Bab 19 - Jurit Malam [1]

...✪✪✪...

Elisha mendorong Yudha menjauh. Kemudian bergegas keluar dari toilet. Sementara Yudha hanya memutar bola mata jengah, lalu segera bergerak mengikuti Elisha. Mereka sudah kembali berbaur ke acara api unggun. Semua orang dibiarkan bersenang-senang di sana. Bahkan para mahasiswa baru.

Setelah acara selesai, semua orang disuruh beristirahat dan tidur.

Yudha dan kelompoknya tengah menikmati makanan yang mereka bawa. Ada sekitar delapan orang dalam kelompoknya. Lima orang lelaki dan tiga lagi perempuan.

"Kita sebaiknya tidur lebih cepat. Supaya nanti pas jurit malam tidak mengantuk dan capek!" usul Damar kepada semua temannya. Dia baru saja selesai menghabiskan roti isi cokelat pemberian Tiara.

Semua temannya hanya merespon dengan anggukan kepala. Tidak terkecuali Yudha. Selanjutnya mereka segera mencari posisi tidur. Dua perempuan bergegas merebahkan diri terlebih dahulu. Elisha yang terlambat terpaksa tidur di dekat lelaki. Dia menjadikan tasnya sebagai penghalang.

Malam semakin larut. Suasana telah menghening sepenuhnya. Hanya terdengar sayup-sayup suara para kakak tingkat yang asyik bercanda. Mereka harus berjaga di sekitaran tenda, agar memastikan keadaan aman. Meskipun bermalam di lingkungan kampus, mereka tentu harus tetap waspada.

Berbeda dengan yang lain, Yudha tidak tidur. Dia merebahkan dalam keadaan mata yang masih terbuka lebar. Kebetulan orang yang telentang di sebelahnya adalah Elisha. Sejak awal Yudha memang membidik tempat di dekat gadis itu.

"Elisha, apa kau sudah tidur?" bisik Yudha, yang sontak membuat mata Elisha terbelalak. Dia langsung menoleh ke arah Yudha. Dan wajah lelaki itu tepat berada di hadapannya.

"Yudha, kau mau apa?!" tegas Elisha dengan nada tak kalah pelan. Tangannya reflek melindungi area dadanya.

"Kau pikir aku mau melakukan apa, hah? Tidak mungkin aku nekat melakukannya di sini?" balas Yudha. Merubah raut wajahnya menjadi lebih serius. "Aku hanya ingin bertanya sesuatu. Ini tentang Anton. Aku lupa mempertanyakannya kepadamu tempo hari," lanjutnya menjelaskan. Yudha memposisikan kepalanya menghadap Elisha. Dalam posisi tengkurap.

"Anton?" Elisha mengernyitkan kening. Kemudian dia kembali berucap, "Anton mengira kamu sudah mati. Jadi kau tidak perlu mengkhawatirkannya," ungkapnya, memberitahu.

"Tetap saja. Beritahu aku alamat rumahnya." Yudha mendesak.

"Memangnya kau mau apa?" sahut Elisha penasaran.

"Pokoknya beritahu saja kepadaku!" Yudha mendekatkan mulut ke telinga Elisha. Dia menggertakkan gigi sambil bicara. Mencoba mengancam Elisha.

Jam menunjukkan jam dua dini hari. Kakak-kakak tingkat berteriak dan membangunkan paksa semua mahasiswa baru. Mereka menyuruh semuanya untuk mengenakan atribut dan segera berbaris. Keadaan tersebut membuat Elisha tidak sempat lagi menjawab pertanyaan Yudha.

Yudha kini hanya bisa berdecak kesal sambil melotot ke arah Elisha.

Semua orang telah berbaris. Satu per satu kelompok disuruh menelusuri gedung kampus yang sudah disiapkan. Gedung itu hanya diterangi dengan lampu berwarna merah. Di sana beberapa kakak tingkat yang bertugas, telas siap menyambut.

Perlahan Yudha mengalihkan pandangannya ke depan. Dia mengamati pakaian serta aksesoris yang dikenakan oleh para kakak tingkat. Terutama Reyhan. Yudha ingat Reyhan mengenakan sepatu kets berwarna putih kemerahan. Jam tangan bermerek ternama yang tidak pernah terlepas.

"Yud!" Damar menepuk pundak Yudha. Berhasil membuat Yudha tersentak kaget.

"Kenapa?!" Yudha mengerutkan dahinya.

"Serius banget sih. Kamu gebet salah satu kakak tingkat ya?" goda Damar. Asal menebak.

