Bab 5 - Menuju 17 Tahun

...✪✪✪...

Anton berada di ruangan yang gelap. Bau amis dan pesing bahkan menguar sangat jelas. Di sana juga terdapat noda darah bertebaran dimana-mana. Termasuk di dinding dan lantainya. Penerangan hanya berupa lampu pijar yang menggantung tepat di atas kepala Anton. Sesekali lampu tersebut bergoyang dengan pelan akibat diterpa angin yang masuk melalui ventilasi.

Anton perlahan membuka matanya. Penglihatannya langsung disambut dengan wajah Yudha yang sedang tersenyum jahat ke arahnya. Anton sontak membelalakkan mata, dia berusaha menggerakkan badan tetapi tak mampu, karena tangan dan kakinya telah terikat di kursi yang sedang didudukinya.

"Yudha! apa yang kau lakukan hah?!" geram Anton dengan pelototan tajamnya.

"Tidak ada. Hanya ingin menculikmu saja, lalu membuatmu menghilang dari peredaran. Haha!" balas Yudha yang di akhiri dengan gelak tawa.

"Dasar keparat!" sumpah Anton.

"Aku hanya mengundangmu ke pesta ulang tahunku, itu saja." Yudha berbicara dengan nada angkuh. Dia berjalan mengelilingi Anton.

"Apa perlu kau berbuat begini? padahal aku tidak pernah mengganggumu!" Anton menegaskan.

"Apa? tidak pernah? bukankah tadi siang kau hampir memukulku?.... juga, apa kau lupa dengan timpukan bola yang kau layangkan kepadaku saat kita masih berumur sepuluh tahun?" timpal Yudha.

Sebenarnya alasan kuat Yudha ingin menghukum Anton karena masa lalunya. Tepatnya ketika Yudha masih tidak pandai mencari teman. Waktu di usia sepuluh tahun, kedua orang tuanya memang tengah disibukkan berjuang untuk memperbaiki ekonomi. Jadi wajar, Yudha masih belum bisa mengurus dirinya sendiri.

Dahulu Yudha dan Anton kebetulan bersekolah di tempat yang sama. Anton yang pada saat itu lebih tangguh dan memiliki teman banyak, tentu menjadikan Yudha sebagai sasaran untuk dirundung. Makanan milik Yudha sering direbut, bahkan uang sakunya pun juga. Yudha sering berusaha melawan, tetapi tubuhnya masih belum kuat mengalahkan badan besar seorang Anton. Tetapi sekarang sepertinya Yudha telah mendapatkan kesempatan untuk melakukan pembalasan.

"Oh itu, bukankah sudah berlalu lama sekali? kenapa kau mengungkitnya lagi?!" respon Anton dengan nafas yang naik turun karena mulai merasa kesal. Dia terlihat tidak terancam sama sekali dengan perlakuan Yudha.

"Oh, jadi menurutmu itu hanya hal kecil ya? menurutku, kau pantas dihukum!" ujar Yudha sembari menggeleng pelan. Kemudian berjalan menuju meja yang ada di belakangnya. Di meja tersebut terdapat beberapa benda tajam yang tergeletak. Yudha lebih memilih untuk mengambil sebuah pisau.

Anton yang kebetulan melihatnya sontak membulatkan mata. Rasa takut perlahan muncul dalam dirinya.

"A-apa yang ingin kau lakukan?" tanya Anton tergagap.

"Menurutmu?" Yudha memiringkan kepala seraya memperlihatkan pisau yang sedang dipegangnya.

"Apa-apaan kau! jangan macam-macam!" Anton memekik tegas.

"Hedeh! omong kosong, kau bahkan tak mampu bergerak. Memangnya kau mau mengancamku dengan apa?" balas Yudha. Dia segera berjalan menghampiri Anton.

"Cuh!" tanpa diduga, Anton melakukan serangan salivanya ke wajah Yudha.

"Sialan, kau harusnya tidak melakukan itu," ucap Yudha sembari membersihkan saliva Anton yang menempel diwajahnya. Amarahnya semakin memuncak karena perlakuan tersebut.

Tanpa pikir panjang, Yudha pun segera menancapkan pisau ke bagian tubuh Anton. Tepatnya ke salah satu paha besar milik lelaki itu.

