Episode dua puluh (aku adalah miliknya)

Halo semua, aku kembali lagi nih, jangan lupa untuk terus dukung karya ini ya, dengan klik like dan love nggak bikin jempol keseleo kaka #candakeseleo ✌🤗

Selamat membaca

__________

Sesampainya di rumah, Damar memilih mandi lebih dulu untuk menghilangkan lelah dan keringat.

Merasa segar di bawah guyuran air, pria tampan ber-bola mata coklat itu menggelengkan kepala membuat rambut lurusnya men-cipratkan air.

Selesai dengan itu, pria berbadan tinggi tersebut mengusap air yang masih ada di badannya menggunakan handuk. Setelah kering Ia memakai baju santai, keluar dari kamar mandi seraya bersiul, menjatuhkan badannya di ranjang.

"Segarnya," lirih Damar seraya memejamkan mata, dan terlihat bayangan wajah cantik Hana tersenyum membuat lesung pipi nya terlihat semakin manis dengan gigi gingsul.

"Hana," lirih Damar, ia tersenyum, kemudian pria tampan berwajah oval itu memilih untuk segera tidur, ingin cepat bertemu hari esok lalu pergi menemui Hana, gadis pujaan hatinya saat ini.

__________________

Sementara itu, Gavin. Ia sedang mondar-mandir di kamar, si pria berbadan tinggi 178 cm itu menghawatirkan temannya.

"Aneh ya, waktu itu gue cuma ngajak kenalan aja disamperin lewat mimpi. Tapi kok Damar aman-aman aja," Gumam pria bermata sipit itu, ia meletakkan telunjuk di dagunya.

"Sudah lah, semoga baik-baik aja tuh anak!" Setelah itu, Gavin pun menjatuhkan dirinya di ranjang, menatap langit-langit kamarnya, tepatnya menatap lampu padam yang menempel di langit-langit.

______________________

Sementara itu, Hana yang tengah menantikan kedatangan T sepertinya malam ini akan kecewa, karena T sedang mengerjakan tugasnya, yaitu menghabisi siapapun yang mendekati Hana, menyukai atau menyakiti Hana.

Dan, T, ia mengetahui kalau Damar menyukai Hana itu tak tinggal diam, pria berbadan atletis itu membawa Damar ke alam mimpi yang dibuatnya.

T membawa Damar ke tempat yang seram, dimana banyak kuburan dengan batu nisan bertuliskan namanya.

"Apa ini?" kata Damar seraya berjongkok dan melihat batu nisan bernamakan dirinya.

Lalu, Damar mendengar suara bass dari belakang yang bertanya, "Kamu tau siapa pemilik makam itu?"

Damar melihat kearahnya, terlihat pria tampan berwajah dingin sedang menatapnya dengan tangan bersedekap dada.

"Siapa kamu, sepertinya kita baru pertama kali bertemu?" tanya Damar seraya bangun dari jongkok nya.

"Tidak, ini sudah yang ke-berapa kalinya. Dan maksudku membawamu kemari adalah untuk mengantarkan mu ke alam baka! kau lihat liang lahat yang ada sana! itu adalah tempatmu!" kata T seraya menunjuk liang lahat yang sudah ia siapkan untuk Damar.

"Jangan mengada-ngada kamu, jelas ini pertama kali kita bertemu, dan bercanda mu itu tidak lucu!" ucap Damar yang kemudian berjalan meninggalkan pria berbadan atletis tersebut.

Dan T, ia tersenyum smirk, memperhatikan Damar dalam kebingungan nya yang tak menemui jalan keluar.

"Sebenarnya ada dimana ini?" gumam Damar seraya memperhatikan sekitarnya, terlihat gelap, hanya mengandalkan sinar rembulan, pria itu menatap langit yang tanpa bintang satupun di sana.

Ia mulai panik dan berbalik badan, masih terlihat T duduk dengan kaki kiri yang di angkat dan berada di atas lutut kaki kanannya.

"Apa!" kata Damar.

"Nggak mungkin gue jalan di tempat! masa dari tadi gue cuma muter-muter aja!" gerutu Damar.

Dan, agaknya T ingin memancing amarah Damar.

"Apa kamu ingin melihat sesuatu yang indah?" tanya T.

Merasa jengkel dan merasa tak perlu menjawab pertanyaan pria asing itu, membuat Damar bertanya dengan nada yang tinggi.

"Siapa kamu, dan apa hubunganmu dengan ku, kenapa kamu tidak juga pergi dari hadapanku?"