Yudha hanya diam. Sebab dia sama sekali tidak berminat meladeni omong kosong Damar. Dirinya masih berusaha mengamati kakak-kakak tingkat dengan seksama. Terutama untuk yang terlihat beranjak pergi ke dalam gedung. Dengan begitu, Yudha nanti akan tahu siapa saja orang yang mengenakan topeng.

Kebetulan kelompok Yudha kena giliran kedua untuk menelusuri gedung. Sekarang mereka tengah menunggu. Yudha terlihat menatap sebal Elisha. Dia masih jengkel dengan gadis itu.

Tidak lama kemudian, kelompok Yudha mendapati giliran untuk masuk ke dalam gedung. Mereka hanya diperbolehkan menbawa satu senter, yang tengah dipegang oleh Tiara.

Dari kejauhan tampak Erin menunggu di depan ruangan. Dia terlihat berdiri bersama dua kakak tingkat lainnya. Mempersilahkan Yudha dan kelompoknya masuk ke dalam ruangan.

"Kalian pasti lapar kan? Sebelum melakukan penelusuran semakin jauh, lebih baik makan dulu," ujar Erin sembari menyendok makanan misterius dari sebuah panci ke dalam mangkok.

Yudha, Elisha dan yang lainnya telah duduk di meja makan. Mereka menunggu hidangan dari Erin.

"Mati kita!" gumam Damar dengan wajah tegangnya.

"Kenapa?" tanya Tiara dengan nada berbisik.

Belum sempat Damar menjawab, Erin telah datang membawa satu mangkok makanan. Hidangan yang disuguhkannya membuat mata semua orang terbelalak. Tiara bahkan reflek menutup mulutnya akibat sudah merasa mual.

Bagaimana tidak? dalam mangkok suguhan Erin terdapat bubur aneh dengan hati ayam yang dicampur sirup berwarna merah.

"Silahkan dimakan. Mau satu orang satu, atau cukup ini saja?" tawar Erin dengan senyuman tak bersalah

"Ini aja Kak!" ucap Damar yakin.

"Oke. Harus habis ya, kalau nggak kami akan tambah satu mangkuk lagi untuk kalian!" terang Erin.

Yudha dan yang lain harus memakan hidangan di dalam mangkok. Jika ada yang tidak kebagian, maka Erin akan menambah satu sendok bubur lagi dari panci.

"Bhuwek!" Tiara tanpa sengaja memuntahkan makanannya. Isi dalam perutnya juga ikut-ikutan keluar dari mulutnya. Menyebabkan Erin bergegas untuk mengambil tindakan.

"Manja-nya nih anak. Belum juga masuk mulut udah gitu. Ke buang-buang kan makanannya! sekarang masukan lagi makanan yang ada di lantai ke perutmu!" titah Erin dengan mata yang menyalang.

Yudha terperangah mendengar suruhan Erin. Apalagi saat menyaksikan betapa belagunya sikap kakak tingkat perempuannya itu. Dia memastikan lebih dahulu, apakah Erin serius dengan perkataannya.

"CEPAT!!" desak Erin. Dia kini memasang pose berkacak pinggang.

Mimik wajah Tiara mulai masam. Dia perlahan bangkit dari tempat duduk, lalu berjongkok untuk meraih muntahannya yang ada di lantai. Sebelum melakukannya dia mendongak sejenak untuk memastikan keseriusan Erin.

"Ini beneran Kak?" tanya Tiara ragu.

"Ya beneran lah kampret!" Erin memaksa Tiara untuk kembali menunduk. Melanjutkan apa yang harusnya dilakukannya sedari tadi. Erin mulai menyentuh sisa makanan yang ada di lantai.

"Kenapa kalian diam saja?" timpal Yudha kepada semua teman kelompoknya yang tidak berani bersuara, apalagi melawan. Yudha memutar bola mata jengah, lalu bangkit dari tempat duduk.

"Kak! Menurut saya kegiatan ini sudah melebihi batas wajar!" ungkap Yudha seraya menatap berani ke arah Erin. Ketiga kakak tingkat yang kebetulan di sana saling berpandangan ketika melihat keberanian Yudha.

"Terus kalau berlebihan, kamu mau apa?!" Erin melangkah ke hadapan Yudha. Masih dengan pose berkacak pinggangnya. Dia mengintimidasi dengan pelototan tajam dimatanya.