Jleb!

"Aaaaaaarkkkhhh!!!" Anton mengerang kesakitan. Cairan merah nan kental langsung merembes dari pahanya.

Yudha masih membiarkan pisaunya menancap di paha Anton. Dia hanya melakukan pose berkacak pinggang sambil menikmati bagaimana tersiksanya Anton.

Ceklek.

Pintu mendadak terbuka, ternyata itu adalah Deny. Dia ingin memberitahukan sesuatu kepada Yudha, berkaitan dengan acara pesta ulang tahunnya.

"Ibumu memanggil, menanyakan mengenai pestanya!" kata Deny, yang langsung mendapatkan anggukan kepala dari Yudha.

"Tunggulah, aku akan kembali!" ujar Yudha kepada Anton, lalu mencabut pisau dengan santainya.

"Aaaaarkhhhh!!!" lagi-lagi Anton berteriak kesakitan.

"Kau sangat berisik!" cibir Yudha, dia segera mengambil sebuah lakban. Kemudian menempelkannya ke mulut Anton.

"Diamlah!" Yudha menepuk-nepuk pipi Anton dengan kasar. Selanjutnya ia pun segera beranjak pergi keluar ruangan.

Yudha menemui Rena yang tampak sibuk memainkan ponsel. Ibu kandungnya tersebut tengah duduk santai di sebuah sofa. Yudha pun memposisikan diri untuk duduk di dekat sang ibu.

"Kau kenapa tiba-tiba ingin membuat pesta?" tanya Rena seraya mengalihkan atensi kepada putranya.

"Ingin saja, tidak boleh?"

"Aku memang membolehkan, tetapi sepertinya jika ayahmu tahu, dia pasti akan marah!" terang Rena.

Yudha seketika membisu. Dia memang hanya berani mengatakan apa yang di inginkannya hanya kepada sang ibu. Terutama jika berkaitan dengan kehidupan sosialnya. Ferdi sebenarnya tidak membolehkan Yudha memiliki banyak teman. Alasannya agar bisnis ilegal keluarganya bisa tersembunyi dengan rapat. Makanya Yudha sangat ditekan untuk bersikap ramah ketika berada di depan publik. Keluarganya sangat pintar menciptakan tipu muslihat yang rapih.

"Ada apa ini? kenapa kalian terlihat serius?" Ferdi tiba-tiba muncul dari balik pintu masuk.

"Hanya membicarakan tawanan Yudha." Rena berkilah, dirinya memang selalu berada di sisi putra semata wayangnya.

"Kau sudah apakan dia?" tanya Ferdi sembari melayangkan pantatnya ke sofa. Dia duduk dengan cara mengangkat sebelah kakinya ke atas lutut kaki yang satunya.

"Hanya menancapkan pisau ke pahanya," jawab Yudha.

"Memang lebih bagus kalau dilakukan secara perlahan," balas Ferdi. "Oh iya, besok aku ada pekerjaan yang mendesak. Jadi kemungkinan aku tidak akan berada di sini ketika ulang tahunmu, tidak apa-apa kan Yud?" tambahnya yang di akhiri dengan pertanyaan.

Yudha yang mendengar reflek melebarkan mata dan tersenyum. "Tentu tidak apa-apa, kau kan sudah meluangkan waktu untuk membantuku menangkap Anton!" ujarnya seraya saling bertukar pandang dengan sang ibu.

"Syukurlah, aku akan memberikanmu ini. Belilah apapun yang kau mau!" Ferdi mengambil sebuah kartu kredit dari dompetnya, lalu menyerahkannya kepada Yudha.

"Terima kasih Yah! kau memang yang terbaik!" girang Yudha yang tak berhenti cengengesan.

"Itu karena kau sudah berbuat sangat baik selama beberapa tahun ini. Ayah sangat bangga kepadamu!" Ferdi memberikan pujian kepada putranya.

"Haha! tumben kau memuji Yudha begitu. Aku merasa agak terkejut ketika mendengarnya tadi," respon Rena sambil memegangi area dadanya.

"Sama Bu, aku pun juga terkejut!" Yudha ikut menimpali. Namun Ferdi hanya merespon dengan tawa malunya. Beberapa saat kemudian, Ferdi bangkit dari tempat duduknya.

