Diba saat ini berada di dalam kamar ibunya yang duduk di atas tempat tidur sambil menangis. Dia berpindah memegang kaki ibunya yang memalingkan wajah darinya saat ini,
“Bu, aku minta maaf bu. Aku minta maaf” ucapnya sambil menangis air matanya tak berhenti saat dia sampai di rumah tadi karena ibunya terlihat begitu kecewa padanya dan tatapan itu melukai dirinya dia merasa bersalah dengan ibunya saat ini.
“kamu pergi Diba, keluar dari kamar ibu. Tinggalin ibu sendiri Diba. Ibu bener-bener kecewa sama kamu, ibu kecewa” pinta Fara menyuruh anaknya tersebut untuk pergi dari kamarnya saat ini.
“ibu, aku minta maaf bu. Ini bu..bukan aku sengaja bu, aku..aku” belum sempat Diba bicara untuk menjelaskan semuanya sang ibu langsung menariknya untuk berdiri dan sedikit mendorongnya pelan.
“Sana kamu Diba, pergi dari kamar ibu. Ibu butuh waktu sendiri untuk menerima kesalahan kamu ini, kita bicarakan nanti saat ayah kamu pulang” meskipun Fara tampak mengusir anaknya dengan tegas. Dia merasa sakit dan tidak tega dengan putrinya itu tapi saat ini dia tidak ingin mendengar penjelasan dari Diba, ia tengah teramat kecewa terhadap putrinya. Dia tidak pernah membayangkan sebelumnya kalau keluarganya bermasalah seperti ini. bagaimana bisa Diba hamil diluar nikah sekarang. Apa kata tetangga mereka nanti saat mengetahuinya. Tahu sendiri di desa bagaimana, pasti bakal cepat menyebar berita itu.
Diba menangis didepan pintu kamar sang ibu, dia terduduk sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar itu.
“bu..ibu, maafin Diba bu” hanya kata-kata itulah yang bisa keluar dari mulutnya. Sungguh dia juga terkejut dengan kenyataan ini. harapannya dua bulan lalu agar dia tidak hamil anak pria bejat itu tak terkabulkan malah dia saat ini tengah hamil dari pria iblis yang telah memperkosa dirinya. Apa yang ahrus dia lakukan sekarang, bagaimana jika pihak kampus mengetahui ini, masa depannya bisa hancur dan keinginannya membahagiakan kedua orang tuanya bisa pudar seketika.
.........................
Rendra sedang duduk di ruang makan rumahnya, seperti biasa dia tengah menunggu anggota keluarganya yang lain berkumpul. Maklum keluarga konglomerat harus makan bersama agar terlihat harmonis.
Rendra anak pertama di keluarga Dewangga, ayahnya Frans Dewangga adalah pengusaha besar di negara mereka sekaligus berasal dari keluarga bangsawan alias darah biru jadi dia bukanlah orang sembarangan. Karirnya Bukan hanya dalam negeri juga tetapi di luar negri pun mereka begitu terkenal. Ditambah Frans menikahi perempuan yang sama kayanya dengan keluarganya yang tak lain adalah ibu dari Rendra bernama Citra Harjaya mantan model. Jadi bisa di bayangkan ibu dari Rendra dulu secantik apa saat masih muda bahkan diusianya yang hampir menginjak kepala empat perempuan itu masih terlihat cantik.
“Pagi Rendra,” sapa Frans yang duduk di kursi utama sambil memegang koran di tangannya.
“Pagi Pa” jawab Rendra sedikit malas melihat kearah ayahnya.
“Dimana yang lain kenapa masih belum ke meja makan juga” tanya Frans pada putra sulungnya.
“Seharusnya aku yang bertanya seperti itu pada Papa” ucap Rendra balik bertanya pada ayahnya.
Frans malah diam saja tak menjawab pertanyaan sang anak, dia malah fokus pada bacaannya.
“Pagi Pa,.” Terdengar suara pemuda yang menarik kursi disebelah Rendra.
“Pagi Jeremy,”
“mama dimana pa, kenapa tidak ada disini?” tanya Jeremy karena tidak melihat Mamanya di meja makan.
“Mama disini, kenapa?” sahut seorang perempuan paruh baya yang terlihat masih muda.
“Kamu kemana? Lama sekali cuman mau makan” tegur Frans pada sang istri.
“Itu, aku habis dari luar lihat bunga”
“Ya sudah ayo kita makan” ucap Frans melipat korannya dan menaruh disebelah dirinya.
