"Permisi," seru Hana di depan pagar rumah yang tak tertutup rapat.
"Iya, sebentar!" seru seorang wanita paruh baya, ia memakai gamis berwarna biru gelap dengan setelan kerudungnya, ia keluar seraya membawa pisau dapur di tangan kanannya.
Hana melihat pisau itu, dan yang diperhatikan pun menyadari. "Oh, ini saya lagi masak, eh kebawa pisaunya," tuturnya seraya menunjukkan pisau tersebut.
Hana membalasnya dengan senyum, ia menganggukkan kepala.
"Cari siapa, Dik?" tanyanya wanita yang berpostur mungil tersebut.
"Saya cari Pak RT, Bu. Mau laporan saya warga baru di sini, tinggal di rumah kontrakan punya... punya Bapak siapa ya," ucap Hana bingung karena ia lupa menanyakan nama si pemilik rumah.
"Rumahnya di sebelah mana, siapa tau saya tau siapa pemilik rumah itu," kata si Ibu.
"Itu, Bu. Nomor rumah 47 kalau nggak salah, terus di depannya ada gang belimbing," jawab Hana.
"Oh, itu. Itu rumah Pak Haji Darma. Adik sudah berkeluarga?" tanya si Ibu yang masih tanya jawab di luar.
"Siapa, Bu?" tanya seorang pemuda dari dalam.
"Ini, loh. Kamu kedatangan warga baru!" seru si Ibu.
"Kenapa di luar, Ibu kebiasaan ih, ayo masuk," kata pemuda tersebut yang berdiri di pintu.
Keduanya masuk bersama, lalu tercium aroma gosong yang begitu kuat.
"Ya ampun, saya lupa. Saya permisi dulu," kata Ibu yang kemudian berlari ke dapur.
"Maaf, ya. Ibu saya emang suka gitu, pelupa orangnya," kata pemuda itu yang tak lain adalah Pak RT.
"Silahkan duduk!" perintahnya seraya mempersilahkan Hana Duduk.
Hana menganggukkan kepala, ia duduk di sofa empuk. Setelah itu, Hana mengatakan maksud tujuannya datang, ia juga menjelaskan statusnya.
"Iya saya mengerti, tapi perlu di ingat, tidak boleh membawa pria masuk juga harus melapor kalau memang ada tamu 1x24 jam."
"Baik, Pak RT. Kalau begitu saya permisi dulu," kata Hana yang kemudian bangun dan keluar dari rumah Pak RT.
"Ya ampun, Pak RTnya masih muda banget, kayanya seumuran sama T, kelihatan berwibawa lagi, pasti Pak RT sangat di segani warganya," gumam Hana seraya berjalan, lalu ia tak sengaja terserempet motor saat keluar dari pagar.
"Aduh," pekik Hana saat siku nya terkena kaca spion si pengendara motor. Melihat Hana yang mengaduh, si pengendara itu menghentikan motornya, ia turun lalu menghampiri Hana.
"Maaf, Mbak. Saya nggak sengaja," kata pemuda itu yang masih memakai seragam putih abu.
"Iya, nggak papa kok," jawab Hana seraya melihat wajah pemuda yang berada di depannya.
Sementara itu, si pengendara merasa tidak asing dengan si pemilik suara tersebut. Ia memperhatikan wajah cantik wanita yang berada di depannya, setelah mengetahui siapa yang ia serempet, pemuda itu mundur satu langkah, ia juga menjadi panik.
"Maaf, Hana. Sumpah gue nggak sengaja, tolong jangan bilang sama peliharaan lo, ya! please," pinta pemuda itu yang tak lain adalah Gavin. Gavin bersujud di kaki Hana membuat Hana kebingungan.
"Gavin, bangun. Jangan kaya gitu! nggak enak aku di lihat banyak orang!"
"Tapi please, Hana. Gue mohon banget, ini luka dari kucing lo aja belum sembuh," kata Gavin seraya menunjukkan luka tersebut.
Hana semakin bingung, ia menggaruk kepalanya. "Gue permisi ya, Hana," kata Gavin yang kemudian meninggalkan Hana yang masih mematung di tempatnya.
"Aneh!" gumam Hana yang kemudian pergi untuk mencari makan malam.
____________________
Setelah itu, Hana kembali ke rumah, ia melihat Tomo sedang di kamar mandi, tengah berjongkok di kloset.
"Kamu pinter banget sih, Tomo," puji Hana seraya tersenyum lalu, Hana membantu Tomo untuk menyiram air seninya di kloset.
