Insiden di pagi hari.

Part 11

_____

Brak!

“Aduh sakit sekali!” William terjatuh sambil mengelus bokongnya.

“Rasakan, emangnya enak. Siapa suruh kamu tidur dekat-dekat aku.” Syahri menghujat dan menendang William hingga terjatuh kelantai.

“Kalau aku tidak tidur satu sofa bersama kamu, aku takut kamu jatuh kelantai dan mengganggu tidur indah kamu.” Ucap kesal William yang masih kesakitan akibat terjatuh dari sofa.

“Terserah kamu saja, aku tidak percaya itu hanya omong kosong.” Syahri bangkit dari sofa lalu meninggalkan William dan pergi ke kamar.

“Dasar tidak tahu terimakasih. Tahu gitu aku biarkan saja dia tidur dan terjatuh dilantai." Gumam William sambil melemparkan bantal dan selimut karena kesal.

Hampir satu jam Syahri di dalam kamarnya, kemudian iya keluar dari kamar sambil menjulurkan kepalanya perlahan-lahan kemudian disusul badan dan kakinya. Sembari berkata.

“Kok tenang sekali, kemana William, apakah dia merajuk. Coba aku lihat dulu.” Syahri berjalan perlahan-lahan tanpa suara.

“Di sofa tidak ada, di dapur juga tidak ada. Kemana dia ya?” Sambil berjalan menuju sofa, Syahri pun tak menghiraukan bantal dan selimut yang berserakan dilantai. Ketika ia melangkahkan kakinya yang ingin menginjak selimut tiba-tiba saja.

“Aaaakkkhhh! Kaki aku.” William membuka selimut sambil menarik kakinya. Telapak dan jari-jari kakinya di pijak oleh Syahri.

“Ya ampun, kenapa kau bisa disini. Itukan jadinya kamu terinjak oleh kaki badak?” Syahri cuek dan terus berjalan menuju sofa.

“Bukannya minta maaf, malah enak-enakan kamu duduk. Lihat kaki aku ini sakit kamu buat, kalau gitu aku mana bisa membantu kamu menyusun dan mengangkat kardus-kardus itu nanti. Berarti nanti kamu akan urus semua punya kamu sendiri.” William mengancam sambil melipatkan kedua tangannya dan menolehkan wajahnya dengan mata yang terpejam.

“Sudah jangan seperti itu, kamu jelek tahu jika wajahnya ditekuk terus.” Ucap Syahri dengan senyum sedikit.

“Hem!” William mendengus.

“William, mari kita makan. Apa kamu tidak lapar, aku buatin coklat panas ya?” Syahri berusaha membujuk William sambil berjalan mendekati dan memegang bahunya.

“Tidak usah! Aku bisa buat sendiri.” William yang masih kesal.

“Oh, ya sudah kalau seperti itu aku pergi dulu dan kamu jangan minta nanti ya?” Syahri melangkahkan kakinya pergi ke dapur dan membiarkan William yang masih duduk di lantai dengan selimut dan bantal yang masih berserakan.

“Wanginya coklat panas ini. Dan dia masak apa ini harum sekali.” William pura-pura bangkit, berjalan perlahan menuju pintu dapur. Didepan pintu dapur, William berdiri sambil menyandarkan badan dan melipat kedua tangannya.

Syahri yang sadar kalau William dari tadi sudah berdiri di belakangnya, ia pura-pura tidak mengetahuinya dan terus memasak dan mengaduk masakannya.

“Hem! Enak sekali aromanya.” Syahri mendekatkan wajahnya dan menghirup aroma masakan tersebut, agar William tambah jengkel.

Sruufft!

Syahri menyeruput coklat panas dan kemudian menyusul satu suapan bubur ayam ke dalam mulutnya.

“Ah lezatnya.” Ucap Syahri sambil membuat William iri.

William pun menatap tajam dan ketika suapan demi suapan itu masuk kedalam mulut Syahri.

Uhuk!

Uhuk!

“Aduh tenggorokan aku kok seret ya? Perut aku juga sudah berdemo. Perut apa kamu sudah lapar?” William mengelus perutnya, lalu ia berlari dengan secepat kilat menuju tempat duduk Syahri dan mengambil makanan yang ada di mangkuk serta minumannya.

