6.TIDAK TERINTIMIDASI

Begitu selesai mendaftarkan diri dan resmi menjadi murid akademi scarlet, Xiao Chen diberikan sebuah pakaian putih seperti hodie berlengan panjang berwarna hitam oleh pria sebelumnya.

Setelah selesai menggunakan pakaian akademi, Xiao Chen berjalan keluar paviliun anggota untuk menemui A Ling yang menunggunya dari tadi.

Setelah berada diluar paviliun anggota. Xiao Chen menemukan A Ling sedang di ganggu oleh sekelompok pemuda berumur 15 tahun tidak jauh dari tempatnya berdiri.

Karena sudah bersatu dengan pohenix, Xiao Chen dapat merasakan setiap tingkatan pendekar di sekitarnya dengan mudah.

"Sekelompok pemuda itu terdiri dari 5 orang pendekar pemula. Yang paling kuat adalah seorang pemuda tinggi besar disana, dia berada di tingkat Intial elemen tahap menengah. Kau yakin ingin menghadapinya Xiao Chen ?"

"Tidak, beberapa masalah dapat di selesaikan tanpa kekerasan."

"Ya, kurasa kau ada benarnya juga. Namun jangan ragu untuk melawan jika mereka ngotot ingin bertarung,"Saran pohenix.

"..."

Xiao Chen hanya diam, lalu berjalan menghampiri sekelompok pemuda didepan yang sedang menganggu A Ling. Sontak semua pemuda itu menoleh ke arah Xiao Chen, ketika dia berjalan menghampiri mereka.

Pemimpin dari kelompok itu bernama icarus, dia nampak tersenyum remeh menatap Xiao Chen yang berjalan mendekat.

"Mau jadi jagoan ?"

Xiao Chen menghiraukan perkataan icarus dan tetap berjalan menghampiri A Ling yang berdiri di tengah-tengah pemuda tersebut.

"Apakah kau tidak apa-apa nona ?"

A Ling menggeleng, nampak ketakutan."Ti-tidak, aku tidak apa-apa."

Icarus yang di abaikan oleh Xiao Chen merasa kesal, iapun menarik pergelangan tangan Xiao Chen hingga keduanya saling bertatapan.

"Kau mengabaikan ku ? K4parat ?!"

Xiao Chen menatap dingin Icarus, membuat pemuda bertubuh tinggi besar tersebut mundur satu langkah dengan raut terkejut.

"Siapa yang telah mengijinkan mu menyentuh ku ?"Xiao Chen berkata dingin, tidak ada sedikitpun rasa takut terukir di kedua matanya meski tubuh Icarus lebih besar darinya.

Icarus segera melepaskan genggamannya dari pergelangan tangan Xiao Chen, membuat bawahnya merasa heran dengan sikap pemimpin mereka itu.

Icarus yang sadar harga dirinya sedang jadi taruhan di hadapan semua bawahannya, mencoba untuk berani dengan nekat menantang Xiao Chen untuk bertarung.

"Sepertinya kau memiliki nyali besar untuk seukuran kecoak, ayo buktikan kalau nyali mu itu bukanlah sebuah kedok dari seseorang yang sedang ketakutan."Kata Icarus untuk kemudian memperlihatkan roh kultivasi nya berupa badak cap kaki tiga.

Xiao Chen yang berdiri di hadapan Icarus sedikit tersulut emosi. Merasa kalau Icarus tidak akan jera jika belum di berikan pelajaran, Iapun memperlihatkan hujud pohenix nya namun segera menjadi bahan tawaan karena yang muncul malah seekor ayam.

Sontak Icarus dan semua bawahnya menertawai Xiao Chen, berkata kalau roh kultivasi Xiao Chen tidak lebih buruk dari milik A Ling.

"Hahaha ! Kau akan melakukan apa dengan ayam itu ? Mangadunya dengan badak iblis ku ??"

"Bukan bos, mungkin dia ingin memberi makan untuk badak mu dengan memberikan ayam itu."

"Kau ini ada-ada saja, bahkan badak ku tidak mau memakan hewan jelek itu. Jika dilihat kalian berdua sangat cocok, sama-sama pecundang."

A Ling yang merasa tidak enak dengan Xiao Chen mencoba mengajaknya pergi, namun sepertinya Xiao Chen sudah terlalu marah untuk bisa mengeluarkan kata-kata.

Dengan lincah Xiao Chen melompat dan melingkarkan kedua kakinya di leher Icarus lalu memukul wajahnya berkali-kali.

