Hana merasa heran melihat Melisa yang terus mengejar Farzan, matanya tidak bisa menolak pemandangan yang sering terjadi beberapa hari ini setelah hari pertama statusnya dan Farzan berubah.
Meski yang di lakukan Farzan hanya diam dan berlaku acuh, pandangan itu sangat menggelikan. Apa tidak terlalu merasa rendah? Jika terus menerus mengejar?
Hana tau, Melisa mengejar hal lain dari Farzan dan bukan benar benar tulus dari hatinya. Hana menekan kepalanya dengan jari merasa pusing yang seharusnya tidak perlu dia khawatirkan.
Entah sial atau beruntung hari ini jadwalnya Farzan mengajar, pelajaran hari ini pun sama dengan saat kelas Melisa lakukan yaitu bola Voli.
Olahraga yang disukai Hana dan kedua temannya, "Baiklah buat dua tim campur dengan cowok biar terlihat poin kalian!" Intruksi Farzan.
Tentu saja Hana akan satu tim dengan temannya Bunga dan Caca, untuk cowoknya tentu ada Radit, Bagas juga Heri. Tim yang sempurna dan tim andalan disekolah karena setiap anggotanya tentu berprestasi.
Radit dan Bagas mereka berdua pemain basket andalan sekolah ini tentu juga merangkap olahraga lain dan mereka teman dekat Vino, kalo Heri, dia menjadi ketua dari eskul beladiri taekwondo.
Para pemain dengan pisik yang bagus, hari ini kelas kita gabung dengan kelas IPS1, suasana lapangan semakin ramai karena beberapa kelas dengan jamkos.
Pertandingan bola Voli antar kelas, semua sudah dalam posisi masing masing. Kali ini Hana yang pertama servis.
Sedari tadi Farzan memperhatikan setiap gerik dari Hana, gadis itu sangat terampil dalam menerima bola. Farzan ada merasa bangga jilbab yang di kenakan Hana tidak sama sekali di buka, bersyukur. Mungkin itu yang tepat.
Kelas Hana terus mengejar poin dari lawan meski selalu beda tipis. Farzan meneguk ludahnya kasar saat melihat tetesan peluh dari wajah Hana serta pipi yang nemerah karena panas.
Farzan mengusap wajahnya kasar, "Astagfirullah." Lirihnya.
Meskipun itu sudah halal untuknya namun masih belum terbiasa dan entahlah.
"Bagas tahan!" Teriak Bunga yang paling bawel ditim mereka.
Kelas lawan ternyata seimbang dengan kelasnya hingga sulit untuk dikalahkan, hingga poin terakhir untuk babak pertama mereka rebutkan.
"Hana siap siap!" Lagi Bunga yang berteriak.
"Ya!" Teriak Hana penuh semangat, saat bola datang dengan aba aba Hana meloncat tinggi lalu memukul bola dengan kencang.
Priiittt....
Priiiiittt....
"Masuk!" Teriak wasit tentu itu ketua kelas kami, Andreas.
"Kelas XII IPA 2 babak pertama menang!" Lanjut Andreas.
Semua bersorak senang dari teman sekelas yang menonton dan tim juga, Hana Bunga dan Caca berpelukan merasa senang.
"Waaaa... Kita menang!" Ucap Caca antusias, mereka bertiga sampai loncat loncat. Meski hanya permainan namun tetap ada kembanggaan.
"Thanks ya kalian!" Ucap Hana pada timnya. Mereka semua bertos ria.
"Oke semuanya kita istirahat dulu!" Teriak Farzan, semua kembali bersorak dan sebagian ada yang langsung berlari menuju kantin.
Hana dan yang lainnya berjalan ke tepi lapangan, lalu mengambil minum yang di sediakan oleh teman sekelasnya.
Satu yang membuat Hana beruntung masuk kelas ini, semuanya kompak.
"Gila keren banget tadi.. Padahal tadi bakalan kena loh!" Ucap salah satu teman sekelasnya.
"Iya bener tadi Bagas juga keren banget loh.. Apa lagi pas nyeka keringat.. Aduhhh.. Hot..!"
"Apasih lo gak jelas... Hahahha!!"
"Hahaha..!!" Semua yang disana ikut tertawa termasuk Hana.
Farzan melihat tawa Hana yang terlihat bahagia.
Terkadang Farzan berpikir, "Apa gue udah rebut masa remaja Hana??" Gumam Farzan pelan.
.
.
.