Syahri hanya terdiam sambil senyum sendiri, dan menyandarkan badannya di badan kursi dan melipat kedua tangannya.

“Ehem! Kenapa kamu memakan punya aku.” ucap Syahri sambil mendekatkan badannya ke William yang sedang berdiri di sampingnya.

Baru mau memasukkan makanan ke dalam mulutnya, tiba-tiba William terhenti sambil nyengir.

“Ini, aku tadi khilaf.” William mendorong mangkuk yang isinya tinggal satu suapan lagi.

“Sudah habiskan saja, karena aku akan memakan punya kamu.” Syahri mengambil mangku dan cangkir yang berisikan sebuah sarapan dan telah ia sediakan di atas meja untuk William.

“Ta..tap..” William menjadi gugup.

“Sudah, aku tidak akan marah. Aku makan dulu ya.” Syahri terus melahap makanan yang tadinya untuk William kini untuk dirinya. Karena sarapan dan coklat panas milik dirinya telah di lahap habis oleh William.

“Kenyang juga akhirnya.” Ucap Syahri sambil mengelus perutnya.

“Puas lah ya sudah mengerjai aku?” William berkata dengan wajah cemberut.

“Sudah jangan marah lagi, kamu sudah sembuhkan. Yuk, mari kita bersiap-siap.” Syahri berdiri dan merapihkan sisa-sisa makanan dan menaruh ketempat piring cucian dan membasuhnya.

“Will, sudah jam 07:15 mari kita selesaikan pekerjaan kita.”Syahri berjalan keluar dari dapur.

“Aku mandi dulu, kamu seret dan susun saja dulu kardus-kardus itu di depan pintu rumah biar selebihnya aku yang akan memindahkan dan mengangkat kardus ke dalam mobil box nanti.” Ucap William sambil meninggalkan Syahri dan menuju kamar mandi.

“Oke kalau begitu, aku susun dulu. Karena sebentar lagi mobil boxnya akan datang.” Sahut Syahri.

Syahri pun kemudian berjalan ke gudang dan menyeret kardus-kardus tersebut sampai ke depan pintu. Tepat pukul 08:00 mereka sudah siap, William dan Syahri sudah menunggu mobil box yang sudah dipesan mereka di luar pintu rumahnya.

****

“Terimakasih ya pak.” Syahri sambil melambaikan tangannya ke supir box yang sudah melajukan kendaraan nya.

William dan Syahri pun sudah berada di sebuah toko yang akan mereka buka nanti. Mereka masuk dan langsung menyusun barang-barang tersebut. Tak terasa mereka sudah cukup lama menyusun baju-baju tersebut. Jam terus bergerak dan bergeser arah jarum nya ke pukul 05:00 sore.

“Syahri apakah kamu semangat.” William sambil mengepal tangannya memberi semangat.

“Siap dong. Mari kita buka toko ini.” Syahri membalik tulisan toko yang tadinya bertulisan "Tutup" menjadi "Buka".

Hampir tiga jam setelah membuka toko tersebut, namun tidak ada yang mampir untuk berkunjung. Banyak orang yang lewat tapi tidak ada satu pun yang mampir dan kemudian.

“Will! Kenapa tidak ada yang mampir untuk melihat ya?” Keluh Syahri yang kala itu sedang duduk termenung di meja kasirnya.

Kling!

Kling!

Suara bunyi lonceng pintu masuk.

“Ada yang datang Will, aku akan menyambutnya.” Syahri merapihkan baju dan rambutnya. Lalu ia berjalan cepat berdiri di samping meja kasirnya.

Pelanggannya pun masuk sambil melihat ke kanan dan ke kiri.

“Selamat datang, ada yang bisa saya bantu.” Sambut Syahri dengan sopan dan menundukkan kepalanya.

“Saya mau lihat-lihat dahulu.” Jawab wanita yang masuk kedalam toko Syahri.

“Silahkan, mari saya temani.” Syahri berjalan di belakang wanita tersebut.

“Kak, saya mau baju in..” Wanita tersebut membalikkan badannya.

“Hei, kamu kerja disini? Aduh, kasihan banget ya, dari yang tadinya kerja disebuah toko baju terkenal dan termahal kini turun derajat.” Wanita tersebut adalah Mimi yang sering me bully Syahri.