Segera Iacarus kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke lantai. Iapun mencoba menahan pukulan Xiao Chen dengan merapatkan kedua pergelangan tangan sejajar di depan wajah.

Semua bawahan Icarus yang melihat bos mereka sedang dipukuli segera membantu dengan menyerang Xiao Chen bersama-sama.

A Ling yang melihat Xiao Chen mulai kewalahan menghadapi sekelompok pemuda itu seorang diri, bergegas berlari memasuki paviliun anggota untuk meminta bantuan.

Tidak berselang beberapa saat, A Ling keluar bersama dengan pria sebelumnya. Pria itu segera melerai perkelahian mereka, sekaligus memberikan hukuman kepada Icarus dan anggotanya.

Icarus yang wajahnya terlihat babak belur merasa sangat dendam kepada Xiao Chen, iapun berjalan meninggalkan tempat itu bersama dengan semua bawahannya.

Sementara Xiao Chen yang hanya terluka sedikit serta terdapat darah di bagian sudut bibir, memilih untuk diam karena dirinya belum cukup kuat untuk melawan mereka.

Setelah keadaan menjadi kembali normal, segera A Ling membungkuk kepada pria yang telah membantunya dan Xiao Chen.

"Tetua, terimakasih karena sudah bersedia membantu kami."

Pria itu tersenyum dan melambai,"Tidak masalah, lain kali cobalah untuk menghindari pertarungan antara sesama murid. Ini termasuk teguran bagimu murid Chen."

"...."Xiao Chen hanya diam.

A Ling tersenyum canggung."Ka-kalau begitu kami pamit dulu tetua,"Ucapnya, merasa sedikit tidak enak dengan pria di hadapannya atas sikap Xiao Chen.

Setelahnya A Ling dan Xiao Chen berjalan meninggalkan tempat itu, hingga akhirnya mereka sampai di sebuah taman di tengah akademi. Tempat itu terlihat sangat ramai, banyak murid lain nampak santai dengan duduk di sebuah kursi yang telah di sediakan dalam jumlah cukup banyak.

Taman ini memiliki 20 jenis spesies bunga yang berbeda, bahkan ada sejumlah pohon hias tubuh subur membuat tempat itu menjadi adem.

Di sebuah kursi taman, A Ling mengobati luka memar di sudut bibir Xiao Chen menggunakan teknik pengobatan yang dikuasainya.

"Ma-maaf jika luka sekecil ini sangat lambat disembuhkan, ini karena kemampuan penyembuhan ku masih di tingkat terlemah."

"......"

Sebenarnya luka itu bisa sembuh sendiri, namun Xiao Chen hanya diam karena menghargai A Ling yang berniat membantunya.

Setelah A Ling selesai mengobati luka Xiao Chen, dirinya langsung merasa tidak enak karena merasa kalau dirinya adalah penyebab Xiao Chen di serangan oleh Kelompok Icarus.

"Maaf, karena aku kau jadi terlibat,"

"Terlibat ? Maksudmu kau memiliki masalah dengan sekelompok pemuda tadi ??"

"Ya, bisa dikatakan demikian. Beberapa hari yang lalu, aku tidak sengaja memecahkan botol kaca milik Icarus. Benda itu digunakannya untuk menyimpan macam-macam pil, sehingga Icarus marah dan memintaku menggantinya dengan yang baru. Meski bisa membeli sebuah botol kaca pengganti miliki Icarus yang sudah hancur, aku tidak bisa memberikan pil yang dia inginkan. Sehingga dia selalu mengangguk ku, bahkan semakin lama mereka berani menyentuh ku."

"..."Xiao Chen hanya diam, meski begitu dia mendengar semua cerita A Ling dengan baik.

Sadar dirinya salah mencari momen untuk bercerita, A Ling segera berdiri dan tersenyum tidak enak.

"Ma-maaf, tidak seharusnya aku bercerita tentang masalah ini kepadamu. Ayo, ku antar kau ke asrama laki-laki,"

Xiao Chen tidak menjawab. Iapun berdiri dan berjalan bersama dengan A Ling menuju asrama laki-laki, dimana tempat itu berada di bagian barat inti akademi.

Karena jarak asrama laki-laki terbilang dekat dengan bagian terdalam akademi, Xiao Chen hanya perlu berjalan sekitar 5 menit hingga dirinya sampai di sebuah tempat luas. Tepat di hadapan Xiao Chen, berdiri sebuah bangunan megah berwarna putih bertingkat 5.

"Ini adalah asrama untuk laki-laki, sedangkan asrama perempuan berada di sisi timur akademi. Jadi, bagaimana menurutmu ?"

