4.POHENIX API

Sekitar 5 menit lamanya menunggu, namun Xiao Chen masih tidak kunjung terlihat. Membuat anak-anak yang lain termasuk Qian Yu semakin merasa takut dan cemas.

Ketakutan belasan anak-anak itu semakin menjadi-jadi, ketika seorang anggota gagak hitam datang dari kelokan dan berjalan ke arah mereka dengan tubuh penuh luka serta sebelah tangan menenteng pedang.

Seketika wajah anak-anak itu menjadi pucat, tubuh mereka juga terlihat menggigil melihat orang itu berjalan semakin dekat.

'Kumohon Xiao Chen, datanglah..'Batin Qian Yu, begitu berharap Xiao Chen datang dan menyelematkan mereka.

Pemuda berkulit hitam sebelumnya segera memendam rasa takutnya, kemudian mengambil sebuah guci dan melemparnya ke arah pria di depan.

Hal itu kemudian di ikuti oleh anak-anak lain, mereka kompak melempar orang itu dengan guci, namun serangan seperti itu tidak mungkin bisa melukai seorang pendekar.

Hingga saat jarak orang itu cukup dekat dengan pemuda berkulit hitam di hadapannya. Iapun mengangkat pedangnya dan hendak menebas kepala pemuda itu.

*Bruuuk

Orang itu tiba-tiba tersungkur sebelum sempat menyerang. Dari belakang terlihat Xiao Chen berdiri tegak dengan tubuh penuh darah, begitu juga dengan belati yang digunakannya untuk membunuh pria sebelumnya.

Segera Qian Yu berlari dan memeluk

Xiao Chen, tubuhnya terasa begitu dingin dan sedikit menggigil karena rasa takut yang luar biasa.

"Kemana saja kau ? Kami hampir saja mati gara-gara mu tau !!"

Xiao Chen merogoh kantong nya dan memperlihatkan sebuah kunci, iapun melepaskan pelukan Qian Yu dan berjalan menuju ke arah pintu.

Namun saat akan memasukkan kunci itu ke dalam lobang pintu, seseorang menarik kera pakaian Xiao Chen lalu menghempasnya kebelakang, membuat kunci itu terjatuh dari tangannya.

Sontak semua orang tercengang melihat pria bertopeng gagak silver sudah datang, dia nampak menghajar Xiao Chen dengan menendang dan menghantam tubuhnya ke tembok.

Qian Yu yang melihat Xiao Chen tergeletak tidak bertanya hendak akan membantu, namun tangannya di tarik oleh pemuda berkulit hitam sebelumnya untuk melarikan diri melewati pintu yang sudah terbuka.

Sambil menangis dan berlari menyelamatkan diri. Qian Yu menoleh kebelakang dan menatap Xiao Chen yang terlihat masih berusaha melawan menggunakan sebuah belati meski sudah babak-belur.

Merasa sangat bersalah karena meninggalkan Xiao Chen, Qian Yu menghempas tangan pemuda yang menariknya dan hendak kembali menjemput Xiao Chen namun kembali di cegah oleh pemuda berkulit hitam.

"Jangan, senior tadi pasti menginginkan diri mu selamat. Jika kau pergi menjemputnya, sama saja kau mau mati sekaligus membuatnya kecewa."

Merasa bingung dan bersalah membuat Qian Yu terduduk lemas dan menangis, hingga dirinya dikejutkan dengan sebuah ledakan dahsyat dari tempat Xiao Chen dan pria bertopeng sebelumnya.

______

Ledakan itu berasal dari pukulan pria bertopeng, membuat tubuh Xiao Chen terpental kebelakang. Tidak cukup sampai disitu, pria bertopeng itu berjalan menghampiri tubuh Xiao Chen yang tergeletak tidak berdaya.

Pria itupun mencekik leher Xiao Chen dan mengangkatnya ke udara."Kau masih hidup ? Sungguh hebat untuk anak seusia jagung,"

Dengan susah paya Xiao Chen membuka mata, kemudian menancapkan belati di tangannya ke mata pria itu.

Sontak pria bertopeng itu melempar Xiao Chen, dia menjerit kesakitan sambil memegangi sebelah matanya yang terluka parah.

"Bocah si4lan, setelah ini aku pasti akan membunuhmu !!"

Xiao Chen tidak tinggal diam, selagi pria bertopeng itu tidak bisa melihat dan menyerang. Xiao Chen menggunakan kesempatan itu untuk merangkak dan mengambil pedang pria yang mati sebelumnya. Setelah pedang berhasil didapatkan, Xiao Chen berusaha berdiri kemudian berjalan sambil menyeret pedang itu ke arah pria bertopeng di hadapannya.

