Hana menelan salivanya, ia tak percaya kalau telah diminta untuk membunuh seorang gadis yang terlihat sangat cantik, mungil, dari wajahnya terlihat sangat polos dan baik hati.
"Bagaimana? Bisa tidak?" tanya wanita tersebut.
"Tapi apa salah gadis itu, sehingga Ibu tega ingin menghabisi nyawanya?" tanya Hana dalam hati, ia ingin bertanya tetapi merasa kalau itu adalah urusan pribadinya. Hana menatap manik mata wanita yang berada didepannya, ia coba mencari tahu dari sorot mata wanita tersebut, dan yang terlihat hanya ada kebencian di sana.
"Maaf, tapi saya tidak bisa, saya bukan dukun pencabut nyawa orang, saya hanya bisa meramal saja. Pergilah!" kata Hana yang masih memiliki hati nurani, walau sebenarnya ia sangat tergiur dan tergoda dengan uang yang sangat banyak di depan mata.
Sempat terlintas di pikirannya kalau ia akan menghabisi gadis itu demi mendapatkan uang, tetapi ia urungkan, ia tidak akan sanggup untuk menelan uang hasil dari membunuh.
"Ck," decak wanita itu seraya menatap kearah lain, ia melihat-lihat seisi kamar Hana yang berukuran kecil, terlihat biasa saja tidak kumuh dan tidak juga terlihat bagus.
"pantas saja hidupmu pas-pas seperti ini, bahkan kamu menolak uang yang akan bisa merubah hidupmu, kamu bisa keluar memulai hidup baru seperti anak-anak sebaya mu di luar sana. Tadi kamu bilang hanya bisa meramal bukan? Coba, saya mau tanya apa yang akan terjadi pada gadis ini besok? Saya akan membayar mahal apabila ramalan mu itu memuaskan!" kata wanita itu yang terdengar sangat meremehkan dan menggoda Hana agar mau menerima uang itu.
"Kalau aku dapat menipu wanita ini, setidaknya dapatlah 5 juta, aku akan kabur dan membawa uangnya!" gumam Hana dalam hati.
"Baiklah, saya akan meramalkan untuk anda," jawab Hana yang kemudian berpura-pura meditasi.
Ia mengatupkan kedua tangannya di dada, Hana mulai memejamkan mata. Tidak seperti biasanya, kali ini Hana tidak melihat kegelapan saat matanya terpejam. Hana dapat melihat gadis yang berada di dalam foto itu jatuh dari eskalator di salah satu mall besar di jakarta. Gadis itu akan mengalami geger otak.
Hana berkeringat dingin melihat itu, dalam pandangannya ia mencoba meraih gadis itu yang jatuh dan meninggal di tempat.
Hana membuka matanya, lalu ia mengusap dahi yang berkeringat.
Ia tak percaya melihat kejadian itu, lalu Hana mengatakan apa yang ia lihat.
"Bagaimana?" tanya Wanita itu yang melihat wajah Hana menjadi pucat pasi.
Hana menjawab, "Gadis itu akan mati, besok jatuh dari eskalator."
Wanita itu merasa puas dengan apa yang Hana katakan, lalu ia meninggalkan dua gepok uang berwarna merah.
"Ini untukmu, saya merasa puas dengan ramalan mu, tapi ingat kalau kau berbohong, saya akan datang lagi untuk mengambil uang ini," kata wanita itu seraya menaruh uang tersebut di samping nasi uduk Hana yang tergeletak di lantai.
Hana tak menjawab apapun, ia hanya diam dan menatap kepergian wanita itu yang kembali membawa kopernya.
Hana bangun dari duduknya, ia melongok kan kepala memastikan kalau wanita itu benar pergi.
Lalu, Hana menghitung uang yang wanita itu tinggalkan. "Aku harus kabur dari sini, kalau besok nggak ada kejadian apa-apa sama cewek itu kan, ini duit udah aku bawa."
Setelah itu, Hana hanya memakan sesuap nasi uduk untuk mengganjal perutnya, lalu ia mengemasi barangnya yang tidak banyak itu, Ia meninggalkan uang satu juta rupiah di dalam nakas, ia menuliskan surat untuk pemilik kos tersebut, Hana mengatakan kalau uang itu untuk dirinya, dan Hana meminta maaf juga sangat berterimakasih.