"Sepertinya kamu harus melihat ini agar tau siapa aku!" jawab T, lalu ia berdiri dan menepuk bahu Damar, membuat Damar dapat melihat kebersamaan T dengan Hana.

Terlihat kalau Hana yang hanya mengenakan bra sedang saling memagut dengan T di ranjang, dan tangan T yang bermain lincah.

"Apa! gadis murahan!" ucap Damar dengan mata yang berkaca-kaca. Hatinya serasa hancur melihat wanita pujaan hatinya bermesraan dengan pria lain.

T melepaskan tangannya dari bahu Damar, membuat pria muda tersebut tak lagi melihat Hana bersama dengan T.

"Maksudmu apa, hah!" bentak Damar seraya mendorong T yang sama sekali tak terdorong.

"Bukannya tadi kamu bertanya siapa aku? Sekarang sudah jelas kan kalau aku adalah prianya, pujaan hatinya, dan kamu hanya pengganggu!" jawab T yang memutari Damar.

"Dan satu lagi, Hana bukanlah gadis murahan, dia adalah bidadari ku, duniaku!" ucap T seraya mengeratkan genggaman telapak tangannya membuat Damar merasa seperti tercekik, T tidak menerima kalau Hana dihina oleh Damar.

"Arrrrggh," erang Damar seraya tangannya berusaha melepaskan sesuatu yang melilit lehernya walau sebenarnya tidak ada apapun di sana.

"Setan!" pekik Damar, dan lilitan itu semakin terasa mencekik di lehernya, sekarang Damar sudah berlutut didepan T, tangan kanannya ingin meraih kerah kemeja hitam T untuk membalas apa yang T lakukan.

"Aku bukan setan, tapi lebih dari itu!" kata T seraya melempar Damar hingga mengenai batu nisan bertuliskan namanya.

Damar mengambil batu nisan itu, melemparkannya pada T, dan betapa terkejutnya Damar saat melihat batu nisan yang menembus tubuh T.

"Hah," senyum smirk T, ia meremehkan anak kecil yang ada di depan matanya.

"Apa, sudah jelas dia bukan manusia, apa Hana tau kalau pria ini bukanlah manusia?" tanya Damar dalam hatinya.

Ia tidak rela apabila Hana di cintai oleh lelembut, membuat Damar ingin menghabisi pria dewasa yang sedang berjalan mendekat ke arahnya.

Damar bangun lalu ia menyeruduk pria yang belum ia ketahui namanya, berharap bisa menumbangkan nya tetapi Damar salah mengira, kalau nyatanya pria itu dengan mudah memukul punggung Damar menggunakan sikutnya.

"Aakh," pekik Damar, ia memuntahkan darah, lalu pria bertubuh sedikit kerempeng itu tersungkur, berlutut di kaki lawannya, lalu T menendang menggunakan lutut membuat Damar terkapar.

T menginjak leher Damar hingga nafas itu terputus.

"HAHAHAHAHAAA!" tawa T terdengar menggelegar setelah kematian remaja yang telah berani-beraninya mendekati kekasihnya.

______________

"Damar!" seru Miranti yang terbangun dari tidurnya, wanita berusia 40 tahun itu mengubah posisinya menjadi duduk, tangan kanannya mengambil gelas di atas nakas. Setelah itu wanita berbadan mungil, berkerudung tersebut mulai mengatur nafasnya.

"Jam dua," gumam Miranti seraya melihat jam di dinding, Miranti juga melihat kalau lampu ponselnya berkelip tanda ada pesan masuk, segera ia mengambil ponsel, membuka pesan dari suaminya yang sedang berlayar di Singapore.

Miranti membalas pesan suaminya itu dengan mengatakan semua baik-baik saja, setelah membalas pesan itu Miranti ingin melihat keadaan anaknya.

Miranti turun dari ranjang, ia membuka pintu kamar Damar dan terlihat Damar yang tertidur, setelah itu kembali menutup pintu dan kembali ke kamarnya.

Miranti yang sedang duduk di ranjang itu merasa gelisah, tapi dirinya tidak mengetahui apa penyebabnya.

"Ya Tuhan, lindungilah suami hamba yang sedang mencari nafkah di Negeri tetangga," doa Miranti untuk suaminya.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

V3

V3

gilaaa .... sadiiis bgt sich si T. dah brp orang tuch yg sdh di bunuh nya

2021-12-08

0

⸙ᵍᵏ𝐙⃝🦜Titian Mentari 🦈

⸙ᵍᵏ𝐙⃝🦜Titian Mentari 🦈

sadis tomo... 🤔

2021-11-08

0

ARIS SUSAN

ARIS SUSAN

semangat ka' 😍

2021-11-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!