Dengan cepat Xiao Chen menebas paha pria itu hingga membuatnya kembali berteriak. Pria bertopeng itupun membuka mata, memperlihatkan sebuah lobang mengerikan di bagian mata kanannya.

Saat pria itu hendak menyerang, dia sudah lebih dulu tumbang setelah Xiao Chen menghunus jantungnya dengan pedang. Tidak berselang lama Xiao Chen juga tumbang karena luka yang di alaminya cukup parah bagi anak seusianya.

_______

Di malam yang sama, Xiao Chen terbangun dan menyadari dirinya berada di sebuah kamar kecil di dalam gerbong kereta. Luka-luka di tubuhnya juga sudah di perban dan diobati, namun masih terasa nyeri di beberapa bagian tubuhnya.

Xiao Chen kemudian berdiri dan berjalan keluar dari kamar itu, iapun memeriksa keadaan di luar kereta. Ternyata semua orang berhasil selamat dan sedang berkumpul di sebuah perapian.

Qian Tong yang sadar Xiao Chen sedang memperhatikannya dari jauh segera menyuruh pemuda itu untuk bergabung. Xiao Chen hanya diam, untuk kemudian berjalan menghampiri orang-orang itu.

"Kau sudah berusaha keras, aku sungguh berterimakasih kepadamu. Karena mu Qian Yu dan anak-anak yang lain selamat,"Qian Tong berkata sambil tersenyum bangga.

"Tidak hanya itu saja patricak, anak ini juga telah menghabisi seorang anggota elit anggota gagak hitam. Kemungkinan orang itu berada di tingkat True elemen tahap akhir, kami menemukannya tewas di sebelah adik Chen."

Qian Tong nampak terkejut bukan main, iapun menatap Xiao Chen."Apakah itu benar Chen'er ?

"Pria itu sudah sekarat akibat serangan 15 senior, sehingga aku dengan mudah dapat menghabisinya."

Ke 15 pemuda itupun tertawa, mereka sadar kalau Xiao Chen hanya sedang merenda, karena nyatanya mereka sudah kalah dan tidak bisa melukai pria bertopeng sebelumnya.

"Kau sangat hebat Chen'er, aku sungguh bangga denganmu. Ayo bergabung dengan kami,"

Qian Tong mempersilakan Xiao Chen duduk di sebelahnya, setelah pemuda itu duduk, iapun di suguhkan dengan ayam panggang.

"Dimana anak-anak itu ?"

"Maksudmu anak-anak korban penculikan sebelumnya ? Mereka kemungkinan besar merupakan anggota keluarga desa yang tidak jauh dari sini. Setelah memberikan mereka cukup uang, ke 15 murid ku mengantar mereka hingga sampai ke tujuan. Tenang saja, mereka pasti sangat bahagia bisa berkumpul dengan keluarganya, ini semua karena keberanian mu dalam menghadapi situasi genting dengan tenang."

"Bagaimana dengan pemimpin dari kelompok gagak hitam ?

"Dia... Pria itu sudah tinggal kepala, akan di kirim ke penjaga untuk di jual dan di tukarkan dengan emas. Karena kelompok gagak hitam sangat meresahkan masyarakat, aku yakin kepala pemimpin berharga mahal."

Setelah itu Xiao Chen tidak berkata-kata lagi, iapun menyantap makanannya.

Qian Tong menatap dalam Xiao Chen, kemudian bertanya."Apakah kau tidak menanyakan keadaan Yu'er ? Sekarang dia sedang tertidur bersama ibunya setelah puas menangis mu berjam-jam,"

Xiao Chen diam sesaat, memikirkan maksud dari perkataan Qian Tong. Iapun berkata."Dia adalah anak yang cengeng, jangan tersinggung tuan, aku tidak menyukainya."

Alih-alih tersinggung, Qian Tong nampak tertawa sambil menepuk-nepuk punggung Xiao Chen.

"Namanya saja perempuan, mana ada perempuan yang tidak menangis melihat orang yang di anggapnya spesial terluka."

Xiao Chen segera terdiam, lalu bergumam."Orang spesial..."

"Hahahaha ! Sudah jangan dipikirkan, kau masih terlalu muda untuk mengerti dengan hal seperti itu. Sekarang nikmati makanan yang ada sepuasnya."

