Episode lima (ramalan yang menjadi nyata)

"Uang sebanyak ini juga bakal habis kalau nggak ada pemasukan. Sebaiknya uang ini untuk jaga-jaga, kedepannya biar aku nggak kelaparan lagi," kata Hana menatap uang dua gepok itu.

"Tomo, bagaimana kalau hari ini kita Jalan-jalan?"

Mendengar ajakan Hana membuat Tomo yang sedang berada di pangkuannya itu mengeong.

"Ok, aku ganti baju dulu ya," kata Hana yang kemudian meletakkan Tomo di ranjang.

Hana mulai membuka kaos dan celana komprangnya, mengganti dengan baju yang memiliki kerah untuk menutupi lehernya yang terlihat ada tanda kemerahan, ia juga mengurai rambutnya untuk menutupi leher.

Kemudian Hana mengambil celana jeans berwana denim dan mulai memakainya.

Hana yang ingin berbelanja tas kecil dan beberapa baju gamis itu membawa uang sebanyak dua juta rupiah.

Lalu, ia membopong Tomo membawanya keluar dari kamar, tidak lupa Hana mengunci pintu.

Hana berjalan menuruni tangga dan melihat ada pemuda yang sedang mencuci motor di halaman rumah Ibu kos, pemuda itu sempat melihat pada Hana membuat pandangan mereka saling bertemu.

Hana menganggukkan kepala, kemudian ia berjalan keluar pagar dan berdiri di tepi jalan untuk menunggu angkutan umum.

Tangan Hana melambai saat melihat ada angkot, lalu ia segera naik setelah angkot itu berhenti.

Di dalam angkot, semua orang menatap kucing hitam Hana. Terlihat kucing itu sangat anteng berada di gendongannya.

Hana tak memperdulikan pandangan orang-orang yang menatap Tomo, karena ia sedang memperhatikan penjual es dalam aquarium di tepi jalan, terlihat sangat laris.

Mengingat cuaca yang sangat terik ditengah ibu kota, membuat Hana berfikir untuk berjualan es di depan gerbang kos.

Hana menjadi bersemangat untuk menjalani hari, kemudian ia melihat ada mall di depan jalan.

"Kiri ya, Pak," kata Hana pada pak sopir yang terlihat sudah memiliki uban di rambutnya.

Hana membayar dengan uang pas.

Kemudian ia berjalan ke mall yang sudah berada didepan mata.

Lalu Hana yang merasa perutnya sangat keroncongan, ia memilih untuk makan di kantin pinggiran mall bersama Tomo.

Hana yang tahu betul kalau Tomo tidak akan lari membuat Hana tidak merasa khawatir ia yang sembari makan memainkan ponselnya, mencari resep membuat es yang enak dan disukai pelanggan.

Hana menganggukkan kepala setelah membaca salah satu resep yang ia rasa pas sesuai dengan seleranya.

Ia juga mulai mencatat keperluan apa saja untuk memulai jualan.

Hana berfikir, akan berjualan setelah mendapatkan izin dari ibu kos.

Selesai dengan makan, ia segera membayar dan mengajak Tomo untuk jalan-jalan di mall.

"Sesekali nggak apa kan kita jalan-jalan ke mall," ucap Hana seraya mengusap kepala Tomo.

Hana berkeliling mall, mendapatkan baju, celana, gamis lengkap dengan kerudung, ia juga membeli tas kecil, selesai dengan itu Hana melihat ada pet shop, ia berfikir untuk membelikan makanan khusus kucing.

Hana memilih merek yang harganya terjangkau, dan saat Hana sedang memilih ia mendapati Tomo meloncat dari gendongannya.

"Tomo, mau kemana?" seru Hana mengejar Tomo seraya membawa makanan kucing berada ditangannya.

"Mbak, bayar dulu," teriak pegawai pet shop.

Hana tidak mau berlama-lama untuk membayar itu, ia memilih mengembalikan makanan kucing tersebut.

Hana merasa lelah karena tak mendapati Tomo, lalu ia melihat orang-orang berkerumun, Hana ikut mendekat dan melihat, ternyata ada seorang gadis jatuh dari eskalator.

Hana merasa merinding melihat itu, kemudian ia memperhatikan pakaian dan tempat yang sama seperti yang kemarin ia lihat saat meramal.

Hana memundurkan langkah kakinya, ia merasa sangat terkejut dan mengapa ini menjadi kenyataan.

Hana yang ketakutan berlari untuk pulang ke kosnya.

_______________

Hana melupakan Tomo yang ia tinggalkan di mall, sesampainya di kos, ia melihat pemuda yang tadi mencuci motor sedang duduk di depan pintu kamarnya seraya memainkan ponsel.

"Permisi," ucap Hana padanya.