_______________
Di rumah Gavin, ia sedang ketakutan di kamarnya.
"Gila, ketemu Hana itu udah kaya cari mati," gerutu Gavin.
Ia menyeduh kopi hitam dan meminumnya agar terjaga, dan benar saja, semalaman ia sama sekali tidak memejamkan mata.
Sampai ia harus mengantuk di sekolah, terlihat lingkaran hitam di area mata, dan juga mata Gavin menjadi merah, terasa ada lem yang melekat.
"Woi, ngantuk aja lo, ngapain lo semalam sampai ngantuk kaya gitu" seru Damar yang duduk di sampingnya.
"Gue ketemu Hana kemaren, sumpah sampai sekarang gue takut kalau ketemu dia, untung kemaren dia nggak bawa kucingnya," jawab Gavin yang sedang mengerjakan tugas.
''ssuuutt," panggil Dion, "Hana siapa?" tanya Dion teman sekelas Damar dan Gavin yang duduk persis di depannya.
"Ceweknya Gavin," jawab Damar seraya terkekeh.
"Gila, kapan gue jadian sama tuh cewek, ogah!" gerutu Gavin.
"Hahaaa, dasar parno lu, ok kalau lo nggak mau mending buat gue aja, cantik gitu kok," timpal Damar seraya menggelengkan kepala.
Sedangkan Gavin membulatkan matanya, ia melihat wajah Damar yang sedang tersenyum.
"Jangan nekat lo!" ucap Gavin, ia tidak ingin Damar mendekati Hana.
"Kalian ngomongin siapa sih?" tanya Kia yang duduk di bangku belakang Gavin dan Damar.
"Nggak usah kepo!" ketus Damar seraya melihat kearah Kia.
"Dasar lo, ketus!" gerutu Kia, lalu Kia kembali fokus mengerjakan tugasnya lagi.
"Biarin," jawab Damar, kemudian ia melihat Gavin yang sudah tertidur di atas buku tulisnya.
"Ya Tuhan, ini anak. Kayanya takut bener sama Hana dan kucingnya," gumam Damar dalam hati.
Lalu, ia ingin membuktikan sendiri, karena ingin membuat Gavin kembali seperti semula.
Damar menggelengkan kepalanya.
______________
Di rumah Hana, ia sedang memainkan ponselnya, mencari resep cake di YouTube, tetapi Hana merasa kurang puas apabila hanya belajar dari YouTube, kebetulan ia menemukan satu chanel yang membuka kelas membuat kue dan memasak. Hana mencatat alamat tersebut. Kemudian Ia mencari alamat itu di google maps.
"Syukurlah, nggak begitu jauh jaraknya," gumam Hana.
Setelah itu, ia bersiap untuk pergi ke tempat kursus tersebut.
ia mengenakan jeans panjang warna hitam dipadupadankan dengan kaos baby pink lengan pendek, rambut lurusnya ia kuncir kuda. Kemudian ia mengambil tas kecil yang berada di paku kamarnya, lalu ia mengusap pucuk kepala Tomo yang sedang tertidur di kasur.
"Tomo, aku pergi dulu, ya. Kamu baik-baik di rumah," kata Hana, kemudian Hana membawa Tomo keluar dari kamar, ia takut Tomo akan merasa jenuh sendirian apabila di kunci dalam kamar, lalu mengacak-acak kamar Hana.
Setelah menutup dan mengunci semua pintu, Hana pergi naik ojek yang mangkal tidak jauh dari rumahnya.
"Ke alamat ini, Pak," kata Hana seraya menunjukkan alamat tersebut.
"Tariiiik," kata si Bapak.
Sesampainya di sana, Hana melihat ada beberapa orang yang seperti dirinya, yaitu belajar memasak, Hana di sambut hangat oleh semua orang membuat dirinya merasa senang, merasa memiliki hidup.
Bersambung.
Tinggalkan like, atau dukungan lain seperti Vote/gift untuk mendukung karya ini. Jangan lupa untuk di love juga yaa.
"Duh kenapa sih, author tuh bawel minta dukungan terus!"... eits nggak gitu konsepnya ya🤭, anggap aja lah itu kalian menghargai sebuah karya 👌
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
V3
lanjuuttt kaka
2021-12-08
0
🎱ℳ𝒷𝒶𝓀 𝒩𝒶𝓎❀
Next Thor..
Cemunguuudddd 🤗🤗
2021-10-27
2
Rhina sri
hahaaah Gavin sampai segitunya takut sm tomo 🤣🤣🤣
2021-10-27
1