pria tersebut.
“Saya Hardi pak, teman Papa anda pak Frans” ucap pria paruh baya itu memperkenalkan dirinya.
“Ya, saya ingat. Kenapa anda disini. Pria tak punya rasa kemanusiaan itu menjadikanmu babunya” ucap Rendra cukup tajam. Membuat Hardi sedikit terkejut dengan perkataan Rendra.
“kak,.” Seru suara pemuda yang memanggil Rendra. Itu Jeremy yang melihat kakaknya telah berbicara dengan salah satu Direktur di perusahaan ini.
“Dimana ruangan mu” tukas Rendra langsung melenggang pergi meninggalkan pria paruh baya tersebut.
“maaf pak, kakak saya memang begitu. Maaf pergaulan Amerika” ucap Jeremy dengan sopan.
“Iya tidak apa pak Jeremy, saya maklum kok” ucap Hardi tidak mempermasalahkan sikap Rendra barusan.
“kalau begitu saya permisi dulu pak,” pamit Hardi kemudian.
Jeremy langsung menyusul rendra yang berjalan kearah ruangan miliknya,
Setelah Jeremy pergi para pegawai yang berada disitu saling berbisik satu sama lain, mereka mendengar Jeremy memanggil pria tampan barusan kak membuat mereka saling menatap satu sama lain.
“Jangan-jangan pria tampan tadi CEO kita yang sudah beberapa tahun di Amerika ?” ucap salah satu karyawati yang berada disitu.
“waah, kalau dia. Makin semangat kerja dong” sahut yang lainnya mereka langsung terlihat senang mengetahui jika memang pria tampan yang barusan mereka lihat tadi adalah CEO mereka.
..........................
“Kakak seharusnya tidak bersikap seperti itu dengan pak Hardi?” tegur Jeremy saat dia masuk kedalam ruangannya. Dimana kakaknya sudah duduk santai sambil kakinya berada di atas meja.
“Terserah diriku, aku bosnya” tukas Rendra.
“Tapi dia lebih tua darimu, seharusnya kau menghormatinya” ucap Jeremy mendekat pada kakaknya.
Rendra hanya diam tidak menggubris ucapan adiknya, baginya bocah bau kencur seperti Jeremy tidak perlu menceramahi dirinya.
“Sudah;ah tidak usah banyak menasehati ku, sekarang apa tugasku disini” ucap Rendra.
“Kakak ikut aku dulu keruang rapat kita perkenalkan siapa dirimu terlebih dahulu pada dewan direksi.” Ucap Jeremy.
“Kak, kau mendengarkan ku bicara atau tidak. Buruan jangan seperti anak kecil kak, aku harus pergi kuliah. Karena dirimu aku terperangkap di perusahaan ini. ini milikmu tapi aku yang mengurusnya” protes Jeremy lagi, dia menatap jengah kakaknya yang malah duduk sambil memutar-mutar kursi.
“Kau cerewet dan banyak ngatur seperti Papamu” kesal Rendra dan langsung berdiri dengan kasar dia berjalan menghampiri Jeremy.
“Ayo,” ucapnya saat sudah berada didepan sang adik.
Jeremy lalu berjalan keluar dari ruangan mengikuti Rendra yang berjalan lebih dulu lagi darinya.
..........................
Ruang rapat sudah dipenuhi oleh pimpinan perusahaan, dewan direksi sudah lengkap disitu. dan pintu ruangan terbuka membuat mereka semua langsung mengarah melihat siapa yang masuk kedalam.
Semua mata tertuju pada Rendra dan juga Jeremy yang berdiri di dekat pintu tersebut menatap semuanya.
“Ayo kak,” ajak Jeremy pada kakaknya untuk duduk di kursi tengah dimana kursi untuk CEO.
Mereka tampak bertanya-tanya mengenai pria yang baru saja berjalan masuk kedalam ruang rapat saat ini
“Mohon perhatiannya semuanya,” seru Jeremy meminta perhatian dari mereka semua.
“Perkenalkan ini kakak saya Rendra Artama Galiel Dewangga, yang seperti anda ketahui semua kalau dia adalah CEO di Dewangga sejak tiga tahun lalu menggantikan paman saya yang sudah meninggal. Dan inilah CEO kalian yang bernama Rendra itu” tukas Jeremy memperkenalkan sang kakak yang berdiri di sampingnya
Rendra memang sudah menjabat CEO dari tiga tahun lalu tetapi dia sama sekali tidak pernah ke perusahan. Bagaimana ke perusahaan dia saja tidak pernah pulang ke Indonesia selama lima tahun.
“Kak perkenalkan dirimu,” ucap Jeremy sambil menyenggol lengan sang kakak.
“hemm,” pungkas Rendra.
