"Hoaaam," Hana menguap, ia mengucek matanya yang terasa masih lengket seperti ada lemnya.
"Jam 6," gumam Hana yang melihat layar ponselnya.
Kemudian, ia merasa haus tetapi tidak ada air minum.
"Mandi dulu lah," kata Hana seraya mengambil handuk yang menggantung di pintu.
Kemudian ia membuka pintu, dan berjalan ke kamar mandi.
Selama mandi, Hana memikirkan T.
"Kamu kemana T, semalam tidak datang menemui ku," gumam Hana dalam hati.
_______________
Selesai mandi, ia memakai kembali pakaiannya.
"Mana lupa bawa ganti lagi, biarin lah ngirit cucian," kata Hana seraya cekikikan.
Setelah itu ia kembali ke kamar.
Lalu ia memberi makan Tomo.
"Tomo, aku mau pergi dulu ya, kamu nggak usah ikut, nanti aku repot," kata Hana seraya memakai bedak dan lipgloss.
Hana mengambil uang secukupnya, lalu ia masukkan ke tas kecil yang ia bawa, Hana keluar dari kamar kos tidak lupa menguncinya.
Hana masih berdiri di balik pintu. Ia berfikir untuk tidak mengunci Tomo di dalam, ia takut Tomo buang air sembarangan.
Lalu dengan cepat Hana kembali membuka pintu , ia terkejut setengah mati, karena melihat ada pria tampan di dalam kamarnya sedang berbaring di ranjang.
Hana jatuh pingsan, lalu pria tampan itu membopong Hana, membawanya masuk dan ia segera menutup pintu kamar.
Bukannya meletakkan Hana ke ranjang, tetapi pria itu memangku Hana, menatap lekat wajah Hana. Ia mengecup setiap inci wajah Hana.
Sementara itu, Hana bermimpi di perlakukan seperti yang sedang T lakukan.
Hana merasa geli, ia membuka matanya.
"T," lirih Hana yang berada di pangkuan T.
"Iya. Aku di sini, Hana," jawab T seraya menciumi leher Hana.
"Aku geli T," lirih Hana seraya menggelinjang.
Merasakan itu membuat T merasa senang dan semakin bergairah, T melakukan apa yang ingin ia lakukan, pagi ini T mengajak Hana untuk berolahraga di atas ranjang milik T, ranjang itu sudah ia siapkan dengan kelopak bunga mawar merah, bunga kesukaan Hana, di kamar mewah.
Hana berfikir kalau ini adalah mimpi, membuat ia tidak menolak ajakan T.
______________
Di luar, Ada Vie yang baru saja keluar dari kamar mandi, ia berjalan melewati kamar Hana, ia mendengar suara erangan dan ******* dari kamar Hana.
Lalu, ia menguping dan semakin terdengar jelas suara Hana yang melenguh.
"Astaga, apa mungkin gadis sepolos dan sekecil dia udah main gituan," gumam Vie yang kemudian segera pergi ke kamar.
Ia merasa merinding, lalu segera melaporkan apa yang ia dengar itu pada ibu kos.
Ia tidak ingin tempat tinggalnya di gunakan untuk hal yang tidak benar.
_______________
Sedangkan Hana, ia merasa nyaman dalam pelukan T, ia memejamkan mata seraya memainkan jari lentiknya di dada bidang T.
"Ini terbuat dari apa T, kenapa bisa sesempurna ini?" tanya Hana yang sudah membuka matanya, menggunakan telunjuk ia menusuk-nusuk dada bidang T.
"Kamu menyukainya?" tanya T seraya semakin erat memeluk gadis kecil yang berada di depannya.
Hana mengangguk, ia merasa beruntung dapat bermimpi bertemu dengan pria setampan T.
"Maka ini semua adalah milikmu, aku tidak akan berpaling dari mu, aku mau kamu juga melakukan hal yang sama," ucap T seraya mengangkat dagu Hana.
T mengecupnya, lalu T pamit untuk pergi dan Hana kembali ke dunianya.
Ia membuka mata sudah berada di atas ranjang dengan keadaan basah.
"Astaga, basah lagi," gumam Hana.
ia segera mengganti pakaiannya, setelah itu, ia sedikit merenung duduk di tepi ranjang.
"Kenapa selalu basah? Apa aku mimpi basah?" tanya Hana dalam hati.
Ia merasa bingung, ingin bercerita tetapi rasanya malu, dan ia juga tidak tau akan menceritakannya pada siapa.
Lalu Hana berfikir akan meminta T untuk menemuinya. "Kalau memang dia ada, dia pasti akan menemui ku," gumam Hana.
