Adiba terus berlari menjauh dari ruang rapat, dia benar-benar ketakutan saat ini karena bertemu Rendra. Kenapa takdir kembali mempertemukan dirinya setelah lima tahun lamanya. Dan kenapa juga Rendra bisa ada di kantor tempatnya bekerja saat ini.
Dia buru-buru menekan lift, tangannya pun bergetar takut sesekali dia melihat koridor yang habis dia lewati tadi memastikan kalau Rendra tidak mengejarnya.
“Siang bu,.” Sapa seorang karyawati yang berada di situ membuat Adiba langsung terjingkat kaget karena dia tidak menyadari kedatangan pegawainya tersebut.
“i..iya siang” ucapnya terbata sambil buru-buru masuk kedalam lift meninggalkan dua orang pegawai itu dalam kebingungan melihat atasannya yang tampak aneh.
“kenapa pria itu bisa ada disini, kenapa dia ada disini?” ucap Adiba benar-benar gelisah.
“Apa yang harus aku lakukan” ucapnya bingung, sangking gelisah nya dia tidak memperhatikan sekelilingnya yang ramai. Semua mata melihatnya aneh mereka yang juga ada didalam lift yang sama dengan Adiba merasa aneh dengan Direktur keuangan mereka.
..........................
“Jeremy, dimana Adiba tadi?” tukas Rendra berjalan menghampiri adiknya setelah rasa sakitnya menghilang.
“Dia pergi, kakak mengenal Direktur keuangan kita?” tanya Jeremy penasaran.
‘Dimana ruangannya, tunjukkan padaku” perintah Rendra.
“jawa dulu pertanyaan ku kak, Kakak kenal dengan perempuan itu. apa dia yang selama ini kamu cari?” tanya Jeremy lagi, dia begitu penasaran dnegan hubungan kakaknya dan perempuan tersebut.
“kau tidak usah banyak tanya bisa tidak. Tinggal antar kan aku keruangan nya sekarang” bentak Rendra, yang malas meladeni perkataan sang adik. Dia harus menyusul Adiba saat ini dia ingin bicara dnegan perempuan yang sudah lima tahun tidak ia temui..
“Dia ada di lantai tujuh, tempat para pimpinan perusahaan ini. satu lantai dnegan ruangan ku?” pungkas Rendra.
“Iya,.”
Rendra langsung berlari meninggalkan adiknya yang sedikit kesal karena tidak mendapat jawaban dari pertanyaannya. Dilihat dari sikap kakaknya yang saat ini berarti memang benar kalau perempuan itulah yang dicari kakaknya selama ini.
..........................
Rendra membuka pintu ruangan Adiba dnegan cukup keras membuat orang-orang yang berada di luar ruangan saling berbisik satu sama lain mereka yang belum tahu siapa Rendra hanya menatapnya penasaran kira-kira apa yang membuat orang asing membuka pintu ruangan Direktur keuangan dnegan cukup keras.
“Adiba, Adiba, kamu dimana? Aku ingin bicara denganmu” ucap Rendra masuk kedalam ruangan Adiba saat ini. Dia melihat sekeliling ruangan tersebut, ruangan itu tapak kosong tak ada orang didalamnya.
“Tolong kalian semua jangan berada dijalan, untuk apa kalian ingin tahu urusan orang lain”bentak jeremy pada orang-orang yang berdiri didepan ruangan Adiba. Mereka semua tampak penasaran melihat apa yang terjadi saat ini.
Karena bentakan Jeremy barusan membuat mereka perlahan menyingkir memberi jalan pada Jeremy.
“Hito, kau manajernya kan disini. Bisa atur anak buah mu untuk tidak ikut campur urusan CEO kalian” ucap Jeremy pada Hito.
“Iya pak maaf, saya salah. Pria tadi CEO kita?” tanya Hito pada Jeremy. Meskipun Jeremy masih cukup muda karena dia pemimpin perusahan sementara dan jiwa kepemimpinannya juga bagus membuat mereka memanggil Jeremy pak.
“Iya itu CEO kalian yang baru, sudah sana pergi” pungkas Jeremy sebelum masuk kedalam ruangan itu dan menutup pintunya.
“Adiba, keluarlah. Jangan bersembunyi atau kabur dariku” tukas Rendra dengan cukup lantang.
“Kak sedang apa dirimu, ayo keluar ini bukan ruangan mu. Kau membuat gaduh, Bagaimana kalau Papa mendengar soal ini. kau bisa kena masalah, ayo keluar kak” ucap jeremy dan akan menarik kakaknya pergi.
“lepaskan, aku tidak perduli Papamu akan marah padaku” ucap Rendra menghempas tangan jeremy.