"Baiklah pelajaran hari ini cukup sampai disini.. Jangan lupa kerjakan soal yang ada dihalaman 126.. Pelajaran Ibu nanti harus selesai semuanya.. Selamat sore anak anak!" Pamit Bu Ai.
"Baik Bu!!" Teriak satu kelas.
Pelajaran terakhir sudah selesai dan bunyi bel pulang pun sudah terdengar. Semuanya bersiap untuk pulang bahkan ada yang sudah menghambur keluar kelas.
"Na, lo mau ngerjain bareng gak?" Tanya Bunga, lalu Caca menghampiri.
"Aku ikut dong!" Sela Caca yang diangguki Bunga.
"Boleh deh.. Besok pulang sekolah ya? Di cafe biasa!" Bunga dan Caca mengangguk.
Karena pelajaran Bu Ai besok lusa jadi masih bisa dikerjakan besok hari.
"Lo bareng, ekhem Pa Guru?" Tanya Bunga yang awalnya akan menyebut 'Suami' namun di urungkan karena tidak mau di cubit lagi oleh Hana seperti hari itu.
Cubitan Hana kecil tapi mematikan.
"Belum tau.. Belum dikabarin! Paling nunggu di halte seperti biasa." Jawab Hana.
Mereka bertiga sudah berjalan keluar kelas dan menyusuri lorong kelas yang mulai sepi karena semuanya sudah pada pulang.
Kecuali dilapangan masih ada orang orang yang akan berlatih ekstrakurikuler, karena yang masih aktif tentunya kelas sepuluh dan sebelas.
"Gue duluan ya, Na!" Ucap Bunga karena dirinya sudah dijemput supir.
"Iya hati hati, Unge!" Bunga hanya melambaikan tangannya saat jendela kaca mobilnya dibuka.
"Ca! Kamu bawa mobil?" Tanya Hana.
Caca mengangguk, "Iya, kamu mau bareng?"
"Emm.. Engga! Aku mau nunggu di halte aja! Ya udah kamu hati hati, oke!" Caca mengangguk dan melambaikan tangannya pada Hana yang mulai berjalan menuju gerbang.
Drrrrrt...
Drrrrttt..
Ponselnya bergetar, ternyata Farzan yang menelpon.
Pak Farzan is calling...
Halo Pak?
Hallo Han?
Kamu udah keluar kelas?
(Hana mengangguk meskipun tidak akan terlihat. )
Iya,Pak.
Ini udah nunggu di halte.
Ya sudah!
Tunggu sebentar saya kesana!
Iya, kalo gitu Hana tutup telponnya.
Assalamualaikum!
Walaikumsalam!
Tut..
Tut..
Panggilan pun selesai.
Hana duduk di halte samping sekolahnya, ternyata masih banyak murid yang menunggu juga disini.
Hana khawatir jika orang orang akan melihatnya pulang bersama Farzan. Hana harap Farzan tidak terlalu cepat datang ke halte.
Sepuluh menit kemudian mobil Farzan berhenti tepat di depam Hana, dan Hana menghela nafas lega karena sudah sepi di halte ini.
Hana bangun lalu membuka pintu mobil dan duduk di samping Farzan.
"Maaf menunggu lama!" Ucap Farzan lalu kembali melajukan mobilnya.
"Gak papa kok Pak! Lagian tadi juga masih banyak murid lain di halte." Jelas Hana, dan Farzan hanya mengangguk.
Farzan sudah pasrah dengan panggilan tidak bisa Hana ubah itu meski mereka sedang berdua, bahkan dirumah pun tetap memanggilnya 'Pak'.
Sudahlah mungkin akan ada waktunya...
TBC.
.
.
.
.
.
Haii jangan lupa like dan vote nya..
.
.
Mau kasih konflik gak??
Atau
Mau romantisan??
Komen dong sayang ❤❤❤❤❤❤
.
.
See you...
Farzan Abqari Mahardika
Aqila Hanannia Darma
.
.
Kalo ada saran buat visualnya boleh komen dongs...
❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
visual Hana cantik tapi terlalu dewasa.gak kayak cewek 18 tahunan🙏🏻🙏🏻🙏🏻
2022-11-15
0
Qaisaa Nazarudin
Panggil GUTAMI aja (GUru TApi suaMI). biar gak ada yg curiga😂😂🤭
2022-11-15
0
Kurnia Bubut kayu
boleh senyum gak thor lihat pak guru ajibbbb klepek klepek
2022-07-29
0