Pemuda itu menoleh dan memasukkan ponselnya ke saku. Ia berdiri dan cengengesan, mencari keberadaan kucing hitam Hana.

"Oh, hehe. Iya maaf, Ini gue ada makanan kucing, lo terima ya," kata pemuda itu seraya memberikan makanan kucing tersebut, kemudian ia pergi meninggalkan Hana yang belum sempat mengucapkan kata terimakasih.

Hana menerima itu dan membawanya masuk ke kamar.

Sementara itu, si pemuda kembali ke rumah dan masuk kamar menemui Gavin yang sedang menunggunya.

"Gimana, lo ketemu nggak sama kucingnya?" tanya Gavin.

"Enggak ada, di buang kali ke pasar, soalnya tadi gue liat dia pergi bawa kucing pulangnya nggak bawa kucing."

"Lo bukan mimpi kali Vin, tapi emang beneran gelud sama tuh kucing, masa kalau mimpi sampai luka-luka beneran kaya gini," kata Damar seraya melihat tangan Gavin yang memiliki beberapa luka cakar.

"Serius, gue nggak bohong, semalam gue mimpi di samperin tuh kucing terus gue giring tuh kucing biar pergi eh malah nyerang gue," tutur Gavin seraya menunjukkan lukanya.

"Kalau emang beneran gue gelud sama tuh kucing harusnya pas gue buka mata dia ada di kamar gue dong," lanjut Gavin.

"Aneh ya," gumam Damar seraya menaruh jari telunjuknya di dagu.

"Kucing itu cemburu kali karena kemaren gue deketin tuh majikannya," kata Gavin seraya mengintip dari tirai kamar Damar melihat ke indekos ibu Gavin di seberang rumahnya.

"Jangan buka-buka tirainya, ntar kalau ada yang lihat disangkanya gue lagi yang suka ngintip," kata Damar seraya menepuk tangan Gavin agar melepaskan tirai itu.

"Auu," pekik Gavin menatap tajam Damar, sudah sakit di cakar kucing sekarang di tepuk pula sama Damar.

"Lo pasang kaca film apa biar gelap dan keliatan dari luar," protes Gavin.

"Males, kalau lo mau, lo aja yang pasang, gue mau main game dulu," jawab Damar seraya merogoh saku celananya mengambil ponsel.

Sedangkan Gavin yang masih merasa penasaran itu kembali mengintip dari celah tirai dan melihat kucing itu sedang duduk depan pintu kamar Hana, menatap tajam padanya.

"Astaga!" seru Gavin yang terjungkal dari kursi meja belajar, ia menjadi parno dengan kucing hitam tersebut.

"Kenapa lo, nggak ada angin nggak ada apa kok njungkel."

"Gue balik lah, serem gue lama-lama diplototin sama tuh kucing," ucap Gavin seraya bangun dan memakai jaketnya.

"Entar malem gue nggak main dulu ya, salam aja buat anak-anak," kata Gavin yang kemudian keluar dari kamar Damar.

"Iya," jawab Damar seraya fokus memainkan game onlinenya.

________________

Di kamar Hana, ia masih tak percaya dengan kejadian di mall tadi.

"Mungkin aja kan itu perempuan lain, bukan perempuan yang ada di foto itu," gumam Hana yang sedang duduk menekuk lututnya

Lalu, Hana mendengar ada ketukan pintu, ia segera bangun untuk membukanya, ia terkejut dan kembali menutup pintunya.

Hana mengusap dada, ia tak percaya kalau wanita yang kemarin mendatanginya sudah berdiri di depan pintu.

"Hana, buka pintunya!" serunya dari balik pintu.

"Maaf, saya sibuk," jawab Hana.

"Jangan bohong kamu, pengangguran seperti kamu mana mungkin sibuk, cepat buka pintunya!" jawabnya yang memerintahkan Hana untuk segera membuka pintu.

Hana berfikir kalau wanita itu akan mengambil uangnya kembali, membuat Hana ketakutan. Tetapi, Hana membuka pintu, ia sudah pasrah apabila uangnya akan di ambil lagi asal jangan minta uang yang sudah ia gunakan untuk membayar kos kemarin.

"A-ada apa?" tanya Hana tergagap seraya melongokkan kepala.

Bersambung.

Mampir? Jangan lupa like ya kaka, like itu geratis ✌

Terpopuler

Comments

🇦ⷦ 🇷๎ 🇴ᷡ 🇰

🇦ⷦ 🇷๎ 🇴ᷡ 🇰

ini kalau hana mau bisa jadi ketua paranormal ini🤣

2023-07-23

0

💖syakilah💖

💖syakilah💖

UP

2022-10-15

0

livie

livie

suka suka suka

2021-12-28

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!