“Kenalkan saya...” ucapan Rendra terhenti saat pintu ruang rapat itu terbuka
“Maaf, maaf semuanya. Maaf saya telat” ucap perempuan berpakaian rapi, ia terus menunduk meminta maaf.
“Tidak tahu sopan santun sekali orang itu, siapa dia” bisik Rendra ditelinga Jeremy. Rendra belum bisa melihat perempuan itu yang tampak terengah-engah sambil terus menunduk meminta maaf.
“dia Direktur Keuangan.” Jawab Jeremy.
“Tidak apa silahkan duduk di tempatmu” perintah Jeremy.
Perempuan itu langsung menegakkan tubuhnya dan melihat sang bos Jeremy. Tapi dia langsung terpaku saat melihat siapa yang berada disebelah Jeremy saat ini.
Rendra sama terpaku nya, dia yang sedari tadi memegangi kacamata ditangannya langsung terlepas kacamata itu dan terjatuh ke lantai. Bibirnya bergetar melihat perempuan yang selama ini dia cari berada di depannya.
Tangan Adiba langsung mengepal seketika, melihat sosok pria yang ada didepannya itu. dia meremas rok bawanya.
“Silahkan duduk di tempatmu, Nona Adiba” ucap Jeremy menyuruh Adiba untuk segera duduk.
Mendengar ucapan Jeremy barusan, Rendra melihat kearah Adiknya. Dan dia tidak salah dengarkan kalau itu memang Adiba, matanya berkaca-kaca saat melihat kearah Adiba yang tampak gugup untuk duduk di tempatnya.
“Silahkan kalian keluar dari ruangan ini, rapat selsai dan kalian sudah tahu diriku siapa” perintah Rendra tanpa mengalihkan pandangannya dari Adiba.
“kak, apa yang kamu katakan. Kita belum selesai.” Tukas Jeremy.
“KALIAN SEMU TIDAK DENGAR KELUAR DARI RUANGAN INI SEKARANG JUGA” bentaknya dengan cukup lantang
“Apa-apaan ini pak Jeremy” protes salah satu direksi.
“KELUAR DARI RUANGAN INI KECUALI DIREKTUR KEUANGAN” pungkas Rendra lagi
“KALIAN JANGAN SEPERTI SPI PLONGA_PLONGO KELUAR” tegasnya lagi dnegan cukup tajam.
Mereka yang ada disitu langsung mulai keluar dnegan kesal sedangkan Jeremy tak mengerti dnegan kakaknya. dia merasa tidak enak sendiri dengan direksi yang telah berkumpul di ruangan ini.
“DIREKTUR KEUANGAN SIAPA YANG MENYURUH ANDA PERGI” tukas Rendra pada Adiba yang akan berdiri.
Tangan Adiba semakin bergetar dengan ucapan Rendra, dia tidak ingin bertemu pria bejat itu tapi kenapa dia bertemu dengan pria yang tidak ingin dia temui seumur hidupnya.
“Kau keluar dari ruangan ini” pungkas Rendra pada Jeremy,”
“Tapi kak,”
“AKU bilang keluar” tegas Rendra.
Rendra berjalan mendekati Adiba, dia tidak perduli lagi dnegan Jeremy yang ada disitu. dia ingin bicara dnegan perempuan yang dia rindukan selama ini. dia merasa lega, karena perempuan itu masih hidup dan berdiri didepannya.
“Kamu masih hidup,” ucap Rendra langsung menarik Adiba kedalam pelukannya.
Jeremy yang masih berada disitu menatap terkejut melihat kakaknya yang memeluk perempuan yang menjabat sebagai direktur keuangan di perusahaan milik keluarganya.
“Kakak mengenal perempuan itu? apa dia yang selama ini dia cari” gumam Jeremy sambil melihat kearah kakaknya yang memeluk cukup erat Adiba.
Sedangkan perempuan tersebut berusaha memberontak,
“Lepaskan, Lepaskan,. Aku tidak mengenalmu.” Ucap Adiba memberontak dalam pelukan Rendra.
Karena Rendra tak kunjung melepaskan pelukannya membuat Adiba menendang kepunyaan Rendra.
“Arggh,” Rendra langsung melepaskan pelukan itu dan ia mengerang kesakitan
“Maaf pak aku tidka mengenalmu, jadi jangan asal memeluk seseorang” tukas Adiba, dia langsung pergi meninggalkan Rendra yang kesakitan.
°°°
T.B.C
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Sweet Girl
sekarang waktunya kamu berjuang Ren...
semangat ke kantor...
2023-08-03
4
Sweet Girl
dia perempuan yang kau cari cari itu...
2023-08-03
0
Fauzan Akbar
Oalah Rendra mbok bersikap yg baik gitu Lo biar Adiba mau maafin kamu demi anak kalian Lo
2023-06-06
0