"Ya sudah, aku harus bersiap untuk keberangkatan besok!" ujar Ferdi. Dia segera berderap menuju kamarnya untuk mengistirahatkan diri. Sekarang hanya tinggal Yudha dan Rena berdua. Yudha mendadak melayangkan tatapan penuh arti kepada ibunya.

"Aku tahu arti tatapan itu. Pasti kau ingin berniat mengadakan pesta tanpa sepengetahuan ayahmu kan?" tebak Rena yakin.

"Ibu memang selalu tahu mauku!" balas Yudha seraya tersenyum simpul.

"Dasar!" Rena menggeleng maklum. "Tapi ingat, jangan terlalu banyak mengundang orang!" tegasnya yang berniat mengingatkan Yudha.

"Tentu saja!" Yudha merasa yakin.

Terpopuler

Comments

TK

TK

baru lagi nih 👍

2021-10-23

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Keluarga Psiko
2 Bab 2 - Berlatih Tinju
3 Bab 3 - Hadiah Dari Elisha
4 Bab 4 - Menangkap Tawanan
5 Bab 5 - Menuju 17 Tahun
6 Bab 6 - Acara Pesta
7 Bab 7 - Tragedi Mengerikan [1]
8 Bab 8 - Tragedi Mengerikan [2]
9 Bab 9 - Mencoba Kembali Normal
10 Bab 10 - Menculik Elisha
11 Bab 11 - Rencana Yudha
12 Bab 12 - Siuman
13 Bab 13 - Dua Tawanan
14 Bab 14 - Anatomi
15 Bab 15 - Emak-Emak Menyebalkan
16 Bab 16 - Botol Kaca
17 Bab 17 - Kakak-Kakak Tingkat
18 Bab 18 - Topeng
19 Bab 19 - Jurit Malam [1]
20 Bab 20 - Jurit Malam [2]
21 Bab 21 - Jurit Malam [3]
22 Bab 22 - Pembalasan
23 Bab 23 - Pengakuan Elisha
24 Bab 24 - Keberuntungan Tak Terduga
25 Bab 25 - Reuni Palsu
26 Bab 26 - Jalan Pulang Untuk Sandi
27 Bab 27 - Jati Diri Elisha
28 Bab 28 - Kelompok Mafia Mata Ular
29 Bab 29 - Mendatangi Kediaman Erwin
30 Bab 30 - Kematian Erwin
31 Bab 31 - Kecurigaan
32 Bab 32 - Ruang Rahasia
33 Bab 33 - Api Dendam & Amarah
34 Bab 34 - Menghilangnya Elisha
35 Bab 35 - Tragedi Penyerangan Kedua
36 Bab 36 - Pergi Ke Sydney
37 Bab 37 - Menjalani Hidup Sendiri
38 Bab 38 - Bertemu Teman Baru
39 Bab 39 - Dark Web
40 Bab 40 - Kantong Mayat
41 Bab 41 - Dangerious Team
42 Bab 42 - Membentuk Tim
43 Bab 43 - Ke Rumah Yudha
44 Bab 44 - Ritual Gila
45 Bab 45 - Menyelesaikan Ritual
46 Bab 46 - Kembali Ke Kota Bima Jaya
47 Bab 47 - Bertemu Mr. A
48 Bab 48 - Membedah
49 Bab 49 - Satu Kamar
50 Bab 50 - Menuntaskan Dendam [1]
51 Bab 51 - Menuntaskan Dendam [2]
52 Bab 52 - Ending
53 Bonus Chapter - Couple Killer
54 Pengumuman
55 Bab 55 - Season 2 [Pembunuh Bayaran]
56 Bab 56 - Season 2 [Bertemu Orang Tua Elisha]
57 Bab 57 - Season 2 [Palu dan Paku]
58 Bab 58 - Season 2 [Kepala Utuh]
59 Bab 59 - Season 2 [Tertangkap]
60 Bab 60 - Season 2 [Pembunuh Berantai]
61 Bab 61 - Season 2 [Pengacara Baru]
62 Bab 62 - Season 2 [Rencana Melarikan Diri]
63 Bab 63 - Season 2 [Gergaji Bundar]
64 Bab 64 - Season 2 [Kabur Dari Penjara]
