GAME OF LIVE 12
๊ง๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๊ง
Di bawah terangnya cahaya desk lamp, Lalisa terlihat sangat kacau. Lingkaran matanya menghitam bak mata panda. Rambutnya berantakan dan bajunya compang camping.
Ekor matanya terus bergerak kesana-kemari, mengamati kata per kata yang terangkai menjadi kalimat.
Ia juga beberapa kali membolak-balik halaman dari dokumen pemberian Frederick tersebut, untuk memastikan poin-poin penting yang terkandung didalamnya.
Dokumen itu, berisi tentang sejarah berdirinya Squid Laboratorium, awal mula munculnya Squid Game, tahap-tahap yang harus ditempuh untuk menjadi The Front Man/Girl, nama-nama pemenang dalam Squid Game, serta hal penting lainnya termasuk siapa sajakah orang-orang berpengaruh dalam lingkungan Squid Labels.
Lalisa Aprilia
Agh! Pusing!๐๐ฉ
[Mengacak-acak rambut]
Lalisa Aprilia
Hoamm.
[Meregangkan tangannya dengan mulut yang menganga]
Perut Lalisa keroncongan.
Lalisa Aprilia
Duh, aku lapar.๐
[Mengelus-elus perutnya]
Lalisa Aprilia
[Melirik jam]
Lalisa Aprilia
Jam segini kalau minta pelayan bawain makanan, kayanya mustahil deh.๐
[Putus asa]
Lalisa Aprilia
Hng? Siapa malam-malam begini datang ke kamarku?
[Beranjak dari kursinya, lalu melangkahkan kaki menuju pintu]
Lalisa Aprilia
[Membuka pintu]
Dr. Hansel
Apa aku mengganggumu?
Lalisa Aprilia
Dokter ngapain ke sini?
Dr. Hansel
Saya bawain kamu makanan.
Dr. Hansel
[Memberikan kotak makan kepada Lalisa]
Lalisa Aprilia
Wah, nice time dok! Kebetulan Lalisa juga sangat lapar.
[Menerima]
Lalisa Aprilia
Terima kasih, Dok.๐
[Tersenyum lebar]
Dr. Hansel
Iya, sama-sama.
[Blush]
Lalisa Aprilia
Kenapa Dok?
Dr. Hansel
Boleh aku masuk?
Lalisa Aprilia
Ohh, boleh. Masuklah.๐
Dr. Hansel
[Masuk kedalam kamar Lalisa]
Dr. Hansel
[Melihat sekelilingnya]
Betapa terkejutnya Dr. Hansel ketika melihat kamar Lalisa yang begitu suram dan kacau.
Buku-buku berserakan, baju-baju berhamburan, serta ranjang tempat tidurnya pun dipenuhi oleh plastik-plastik kemasan makanan ringan.
Sungguh, tidak layak dijadikan kamar untuk tidur.
Dr. Hansel
[Menoleh kearah Lalisa yang sedang asyik menikmati makanannya]
Lalisa Aprilia
Humm, nyam nyam nyam.
[Fokus makan]
Dr. Hansel
[Tertawa kecil]
Dr. Hansel
Gadis ini, benar-benar aneh.
[Batin]
Tanpa berpikir panjang, Dr. Hansel langsung melipat lengan bajunya dan melepas luarannya.
Setelah itu, ia menata kamar Lalisa dengan hati-hati, mulai dari memungut sampah, merapikan buku, dan menaruh baju di keranjang. Tak lupa juga, Dr. Hansel menyapu dan mengepel lantai serta merapikan tempat tidur.
Lalisa yang sedang makan, hanya bisa menatapnya dari jauh, dengan penuh rasa kagum.
Lalisa Aprilia
Aww! Dia memang calon suami yang baik! >.<
[Batin]
Waktu terus berjalan, dan tak terasa sudah menunjukkan pukul 01.05 dini hari. Lalisa mulai mengantuk.
Meski sudah berkali-kali menguap, namun ia masih tetap mengurungkan niatnya untuk merebahkan diri, walau hanya sebentar.
Hal ini karena besok, dia akan berhadapan dengan pria dingin yang akan menjadi pembimbing akademiknya.
Dr. Hansel
Lisa? Hei, Lisa?
[Menepuk-nepuk pipi Lalisa yang sedang tertidur pulas dengan melipat tangan di atas meja]
Dr. Hansel
Aigoo, dia sudah tidur ternyata.
Dengan cepat, Dr. Hansel langsung membopong tubuh Lalisa, lalu merebahkan tubuhnya ke atas ranjang.
Dr. Hansel
[Membelai rambut Lalisa]
Dr. Hansel
Kau sudah bekerja keras hari ini.
Comments