Syahri hanya mengepalkan tangannya dan tetap tersenyum ramah.

“Kamu mau beli baju yang mana kak, biar saya bantu.” Syahri berusaha ramah karena Mimi adalah pengunjung pertama dirinya.

“Gak usah sok lembut lah.” Mimi mendorong Syahri kuat sampai ia terjatuh.

“Aduuuh!” Syahri terjatuh dengan posisi duduk, ia merasa sakit di bagian bokongnya.

“Hei! sopan sedikit, kenapa kamu mendorongnya.” William datang berlari mendekat ke Syahri.

“Aku tadi tidak sengaja.” Sahut Mimi berbalik badan kemudian berjalan membelakangi mereka dan melambaikan tangannya.

“Tunggu, kamu harus minta maaf.” William berlari dan memegang bahu Mimi.

“Apa kamu bilang, aku minta maaf, enak sekali.” Mimi mengerutkan kening dan melepaskan tangan William yang tadi memegang bahunya.

“Kamu itu tidak sopan jadi wanita, kamu itu seharusnya menghormati orang lain. Bukan terus menerus menyakiti dan menghina orang tersebut. Coba kamu lihat diri kamu, apa kamu merasa sempurna hingga menyombongkan diri kamu dan menghina orang lain.” William membentak dengan nada tinggi di hadapan Mimi.

“Will!” Syahri memegang bahu William berusaha menghentikannya.

“Apa tadi kamu bilang.” Mimi menunjuk wajah William dengan tangan telunjuknya dengan menggigit giginya.

“Dengar, hidupmu tidak akan menjadi lebih baik, kecuali kamu yang memperbaikinya. Hidupmu tidak akan merasa puas dan tenang jika kamu terus menghina dan menyakiti hati orang lain. Dan satu lagi, hidupmu pasti jauh lebih menyedihkan di banding dengan hidup orang yang kau sakiti.” William kembali memegang erat jari telunjuk Mimi dan menghempaskan nya.

“Oh! Aku tahu, kau itu kan yang menolong anak ini waktu aku menghajarnya kemarin.” Ucap Mimi sambil melipat kedua tangannya dan berdiri dengan gaya yang sombong padahal hati mulai rapuh, akibat perkataan William.

“Bukan urusan kamu, sekarang kamu pergi dan jangan pernah ganggu Syahri lagi. Jika tidak aku akan mematahkan seluruh bagian di badanmu hingga tak tersisa.” William menarik keluar Mimi dengan wajah yang marah.

“Hei, tidak sopan kamu ya? Ingat aku akan membalas kalian berdua.” Teriak Mimi sambil menghentakkan kedua kakinya di trotoar jalan tersebut.

William pun masuk dan menenangkan Syahri.

“Kamu harus kuat, tidak boleh lemah. Jika kamu seperti ini, kamu akan disepelekan oleh orang-orang seperti wanita tadi.” William mendudukkan Syahri, ia pun ikut duduk juga di kursi tunggu di dalam tokonya.

“William, kamu baik sekali aku janji aku akan kuat untukmu.” Syahri mengucap janji dengan nada sedih dan menundukkan kepalanya.

“Jangan berjanji untuk orang lain. Rubah lah diri kamu untuk diri kamu sendiri, jangan merubah diri kamu untuk orang lain.” William mengangkat perlahan kepala Syahri yang tadinya tertunduk dan memandang wajah sayu dan sedih tadi.

“Terimakasih!” Syahri memeluk William dan tak terasa ia meneteskan air matanya dan membasahi pundak William.

“Sudah, cukup hari ini kamu meneteskan air mata untuk mereka yang tidak penting dan jangan lagi kamu meneteskan air mata untuk dia.” William mengusap air mata Syahri.

Syahri hanya mengangguk.

“Sudah, senyum ya.” Ucap William sambil memandang wajah Syahri.

Syahri hanya mengangguk dan tersenyum malu di hadapan William.

Bersambung..