"Bukankah nanti pihak kampus akan marah?" balas Yudha. Imbuhannya malah membuat Erin dan kawan-kawan tertawa geli. Yudha hanya bisa mengepalkan tinju ditangannya. Dia mencoba menahan amarah.

"Makanan ini nggak mematikan loh. Malah bergizi!" kata Erin dengan santainya. Dia menyuruh Tiara untuk kembali duduk, dan menarik Yudha mendekat ke tempat muntahan Tiara berada. Erin memaksa Yudha untuk menggantikan Tiara.

"Nah, gimana kalau kamu aja yang makan!" Erin memaksa Yudha untuk berjongkok. Dia bahkan mengambilkan sendok untuk Yudha.

"Sendok aja biar mudah makannya, hahaha!" komentar Niken, salah satu kakak tingkat yang juga ada dalam ruangan.

Yudha menundukkan kepala. Menutupi ekspresinya sendiri yang tengah asyik berseringai. Dia berniat akan melakukan hal gila untuk mengerjai Erin dan kawan-kawan.

Terpopuler

Comments

Rasti Rasti

Rasti Rasti

senior ma gitu sok so an padahal hatinya pada hello kitty

2021-12-06

4

Jumia Mia

Jumia Mia

gemes sama erin... ingin ku makan sekalian dianya😏

2021-11-10

1

hana

hana

jadiin target sekalian aja mereka Yud, 😁😁😁

2021-11-10

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Keluarga Psiko
2 Bab 2 - Berlatih Tinju
3 Bab 3 - Hadiah Dari Elisha
4 Bab 4 - Menangkap Tawanan
5 Bab 5 - Menuju 17 Tahun
6 Bab 6 - Acara Pesta
7 Bab 7 - Tragedi Mengerikan [1]
8 Bab 8 - Tragedi Mengerikan [2]
9 Bab 9 - Mencoba Kembali Normal
10 Bab 10 - Menculik Elisha
11 Bab 11 - Rencana Yudha
12 Bab 12 - Siuman
13 Bab 13 - Dua Tawanan
14 Bab 14 - Anatomi
15 Bab 15 - Emak-Emak Menyebalkan
16 Bab 16 - Botol Kaca
17 Bab 17 - Kakak-Kakak Tingkat
18 Bab 18 - Topeng
19 Bab 19 - Jurit Malam [1]
20 Bab 20 - Jurit Malam [2]
21 Bab 21 - Jurit Malam [3]
22 Bab 22 - Pembalasan
23 Bab 23 - Pengakuan Elisha
24 Bab 24 - Keberuntungan Tak Terduga
25 Bab 25 - Reuni Palsu
26 Bab 26 - Jalan Pulang Untuk Sandi
27 Bab 27 - Jati Diri Elisha
28 Bab 28 - Kelompok Mafia Mata Ular
29 Bab 29 - Mendatangi Kediaman Erwin
30 Bab 30 - Kematian Erwin
31 Bab 31 - Kecurigaan
32 Bab 32 - Ruang Rahasia
33 Bab 33 - Api Dendam & Amarah
34 Bab 34 - Menghilangnya Elisha
35 Bab 35 - Tragedi Penyerangan Kedua
36 Bab 36 - Pergi Ke Sydney
37 Bab 37 - Menjalani Hidup Sendiri
38 Bab 38 - Bertemu Teman Baru
39 Bab 39 - Dark Web
40 Bab 40 - Kantong Mayat
41 Bab 41 - Dangerious Team
42 Bab 42 - Membentuk Tim
43 Bab 43 - Ke Rumah Yudha
44 Bab 44 - Ritual Gila
45 Bab 45 - Menyelesaikan Ritual
46 Bab 46 - Kembali Ke Kota Bima Jaya
47 Bab 47 - Bertemu Mr. A
48 Bab 48 - Membedah
49 Bab 49 - Satu Kamar
50 Bab 50 - Menuntaskan Dendam [1]
51 Bab 51 - Menuntaskan Dendam [2]
52 Bab 52 - Ending
53 Bonus Chapter - Couple Killer
54 Pengumuman
55 Bab 55 - Season 2 [Pembunuh Bayaran]
56 Bab 56 - Season 2 [Bertemu Orang Tua Elisha]
57 Bab 57 - Season 2 [Palu dan Paku]
58 Bab 58 - Season 2 [Kepala Utuh]
