Hana mengerjapkan matanya karena cahaya yang menyorot mengganggu tidurnya yang nyenyak.
Perlahan mata indah itu terbuka, baru saja membuka matanya untuk menyesuaikan cahaya tiba tiba dia teringat malam tadi. Hana segera berbalik dan langsung terkejut.
Ternyata kemarin pernikahan itu benar terjadi adanya, Hana melihat Farzan yang tertidur di sampingnya, Hana kembali membulatkan matanya lalu menyibak selimbut yang menutupnya.
Ahh.. Aman!
Pakaiannya masih lengkap ternyata tidak terjadi apapun.
Masih belum terbiasa jika ada laki laki untuk berbagi tempat tidur dengannya, apa yang harus Hana lakukan? Hana bukan tipe orang yang melawan atau membangkang, sebab itu pernikahan ini terjadi meski kecewa dalam hatinya.
"Egh.. Selamat pagi!" Hana terkejut mendengar suata serak Farzan yang sedang membuka mata perlahan.
Deg..
Deg..
Jantungnya tidak bisa dikendalikan, melihat Farzan bangun tidur seperti ini terlihat sexy.
Astaghfirulloh...
"Bangun dari kapan?" Tanya Farzan yang sudah sadar 100%.
"Emm.. Belum lama." Jawab Hana pelan.
Hana pun bangun begitu juga Farzan, pria itu langsung mengambil handuk dan Hana membereskan tempat tidur mereka.
Hari ini, hari berkunjung kerumah kediaman Mahardika membuat Hana gugup. Karena, ini pertama kalinya Hana ke sana.
Farzan keluar dari kamar mandi dengan wajah yang sudah sangat segar, sekarang giliran dirinya untuk mandi.
Farzan melihat kagum pada tempat tidur yang semalam mereka tempati.
Rapih..
Bahkan barang barang mereka pun sudah dimasukan kedalam koper yang sudah siap disana.
Ternyata Hana orang yang sayang rapih, satu hal baru yang Farzan ketahui tentang gadis itu.
Farzan masih menunggu Hana selesai mandi sampai sarapan pun sudah datang di hantar oleh petugas hotel.
Ceklek...
Hana merasa segar setelah mandi, dirinya pun sudah memakai baju yang pantas dan hijab yang sudah menempel menutupi rambutnya.
"Sini sarapan!" Ucap Farzan dan Hana mengangguk.
Hana bingung Farzan sangat bersikap baik padanya meski tanpa ekspresi. Apa pria itu sudah ikhlas menikah dengannya? Hingga memperlakukannya dengan baik.
"Aku selesai." Ucap Hana setelah menghabiskan air minumnya.
"Hmm, Saya juga." Sahut Farzan.
Kaku sekali pembicaraan mereka berdua.
"Kalau begitu kita berangkat sekarang? Ibu sama Papah sudah menunggu." Ucap Farzan seraya mengambil kunci mobilnya.
"Iya." Jawab Hana dan mengambil tas kecil miliknya.
Farzan membawa koper mereka, dan untung saja koper mereka hanya satu.
Saat keluar dari dalam lift petugas hotel menghampiri dan membantu membawakan koper mereka.
Hana berjalan disamping Farzan, tubuh mungilnya tak sebanding dengan tubuh tegap dan kekar Farzan. Karena itu Farzan menjadi guru magang olahraga di sekolah nya.
"Terimakasih!" Ucap Farzan lalu memberikan tips kepada petugas tadi.
Mereka sudah berada di basment hotel, mereka berdua pun masuk kedalam mobil. Farzan melajukan mobilnya dengan kecepatan yang sewajarnya.
Hana lebih banyak diam, tidak seperti biasanya yang selalu ceria. Farzan tau jika Hana gadis yang ceria karena sering memperhatikan di sekolah, namun saat ini Hana banyak diam dan menjawab ucapannya pun sangat singkat.
30 menit berlalu, ini waktu yang lumayan lama untuk menuju kediaman Mahardika karena mungkin ini weekend dan di perjalanan sedikit terhambat.
Mobil yang dikendarai Farzan memasuki gerbang yang menjulang tinggi, Hana sempat kagum saat matanya menatap sekeliling lingkungan rumah ini.
Ah ini bukan seperti rumah, namun ini adalah mansion yang super mewah. Jarak dari gerbang saja cukup lumayan jauh jika dirinya disuruh jalan kaki Hana lebih baik tidak sama sekali.
Mobil berhenti, mereka berdua keluar dan terlihat banyak orang yang berseragam hitam dan berseragam seperti maid disana.
Farzan memberikan kunci mobilnya kepada salah satu orang yang memakai seragam serba hitam itu.
"Ayo!" Ajak Farzan, tangannya refleks ingin merangkul pundak Hana, namun sepertinya tubuh Hana bereaksi dengan cepat dan mundur.
Untung saja tidak ada yang melihat, jika terlihat pasti akan ada gosip yang tidak enak menyebar. Semua penghuni rumah besar ini taunya hubungan mereka baik sebagai suami istri.
Hah..
Masih tidak menyangka dengan sebutan 'Suami istri' itu.
Farzan menurunkan lengannya, "Ehem, ayo!" Berdeham sebentar lalu mengajak Hana masuk.