Terpopuler

Comments

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

keren 😍

2021-10-25

0

lihat semua
Episodes
1 Sebelum kejadian.
2 Masuknya ruh William ke dalam Gantungan Kunci.
3 Tahun 2015
4 Di toko butik
5 Warung mie ramen.
6 Curhat
7 Tertegun
8 Mengetahui lebih dalam.
9 Rakus.
10 Lukisan.
11 Insiden di pagi hari.
12 Dua hari setelah membuka toko
13 Bertemu mantan
14 Ciuman pertama.
15 Cantik kali.
16 Melamar Mimi.
17 Bohongan.
18 Nikah dadakan.
19 Ileran.
20 Beneran.
21 Hiburan malam.
22 Menghilang
23 Bayangan siapa?
24 Roti lapis
25 Buket.
26 Ternyata Martin.
27 Dua pria misterius.
28 Syahri di culik.
29 Ketemu.
30 Rumah sakit.
31 Jangan sentuh aku.
32 1 bulan.
33 Tuan Jacko
34 Pertama berjumpa
35 Arsyad teman masa kecil Syahri.
36 Dokumen apa itu?
37 Singa yang menjelma jadi peri imut.
38 Siapa yang menjual toko aku.
39 Ternyata Mimi dan Andreas.
40 Amplop coklat.
41 Demi mengungkit masa lalu
42 Martin mabuk berat.
43 Aku seperti boneka sawah.
44 Sejak kapan Kamu jadi pacarku.
45 Bibir Syahri terluka.
46 Kembali pada malam pengantaran Dokumen.
47 Di Hotel
48 Butuh 2 jam buat mandi.
49 Teras atap rumah
50 Memaafkan Martin.
51 Warung Teh.
52 Martin dalang nya.
53 3 hari setelah kejadian
54 1 minggu setelah menikah
55 Kamu letih kenapa?
56 Martin cemburu.
57 Di meja makan.
58 Bulan Madu di Vila baru
59 Menatap.
60 Pemindahan Nama Vila.
61 Syahri cemberut.
62 Baju transparan
63 3 tiket ke "NTB"
64 Syahri Hamil.
65 Gagal memberi kabar baik.
66 Arsyad meninggal.
67 Part 67. 9 Bulan
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Sebelum kejadian.
2
Masuknya ruh William ke dalam Gantungan Kunci.
3
Tahun 2015
4
Di toko butik
5
Warung mie ramen.
6
Curhat
7
Tertegun
8
Mengetahui lebih dalam.
9
Rakus.
10
Lukisan.
11
Insiden di pagi hari.
12
Dua hari setelah membuka toko
13
Bertemu mantan
14
Ciuman pertama.
15
Cantik kali.
16
Melamar Mimi.
17
Bohongan.
18
Nikah dadakan.
19
Ileran.
20
Beneran.
21
Hiburan malam.
22
Menghilang
23
Bayangan siapa?
24
Roti lapis
25
Buket.
26
Ternyata Martin.
27
Dua pria misterius.
28
Syahri di culik.
29
Ketemu.
30
Rumah sakit.
31
Jangan sentuh aku.
32
1 bulan.
33
Tuan Jacko
34
Pertama berjumpa
35
Arsyad teman masa kecil Syahri.
36
Dokumen apa itu?
37
Singa yang menjelma jadi peri imut.
38
Siapa yang menjual toko aku.
39
Ternyata Mimi dan Andreas.
40
Amplop coklat.
41
Demi mengungkit masa lalu
42
Martin mabuk berat.
43
Aku seperti boneka sawah.
44
Sejak kapan Kamu jadi pacarku.
45
Bibir Syahri terluka.
46
Kembali pada malam pengantaran Dokumen.
47
Di Hotel
48
Butuh 2 jam buat mandi.
49
Teras atap rumah
50
Memaafkan Martin.
51
Warung Teh.
52
Martin dalang nya.
53
3 hari setelah kejadian
54
1 minggu setelah menikah
55
Kamu letih kenapa?
56
Martin cemburu.
57
Di meja makan.
58
Bulan Madu di Vila baru
59
Menatap.
60
Pemindahan Nama Vila.
61
Syahri cemberut.
62
Baju transparan
63
3 tiket ke "NTB"
64
Syahri Hamil.
65
Gagal memberi kabar baik.
66
Arsyad meninggal.
67
Part 67. 9 Bulan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!