65 Bab 65 - Season 2 [Karma]
66 Bab 66 - Season 2 [Selamat Dari Maut]
67 Bab 67 - Season 2 [Keadaan Elisha]
68 Bab 68 - Season 2 [Bersama Lagi]
69 Bab 69 - Season 2 [Ending]
70 Pengumuman Novel Baru
71 Novel Dokter Mafia Kejam!
72 Novel Baru [Pemburu Iblis Termuda]
73 NOVEL BARU!
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Bab 1 - Keluarga Psiko
2
Bab 2 - Berlatih Tinju
3
Bab 3 - Hadiah Dari Elisha
4
Bab 4 - Menangkap Tawanan
5
Bab 5 - Menuju 17 Tahun
6
Bab 6 - Acara Pesta
7
Bab 7 - Tragedi Mengerikan [1]
8
Bab 8 - Tragedi Mengerikan [2]
9
Bab 9 - Mencoba Kembali Normal
10
Bab 10 - Menculik Elisha
11
Bab 11 - Rencana Yudha
12
Bab 12 - Siuman
13
Bab 13 - Dua Tawanan
14
Bab 14 - Anatomi
15
Bab 15 - Emak-Emak Menyebalkan
16
Bab 16 - Botol Kaca
17
Bab 17 - Kakak-Kakak Tingkat
18
Bab 18 - Topeng
19
Bab 19 - Jurit Malam [1]
20
Bab 20 - Jurit Malam [2]
21
Bab 21 - Jurit Malam [3]
22
Bab 22 - Pembalasan
23
Bab 23 - Pengakuan Elisha
24
Bab 24 - Keberuntungan Tak Terduga
25
Bab 25 - Reuni Palsu
26
Bab 26 - Jalan Pulang Untuk Sandi
27
Bab 27 - Jati Diri Elisha
28
Bab 28 - Kelompok Mafia Mata Ular
29
Bab 29 - Mendatangi Kediaman Erwin
30
Bab 30 - Kematian Erwin
31
Bab 31 - Kecurigaan
32
Bab 32 - Ruang Rahasia
33
Bab 33 - Api Dendam & Amarah
34
Bab 34 - Menghilangnya Elisha
35
Bab 35 - Tragedi Penyerangan Kedua
36
Bab 36 - Pergi Ke Sydney
37
Bab 37 - Menjalani Hidup Sendiri
38
Bab 38 - Bertemu Teman Baru
39
Bab 39 - Dark Web
40
Bab 40 - Kantong Mayat
41
Bab 41 - Dangerious Team
42
Bab 42 - Membentuk Tim
43
Bab 43 - Ke Rumah Yudha
44
Bab 44 - Ritual Gila
45
Bab 45 - Menyelesaikan Ritual
46
Bab 46 - Kembali Ke Kota Bima Jaya
47
Bab 47 - Bertemu Mr. A
48
Bab 48 - Membedah
49
Bab 49 - Satu Kamar
50
Bab 50 - Menuntaskan Dendam [1]
51
Bab 51 - Menuntaskan Dendam [2]
52
Bab 52 - Ending
53
Bonus Chapter - Couple Killer
54
Pengumuman
55
Bab 55 - Season 2 [Pembunuh Bayaran]
56
Bab 56 - Season 2 [Bertemu Orang Tua Elisha]
57
Bab 57 - Season 2 [Palu dan Paku]
58
Bab 58 - Season 2 [Kepala Utuh]
59
Bab 59 - Season 2 [Tertangkap]
60
Bab 60 - Season 2 [Pembunuh Berantai]
61
Bab 61 - Season 2 [Pengacara Baru]
62
Bab 62 - Season 2 [Rencana Melarikan Diri]
63
Bab 63 - Season 2 [Gergaji Bundar]
64
Bab 64 - Season 2 [Kabur Dari Penjara]
65
Bab 65 - Season 2 [Karma]
66
Bab 66 - Season 2 [Selamat Dari Maut]
67
Bab 67 - Season 2 [Keadaan Elisha]
68
Bab 68 - Season 2 [Bersama Lagi]
69
Bab 69 - Season 2 [Ending]
70
Pengumuman Novel Baru
71
Novel Dokter Mafia Kejam!
72
Novel Baru [Pemburu Iblis Termuda]
73
NOVEL BARU!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!