Curhat

Part 6

_______

Syahri merenggangkan tubuhnya, “Hari ini sungguh melelahkan!” Ucap Syahri.

William menatap Syahri dan berkata.“Tidak aku tidak merasa lelah.”

Syahri memegang bahu William yang sedang duduk di sofa ruang tamu, “Sudah kamu tidur sana, jangan lupa gosok gigi dan cuci wajah kamu.” Tegas Syahri menyuruh William.

William menaikan alis kanannya, “Kamu ibuku atau pacarku.” Tanya William bercanda.

“Hei! Aku ibumu. Puas!” Teriak Syahri sambil melemparkan bantal sofa ke arah William dan meniggalkan nya.

Beft!

Beft!

Beft!

(Dering ponsel)

William melirik ke ponsel tersebut dan mengambilnya.“Barang apaan ini. Wih canggih bisa bergetar dan ada namanya.” Sambil melihat dan memutar barang tersebut.

Syahri yang baru sadar jika ponselnya tidak ada terus mencari, di setiap sudut ruangan. “Dimana tadi ponselku ya? Perasaan tadi masih aku pegang.”

Sedangkan William masih terperanjat melihat ponsel tersebut, lelah Syahri mencari akhirnya ia melihat bahwa ponselnya ternyata sedang di pegang oleh William.

Syahri meletakkan kedua tangannya di atas pinggang, “Hei! Aku dari tadi sudah capek mencarinya, ternyata ada di kau ya.” Bentak Syahri sambil menarik ponsel dari tangan William.

Dengan wajah yang polos William bertanya, “Itu benda apaan, bisa kamu ajarkan kepadaku.” Tanya William heran.

Syahri mendekatkan ponsel miliknya ke hadapan William, “Ini namanya ponsel, kamu beneran bodoh atau pura-pura bodoh. Gitu aja gak tahu.” Jawab Syahri dengan nada kesal, lalu ia mengecek ponselnya.

“10 panggilan tak terjawab dari nyonya Salsa. Malas kali untuk masuk kembali." Gumam Syahri sambil berjalan sendiri.

“Ada apa?’’ Tanya William yang tiba-tiba nyelonong dari belakang Syahri.

Syahri menolehkan wajahnya, “Ya ampun untung jantungku tidak lepas.” Ucap Syahri sambil memegang dadanya.

William mencolek bahu Syahri, “Hehe maaf! Kalau boleh tau siapa yang menelepon kamu.” Tanya William.

...Syahri Curhat....

“Aku bingung, aku baru kerja di sebuah toko butik ternama dan terkenal di kota ini. Setiap ada pengunjung yang datang dan bertanya kepadaku, aku langsung memberikan pelayanan yang terbaik untuk para pelanggan. Karena aku selalu mengutamakan kenyamanan buat para pelanggan."

"Oleh karena itu banyak pelanggan yang merasa puas oleh pelayanan ku dan aku sering dikasih tips oleh bos aku. Ternyata ada salah satu dari karyawan di sana tidak suka dengan aku, dikarenakan dia anak lama sedangkan aku anak baru. Tapi karena aku yang lebih sering dapat pujian dari pada dia, jadi aku di bully habis-habisan olehnya dan membuat aku tidak nyaman bekerja di sana lagi.” Syahri menjelaskan dengan wajah yang cukup serius.

William yang sedang duduk menekuk dahi menatap wajah Syahri, “Oh, jadi itu penyebab kamu tidak masuk semalam. Jika pikiranmu seperti ini berarti kamu kalah. Kalau jadi aku ya! Aku akan tetap mempertahankan kinerja dan pekerjaanku. Orang seperti itu banyak di dunia ini. Kamu harus pergi bekerja besok dan tunjukkan kalau kamu tidak lemah."

"Jangan kamu takut akan ancaman dan bully dari orang yang iri kepadamu, tunjukkan kalau kamu itu kuat dan kamu tidak lemah. Semakin kamu diam dan tidak melawannya berarti kamu orang yang lemah di matanya. Ingat kamu mendapatkan pekerjaan sulit, jadi jangan biarkan usahamu di hancurkan oleh orang yang tak bermanfaat seperti itu.” Sambung William sambil memberi semangat.

Syahri menundukkan pandangannya, “Ia juga sih! aku tidak boleh lemah dan besok aku akan masuk kerja. Tapi bagaimana aku menghadapi nyonya Salsa?” Terlontar nada yang sedikit bingung.

William berdiri, “Sudah sekarang mari tidur dan besok jangan telat untuk bekerja.” Ucap William sambil menggandeng tangan Syahri dan membawanya ke dalam kamar.

