Ia mengangkat dagu Hana, membuat keduanya saling menatap.
Hana segera menundukkan kepala, ia merasa malu ditatap oleh pria tampan di depan nya, hatinya berdegup kencang.
Kemudian pria itu kembali mengangkat dagu Hana, ia melihat wajah Hana yang bersemu merah.
Pria tampan itu tersenyum lalu mengecup bibir tipis Hana, terasa kenyal saat bibir itu menyatu.
Hana tersadar lalu, ia mendorong dada bidang pria itu, terlihat ada senyum dari keduanya.
Lalu, Hana bangun dari duduk, ia berlari mengitari taman. Sedangkan si pria, ia masih duduk dengan kaki menyilang, tangannya ia bentangkan di sandaran kursi taman.
Ia merasa bahagia karena telah membuat orang yang ia cintai tersenyum.
Hana yang sudah kelelahan, ia kembali duduk di taman, membawa sekuntum mawar merah di tangannya.
"Kamu menyukai mawar?" tanya pria itu yang merengkuh Hana, membawa Hana duduk di pangkuannya.
Hana mengangguk, ia melingkarkan lengannya di bahu pria itu. Hana menatap wajahnya. Ia penasaran dengan nama pria itu dan kenapa hanya hadir di mimpinya saja.
Ya, Hana menyadari kalau ini hanyalah mimpi, mimpi indah baginya.
"Siapa namamu?" tanya Hana.
"Panggil saja aku T," jawabnya.
Lalu, Hana mendengar ada suara ketukan pintu, membuat ia membuka mata dan kembali dari alam mimpinya.
Hana bangun dari tidurnya, ia membuka pintu dan ternyata sudah ada ibu kos. ia mengundang semua penghuni kosnya yang terdiri dari 20 pintu ke pengajian malam nanti, acara haul 1000 hari suaminya meninggal.
Hana mengangguk, mengiyakan.
Setelah itu Hana kembali menutup pintu dan duduk di ranjang empuknya.
Ia mulai membongkar tas, mencari kaos berlengan panjang, dan celana jeans panjang.
"Masa ke pengajian pakai baju kaya gini," gumam Hana.
"Gimana, aku nggak punya gamis. Mau beli sekarang kok capek banget," gumam Hana.
Ia menjatuhkan dirinya di ranjang, kemudian ia merasakan kalau ada empat kaki yang menapaki perutnya, ia merasa geli dengan itu.
"Tomo!" serunya seraya membawa Tomo ke dalam pelukan.
"apa kamu lapar?" tanya Hana menatap Tomo.
"Ok, kita cari makan di warteg depan ya," kata Hana seraya membopong Tomo.
Ia mengambil selembar uang kertas merah dari tasnya.
lalu, ia keluar dari kamar dan karena Hana berada di lantai atas di pintu nomor lima membuat ia harus menuruni anak tangga.
Tanpa Hana sadari ada sepasang mata sedang memperhatikannya menuruni tangga, seorang pria berada di atas motor, ia masih memakai seragam putih abu, ia berada di depan halaman rumah pemilik kos, rumah itu saling berhadapan dengan indekos nya.
Sedangkan Hana, ia terus berjalan hingga menyebrangi jalan tanpa menoleh kearahnya.
"Siapa tuh cewe, cantik banget," gumam pria itu.
"Urusan cewek aja lo cepet," timpal Damar seraya memberikan sepatu futsal pada Gavin temannya.
"Besok jangan titip lagi lah, bau busuk males gue, pengen gue buang ke tempat sampah," gerutu Damar yang sedang berkacak pinggang.
"Dih, gue juga nggak bakal titip kalau nggak ketinggalan," jawab Gavin.
"Iya udah, gue pamit dah sore," kata Gavin yang kemudian memarkirkan motornya, ia pergi meninggalkan Damar yang masih berdiri di tempatnya.
Damar juga melihat Gavin menggoda gadis yang baru saja masuk gerbang, gadis itu membawa dua kantong plastik belanjaannya seraya membopong kucing hitam.
"Siapa tuh cewek, anak baru kali ya," gumam Damar, kemudian ia memilih untuk meninggalkan Gavin yang sedang tebar pesona itu.
Gavin mengajak Hana berkenalan. Namun, Gavin sangat takut dengan tatapan kucing hitam yang dibopong Hana. Kucing itu menatap tajam Gavin tanpa berkedip. Tetapi Gavin memilih untuk mengabaikan kucing itu.
Dan setelah mengetahui nama gadis itu, Gavin pamit, ia mengatakan kalau akan kembali lagi nanti.
Sedangkan Hana, ia memberi senyum kikuk nya pada Gavin yang sksd itu.