“Aku harus menemukan Adiba, dia pasti bersembunyi disini. Tidak mungkin dia langsung keluar. Ah kamar mandi, dia pasti bersembunyi di kamar mandi” Rendra langsung berjalan kearah kamar mandi. dia yakin Adiba berada di tempat tersebut.
“Kak sebentar, dia wanita yang selama ini kau cari. Bukannya dia perempuan yang kau hamili dulu. kenapa kau ingin bertemu dengan dia,” ucap Jeremy menahan langkah kakaknya yang akan ke kamar mandi.
“karena aku ingin meminta maaf padanya, lepaskan tanganmu” lagi-lagi Rendra menepis tangan Jeremy. Berjalan cepat kearah kamar mandi, dan membuka pintu kamar mandi itu. tetapi tidak bisa karena seperti terkunci dari dalam.
“Seperti dugaan ku, kau di dalam kan Adia. Adiba aku mohon keluarlah, aku ingin bicara denganmu, keluarlah Diba” pungkas Rendra berusaha membuka pintu itu.
“Kalau kamu tidak mau membukanya, aku dobrak pintu ini.” ancam Rendra
Namun pintu tak kunjung terbuka, membuat Rendra langsung mendobraknya. Pintu tersebut langsung terbuka seketika, Rendra bergegas masuk kedalam kamar mandi dan dia terdiam saat melihat seorang perempuan yang ada di pojok kamar mandi memeluk lutut sambil gemetaran. Siapa lagi perempuan itu kalau bukan Adiba,
“Adiba..” lirihnya dengan bibir yang bergetar. Adiba mendongak menatap pria yang berdiri didepannya.
“Pergi, Pergi dari sini, aku tidak ingin melihatmu. Aku bilang pergi” ucap Adiba
Jeremy yang mendengar ada suara yang menyahuti kakaknya langsung melihat itu, dia berdiri dari luar kamar mandi melihat kedua orang tersebut.
Rendra langsung terduduk didepan Adiba dan dia akan meraih wajah Adiba tetapi tangannya sudah ditepis lebih dulu.
“Jangan sentuh aku, “ teriak Adiba didepan wajah Rendra.
Adiba terlihat sangat ketakutan dnegan rendra saat ini, dia begitu membenci pria didepannya.
“Aku..aku bersyukur kau masih hidup, benar dugaan ku kau masih hidup pria tua itu membohongiku. Kau masih hidup,” gumamnya menatap nanar Adiba dia terus ingin menyentuh wajah Adiba tetapi perempuan itu terus terusan menepis dirinya.
“Aku bilang jangan sentuh aku, jangan sentuh aku, pergi..pergi da..” Adiba langsung tidak sadarkan diri. Karena dia tidak bisa mengontrol rasa takutnya, bayangan tempo dulu kembali terbayang saat Rendra merenggut miliknya untuk pertama kali. Dan dalam titik kehancuran dulu dia meringkuk di pojok ruangan tempat kostnya seperti saat ini.
“Adiba, Adiba. Kau kenapa? Kenapa kau tidak sadarkan diri. Adiba bangun” Rendra terlihat begitu khawatir, dia menaruh kepala Adiba di pangkuannya sambil menepuk-nepuk wajah perempuan itu.
“Kak, bawa dia keluar saja” usul Jeremy yang sedari tadi melihat kakaknya dan juga Adiba.
Rendra mendongak sekilas dan tanpa menunggu lama dia langsung membopong Adiba keluar dari dalam kamar mandi.
Jeremy langsung memberi jalan pada Rendra untuk membawa Adiba keluar, Rendra berjalan terburu-buru dan langsung menidurkan Adiba di sofa panjang yang berada di ruangan tersebut.
“Adiba, Adiba, aku mohon bangun Dib.” Ucap rendra duduk di tepi sofa sambil menggenggam tangan Adiba mengusap tangan perempuan itu berharap supaya bangun.
“kau punya sesuatu yang bisa membuatnya bangun” ucap tanya Rendra pada Jeremy.
“Tidak, seberapa besar luka yang kamu berikan pada perempuan itu kak. Sampai membuatnya tidak sadarkan diri melihatmu karena ketakutan” tanya Jeremy penasaran.
“cukup banyak luka yang kuberikan padanya” lirih Rendra masih berusaha membangunkan Adiba yang tak kunjung sadar.
°°°
T.B.C
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Tiara
mau minta maaf kau teriak2 to ren, ya takut dong Adiba, trauma dia, 2 kali kamu rudapaksa kalo gak salah😭
2023-11-28
4
Rita Novrita
kok aq yg mewek ya...
2023-11-26
1
Sweet Girl
dia sekarang CEO mu, Diba.
2023-08-03
0