59 Bab 59 - Season 2 [Tertangkap]
60 Bab 60 - Season 2 [Pembunuh Berantai]
61 Bab 61 - Season 2 [Pengacara Baru]
62 Bab 62 - Season 2 [Rencana Melarikan Diri]
63 Bab 63 - Season 2 [Gergaji Bundar]
64 Bab 64 - Season 2 [Kabur Dari Penjara]
65 Bab 65 - Season 2 [Karma]
66 Bab 66 - Season 2 [Selamat Dari Maut]
67 Bab 67 - Season 2 [Keadaan Elisha]
68 Bab 68 - Season 2 [Bersama Lagi]
69 Bab 69 - Season 2 [Ending]
70 Pengumuman Novel Baru
71 Novel Dokter Mafia Kejam!
72 Novel Baru [Pemburu Iblis Termuda]
73 NOVEL BARU!
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Bab 1 - Keluarga Psiko
2
Bab 2 - Berlatih Tinju
3
Bab 3 - Hadiah Dari Elisha
4
Bab 4 - Menangkap Tawanan
5
Bab 5 - Menuju 17 Tahun
6
Bab 6 - Acara Pesta
7
Bab 7 - Tragedi Mengerikan [1]
8
Bab 8 - Tragedi Mengerikan [2]
9
Bab 9 - Mencoba Kembali Normal
10
Bab 10 - Menculik Elisha
11
Bab 11 - Rencana Yudha
12
Bab 12 - Siuman
13
Bab 13 - Dua Tawanan
14
Bab 14 - Anatomi
15
Bab 15 - Emak-Emak Menyebalkan
16
Bab 16 - Botol Kaca
17
Bab 17 - Kakak-Kakak Tingkat
18
Bab 18 - Topeng
19
Bab 19 - Jurit Malam [1]
20
Bab 20 - Jurit Malam [2]
21
Bab 21 - Jurit Malam [3]
22
Bab 22 - Pembalasan
23
Bab 23 - Pengakuan Elisha
24
Bab 24 - Keberuntungan Tak Terduga
25
Bab 25 - Reuni Palsu
26
Bab 26 - Jalan Pulang Untuk Sandi
27
Bab 27 - Jati Diri Elisha
28
Bab 28 - Kelompok Mafia Mata Ular
29
Bab 29 - Mendatangi Kediaman Erwin
30
Bab 30 - Kematian Erwin
31
Bab 31 - Kecurigaan
32
Bab 32 - Ruang Rahasia
33
Bab 33 - Api Dendam & Amarah
34
Bab 34 - Menghilangnya Elisha
35
Bab 35 - Tragedi Penyerangan Kedua
36
Bab 36 - Pergi Ke Sydney
37
Bab 37 - Menjalani Hidup Sendiri
38
Bab 38 - Bertemu Teman Baru
39
Bab 39 - Dark Web
40
Bab 40 - Kantong Mayat
41
Bab 41 - Dangerious Team
42
Bab 42 - Membentuk Tim
43
Bab 43 - Ke Rumah Yudha
44
Bab 44 - Ritual Gila
45
Bab 45 - Menyelesaikan Ritual
46
Bab 46 - Kembali Ke Kota Bima Jaya
47
Bab 47 - Bertemu Mr. A
48
Bab 48 - Membedah
49
Bab 49 - Satu Kamar
50
Bab 50 - Menuntaskan Dendam [1]
51
Bab 51 - Menuntaskan Dendam [2]
52
Bab 52 - Ending
53
Bonus Chapter - Couple Killer
54
Pengumuman
55
Bab 55 - Season 2 [Pembunuh Bayaran]
56
Bab 56 - Season 2 [Bertemu Orang Tua Elisha]
57
Bab 57 - Season 2 [Palu dan Paku]
58
Bab 58 - Season 2 [Kepala Utuh]
59
Bab 59 - Season 2 [Tertangkap]
60
Bab 60 - Season 2 [Pembunuh Berantai]
61
Bab 61 - Season 2 [Pengacara Baru]
62
Bab 62 - Season 2 [Rencana Melarikan Diri]
63
Bab 63 - Season 2 [Gergaji Bundar]
64
Bab 64 - Season 2 [Kabur Dari Penjara]
65
Bab 65 - Season 2 [Karma]
66
Bab 66 - Season 2 [Selamat Dari Maut]
67
Bab 67 - Season 2 [Keadaan Elisha]
68
Bab 68 - Season 2 [Bersama Lagi]
69
Bab 69 - Season 2 [Ending]
70
Pengumuman Novel Baru
71
Novel Dokter Mafia Kejam!
72
Novel Baru [Pemburu Iblis Termuda]
73
NOVEL BARU!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!