Kemudian, Hana yang merasa lapar, ia segera melanjutkan langkah kaki ke kamar miliknya.
Hana membeli nasi megono dan gorengan tempe, satu lele goreng untuk Tomo, keduanya makan bersama.
Selesai makan, Hana mencuci pakaiannya yang kotor di dalam kamar mandi yang berada di luar.
Hana berpapasan dengan teman kosnya, ia menenteng gayung berisi peralatan mandi, Hana menganggukkan kepala dan di balas senyum olehnya.
"Mbak mau ke kamar mandi ya?" tanyanya.
"Iya."
"Cuma mau bagi tau, kamar mandi nomor dua lagi mampet," ucapnya.
"Iya Mbak, makasih," jawab Hana yang kemudian mengajak gadis itu berkenalan.
"Saya Hana, dari kamar nomor lima belas." Hana memperkenalkan diri seraya mengulurkan tangannya.
"Silvia, panggil aja Via, aku dari kamar nomor sebelas."
Setelah itu, Hana pamit karena ia harus mencuci sebelum malam.
Hana merasa senang karena disambut baik dilingkungan barunya, seolah melupakan kesedihan yang semalam baru menimpanya.
Selesai mencuci Hana menjemur di lantai paling atas yang disediakan khusus untuk menjemur.
Selesai dengan itu, Hana kembali ke kamar mandi untuk membersihkan badannya yang terasa lengket.
_________________
Dua jam kemudian, Hana sedang berdiri di luar kamar, ia dapat melihat dari atas kalau haul sudah akan segera di mulai.
Hana merasa minder dengan penampilannya, ia berbeda dengan semua tamu yang menggunakan pakaian syar'i, Hana memutuskan untuk masuk kembali ke kamar, ia bermain dengan Tomo yang selalu berada di dekatnya.
Hana bermain dengan Tomo hingga tertidur.
_________________
Keesokan harinya, Hana bangun dari tidur dengan keadaan basah.
"Astaga, apa ini. Apa ini yang dinamakan mimpi basah?" gumam Hana yang masih berbaring di ranjang.
Ia membayangkan mimpinya semalam bersama T,
Bayang-bayang T masih teringat jelas di ingatannya, saat T membawa Hana ke taman bunga mawar.
Lalu, Hana menggelengkan kepalanya saat mengingat ia telah melakukan hubungan dengan T, Hana terlalu pasrah sehingga tidak dapat menolak.
Hana bangun dari berbaringnya, menggelengkan kepala, ia merasakan seluruh badannya terasa remuk.
Hana mengambil ponselnya yang sedari kemarin tak ia sentuh, membuka sosial media, ia mencari berita lowongan pekerjaan di area sekitar.
"Aduuh, mendingan gue mandi dulu kali ya," gumam Hana seraya kembali meletakkan ponselnya di ranjang.
"Auuuu," pekik Hana merasa nyeri di area intimnya saat ia bergerak turun dari ranjang.
"Gila, gue kira kalau mimpi itu sakitnya nggak bakal sampai kerasa," lanjut Hana.
Lalu, Hana memutuskan untuk mandi.
Setelah Mandi, ia pergi ke warteg seberang jalan dan menanyakan pekerjaan apapun itu yang penting halal.
"Nyuci nggosok mau mau, Neng?" tanya ibu warteg.
"Nggak papa, Bu, apa saja saya mau, asal halal," kata Hana yang ingin mencari uang dengan halal. Ia ingin berhenti menipu.
"Ya sudah, nanti saya hubungi dulu orangnya biar ke sini ya, soalnya saya nggak bisa antar, karyawan saya lagi pulang kampung nggak ada jagain warung," kata ibu warteg.
Hana mengangguk, mengiyakan.
Setelah itu, ibu warteg menanyakan nomor ponselnya.
Hana dan ibu warteg saling bertukar nomor ponsel.
"Namanya siapa Neng?" tanya ibu warteg.
"Hana, Bu," jawab Hana.
"Ya sudah nanti tak hubungi ya," katanya.
"Baik, terimakasih banyak, Bu," jawab Hana. Lalu, Hana menanyakan nama si Ibu, agar lebih enak saat menyapa.
"Saya Sholeha, panggil aja Bu Eha," jawabnya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Elisanoor
saya seumur2 blm pernh ngompi begituan, ih amit- amit Naudzubillahhimindzalik
2024-01-24
1
Raya
ng3ri yee di perkaos jin 😨
2023-08-17
1
🇦ⷦ 🇷๎ 🇴ᷡ 🇰
kira2 hana bisa hamil g y?
2023-07-23
1