Orang-orang itupun makan sambil berbincang, sementara Xiao Chen masih memikirkan siapa dirinya di mata

Qian Yu karena Xiao Chen sadar setiap orang pasti memiliki penilaian berbeda tentang dirinya.

Daripada itu semua, Xiao Chen lebih heran mengapa dirinya sanggup bertahan meski beberapa kali sudah di pukulan pendekar di tingkat true elemen yang pasti bisa menghabisi anak seumuran Xiao Chen dengan mudah.

Lalu Xiao Chen teringat dengan kalungnya, iapun mengecek kalung itu dan menemukannya sudah menyatu di dalam tubuh Xiao Chen.

Gerak-gerik Xiao Chen membuat Qian Tong heran, iapun bertanya."Apakah ada yang salah Chen'er ?"

Xiao Chen menggeleng dengan tenang."Tidak ada tuan Tong,"

"Baguslah jika begitu, sebaiknya kau beristirahat karena hari sudah larut malam. Sebentar lagi kita akan kembali bergerak,"

Xiao Chen mengagguk kemudian berdiri, iapun berjalan menuju kamar sebelumnya untuk beristirahat sekaligus mengecek apa yang terjadi dengan kalungnya.

Setelah berada di kamar pada gerbong kereta, Xiao Chen segera melepas pakaiannya dan menemukan tubuhnya menjadi lebih putih dan berotot.

"Apakah kalung ini menyatu dengan ku akibat pukulan pria sebelumnya ? Jika benar, memangnya hal buruk apa yang terjadi,"

"Tidak ada, aku akan memberimu kekuatan."

Tiba-tiba Xiao Chen mendengar suara berat dari dalam kepalanya, iapun bertanya-tanya suara siapa itu atau apakah dirinya sedang berhalusinasi.

"Tidak perlu mencari, aku dan kau adalah satu. Aku tinggal di dalam dirimu, sekaligus aku mampu berinteraksi langsung dengan pikiran mu sehingga aku tau apa yang kau pikirkan,"

"Siapa kau ?

"Pertanyaan yang bagus, aku adalah pohenix api. Anak dari pohenix ayah mu, kau Xiao Chen kan ?"

"Ya,"

"Berarti benar. Nah Xiao Chen, karena tekad mu. Aku yang sebelumnya merupakan pohenix es berubah ke pohenix api, sehingga kekutan dan kelebihan ku berbeda dengan ayah kita."

"Apakah kau yang menyelamatkan ku sebelumnya ? Karena mustahil tubuh ku mampu bertahan dari serangan orang tadi,"

"Benar, kini kau memiliki tulang tingkat alam menengah. Kau bisa berlatih untuk meningkatkan kualitas tulang mu, lagian luka mu akan sembuh dalam sekejam mata karena kita abadi."

Xiao Chen menggerakkan tangannya, benar saja, rasa sakit sebelumnya tidak lagi terasa dan hilang total dengan sendirinya.

"Se-sebenar nya tidak bisa dikatakan abadi sih. Karena kita masih berumur sangat muda dan berada di dasar kultivasi, hanya saja berkat ku kau memiliki kemampuan regenerasi yang luar biasa."

"Apakah hanya ini kemampuan mu ? Huh ! Ku kira kau sangat hebat, ternyata biasa-biasa saja."

"Jangan meremehkan ku dasar si4lan !! Sekarang pejamkan mata mu dan rasakan mana yang mengalir di seluruh urat mu,"

Xiao Chen memejamkan mata dan memang dapat merasakan sesuatu yang besar mengaliri di setiap urat dan pembuluh darahnya. Iapun mengumpulkan energi itu ke telapak tangan dan berhasil membuat sebuah bola api cukup besar.

"Kau sangat berbakat, hanya dalam sekali mencoba saja mampu mengontrol aliran mana untuk menciptakan sesuatu. Namun ingat, mana memiliki batas, terkadang bisa habis dan membutuhkan waktu untuk mengisinya Kembali. Sekarang lebih baik kau tidur, ketika kau bangun aku akan menjelaskan banyak hal lagi,"

Xiao Chen hanya diam, lalu mengibas-ibas telapak tangannya untuk memadamkan bola api di tangan. Setelah selesai iapun menaiki kasur dan tidur.

Terpopuler

Comments

Ven

Ven

semoga jangan ada romance dulu atau gampang luluh buat dingin aja si mc nya

2021-10-30

3

Candra Hidayah

Candra Hidayah

orang spesial

2021-10-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!