Xiao Chen bersikap biasa saja, lalu berkata."Cukup bagus,"

"Kalau begitu aku pergi dulu, ada yang harus kulakukan."

Xiao Chen hanya diam, menatap punggung A Ling yang berjalan pergi.

"Kau tidak ingin mengantarnya pulang, Tuan ?"Pohenix didalam diri Xiao Chen bertanya, setelah sempat merasa kalau A Ling butuh perlindungan dari orang-orang yang mengganggunya.

Xiao Chen membalikan tubuh dan menatap bangunan di hadapannya."Mengantar gadis itu pulang tidak akan menyelesaikan masalahnya begitu saja."

"Lalu apa yang akan kau lakukan, Tuan ?"

"..."

Xiao Chen hanya diam, kemudian berjalan memasuki asrama. Didalam Xiao Chen menemukan dua buah tangga di kiri dan kanannya.

"Jalan didepan bercabang. Sepertinya kita harus memilih salah satu dari kedua tangga itu, tuan."

Setelah mempertimbangkan pilihannya, Xiao Chen berjalan menaiki tangga kanan.

Ketika di pertengahan jalan, Xiao Chen kembali menemukan seorang anak laki-laki sedang di hajar oleh sekelompok pemuda.

Sontak pembulliy dan korban bully menatap ke arah Xiao Chen. Sedangkan Xiao Chen hanya berjalan melewati mereka, tidak ada rasa kasihan sedikitpun terukir di wajahnya.

Tetapi saat Xiao Chen akan berjalan pergi, anak-anak nakal itu malah berbalik mengganggu Xiao Chen dengan menyandung kakinya hingga membuat Xiao Chen hampiri terjatuh.

"Siapa yang mengijinkan mu lewat di sini kep4rat ?"

Sontak Xiao Chen berbalik dan memukul wajah pemuda yang paling dekat dengannya. Membuat satu gigi pemuda itu lepas, sedangkan anak-anak yang lain hanya melihat pemimpin mereka dengan perasaan terkejut.

Xiao Chen menatap pemuda yang tadi sempat di bull. Pemuda itu terlihat duduk dilantai dengan wajah penuh luka lebam, sambil menatap Xiao Chen dengan raut nampak tegang.

"Tidak mau balas dendam ?

"Ta-tapi.."Pemuda itu nampak ragu.

Kemudian Xiao Chen kembali memukul wajah pemuda sebelumnya dan mematahkan salah satu tangannya dengan mudah.

"Arggh !!! Tangan ku,"

Sontak pemuda nakal itu menjerit kesakitan, sambil memegangi tangannya yang patah. Sementara semua bawahannya nampak ketakutan dan tidak ada yang berani melawan Xiao Chen.

Xiao Chen kembali menatap pemuda yang di bully."Masih tetap idak mau balas dendam ?

Pemuda tersebut menatap Xiao Chen dengan wajah pucat serta di basahi keringat dingin, lalu menggeleng pelan.

Xiao Chen berbalik, kemudian melirik ke arah pemuda yang di bully.

"Kau sangat bodoh dengan membiarkan orang lain menyakiti mu, tanpa ada niat untuk melawan sedikitpun. Jika aku berada di posisi mu, mungkin aku akan memilih untuk melompat ke dalam jurang untuk mencari otak lain di dasar jurang itu dan menggantinya dengan otak bodoh yang kau miliki."

Sontak pemuda yang di bully segera berdiri, dia nampak marah mengingat perlakuan pemimpin dari kelompok itu kepadanya.

Pemuda itupun langsung menyerang pemimpin dari kelompok pembully yang tidak bisa bertarung karena salah satu tangannya patah.

Saat anggota pembully yang lain hendak membantu pemimpin mereka yang di hajar habis-habisan. Segera niat mereka berhenti ketika melihat Xiao Chen memandang ke arah mereka dengan tatapan tajam.

"Jika kalian menganggu pertarungan mereka, ku patahkan kaki dan tangan kalian. Jika tidak percaya, kalian bisa mencobanya sendiri."

Sontak sekelompok pemuda itu terdiam, tidak ada satupun yang berani mengambil tindakan kecuali siap kehilangan tangan dan kakinya.

Merasa kalau sekelompok pemuda puber itu tidak lagi berani macam-macam,

Xiao Chen berjalan pelan meninggalkan tempat itu.

Terpopuler

Comments

Candra Hidayah

Candra Hidayah

gebuk terus

2021-10-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!