Syahri menuruti William, “Kau seperti orang tua saja.” Ucap Syahri mengikuti dari belakang menuju kamar.

William dan Syahri naik ke atas ranjang dengan pikiran yang sama-sama masih belum terbuka.

William yang duduk di tepian ranjang mengulurkan tangannya, “Uuusst! Jangan bicara lagi, cepat tidur.” Sambil memegang bibir Syahri dengan jari telunjuk William.

Syahri merebahkan tubuhnya sambil menarik guling, “Sudah sana, kau juga tidur.” Sambil membalikkan badannya dan membelakangi William.

“Aku tidur di kamarmu ya? Aku takut tidur sendiri.” Ucap William sambil ikut berbaring di samping Syahri.

Syahri yang sadar, spontan berbalik badan, “Pergi kau sana!" Syahri menunjang.

Bruuuk!!!

“Aduuuhh!” William jatuh sambil memegang bokongnya. “Kasar sekali kau jadi wanita.” William masih mengelus bokongnya.

Dengan wajah yang menatap tajam William, “Kau bisa tidur di bawah atau di sofa, jangan dekat aku.” Syahri berteriak sambil berbalik badan dan menarik guling nya kembali

William berdiri, “Akkhh! Bisa-bisanya aku menyukai wanita ini. Tidak ada wanita yang lembut di dunia ini selain ibuku.” Gumam William sambil berjalan dan masih mengelus bokongnya yang sakit.

Malam yang begitu dingin di sambut dengan hangatnya mentari pagi yang baru saja terbit. Sudah pukul 06:00 pagi, Syahri belum juga bangun. Sedangkan matahari mulai masuk melalui sela-sela kain jendela kamarnya.

“Bangun! bangun kau wanita pemalas.” William menarik kaki Syahri yang masih terlelap tidur.

Syahri yang masih berbalut selimut dengan kedua mata yang masih terpejam, “Apa sih! aku masih ingin tidur. Pergi kau sana.” dengan kaki yang menjulur panjang menyepak kaki William.

William tersenyum licik, “Jangan tidur lagi, hari ini kau berjanji untuk pergi bekerja. Cepat bangun.” Teriak William di telinga Syahri.

Syahri spontan bangun dengan kedua mata yang masih di ambang kenikmatan tidur. “Ia ia ia, aku bangun! Bising sekali kau jadi laki-laki.” Jawab Syahri dengan nada tinggi dan membuka kedua bola matanya.

William yang masih berdiri di samping ranjang mengulurkan kedua tangannya, “Gitu dong! Baru gadis pinter dan baik.” William mencubit kedua pipi Syahri.

Syahri merintih kesakitan, “Aduh sakit, lepaskan.” Syahri memukul tangan William.

Syahri bangkit daan menarik tangan William agar tidak mengganggunya terus di dalam kamar.

Tok !

tok !

tok!

“Mandi ya, jangan gak mandi.” Teriak William dari balik pintu kamar mandi.

Di dalam kamar.

“Bisa gila aku lama-lama jika dia terus mengganggu, dia sangat menyebalkan.” Syahri berbicara sendiri sambil masuk ke kamar mandi.

...20 menit kemudian Syahri selesai mandi....

Syahri yang sudah selesai mandi berdiri di depan lemari pakaian miliknya, “Aku harus bisa menghadapi wanita itu dan aku tidak boleh lemah, kalau tidak nanti William bisa mengejekku habis-habisan.” Syahri berbicara sendiri sambil memakai seragam kerja.

“Wangi sekali! Siapa yang sedang memasak di luar rumahku ini.” Ucap Syahri sambil mengendus dan keluar dari kamar. Ia pun mengikuti aroma yang sangat lezat itu sampai ke dapur.

William menolehkan wajahnya menatap kedatangan Syahri, “Kamu sudah siap? Ini aku buatkan makanan buat kamu. Agar kamu kuat menghadapi mereka nanti.” William memberikan sepiring makanan ke Syahri.

Syahri menatap dengan penuh curiga. “Apakah kau meracuniku dengan makanan yang sangat wangi ini.”

William menarik kursi dan duduk, “Kalau tidak mau ya sudah, aku saja yang makan.” William mengancam sambil menciduk satu suap dan memakannya.

“Tidak-tidak! Sini nanti aku akan terlambat.” Sambil menarik piring yang sedang di pegang William. Syahri pun memakan dengan lahapnya, seperti orang yang tak pernah makan. William hanya memandangi wajah manisnya.

“Haa! Kenyang nya, aku pergi dulu ya, sampai jumpa nanti sore.” Syahri berlari sambil memakai sepatu dan keluar dari rumah.