“Oh iya, bagaimana kuliahmu Rendra?” Frans menghentikan niatnya untuk makan dan beralih menatap sang putra sulung.
Rendra yang akan melahap makan terhenti dan melihat kearah sang papa, dia terdiam sambil meneguk ludahnya.
“Ba..baik pa, kenapa Pa-pa tanya begitu?” ucapnya berusaha menghilangkan rasa gugupnya.
“kenapa gugup begitu kak, pasti kau membuat masalah kan kak?” ucap jemmy melihat kearah kakaknya.
“Anak kecil jangan ikut campur” desis Rendra pada sang adik.
Jeremy malah tersenyum sinis pada Rendra, dia tidak takut sama sekali dengan kakaknya tersebut. Jeremi sendiri masih siswa sekolah menengah atas dia masih kelas satu.
“Rendra, Papa tanya padamu. Kenapa malah ingin bertengkar dengan adikmu” tuas Frans.
Rendra langsung menatap sang Papa lagi
“Sudahlah pa, ini dimeja makan. Nanti saja kalau rendra pulang dari kampus papa tanya lagi padanya” sang mama mencoba untuk menengahi pembicaraan yang kemungkinan akan berujung pada pertikaian.
“Kau harus ingat, jika kau membuat masalah di kampus. Lupakan keinginanmu untuk menjadi seorang dokter dan masuk ke perusahaan” tegas Frans
“Kenapa Papa begitu memaksakan kehendak sendiri, anak-anakmu tak mau bekerja dalam bisnis keluarga kenapa kau selalu memaksa kita Pa” ucap Rendra yang mempunyai ketakutan tapi dia berusaha untuk menentang keinginan papanya tersebut.
“Papa tidka memaksakan kalian, tapi siapa lagi kalau bukan kalian yang meneruskan bisnis keluarga. Percuma punya dua anak laki-laki kalau tidak ada yang mau mengurus perusahaan”
“Pa sudahlah, nanti saja dibahasnya” ucap Citra menenangkan sang suami.
“Rendra, Jeremy kalian makan saja dulu. kalian mau ke kampus dan sekolahkan” perintah citra pada sang anak.
“Pa ayo makan,” ajak Citra kembali.
Frans mematuhi apa yang dikatakan istrinya, dia makan sambil melihat kearah kedua putranya.
...........................
Adiba menangis di dalam kamarnya, dia terduduk di lantai menumpukan kepalanya pada kasur. Air matanya menetes tak tertahankan, hatinya sakit ketika sang ibu tidak mau bicara padanya.
Padahal baru ibunya saja yang tidak bicara apalagi nanti saat ayahnya tahu kalau dia saat ini tengah berbadan dua.
“gimana kalau ayah tahu, apa ayah masih mau ngomong sama aku. “ isak Diba.
“kenapa, kenapa kamu bisa ada ada di dalam perutku. Kenapa kamu hidup disini, aku tidak menginginkan dirimu”lirih Adiba sambil menangis dia memukul pelan perutnya. Tangisnya begitu pilu mengetahui kenyataan ini.
“Apa yang harus aku lakukan, dengan anak ini “ isak nya lagi, dia benar-benar bingung harus apa sekarang hidupnya benar-benar hancur saat ini. Dia masih ingin kuliah tapi apakah kampusnya nanti menerima kalau dia tengah hamil apalagi hamil diluar nikah.
“Kenapa dirimu harus hadir,” ucap Adiba memegang perutnya yang telah ada janin berumur dua bulan.
“Benar aku harus bertemu rendra, aku harus bilang padanya. Dia harus tanggung jawab soal ini. kalau aku gugurkan tidak mungkin. Apa yang aku lakukan sudah dosa apalagi ahrus menghilangkan anak ini tidak, tidak mungkin aku gugurkan” ucap Adiba bertekad untuk memberitahu rendra, dan dia berharap Rendra akan bertanggung jawab. Jadi dia tidak perlu menggugurkan anak yang dia kandung.
°°°
T.B.C
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Isabela Devi
ksh tau laki yg ga bertanggung jawab itu
2024-10-16
0
Sweet Girl
iya... kabarin tuuu si pemerkosa... biar tau tanggung jawab...
2023-08-03
3
Cicih Sophiana
perempuan hamil blm tentu dia nakal kan... seperti Adiba tanpak dia kehendaki dia di perkosa dan hamil...
2023-05-12
0