Hana mengikuti langkah kaki Farzan, para maid yang berpapasan bersamanya membungkukan tubuhnya lalu pergi setelah sapaan itu di balas anggukan Farzan.
Tata krama disini sangat luar biasa, apa Hana bisa mengimbangi keluarga ini?
Tidak tau..
Jawaban yang sudah jelas.
Tidak tau akan seperti apa kehidupan rumah tangga mereka, status yang merubahnya dalam sekejap.
"Halo sayang!" Dinda menyapa Hana dan anaknya, namun Dinda malah memeluk Hana.
Hana terkejut karena belum terbiasa.
"T-tante -
"Ibu, bukan Tante!" Elak Dinda dengan tegas, "Sekarang kamu anak Ibu juga.. Panggil Ibu sama seperti Farzan memanggil Ibu!"
Hana membulatkan matanya, "I-ibu?" Dinda mengangguk.
Panggil Hana sangat hangat hingga membuatnya ingin memeluk lagi.
Hana terkejut namun tetap membalas pelukan Dinda.
"Udah Ma, kasian Hana kaya yang pengap Mama peluk kaya gitu." Tiba tiba Dinda melepaskan pelukannya.
"Apa sih Papa suka begitu!" Sahut Dinda dengan cemberut.
Bram menghampiri mereka, Farzan menyalami Papahnya dan di ikuti oleh Hana.
"Anak Papah gimana?" Tanya Bram yang membuat Hana bengong.
Sumpah muka Hana benar benar konyol membuat Bram dan Dinda bisa menebak jika mereka tidak terjadi apapun malam tadi.
"Haha.. Sudah jangan dipikirkan." Bram menepuk pundak Hana pelan, "Kalian masuk kamar dulu saja sana." Namun Hana masih tidak mengerti apa yang di tanyakan Papa mertuanya.
Farzan hanya diam saja dan memandang wajah Bram, namun pria tua itu hanya terkekeh meledek.
Seolah berkata 'Rasain belum ngerasa nikmat dina akhirat...!'
Hahh..
Jika bukan orang tuanya mungkin Bram sudah kena bogeman.
Farzan hanya mengusap wajahnya kasar, orang tuanya ini benar benar.
"Hana ayo!" Farzan mengajak Hana untuk ke lantai dua dimana kamar pria itu berada.
Farzan membuka pintu kamarnya, aroma khas Farzan menyeruak di indera penciumannya Hana. Sangat pria sekali nuansa kamar ini hanya ada abu abu dan putih yang menghiasi setiap dinding dan barang yang ada di ruangan ini.
"Malam ini nginep disini.. Besok kita pindah ke rumah kita." Ucap Farzan yang sudah duduk di sofa yang ada di kamarnya.
Hana terkejut, "R-rumah kita?" Tunjuknya pada diri sendiri.
Farzan mengangguk, "Iya.. Rumah kita, kita kan udah suami istri.. Saya lebih nyaman tidak serumah dengan orang tua." Jelasnya.
Suami istri..
Status yang belum terbiasa dia dengar, kini akan terus menemaninya setiap detik.
"Gak papa kan?" Tanya Farzan.
"I-iya.. Gak papa Pak!" Jawab Hana lalu duduk di tepi ranjang.
Jika mengingat ranjang pikirannya selalu nakal.
"Emm Hana!" Panggil Farzan pelan.
"Ya?" Hana langsung menjawab dan menoleh, untuk pertama kalinya respon Hana sangat cepat.
Tatapan mereka bertemu, namun Hana tersadar dan memutuskan terlebih dulu. Jika tidak, mungkin pikiran nakalnya akan muncul.
"Ehm.. Kalo bisa saat berdua atau di rumah gak usah panggil Bapak." Ucap Farzan pelan namun masih bisa di dengar.
"Ekhem!" Hana hanya berdehem.
"Ehmm.. Hanya tidak membuat mereka kecewa." Lanjut Farzan, Hana paham tapi satu hal yang selalu ada dalam benaknya.
Belum terbiasa.
"Apa saja namun tetap nyaman di dengar selain Bapa."
Hana diam otaknya sedang bekerja mencari nama yang cocok untuk memanggil Farzan.
TBC.
.
.
.
.
.
Ada yang mau kasih nama gak? Bantu Hana?
Komen sini dongs 👉
Jangan lupa tinggalkan jejaknya sayangku.. 😘
Ohh iya baru inget, soal alasan kolot orang tua Hana itu terinspirasi dari tetangga yang anaknya hamil di luar nikah dan masih sekolah menengah atas.
Jadi Ayah Hana hanya ingin melindungi anak gadis satu satunya agar tidak terjerumus dengan zaman.
Namanya orang tua kan...
.
.
Ya udah segitu aja dulu deh..
Next ketemu lagi liat vote dari kalian 😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Maulida Umaya S
yg peka dong hana
2022-07-02
0
Elizabeth Zulfa
panggilannya jomplang bnget Thor...
ibu ➡️papa enakan mama ➡️papa lah...lebih cocok aja gitu ..klo ibu ➡️papa brasa kek gimana gitu kdengerannya
2022-01-05
0
Phoenix VR
sementara "kak" dulu yg cocok thor panggilan itu jg sopan.mw panggil mas kn orang sunda jd g' cocok kl panggil Aa' ug agak gmn gitu ya 🙏 q orang jawa jd agak asing 😁
2021-10-20
2