Wanita itu agak menggemaskan, ingin rasanya aku menyatakan perasaanku yang sebenarnya.

Batin William yang kala itu melihat Syahri sedang berlari karena takut terlambat.

*****

Di Toko Butik.

Tok!

Tok!

Tok!

(Suara ketukan pintu)

“Masuk.” Jawab Salsa singkat.

Syahri mengintip sedikit dari balik pintu ruangan, “Nyonya Salsa…”

Salsa yang sedang duduk di kursi miliknya menekuk dahi dengan tangan yang du letakkan di dada.

“Cukup! Saya tidak suka banyak alasan, kemana kamu semalam? Kenapa kamu tidak masuk, kamu pikir ini usaha orang tua kamu. Mangkanya bisa suka ati kamu mau datang atau tidak.” Dengan nada tinggi kepada Syahri tanpa ingin mendengarkan penjelasan.

Salsa menyambung perkataannya kembali, “Sudah kamu pergi sana. Sekali lagi kamu berbuat seperti ini, kamu akan saya pecat tanpa gaji.” Salsa mengancam.

“Ba baik nyonya.” Dengan gugup Syahri menjawab sambil menundukkan kepalanya dan pergi dari ruangan Salsa.

Syahri terus melangkahkan kedua kakinya, “Jika suatu saat aku punya toko atau butik sendiri, aku akan mendengarkan semua keluhan karyawan ku.” Gumam Syahri sambil berjalan menuju lokernya.

Masuklah Mimi dan teman kerja yang lain, dari jauh mereka berbisik dan memandangi Syahri. Mimi mendekati Syahri.

“Punya nyali juga kamu datang bekerja lagi ya?”Ucap Mimi.

Namun Syahri hanya diam tidak mau melawan ucapan Mimi dan pergi meninggalkan mereka. Kemudian Mimi menarik kerah baju Syahri dari belakang.

“Berani kau tidak menjawab dan malah pergi, sudah merasa hebat kamu di sini.” Mimi membentak Syahri.

Syahri menatap tajam wajah Mimi, “Jangan pernah sentuh aku dan kau tidak punya hak untuk mengatur hidup dan pekerjaan seseorang.” Syahri memelintir tangan Mimi dan menghempaskan tangannya.

Mimi memegang tangannya, “Auw! Sudah mulai berani kamu.” Ucap Mimi menahan sakit akibat di plintir Syahri.

Syahri pun pergi meninggalkan mereka yang masih berada di depan loker. Mimi menjadi sangat marah dan tidak menyangka kalau Syahri membuat perlawanan.

Jam pun terus berputar, semua pekerjaan berjalan dengan lancar dan Mimi hanya memandangi Syahri dari sudut stand nya sendiri. Menatap dengan tatapan bengis, sedangkan Syahri menatap balik seakan ingin mengajak berkelahi.

“Awas kau nanti.” Ucap Mimi sambil mengepal tangannya.

Tepat pukul 18:00 sore, para karyawan membereskan semua tempat butik dan setelah selesai mereka langsung bergegas pulang. Syahri pun keluar setelah mengambil tasnya dan berjalan menuju tempat tunggu bus. Beberapa jarak dari tokonya ia di hadang oleh Mimi dan yang lainnya.

“Kau pikir kau siapa? Sudah merasa hebat dengan apa yang kau buat tadi.”Ucap Mimi sambil menghadang.

Syahri hanya diam dan berjalan mundur kebelakang.

Plaaakkk!!

Mimi menampar syahri.

Syahri terdiam sambil memegang pipinya dan salah satu tangannya menggenggam dengan penuh amarah.

“Cuiih! Aku dari tadi diam bukan karena aku lemah. Kau pikir kau siapa, beraninya kau mengancam seseorang dan memukulinya.” Teriak Syahri sambil meludah ke arah baju Mimi.

Mimi menekuk kedua alisnya, “Kau meludahi aku. Teman-teman beri pelajaran kepada anak baru ini.” seru Mimi memberi aba-aba kepada temannya yang lain.

Mereka pun saling berkelahi dan mengeroyok Syahri, baju dan rambut pun acak-acakan.

“Apa-apaan ini! Sudah hentikan.” Ucap William yang tiba-tiba hadir untuk melerai perkelahian para wanita.

Braaak!!

William terjatuh karena terdorong oleh ganasnya amarah wanita.

“Mereka wanita atau banteng! Tenaganya sangat kuat.” Gumam William tercengang menatap perkelahian para wanita.

Braaak! Braak!

Puk! Puk!

William memukuli mereka dengan sepatu yang ia kenakan, agar perkelahian tersebut terhenti.

“Auuuw! Auuuw! Sakit. Mari kita kabur saja.” Ucap Mimi sambil kabur duluan dan meniggalkan Syahri.