Setelah itu, ia bergegas untuk melanjutkan aktivitasnya.
Hana seolah melupakan apa yang ia lihat sebelum pingsan, ia membopong Tomo membawanya keluar kamar.
Hana di kejutkan dengan kedatangan Bu Miranti, pemilik kos.
"Pagi, Hana."
"Pagi, Bu. Ini tumben pagi-pagi, ada apa ya, Bu?" tanya Hana seraya melepaskan Tomo di lantai.
"Begini Hana, saya punya keponakan kebetulan dia mau mencari kerja, udah berangkat dari kampung malahan, nggak bilang-bilang sama saya. Jadi gini, di rumah saya kan kamar sudah pas, niat saya kamar kamu ini mau di pakai sama keponakan saya itu, karena kan saya nggak enak kalau mau minta kamar sama anak lama, saya harap kamu ngerti ya Hana," kata ibu kos panjang lebar.
Hana menganggukkan kepala, ia mengerti maksud dari ibu kos yang mengusirnya secara halus.
"Baik, Bu. Nanti siang Hana ke rumah Ibu buat antar kunci," kata Hana dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
Hana kembali masuk kamar, ia mengemasi barang-barangnya yang sedikit itu.
"Untung aku belum belanja banyak," gumamnya, Hana akan merasa repot kalau ia harus membawa banyak barang.
Hana melihat seisi kamar, ia tidak ingin meninggalkan apapun di sana.
"Huftt." Hana menjatuhkan dirinya di ranjang.
"T, aku ingin menemui mu, aku ingin bercerita," lirih Hana seraya memejamkan mata, berharap T akan datang menemuinya.
"Hah, kenapa aku jadi bergantung pada T, aku anak yang mandiri, sudah biasa dengan kekecewaan dan kerasnya hidup," gumam Hana yang kemudian membuka mata.
Ia menggendong tas berisikan baju, uang ratusan juta, ia sebenarnya merasa tidak aman takut akan bertemu dengan jambret.
Tapi mau gimana lagi, pikir Hana.
Ia segera keluar dari kamar itu, Hana yang sedang mengunci kamar melihat ada seorang pria muda, ia mengetuk pintu nomor 17, sepertinya tidak mendapat jawaban dari dalam, bahkan pria itu terus menelepon, terdengar suara telepon dari kamar tersebut.
Hana memperhatikan pria itu yang semakin panik, kemudian pria itu pergi ke rumah ibu kos untuk meminta kunci cadangan, dan Hana dapat melihat dari tempatnya berdiri, pria itu kembali bersama ibu kos.
"Kebetulan, jadi aku nggak usah masuk ke sana," gumam Hana.
Lalu, Hana memanggil ibu kos yang sudah berada di depannya.
"Bu, ini kuncinya, saya pamit ya," kata Hana seraya memberikan kuncinya.
"Hana minta maaf kalau selama tinggal di sini Hana banyak salah," kata Hana yang kemudian pergi meninggalkan kos tersebut.
Hana berjalan menuruni tangga dengan membopong Tomo, tidak lama kemudian terdengar suara teriakan dari ibu kos dan pria tadi, Hana menolehkan kepalanya ke belakang, tetapi ia tidak ingin kembali untuk melihat, sementara itu sudah ada beberapa orang dari kamar lain yang berkerumun di pintu kamar no 17.
"Kita mau pergi kemana lagi Tomo?" tanya Hana menatap wajah kucing hitam yang ia gendong.
"T, seandainya kamu ada, aku butuh kamu T," lirih Hana, tanpa sadar ia sudah bergantung pada T, padahal hidup berpindah-pindah sudah biasa bagi Hana yang dulu selalu menipu orang, tapi semenjak hadirnya T dalam mimpinya membuat ia menjadi seperti memiliki seseorang yang dapat ia andalkan.
Sekarang, Hana berdiri di tepi jalan, ia menunggu angkot datang.
Bersambung.
Mampir? Jangan lupa like ya kak ✌Makasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
🇦ⷦ 🇷๎ 🇴ᷡ 🇰
kyak e penghuni kamar 17 dibunuh tomo
2023-07-25
1
🆀🅻>> ̷U̷l̷f̷a̷ eff <<🦚♛⃝꙰𓆊
lanjut lanjut baca kuy...
2022-01-11
1
V3
uang nya knp gak di tabungin ke Bank aja hana, biar aman.
kucing tomo knp jd ngebunuh orang sich, sereeem kn jd nya.
stp datang dlm mimpi nya sllu berhubungan, kira² nnti hana hamil gak yaaa ?????
2021-12-08
1