Hana menggendong tas, kemudian ia membohongi kucing hitam yang terus memperhatikan gerak geriknya.
"Kita pergi dari sini," kata Hana yang kemudian keluar dari kamar kos.
Hana berpapasan dengan gadis penghuni kos paling ujung, gadis itu menatap aneh pada Hana yang keluar dengan sangat terburu-buru.
Mungkin dikejar hantu sama yang dilihatnya, kira-kira begitulah pikirnya.
Hana tak menghiraukan gadis itu, ia segera pergi dari indekos yang selama ini menampungnya.
________________
Setelah dua jam berjalan kaki, sekarang Hana merasa lelah, ia membeli minuman dingin dan susu cair di toko kelontong pinggir jalan. Hana membuka kemasan susu itu untuk kucing yang di gendongnya.
Sembari menunggu si kucing meninum susu, Hana membeli roti isi coklat dan memakannya.
Hana merasa kalau kali ini, ia harus pergi jauh dan menghentikan video siaran langsung di akun sosmednya, ia takut didatangi oleh wanita modelan seperti tadi.
_____________
Selesai dengan istirahatnya, Hana melihat kucing yang sedang berada di kakinya, kucing itu berputar dengan menggoyangkan ekornya, sesekali kucing itu menatap Hana.
Hana yang merasa memiliki cukup uang itu tidak lagi mengusir si kucing.
Kemudian, Hana membopong kucing itu dan mengatakan kalau Hana akan menjadi majikannya yang baru.
"Aku Hana, kalau kamu siapa namanya?" tanya Hana seraya memainkan salah satu kaki kucing.
Kucing itu hanya mengeong, menjawab pertanyaan Hana.
"Apa, aku yang mencarikan nama?" kata Hana seolah tahu apa yang kucing itu katakan.
"Ok, sebentar aku mikir dulu," kata Hana seraya menaruh telunjuknya di dagu.
"Bagaimana dengan nama 'Tomo'? tanya Hana seraya menatap wajah kucing hitam itu.
Mendengar nama yang dipilihkan oleh Hana, kucing itu kembali mengeong, sepertinya ia suka dengan nama itu.
dua jam kemudian, setelah berkeliling mencari tempat baru akhirnya Hana mendapat kos-kosan yang sesuai dengan kriterianya.
Namun, indekos itu tidak sebebas indekos sebelumnya.
Dilarang membawa tamu pria di atas jam 10, dilarang telat membayar tagihan dan masih banyak lagi peraturannya.
Hana tidak keberatan dengan peraturan itu dan Hana yang menahan rasa sakit di tubuhnya itu merasa lelah, ia memilih untuk meringkuk di atas ranjang mini yang empuk, di susul oleh Tomo.
Sekejap mata Hana sudah pulas, ia terbang di alam mimpi walau hari masih masih siang.
Hana berjalan di taman hijau, terlihat banyak Kupu-kupu hinggap di bunga yang bermekaran. Hana berdiri seorang diri mengagumi tempat itu.
" Dimana ini, sangat indah sekali," gumam Hana seraya membentangkan tangan menghirup udara segar.
Hana berfikir kalau ini adalah mimpi yang terlihat nyata, lalu datang seorang pria tampan yang mengobati luka di tangan Hana.
Ia memeluk Hana dari belakang, meletakkan dagunya di bahu Hana.
"Kamu suka?" tanya pria itu.
Hana melihat ke arahnya, perlahan ia melepaskan pelukan itu.
"Maaf kalau kamu tidak menyukainya," kata pria itu yang kemudian membawa Hana untuk duduk di bangku taman.
"Bukan aku tidak suka, hanya saja aku terkejut dengan kedatangan mu yang tiba-tiba," jawab Hana seraya mendaratkan bokongnya.
Pria menatap wajah Hana
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
🇦ⷦ 🇷๎ 🇴ᷡ 🇰
ini pasti di bantu jinku.
2023-07-23
1
🇦ⷦ 🇷๎ 🇴ᷡ 🇰
apa mungkin gadis kecil ini anak dari selingkuhan suami si ibu.
2023-07-23
1
💖syakilah💖
lanjut...
2022-10-14
1