“Kamu hebat, Mari kita pulang.” Ucap William sambil mengulurkan tangannya.

Syahri yang sudah babak belur dan terduduk di pinggiran jalan trotoar hanya terdiam dan menyambut tangan William.

Bersambung....

Terimakasih sudah mampir 😉😊**.

Episodes
1 Sebelum kejadian.
2 Masuknya ruh William ke dalam Gantungan Kunci.
3 Tahun 2015
4 Di toko butik
5 Warung mie ramen.
6 Curhat
7 Tertegun
8 Mengetahui lebih dalam.
9 Rakus.
10 Lukisan.
11 Insiden di pagi hari.
12 Dua hari setelah membuka toko
13 Bertemu mantan
14 Ciuman pertama.
15 Cantik kali.
16 Melamar Mimi.
17 Bohongan.
18 Nikah dadakan.
19 Ileran.
20 Beneran.
21 Hiburan malam.
22 Menghilang
23 Bayangan siapa?
24 Roti lapis
25 Buket.
26 Ternyata Martin.
27 Dua pria misterius.
28 Syahri di culik.
29 Ketemu.
30 Rumah sakit.
31 Jangan sentuh aku.
32 1 bulan.
33 Tuan Jacko
34 Pertama berjumpa
35 Arsyad teman masa kecil Syahri.
36 Dokumen apa itu?
37 Singa yang menjelma jadi peri imut.
38 Siapa yang menjual toko aku.
39 Ternyata Mimi dan Andreas.
40 Amplop coklat.
41 Demi mengungkit masa lalu
42 Martin mabuk berat.
43 Aku seperti boneka sawah.
44 Sejak kapan Kamu jadi pacarku.
45 Bibir Syahri terluka.
46 Kembali pada malam pengantaran Dokumen.
47 Di Hotel
48 Butuh 2 jam buat mandi.
49 Teras atap rumah
50 Memaafkan Martin.
51 Warung Teh.
52 Martin dalang nya.
53 3 hari setelah kejadian
54 1 minggu setelah menikah
55 Kamu letih kenapa?
56 Martin cemburu.
57 Di meja makan.
58 Bulan Madu di Vila baru
59 Menatap.
60 Pemindahan Nama Vila.
61 Syahri cemberut.
62 Baju transparan
63 3 tiket ke "NTB"
64 Syahri Hamil.
65 Gagal memberi kabar baik.
66 Arsyad meninggal.
67 Part 67. 9 Bulan
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Sebelum kejadian.
2
Masuknya ruh William ke dalam Gantungan Kunci.
3
Tahun 2015
4
Di toko butik
5
Warung mie ramen.
6
Curhat
7
Tertegun
8
Mengetahui lebih dalam.
9
Rakus.
10
Lukisan.
11
Insiden di pagi hari.
12
Dua hari setelah membuka toko
13
Bertemu mantan
14
Ciuman pertama.
15
Cantik kali.
16
Melamar Mimi.
17
Bohongan.
18
Nikah dadakan.
19
Ileran.
20
Beneran.
21
Hiburan malam.
22
Menghilang
23
Bayangan siapa?
24
Roti lapis
25
Buket.
26
Ternyata Martin.
27
Dua pria misterius.
28
Syahri di culik.
29
Ketemu.
30
Rumah sakit.
31
Jangan sentuh aku.
32
1 bulan.
33
Tuan Jacko
34
Pertama berjumpa
35
Arsyad teman masa kecil Syahri.
36
Dokumen apa itu?
37
Singa yang menjelma jadi peri imut.
38
Siapa yang menjual toko aku.
39
Ternyata Mimi dan Andreas.
40
Amplop coklat.
41
Demi mengungkit masa lalu
42
Martin mabuk berat.
43
Aku seperti boneka sawah.
44
Sejak kapan Kamu jadi pacarku.
45
Bibir Syahri terluka.
46
Kembali pada malam pengantaran Dokumen.
47
Di Hotel
48
Butuh 2 jam buat mandi.
49
Teras atap rumah
50
Memaafkan Martin.
51
Warung Teh.
52
Martin dalang nya.
53
3 hari setelah kejadian
54
1 minggu setelah menikah
55
Kamu letih kenapa?
56
Martin cemburu.
57
Di meja makan.
58
Bulan Madu di Vila baru
59
Menatap.
60
Pemindahan Nama Vila.
61
Syahri cemberut.
62
Baju transparan
63
3 tiket ke "NTB"
64
Syahri Hamil.
65
Gagal memberi kabar baik.
66
Arsyad meninggal.
67
Part 67. 9 Bulan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!